Testing Dan Implementasi SI - Pertemuan 5
Testing Dan Implementasi SI - Pertemuan 5
Testing dan
Implementasi SI
Pokok Bahasan :
05
Fasilkom Sistem Informasi W181700015 Nurullah Husufa ST, MMSI
Abstract Kompetensi
Prinsip dan jenis metode pengujian Mengetahui prinsip dan jenis metode pengujian usability
usability sistem informasi. sistem informasi
Pembahasan
Metode Pengujian Usability
- P-1 yaitu Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan Sistem Informasi secara
umum dan konsep teoritis pada bidang EBusiness atau Aplikasi Multiplatform secara
mendalam.
- P-2 yaitu Memiliki pengetahuan terkait metode, teknologi, basis data, pemrograman
dan algoritma untuk mendukung pengembangan aplikasi.
- U-9 yaitu Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang
berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara
mandiri.
Serangkaian tests dirancang untuk setiap kategori. Pada beberapa kasus, “test”
mungkin berupa visual review dari Web page. Pada kasus lain interface semantics tests
mungkin akan dijalankan lagi,
Sebagai contoh, penilaian usability untuk interaksi dan mekanisme interface.
Constantine and Lockwood menyarankan daftar berikut dari fitur interface yang harus di
review dan diuji untuk usability: animation, buttons, color, control, dialogue, fields,
forms, frames, graphics, labels, links, menus, messages, navigation, pages, selectors,
text, and tool bars. Penilaian setiap fitur,dengan memberikan nilai pada skala kualitatif
oleh pengguna yang melakukan testing. Gambar 1, menggambarkan kemungkinan
kumpulan penilaian ‘nilai’ yang bisa dipilih oleh pengguna. Nilai ini diterapkan pada
setiap fitur secara sendiri-sendiri, pada Web page yang lengkap atau keseluruhan
WebApp.
3. WebApps
Pada awal World Wide Web (sekitar 1990 sampai 1995), websites terdiri dari
sekumpulan file linked hypertext yang menampilkan informasi menggunakan teks dan
grafik. Dengan waktu berlalu, augmentasi HTML dengan mengembangkan tools
(contoh, XML, Java) memungkinkan Web engineers untuk memberikan kemampuan
komputasi yang memberi isi yang informatif. Aplikasi dan sistem Web-based
(WebApps) hadir.
Saat ini, WebApps telah berkembang menjadi tools komputasi canggih yang tidak
hanya memberikan fungsi stand-alone ke pengguna, tetapi juga telah diintegrasikan
dengan database perusahaan dan aplikasi bisnis.
Dimasa lalu, WebApps “berkembang dengan percampuran antara cetak penerbitan
dan pengembangan software, antara pemasaran dan komputasi, antara komunikasi
internal dan hubungan eksternal, dan antara seni dan teknologi.” Tetapi saat ini, Mereka
memberikan komputasi penuh di banyak kategori aplikasi.
Selama dekade terakhir, teknologi Semantic Web (Web 3.0) telah berkembang
menjadi aplikasi konsumen dan perusahaan yang canggih meliputi “ database semantic
yang memberikan fungsi baru yang membutuhkan Web linking, representasi data yang
fleksibel, dan eksternal akses APIs.” Struktural data relasional yang canggih akan
mengarah ke WebApps keseluruhan yang mengijinkan akses untuk membedakan
informasi menggunakan cara yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Untuk ini dan alasan lain, WebApp security adalah penting di banyak situasi.. Ukuran
kunci dari security adalah kemampuan WebApp dan lingkungan server untuk
menolak akses yang tidak dikenal dan/atau menggagalkan serangan.
Availability. Bahkan WebApp terbaik tidak akan memenuhi kebutuhan pengguna
jika tidak tersedia. Availability adalah ukuran persen waktu sebuah WebApp tersedia
untuk digunakan. Tetapi Offutt menyarankan “menggunakan fitur tersedia hanya satu
browser atau satu platform” membuat WebApp tidak tersedia untuk mereka dengan
konfigurasi browser/platform berbeda.
Scalability. Dapatkah WebApp dan lingkungan server di skala untuk menangani
100, 1,000, 10,000, atau 100,000 pengguna? Bisakah WebApp dan sistem
menangani variasi signifikan di volume atau apakah responsive jatuh dramatis
(berhenti bersama)? Sangat penting untuk merancang WebApp yang dapat
mengakomodasi beban sukses (contoh,lebih banyak pengguna) dan menjadi bahkan
lebih sukses.
Time-to-Market. Walaupun time-to-market bukan atribut kualitas yang sebenarnya,
ini mengukur kualitas dari pandangan bisnis. WebApp pertama menunjuk ke segmen
pasar tertentu sering menangkap jumlah pengguna yang tidak proporsional.
Strategi untuk WebApp testing mengadopsi prinsip dasar untuk semua software
testing dan menerapkan sebuah strategi dan taktik yang digunakan sistem berbasis
objek. Berikut langkah pendekatan yang dilakukan :
1. Isi WebApp di review untuk menemukan errors.
2. Interface di review untuk memastikan bahwa semua use cases dapat di
akomodasi.
3. Rancangan di WebApp review untuk menemukan navigasi errors.
4. User interface diuji untuk menemukan errors di presentasi dan/atau mekanisme
navigasi.
5. Setiap fungsi komponen di uji unit.
6. Navigasi untuk seluruh arsitektur di uji.
7. WebApp diterapkan di berbagai konfigurasi lingkungan berbeda dan diuji untuk
kompatibiltas setiap konfigurasi.
8. Security tests dilakukan untuk mencoba kerentanan WebApp atau dengan
lingkungannya.
9. Performance tests dilakukan.
10.WebApp diuji dengan mengkontrol dan monitoring populasi pengguna. Hasil dari
interaksi dengan sistem di evaluasi untuk errors.
Karena banyak WebApps berkembang terus, proses testing adalah aktivitas terus
menerus, Dilakukan oleh support staff yang menggunakan regression tests diperoleh
dari tests developed ketika WebApp pertama dibuat.
Proses WebApp testing dimulai dengen tests yang menguji isi danfungsi interface
yang terlihat oleh pengguna. Dengan berjalannya testing, aspek dari rancangan
arsitektur dan navigasi diuji. Pada akhirnya, fokus berganti untuk tests kemampuan
teknologi yang tidak selalu terlihat pengguna — infrastruktur WebApp dan isu
instalasi/implementasi.
Gambar 4 memperlihatkan proses WebApp testing dengan rancangan piramida
untuk WebApps. Catat selama proses alur testing dari kiri ke kanan dan atas ke
bawah,elemen user-visible rancangan WebApp (elemen atas dari piramida) diuji
pertama, diikuti elemen rancangan infrastruktur.
Ketika pengguna berinteraksi dengan WebApp, interaksi terjadi melalui satu atau
lebih mekanisme interface. Pengujian untuk setiap mekanisme interface disajikan di
paragraph berikut.
Links. Setiap navigasi link di uji untuk memastikan bahwa isi objek benar atau fungsi
tercapai. Pengujian termasuk links yang berkaitan dengan tata letak interface (contoh,
menu bars, index items, links dengan setiap objek isi, dan links ke eksternal WebApps).
Forms. tests dilakukan untuk memastikan (1) label benar mengidentifikasi field di form
dan mandatory field diidentifikasi untuk pengguna, (2) server menerima semua
informasi yang ada di form dan tidak ada data yang hilang saat perpindahan antara
client dan server, (3) default yang sesuai digunakan ketika pengguna tidak memilih dari
menu pull-down atau kumpulan buttons, (4) Fungsi browser (contoh, “back” arrow) tidak
Dynamic HTML. Setiap Web page yang mengandung dynamic HTML dijalankan
untuk memastikan bahwa tampilan dinamis benar. Sebagai tambahan, compatibility test
harus dilakukan untuk memastikan bahwa dynamic HTML bekerja dengan benar di
konfigurasi lingkungan yang mendukung WebApp.
Pop-up windows. Serangkaian tests memastikan bahwa (1)ukuran dan posisi pop-up
benar, (2) pop-up tidak menutup original WebApp window, (3) Rancangan estetika pop-
up konsisten dengan rancangan estetika interface, dan (4) scroll bars dan mekanisme
control lain ditambahkan pada pop-up diletakan dengan benar dan fungsi sesuai yang
dibutuhkan.
CGI scripts. Black-box tests dilakukan dengan titik berat pada data integritas (seperti
data yang melewati CGI script) dan proses script (ketika divalidasi data telah diterima).
Sebagi tambahan, performance testing dapat dilakukan untuk memastikan bahwa
konfigurasi server-side dapat mengakomodasi proses yang meminta permintaan banyak
dari CGI scripts.
Cookies. server-side dan client-side testing dibutuhkan. Pada server side, tests harus
memastikan bahwa cookie dibangun dengan benar (mengandung data benar) dan
Setelah setiap mekanisme interface telah diuji “unit”, fokus pengujian interface
berubah ke interface semantics. Interface semantics testing “mengevaluasi seberapa
baik rancangan bagi pengguna, memberikan arah yang jelas, memberikan feedback,
dan menjaga konsistensi bahasa dan pendeketan”.
Review menyeluruh dari model rancangan interface dapat memberikan jawaban
sebagian untuk pertanyaan paragraf sebelumnya. Setiap skenario use-case (untuk
setiap kategori pengguna) harus di uji setelah WebApp diterapkan. Use case menjadi
input untuk rancangan urutan pengujian. Tujuan urutan pengujian untuk menemukan
errors yang akan menghalangi pengguna mencapai target yang berkaitan dengan use
case.
Tim usability testing melakukan analisis dengan tiga dari enam partisipan, dengan
melihat kategori seperti layout, navigation, dan translation. Ketika ditemukan tidak ada
kategori yang sesuai, maka akan dikelompokkan kedalam kategori “other” untuk di
analisa dikemudian hari.