Proposal LOB 2020 - Kelompok 2
Proposal LOB 2020 - Kelompok 2
MATA KULIAH
LEADERSHIP & ORGANIZATION BEHAVIOR
UNIVERSITAS INDONESIA
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Erika Maria Christina (2006499396)
Erny Anugrahany (2006553076)
M. Alief R. Romadhoni (2006553411)
Simon Maruli (2006554343)
Kelas: I20
Dosen:
Riani Rachmawati S.E.,M.A.,Ph.D.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Judul Makalah : Kajian Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Efektivitas Kerja Tim
1
5. Menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan nasional dan
internasional.
6. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
7. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
8. Menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Dalam situasi pandemi Covid-19 yang melanda seluruh negara di dunia termasuk
Indonesia, sesuai dengan tugas dan fungsinya BNPB memiliki peran penting dalam proses
penanganan dan penanggulangan agar dampak pandemi Covid-19 ini tidak menyebar semakin
luas dan menjadi bencana berkepanjangan.
Dengan posisi Indonesia yang saat ini masih berada pada 10 besar negara di Asia
dengan kasus covid terbanyak ditambah dengan kondisi geografis Indonesia yang merupakan
negara kepulauan menjadi tantangan bagi BNPB dalam hal melakukan koordinasi,
merumuskan dan mengambil tindakan dengan cepat dan tepat serta efektif dan efisien.
Sebagai instansi yang ditugaskan menjadi leader dalam percepatan penanganan
bencana pandemi Covid-19, BNPB yang dituntut untuk bergerak cepat dihadapkan dengan
dilema kesehatan pegawainya dalam situasi pandemi seperti ini. BNPB pun menambahkan
tugas dan tanggung jawab selain daripada yang sudah menjadi tugas, pokok dan fungsi
(tupoksi) masing-masing unit sejak awal. Adanya penambahan pekerjaan dimaksud pada
BNPB dikhawatirkan berdampak pada kinerja tim sehingga menjadi kurang efektif.
Untuk mengetahui tantangan dan masalah yang dihadapi oleh BNPB, kelompok kami
telah melakukan wawancara dengan salah satu pegawai di BNPB tepatnya pada Direktorat
Dukungan Infrastruktur Darurat untuk mengidentifikasi tantangan dan masalah yang dihadapi
oleh unit dimaksud sebelum dan selama masa pandemi Covid-19.
Adapun Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) pada Direktorat Dukungan Infrastruktur
Darurat (Dit. DID) yaitu pada bidang operasional untuk penanganan dan penanggulangan
bencana alam seperti banjir dan gempa, khususnya terkait tanggap darurat dan transisi darurat
menuju ke pemulihan di wilayah yang terkena bencana alam dimaksud. Pegawai di dalam Dit.
DID berjumlah sebesar 26 (dua puluh enam) orang yang terdiri dari 20 (dua puluh) Aparatur
2
Sipil Negara dan 6 (enam) orang tenaga pendukung, dimana pembagian tugas sudah diatur 1
(satu) sebelumnya.
Dalam pelaksanaan tugas, Dit. DID melakukan verifikasi lapangan setelah
mendapatkan informasi laporan dari Pusat Penanggulangan Operasi BNPB, dimana dalam
waktu sehari diterima sebanyak 2000 (dua ribu) laporan bencana alam, sehingga tantangan dan
masalah yang dihadapi sebelum terjadinya pandemi berkisar pada kurangnya jumlah sumber
daya manusia (SDM) pada Dit. DID dalam melakukan tupoksi.
Dengan merebaknya virus Corona, BNPB yang sebelumnya hanya berfokus pada
penanganan dan penanggulangan bencana, mendapatkan tambahan tugas dengan tanggung
jawab sebagai SATGAS dalam penanganan pandemi Covid-19. Hal ini memberikan tantangan
dan masalah baru bagi BNPB diantaranya adalah:
1. Penambahan tugas tidak diiringi dengan bertambahnya jumlah SDM sehingga beban
kerja masing-masing personil menjadi lebih besar dibandingkan dengan sebelumnya.
2. Banyaknya tugas BNPB ini menyebabkan pembagian tugas ke personil dilakukan
secara insidental sesuai dengan kebutuhan.
3. Kegiatan BNPB didominasi oleh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lapangan
dan dengan adanya kondisi pandemi ini kegiatan di lapangan tetap harus dijalankan.
Hal ini menimbulkan keberatan dari pegawai yang harus melaksanakan tugas ke
daerah zona hitam Covid-19.
4. Sisi lain dari bertambahnya pekerjaan yaitu kesehatan karyawan menjadi kurang
diperhatikan. Keefektifan kerja tim dapat terpengaruh ketika terdapat pegawai yang
sakit sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya dan harus digantikan oleh
personil lainnya sementara beban pekerjaan tidak berubah.
5. Meskipun sempat ada surat edaran dari Sekretaris Utama BNPB mengenai
pemberlakuan Work From Home, namun pada prakteknya pegawai tetap
melaksanakan tugas secara Work From Office dikarenakan tupoksi BNPB yang
terkait dengan pelayanan ke masyarakat.
3
3. Mengetahui bagaimana peran pemimpin dalam mengatur, mengelola,
mengkoordinasikan, dan memastikan efektivitas kerja tim tercapai dan memberikan
kontribusi yang maksimal.
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Tim didefinisikan sebagai sejumlah kecil (2 hingga 25) orang dengan kemampuan yang
saling melengkapi dan berkomitmen pada tujuan bersama, tujuan kinerja, dan pendekatan yang
mereka anggap dapat dipertanggungjawabkan bersama (Katzenbach & Smith, 1999). Sebuah
kelompok kerja, dapat dikatakan menjadi sebuah tim ketika:
Sebuah tim dengan tujuan tertentu dan dan dibantu oleh seorang manajer dalam
mencapai tujuan tersebut bisa dikatakan sebagai grup formal. Fungsi formal group terbagi atas
organizational functions dan individual functions yang ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Fungsi Formal Group
Menyelesaikan tugas yang kompleks dan saling Memenuhi kebutuhan individu akan afiliasi.
bergantung, yang berada di luar kemampuan
individu.
Melakukan koordinasi dengan departemen lainnya. Memberikan individu kesempatan untuk mencoba
dan menyampaikan pendapat mereka terhadap suatu
kejadian.
Menyediakan mekanisme pemecahan masalah untuk Mengurangi kecemasan, perasaan tidak aman dan
1
masalah kompleks yang membutuhkan beragam powerlessness pada individu dalam tim.
informasi dan penilaian.
Membangun suasana kerja yang kolaboratif dan mendorong karyawan untuk bekerja
menjadi sebuah tim adalah langkah awal yang tepat untuk membentuk kerja tim yang efektif.
G Cheng et. all (2004) menguraikan beberapa poin-poin dalam Tabel 2 yang menjelaskan
bagaimana mampu dilakukan untuk membuat tim bekerja dengan efektif, diantaranya:
2
Tabel 2. Langkah-Langkah yang Diperlukan Membangun Kerja Tim yang Efektif
(Sumber: Organizational Behavior-Robert Kreitner et,all)
Sayangnya, penggunaan istilah tim dan kerja tim memiliki persepsi yang salah bagi
banyak orang. Banyak kelompok kerja dikatakan sebagai tim, sedangkan pada kenyataannya
mereka tidak melakukan apa yang dilakukan tim dengan benar. Kerja tim membutuhkan usaha
kolektif yang konkrit untuk mencapainya. Berikut adalah hal-hal yang menunjukan
karakteristik tim yang tepat.
Tujuan yang Jelas Visi, misi, tujuan atau atau tugas tim yang telah ditetapkan dan sekarang diterima oleh
semua orang. Ada rencana aksi.
3
Informalitas Iklimnya cenderung informal, nyaman dan santai. Tidak ada ketegangan atau tanda
kebosanan yang jelas.
Partisipasi Ada banyak diskusi, dan setiap orang didorong untuk berpartisipasi.
Mendengar Mendengarkan para anggota menggunakan teknik mendengarkan yang efektif seperti
bertanya, memparafrasekan, dan meringkas untuk mengeluarkan ide.
Perbedaan Pendapat Ada ketidaksepakatan, tetapi tim merasa nyaman dengan ini dan tidak menunjukkan
tanda-tanda untuk menghindari, merapikan, atau menekan konflik.
Keputusan Untuk keputusan penting, tujuannya adalah substansial tetapi belum tentu
Konsensus kesepakatan bulat melalui diskusi terbuka tentang ide semua orang, menghindari
pemungutan suara formal, atau kompromi yang mudah.
Komunikasi yang Anggota tim merasa bebas untuk mengungkapkan perasaan mereka pada tugas serta
Terbuka operasi kelompok. Ada beberapa agenda tersembunyi. Komunikasi terjadi di luar
rapat.
Peran dan Tugas Ada ekspektasi yang jelas tentang peran yang dimainkan oleh setiap anggota tim.
Pekerjaan yang Jelas Ketika tindakan diambil, tugas yang jelas dibuat, diterima, dan dilaksanakan.
Pekerjaan didistribusikan secara adil di antara anggota tim.
Kepemimpinan Sementara tim memiliki pemimpin formal, fungsi kepemimpinan bergeser dari waktu
Bersama ke waktu tergantung pada keadaan, kebutuhan kelompok, dan keterampilan
anggotanya. Pemimpin formal mencontohkan perilaku yang sesuai dan membantu
menetapkan norma positif.
Hubungan Eksternal Tim menghabiskan waktu untuk mengembangkan kunci utama diluar hubungan,
memobilisasi sumber daya, dan membangun kredibilitas dengan pemain penting di
bagian lain organisasi
Keragaman Gaya Tim memiliki spektrum tipe pemain tim yang luas termasuk anggota yang
menekankan perhatian pada tugas, penetapan tujuan, fokus pada proses dan
pertanyaan tentang bagaimana tim berfungsi.
Penilaian Diri Secara berkala, tim berhenti untuk memeriksa seberapa baik fungsinya dan apa yang
mungkin mengganggu keefektifannya.
Dalam aplikasinya, sering sekali hal yang disebut sebagai tim mengalami kegagalan dalam
proses pekerjaannya. Perlu perspektif yang luas mengenai keunggulan dan batasan terkait
4
dengan pengertian maupun hal yang mempengaruhi kerjasama tim. Berikut hal-hal yang dapat
menyebabkan sebuah tim gagal.
Kesalahan yang dilakukan dari manajemen merupakan ancaman utama bagi keefektifan
tim. Ekspektasi yang terlalu tinggi dari manajemen pada anggota tim menjadi hal yang dapat
menyebabkan frustasi yang berakibat anggota akan meninggalkan tim. Berikut adalah hal-hal
yang biasa menjadi kesalahan pihak manajemen dalam membentuk sebuah tim:
a. Tim tidak dapat mengatasi strategi yang lemah dan praktik bisnis yang buruk.
b. Lingkungan yang tidak bersahabat untuk tim.
c. Tim diadopsi sebagai mode, perbaikan cepat, tidak ada komitmen jangka panjang.
d. Pelajaran dari satu tim tidak ditransfer ke yang lain.
e. Penugasan tim yang tidak jelas atau bertentangan.
f. Pelatihan keterampilan tim yang tidak memadai.
g. Staf tim yang buruk. Kurangnya kepercayaan.
Pada bagian ini, anggota tim juga dapat berperan pada gagalnya sebuah tim dalam
melaksanakan tugasnya, berikut daftar kesalahan yang sering dilakukan anggota dalam tim:
5
2.5. Kerja Tim yang Efektif melalui Kerja Sama, Kepercayaan, dan Kekompakan
Menurut parah ahli, peningkatan kesuksesan sebuah organisasi lebih ditentukan oleh
kerja tim yang baik dibandingkan dengan adanya bintang individu. Tiga komponen kerja tim
yang menerima paling banyak perhatian adalah kerjasama, kepercayaan, dan kekompakan.
2.5.1. Kerjasama
2.5.2. Kepercayaan
Kepercayaan diartikan sebagai keyakinan timbal balik pada niat dan perilaku
orang lain. Bagaimana cara membangun kepercayaan adalah dengan komunikasi,
dukungan, menghormati, prediktabilitas dan kompetensi. Kepercayaan adalah hal yang
tidak bisa diminta. Kepercayaan ditambatkan pada kredibilitas— “mengembangkan
integritas, niat, kemampuan, dan hasil yang membuat Anda dapat dipercaya, baik bagi
diri Anda sendiri maupun bagi orang lain.” (S M R Covey dan R R Merrill, 2006).
2.5.3. Kekompakan
6
tujuan bersama. Dengan demikian, dua jenis keterpaduan kelompok, yang diidentifikasi
oleh sosiolog, adalah keterpaduan sosio-emosional dan keterpaduan instrumental.
a. Kekompakan socio-emotional
b. Kekompakan Instrumental
Disaat pandemi seperti ini, teknologi menjadi media yang paling efektif untuk
berkoordinasi maupun berbagi informasi. Melalui pembentukan budaya tim secara virtual
merupakan hal yang banyak dilakukan banyak perusahaan maupun badan pemerintahan untuk
melanjutkan operasinya.. Tim Virtual adalah kelompok tugas yang tersebar secara fisik yang
menjalankan bisnisnya terutama melalui teknologi informasi modern. berikut beberapa hal
yang perlu diketahui mengenai tim virtual:
1. Tim virtual yang dibentuk melalui Internet mengikuti proses pengembangan tim
yang serupa dengan grup tatap muka.
2. Ruang obrolan Internet menciptakan lebih banyak pekerjaan dan menghasilkan
keputusan yang lebih buruk daripada pertemuan tatap muka dan konferensi telepon.
3. Keberhasilan penggunaan groupware (perangkat lunak yang memfasilitasi
interaksi di antara anggota kelompok virtual) membutuhkan pelatihan dan
pengalaman langsung.
4. Kepemimpinan yang inspiratif berdampak positif pada kreativitas dalam kelompok
brainstorming digital.
5. Manajemen konflik sangat sulit untuk tim virtual asynchronous yang tidak
memiliki kesempatan untuk interaksi tatap muka.
6. Memiliki setidaknya satu anggota tim yang bekerja dari jarak jauh.
7
Kontak tatap muka yang berarti, terutama selama fase awal proses pengembangan
kelompok, sangatlah penting. Interaksi tatap muka berkala tidak hanya menumbuhkan ikatan
sosial di antara anggota tim virtual, tetapi juga memfasilitasi resolusi konflik. Dalam Tabel 4
menggambarkan langkah-langkah untuk membentuk dan mengatur berjalannya tim virtual.
Membentuk Tim
● Mengembangkan misi tim bersamaan dengan ekspektasi dan norma kerjasama, tujuan pekerjaan,
dan deadline.
● Merekrut anggota tim dengan kemampuan yang saling mengisi satu sama lain dan berbeda latar
belakang yang memiliki kemampuan dan kesediaan untuk berkontribusi.
● Mendapatkan sponsor dari orang penting untuk memperjuangkan pekerjaan tersebut.
● Menginformasikan data masing-masing anggota tim agar saling memahami satu sama lain.
Mempersiapkan Tim
● Memastikan setiap anggota tim memiliki jaringan yang baik dan nyaman dalam penggunaan
teknologi.
● Menetapkan kompatibilitas perangkat lunak dan perangkat keras.
● Memastikan setiap orang nyaman dengan kerjasama synchronous dan asynchronous.
● Memastikan setiap anggota tim memahami tujuan tim, deadline dan tugas individu masing-masing.
Membangun tim adalah istilah umum untuk seluruh teknik yang digunakan untuk
meningkatkan fungsi internal kerja tim. Aktivitas membangun tim dan pelatihan tim bertujuan
8
untuk meningkatkan kerjasama yang lebih baik, komunikasi yang lebih lancar, dan
meminimalisir konflik yang tidak menguntungkan. sesi membangun tim bisa dilakukan dengan
berbagai hal seperti aktivitas outbound maupun melalui permainan kerjasama yang membuat
setiap anggota berpartisipasi dan menikmati jalannya aktivitas. Namun perlu dibuat tujuan,
kepemimpinan yang layak, perhatian yang detail, dan nilai tambah yang berkaitan dengan
pekerjaan untuk memastikan aktivitas berjalan tepat sasaran dan tidak membuang biaya.
Aktivitas membangun tim pada akhirnya adalah membentuk sebuah tim yang memiliki
performa yang tinggi dalam penyelesaian pekerjaan. Aktivitas membangun tim tersebut
mengizinkan setiap orang mensimulasikan masalah yang ada di kehidupan nyata untuk terbiasa
dalam memecahkan masalah secara tim. berikut adalah apa yang menjadi tolak ukur sebuah tim
sudah memiliki performa yang tinggi:
9
2.8 Profil Organisasi
10
Gambar 2. Struktur Organisasi BNPB
Sumber: bnpb.go.id
Riwayat Pekerjaan:
11
- Kasubdit. Bantuan Hunian Sementara, Direktorat Bantuan Darurat, Kedeputian
Bidang Penanganan Darurat BNPB (2016 - 2017)
- Fungsional Penganalisa Perencanaan Operasi pada Seksi Perencanaan Operasi,
Subdirektorat Perencanaan Darurat, Kedeputian Bidang Penanganan Darurat
BNPB (2014 - 2016)
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Situs Resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, diakses tanggal 22 Oktober 2020 dari
https://bnpb.go.id/
Kreiter, Robert and Kinicki, Angelo. (2010) Organizational Behavior (9th edition). McGraw-
Hill. Boston.
12