Anda di halaman 1dari 3

Sasaran

Ruang Lingkup  Tempat umum


 Lingkungan pemukiman
Tindakan pencegahan,
pengendalian dan perencanaan  Lingkungan kerja
yang diperlukan dalam  Kendaraan
Kesehatan lingkungan adalah upaya  Lingkungan lainnya
menjamin kesehatan lingkungan
pencegahan penyakit dan atau
gangguan kesehatan dari faktor risiko
lingkungan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat baik
dari aspek fisik, kimia, biologi,
Masalah KesLing
maupun sosial. (PP No. 60 Tahun
2014). KONSEP DASAR  Sampah
KESEHATAN LINGKUNGAN  Pencemaran udara
 Limbah industri dan
rumah tangga
 Penyediaan air bersih
 Pemukiman kumuh

Penyebab Masalah KesLing

 Pertumbuhan penduduk -> Indikator KesLing (DEPKES RI 2007)


kepadatan penduduk
 Belum memadainya pelaksanaan  Rumah tangga sehat
fungsi manajemen  Akses terhadap air minum
 Keanekaragaman sosial  budaya dan  Jarak sumber air minum dengan
adat istiadat di masyarakat tempat pembuangan tinja
 Fasilitas tempat buang air besar
 Luas Lantai
 Pengendalian Lingkungan
Prinsip PVT (PERMENKES RI NO.
374/MENKES/PER/III/2010)
Jenis- jenis vektor
1) Pengendalian vektor harus menerapkan
a. Arthropoda
bermacam-macam cara pengendalian agar
a) Kelas Hexapoda
vektor tetap berada di bawah garis batas yang
 Ordo Dipthera
tidak merugikan/ membahayakan
- Nyamuk Anopheles (Malaria)
2) Pengendalian vektor tidak menimbulkan
Vektor adalah seekor binatang yang - Nyamuk Aedes (DBD)
kerusakan atau gangguan ekologi terhadap tata
membawa bibit penyakit dari seekor - Lalat Tse-tse (Penyakit tidur)
lingkungan hidup. (Nurmaini, 2001)
binatang atau seorang manusia kepada  Ordo Siphonaptera (Pinjal tikus (Penyakit pes))
binatang atau seorang manusia kepada  Ordo Anophera (Kutu kepala (Penyakit demam
binatang lainnya atau manusia lainnya. bolak-balik dan typhus exantymaticus))

MANAJEMEN PENGENDALIAN VEKTOR Upaya Mengatasi PBL


DAN PENGENDALIAN PENYAKIT BERBASIS
LINGKUNGAN  Penyehatan sumber air bersih
Penyakit Berbasis Lingkungan adalah
suatu kondisi patologis berupa  Penyehatan lingkungan pemukiman
kelainan fungsi atau morfologi suatu  Penyehatan tempat pengelola makanan
organ tubuh yang disebabkan oleh  Pemantuan jentik nyamuk
interaksi manusia dengan segala
sesuatu disekitarnya yang memiliki Jenis-jenis Penyakit Berbasis
potensipenyakit(Purnama, 2016). Lingkungan Faktor Yang Menunjang PBL

 Virus
(ISPA,TBC,diare,polio,  Ketersediaan dan akses terhadap air yang aman
campak, cacingan)  Akses sanitasi dasar yang layak
 Binatang (flu burung,  Penanganan sampah dan limbah
pes, anthrax)  Vector penyakit
 Vektor (DBD,  Perilaku masyarakat
chikungunya, malaria)
DBD/DHF adalah penyakit yang terdapat pada anak Vektor Patogenesis
dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot
dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari  Vektor utama (Aedes Aegypti ) Mekanisme imunopatologis berperan dalam terjadinya
pertama. Uji tourniquet akan positif dengan tanpa  Vektor pendamping (Aedes Albopictus) DBD. Mekanisme imunopatologis berperan dalam
ruam disertai beberapa atau semua gejala terjadinya DBD dan DSS. Respon imun yang diketahui
berperan dalam patogenesis DBD adalah respon humoral
perdarahan.
berupa pembentukan antibodi yang berperan dalam
proses netralisasi virus. Limfosit T baik T-helper (CD4)
dan T sitotoksik (CD8) berperan dalam respon imun
seluler terhadap virus dengue dimana diferensiasi T
Komplikasi
helper yaitu TH1 akan memproduksi interferon gamma,
 Fase febris ditandai dengan demam tinggi 2 hingga 7 hari, disertai IL-2 dan limfokin. Sedangkan TH2 memproduksi IL-4, IL-5,
muka kemerahan, eritema kulit, nyeri seluruh tubuh, mialgia, IL-6 dan IL-10.
artralgia, dan sakit kepala.
 Fase kritis yang terjadi pada hari 3 – 7 ditandai dengan penurunan REVIEW INTERVENSI BERBASIS
Kriteria DBD (WHO,2009)
suhu tubuh menjadi 37,5°C – 38°C disertai kenaikan permeabilitas LINGKUNGAN
kapiler, peningkatan hematokrit & timbulnya kebocoran plasma  Kriteria dengue tanpa tanda bahaya
(plasma leakage).  Kriteria dengue dengan tanda bahaya
 Fase pemulihan akan terjadi pengembalian cairan dari  Kriteria berat
ekstravaskuler ke intravaskuler secara perlahan pada 48 – 72 jam
setelahnya Program Pemberdayaan Masyarakat

Program Jumantik
Pencegahan DBD

 Menggunakan insektisida Upaya Penanggulangan KLB DBD


 Menguras tempat penampungan air minimal 1 kali
seminggu  Pengobatan/perawatan penderita
 Menutup tempat penampungan air dengan rapat  Penyelidikan epidemiologi
 Membersihkan rumah dari benda yang  Pemberantasan vector
memungkinkan nyamuk bersarang  Penyuluhan kepada masyarakat
 Evaluasi/penilaian penanggulangan KLB

Anda mungkin juga menyukai