Virus
(ISPA,TBC,diare,polio, Ketersediaan dan akses terhadap air yang aman
campak, cacingan) Akses sanitasi dasar yang layak
Binatang (flu burung, Penanganan sampah dan limbah
pes, anthrax) Vector penyakit
Vektor (DBD, Perilaku masyarakat
chikungunya, malaria)
DBD/DHF adalah penyakit yang terdapat pada anak Vektor Patogenesis
dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot
dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari Vektor utama (Aedes Aegypti ) Mekanisme imunopatologis berperan dalam terjadinya
pertama. Uji tourniquet akan positif dengan tanpa Vektor pendamping (Aedes Albopictus) DBD. Mekanisme imunopatologis berperan dalam
ruam disertai beberapa atau semua gejala terjadinya DBD dan DSS. Respon imun yang diketahui
berperan dalam patogenesis DBD adalah respon humoral
perdarahan.
berupa pembentukan antibodi yang berperan dalam
proses netralisasi virus. Limfosit T baik T-helper (CD4)
dan T sitotoksik (CD8) berperan dalam respon imun
seluler terhadap virus dengue dimana diferensiasi T
Komplikasi
helper yaitu TH1 akan memproduksi interferon gamma,
Fase febris ditandai dengan demam tinggi 2 hingga 7 hari, disertai IL-2 dan limfokin. Sedangkan TH2 memproduksi IL-4, IL-5,
muka kemerahan, eritema kulit, nyeri seluruh tubuh, mialgia, IL-6 dan IL-10.
artralgia, dan sakit kepala.
Fase kritis yang terjadi pada hari 3 – 7 ditandai dengan penurunan REVIEW INTERVENSI BERBASIS
Kriteria DBD (WHO,2009)
suhu tubuh menjadi 37,5°C – 38°C disertai kenaikan permeabilitas LINGKUNGAN
kapiler, peningkatan hematokrit & timbulnya kebocoran plasma Kriteria dengue tanpa tanda bahaya
(plasma leakage). Kriteria dengue dengan tanda bahaya
Fase pemulihan akan terjadi pengembalian cairan dari Kriteria berat
ekstravaskuler ke intravaskuler secara perlahan pada 48 – 72 jam
setelahnya Program Pemberdayaan Masyarakat
Program Jumantik
Pencegahan DBD