A. B. C. D. E.
Pseudomonas Staphylococcu Streptococcus Enterobacter Ptyrosporum
aeuruginosa s aureus pneumonia aerogenes sp
A. Pseudomonas aeuruginosa
Malignant Otitis Eksterna
(Necrotizing OE)
• Merupakan komplikasi Otitis • Manifestasi Klinis:
eksterna bakterial infeksi – Severe otalgia extend
menginvasi lebih dalam to
mengenai katilago, jaringan temporomandibular
lunak dan tulang Selulitis, joint pain at
chondritis, dan osteomyelitis chewing
• Sering terjadi pada penderita – Purulent otorrhea
diabetes, usia tua atau – Cranial nerve
imunokompromised paralysis, most often
• 95% kasus disebabkan oleh facial nerve paralysis
P.aeruginosa • Terapi: antibiotik dan
debridement agresive
• Dapat mengenai saraf kranial – For adults,
terutama nervus VII ciprofloxacin (400 mg
meskipun dapat juga intravenously [IV]
mengenai nervus kranial yang every 8 hours; 750 mg
lain kecuali nervus I, III, IV orally every 12 hours)
• Kematian jika terjadi remains the antibiotic
trombosis sinus lateralis of choice
BACK
3
52
Seorang perempuan usia 45 tahun datang dengan keluhan keluar
cairan dari telinganya hilang timbul sudah 4 bulan. Pasien juga
mengeluh adanya penurunan pendengaran. Pada pemeriksaan
telinga didapatkan membran timpani ruptur bagian sentral,
kolestetoma (-).
D. E.
A. B. C.
Neomisin- Kloramfenik
Gentamisin Tobramisin Ofloksasin
Polimiksin ol
C.Ofloksasin
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
Prinsip Terapi
• OMSK benigna : konservatif atau medikamentosa
– Sekret aktif :
• Aural toilet H2O2 3% selama 3-5 hari.
• Setelah berkurang tetesi antibiotik lokal yang non ototoksik (ex.ofloksasin) maksimal 2 minggu.
• Berikan pula antibiotik oral golongan penisilin, ampisilin, eritromisin sebelum hasil tes
resistensi diterima
– Sekret tenang:
• Observasi selama 2 bulan
• Bila membran timpani belum menutup, dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti
D.
A. Maleus B. Incus C. Stapes Membran E. Cochlea
timpani
C. Stapes
Otosclerosis
Otosklerosis merupakan penyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalami spongiosis di
daerah kaki stapes sehingga stapes menjadi kaku dan tidak dapat menghantarkan getaran suara
ke labirin dengan baik
B. D. E.
A. Clostridium C. Listeria
Mycobacterium Streptococcus Corynebacteri
difficile monocytogenes
avium pyogenes um diphtheriae
E. Corynebacterium diphtheriae
Tonsilitis difteri
BACK
9
55
Seorang laki2 berusia 35 tahun datang dengan keluhan hidung tersumbat.
Keluhan ini sudah sering terjadi. Adik Kandung pasien memiliki riwayat
keluhan serupa dan ibu kandung pasien memiliki riwayat alergi. Pada
pemeriksaan tanda vital didapatkan hasil normal. Pada rhinoskopi anterior
didapatkan mukosa hidung livide.
A. Rhinitis alergi
How to diagnose?
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
• Serangan bersin
berulang
• Keluar ingus
(rhinorrhea) encer
dan banyak
• Hidung tersumbat
• Hidung dan mata
yg gatal
• Kadang2 disertai
dengan lakrimasi
• Riwayat alergi
BACK
11
Diagnostic of Allergic Rhinitis
Symptoms usually not associated with
Symptoms suggestive of allergic allergic rhinitis
rhinitis
Unilateral symptoms
2 or more of the following symptoms Nasal obstruction without
for >1 h on most days other symptoms
Watery rhinorhea Mucopurulent rhinorhea
Posterior rhinorhea
Sneezing espicially paroxysmal with thick mucus
Nasal Obstruction and no anterior
Nasal pruritus rhinorhea
Pain
Conjunctivitis Recurrent epistaxis
Anosmia
A. D.
B. C. E. Abses
Tonsilitis Faringitis
Epiglositis Laringitis peritonsilar
akut akut
E. Abses peritonsilar
Abses Peritonsiler
Kumpulan pus di belakang tonsil palatina. Nama lain dari abses ini adalah
abses quinsy
SIMPTOM SIGN
Demam Palatum molle
edematous, hiperemis;
deviasi uvula ke sisi
kontralateral;
pembesaran tonsil
Malaise Trismus
Nyeri tengorrokan Drooling
(lebih pada satu sisi)
Dysphagia Hot potato voice
Otalgia (ipsilateral Halitosis
14
Cervical lymphadenitis
57
D. Cuci E. Antibiotik +
A. Insisi + B. Antibiotik +
C. Antibiotik hidu drainase + cuci
drainase Analgesik
ng hidung
16