Anda di halaman 1dari 9

Latar Belakang

Bekerja dari rumah atau work from home yang dilaksanakan saat ini merupakan tindak lanjut atas
imbauan Presiden Joko Widodo pada konferensi pers di Istana Bogor Jawa Barat (15 Maret 2020).
Presiden mengimbau agar dapat meminimalisasi penyebaran virus corona tipe baru (SARS-CoV-2)
penyebab Covid-19, masyarakat diminta untuk bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah, salah
satunya menciptakan sistem bekerja dari rumah. Imbauan ini, khususnya untuk Aparatur Sipil
Negara, telah ditindaklanjuti oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
melalui Surat Edaran nomor 19 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara
dalam Upaya Pencegahan Covid-19 di Lingkungan Instansi Pemerintah. Isinya, ASN dapat bekerja di
rumah/tempat tinggal, tetapi dipastikan ada dua level pejabat struktural tertinggi yang bekerja di
kantor.

Selain itu, ada larangan kegiatan tatap muka yang menghadirkan banyak peserta untuk ditunda atau
dibatalkan. Sebelumnya, sejumlah perusahaan swasta di Jakarta juga telah mengeluarkan kebijakan
bekerja dari rumah (work from home). Perusahaan tersebut misalnya Unilever, Nestle, Prudential,
Coca Cola, HSBC, Indofood, dan Frissian Flag. Setiap perusahaan mempunyai kebijakan sendiri,
seperti membagi dua tim yang secara bergantian bekerja di rumah dan di kantor serta bekerja dari
rumah hanya diperuntukkan bagi mereka yang sakit dan baru dari perjalanan ke luar negeri. Ataupun
hanya menerapkan bekerja di rumah selama beberapa hari karena untuk keperluan penyemprotan
disinfektan.

Saat era pandemi Covid-19 saat ini memang terjadi beberapa persoalan salah satunya adalah
efektivitas pekerjaan saat WFH, mengingat ASN khususnya PNS tetap terikat pada ketentuan
perundang-undangan tertutama yang berkaitan dengan disiplin, maka perlu mengevaluasi kembali
tingkat kedisiplinan ASN yang indikator sederhananya adalah kehadiran masuk berkerja baik di
kantor  (WFO) maupun di rumah [WFH] karena tidak dapat dipungkiri masih banyak yang
beranggapan bahwa dengan WFH solah-olah merupakan libur, padahal mereka [ASN] masih tetap
dibebani sejumlah pekerjaan yang harus diselesaikan  sesuai dengan jabatan dan target kinerja nya
masing-masing dan dengan sistem WFH tersebut bukan merupakan suatu keniscayaan , para ASN
wajib bisa dihubungi dan dipanggil ke kantor sewaktu-waktu apabila kepentingan dinas mendesak.

Saat kondisi seperti ini ASN diharapkan tetap mampu menjalani tugasnya sebagai ASN dan tidak
menjadikan WFH sebagai alas an untuk tidak efektif bekerja, dan juga ASN mampu menjadi contoh
terhadap masyakat untuk menjalankan protokol kesehatan sesuai amanat Presiden. ASN juga
diharapkan menjaga kesehatan tubuhnya masing-masing sebagaimana menjalankan salah satu
unsure bela Negara yaitu kesiapsiagaan bela negara

B. Permasalahan

Bagaimana peran unit kepatuhan internal dalam pelaksanaan work from home di Kanwil DJKN Jawa
Barat?

C. Tinjauan Teori dan Pembahasan

1. Pengertian Work From Home

Work from home adalah suatu istilah bekerja dari jarak jauh, lebih tepatnya bekerja dari rumah. Jadi
pekerja tidak perlu datang ke kantor tatap muka dengan para pekerja lainnya. Work from home ini
sudah tidak asing bagi para pekerja freelancer, namun mereka lebih sering menyebutnya dengan
kerja remote atau remote working. Work from home dan remote working sebenarnya tidak ada
bedanya hanya istilah saja, yang membedakan hanyalah peraturan perusahaan mereka bekerja. Ada
yang menerapkan working hours normal 8 pagi sampai 4 sore atau jam kerja bebas asal pekerjaan
beres dan komunikasi selalu fast respon.

Menurut Crosbie & Moore (2004), bekerja dari rumah berarti pekerjaan berbayar yang dilakukan
terutama dari rumah (minimal 20 jam per minggu). Bekerja dari rumah akan memberikan waktu
yang fleksibel bagi pekerja untuk memberikan keseimbangan hidup bagi karyawan. Disisi lain juga
memberikan keuntungan bagi perusahaan.

2. Kelebihan Work From Home

Bila dibandingkan dengan bekerja secara normal di kantor, bekerja dari rumah atau work from home
memiliki beberapa kelebihan, yaitu :

a. Biaya operasional menurun

Kelebihan dari penerapan work from home yang pertama adalah biaya operasional kantor menjadi
menurun, tidak perlu menyediakan komputer, tempat kerja, internet, listrik dan makan siang untuk
pekerja.

b. Lebih fleksibel

Dalam bekerja, work from home lebih fleksibel terutama saat bosan bekerja, bisa pindah dari meja
kerja menuju ruang tamu, teras, taman, kamar atau ruangan lain di rumah yang nyaman untuk
bekerja. Selain fleksibel masalah tempat bekerja, dalam hal waktu work from home juga fleksibel
bisa disesuaikan. Yang terpenting saat bekerja dari rumah, karyawan bisa bertanggung jawab dengan
pekerjaannya.

c. Produktivitas meningkat
Statistik dari website emailanalytics.com menjelaskan bahwa 77% pekerja work from home
produktifitas kerjanya meningkat. Ini terjadi karena tingkat stres bekerja semakin berkurang
sehingga produktifitas kerja bertambah. Beberapa hal yang bisa menyebabkan stres seperti macet di
jalan, pekerjaan yang menumpuk, masalah teman kerja dan masalah-masalah lain yang sering
ditemui di kantor yang menyebabkan kurangnya semangat kerja.

d. Kepuasan kerja meningkat

Tingkat stres yang menurun membuat kepuasan bekerja semakin meningkat. Ketika mampu
menyelesaikan pekerjaan lebih baik dan lebih cepat, tentu ini akan meningkatkan kepuasan kerja
sehingga karyawan menjadi loyal terhadap perusahaan.

e. Work life balance meningkat

Work life balance adalah keseimbangan antara pekerjaan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan
bekerja dari rumah, karyawan bisa lebih dekat dengan keluarga dan lingkungan sekitar sehingga life
balance terpenuhi. Keseimbangan antara pekerjaan dengan kehidupan ini bisa tercapai saat dirinya
memiliki produktifitas kerja yang baik sehingga bisa mengalokasikan waktu sesuai dengan porsinya
masing-masing.

f. Terhindar dari gangguan lingkungan kerja

Seringkali terdapat teman kerja dalam satu kantor yang bersifat toxic, menganggu atau sering
membuat masalah. Orang-orang seperti ini sangat menganggu dalam hal produktivitas kerja. Belum
lagi gangguan lain yang ada di kantor yang banyak mempengaruhi dalam hal mood bekerja dan
produktifitas. Berbeda dengan ketika bekerja dari rumah yang suasananya lebih nyaman, tenang dan
kondusif sehingga lebih fokus dalam bekerja

g. Lebih dekat dengan keluarga

Bekerja dari rumah secara langsung akan lebih dekat dengan keluarga, apalagi bagi yang memiliki
anak kecil yang membutuhkan perhatian dari orang tua.

3. Kekurangan Work From Home

Selain memiliki kelebihan, bekerja dari rumah atau work from home juga memiliki kekurangan yang
tidak didapatkan bila bekerja dilaksanakan secara normal di kantor. Kekurangan tersebut adalah :

a. Sulit melakukan monitoring pekerja

Untuk memonitor pekerja saat melakukan work from home lebih susah dibandingkan saat bekerja di
kantor secara langsung. Diperlukan sistem yang baik untuk memonitor setiap pekerja dan tidak
terlalu kaku dalam hal peraturan, agar hal ini tidak menjadi masalah yang besar.

b. Hilangnya motivasi kerja

Motivasi kerja bisa hilang karena suasana berbeda jauh dengan kerja di kantor. Apalagi godaan di
rumah lebih banyak dan tidak ada pengawasan dari atasan langsung, sehingga membuat motivasi
kerja lama kelamaan menjadi hilang. Salah satu tandanya dengan pekerjaan yang selalu telat dari
deadline yang sudah ditentukan.

c. Banyak gangguan kerja

Tidak setiap pekerjaan yang dilakukan dari rumah bisa berjalan dengan mulus. Banyak sekali
gangguan terutama dari anak dan keluarga, belum lagi orang-orang disekitar yang menganggap
hanya di rumah nganggur saja padahal sebenarnya sedang kerja secara remote. Untuk itu perlu
memberi tahu kepada semua orang bahwa kita sedang bekerja dari rumah. Dalam survei, keluhan
work from home yang paling banyak adalah ketidakmampuan untuk memberi batasan saat bekerja.

d. Miskomunikasi

Komunikasi menjadi tantangan terbesar saat melakukan work from home. Untuk itu harus selalu
online dan mudah dihubungi, sehingga saat ada diskusi atau koordinasi tidak ketinggalan info.
Frekuensi komunikasi juga harus dilakukan sesering mungkin untuk menjaga komunikasi antar tim
bisa berjalan dengan baik dan tidak terjadi miskomunikasi.

e. Masalah keamanan data

Keamanan menjadi salah satu isu yang perlu diperhatikan ketika work from home. Data-data
pekerjaan yang penting tidak disarankan untuk dikirim menggunakan jaringan biasa. Untuk
melakukan proteksi keamanan lebih perlu menggunakan layanan keamanan dengan VPN. VPN
memungkinkan untuk membuat saluran aman dalam jaringan publik, sehingga tidak ada yang bisa
mengaksesnya kecuali hanya pengirim dan penerima saja.

f. Biaya operasional rumah meningkat

Semua biaya operasional bekerja otomatis pindah semuanya saat kerja dari rumah. Mulai dari listrik,
internet dan makanan yang sebelumnya menjadi tanggung jawab dari kantor.

g. Tidak semua pekerjaan bisa dilakukan dari rumah

Kekurangan work from home yang terakhir adalah tidak semua pekerjaan bisa dilakukan dari rumah.

Dari semua kelebihan dan kekurangan di atas, permasalahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan
work from home menurut penelitian Barbara Larson (Northeastern University) adalah masalah
pengawasan dan monitoring terhadap pekerjaan setiap pegawai. Disinilah menurut penulis muncul
peran Unit Kepatuhan Internal dalam fungsinya sebagai pengendalian internal, untuk dapat
memastikan bahwa pekerjaan tetap dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Pengendalian Internal

Pengendalian internal merupakan salah satu cara atau alat untuk tercapainya tujuan organisasi.
Menurut Pahala Nainggolan (2012), Pengendalian internal memiliki komponen seperti:

a. Penetapan kebijakan-kebijakan dalam semua aspek organisasi


b. Penetapan prosedur-prosedur untuk menjamin pelaksanaan dan dipatuhinya kebijakan yang telah
ditetapkan.

Untuk memenuhi komponen tersebut, dibutuhkan unsur-unsur utama dalam pengendalian internal,
diantaranya:

a. Lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian yang baik, akan menunjang praktek-praktek keuangan yang sehat,
demikian juga sebaliknya. Bila lingkungan pengendalian tidak baik, maka akan terlihat dari sikap dan
tindakan yang diambil dalam pengelolaan organisasi sehari-hari.

b. Sistem akuntansi

Sistem akuntansi merupakan serangkaian prosedur dan formulir yang digunakan untuk
menghasilkan informasi keuangan. Sistem akuntansi disusun dengan memperhatikan beberapa
kaidah standar akuntansi. Tujuan akhirnya adalah memproduksi laporan keuangan dan laporan
lainnya. Oleh karena itu, sistem akuntansi disebut sebagai panduan dalam memproses transaksi
menjadi informasi.

c. Prosedur pengendalian.

Prosedur merupakan panduan bagi setiap pelaksana di lapangan dan telah disesuaikan dengan
kondisi yang ada, biasanya melingkupi pemisahan tugas, otorisasi, perancangan dan penggunaan
dokumen, pengendalian aset organisasi hingga kontrol pada pihak independen.

5. Peran Unit Kepatuhan Internal

Pengendalian internal di lingkungan Kementerian Keuangan dimulai sejak terbitnya Keputusan


Menteri Keuangan nomor 152/KMK.9/2011. KMK-152 ini merupakan wujud nyata bentuk terobosan
Kementerian Keuangan dalam melaksanakan PP 60 tahun 2008 yang mewajibkan penerapan
pengendalian intern oleh seluruh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Disebut terobosan,
karena melalui KMK-152 Kementerian Keuangan mengamanatkan pembentukan satu unit khusus
pada tiap jenjang satuan kerja yang bertugas untuk melakukan pemantauan atas fungsi
pengendalian intern.

Pembentukan unit semacam ini merupakan hal baru pada praktik organisasi publik, meskipun pada
organisasi privat sudah banyak diterapkan. Praktik ini mengacu pada best practices konsep three
lines of defence pada organisasi modern untuk meningkatkan pengendalian organisasi. Inti konsep
tersebut adalah bahwa pengendalian organisasi dilakukan melalui 3 lapis pertahanan.

Manajemen operasional merupakan lini pertahanan pertama yang bertanggung jawab penuh untuk
menjalankan seluruh kebijakan organisasi dengan menjalankan pengendalian intern secara terus
menerus dalam seluruh tahapan kegiatan.

Untuk membantu efektivitas manajemen, dibentuk lini pertahanan kedua, yang bertugas untuk
memantau pelaksanaan pengendalian intern pada waktu-waktu yang ditentukan. Ada berbagai
nama dalam praktik penerapan konsep ini, seperti unit kontrol intern, unit kepatuhan, unit
manajemen risiko, unit legal, dan lain sebagainya. Fungsi ini di lingkungan internal Kementerian
Keuangan dilaksanakan oleh Unit Kepatuhan Internal (UKI).

UKI bertugas melakukan pemantauan atas pengendalian internal di setiap tingkatan manajemen
pada masing-masing unit organisasi lingkup Kementerian. Unit ini juga mempunyai tugas
memperingatkan lini pertahanan pertama jika ditemukan kelemahan-kelemahan mulai dari tahapan
rancangan sampai dengan pelaksanaan pengendalian internal. Lini pertahanan ketiga adalah auditor
(terutama auditor intern), yang bertugas untuk melakukan pemantauan pengendalian intern dengan
waktu dan cakupan kegiatan lebih longgar dari yang dilakukan oleh UKI.

Dalam penerapan work from home di Kanwil DJKN Jawa Barat, peran UKI menjadi lebih penting
mengingat perlunya dilakukan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan work from home, apalagi
kebijakan ini baru diterapkan pertama kali. Ada pekerjaan-pekerjaan tertentu yang tidak dapat
dilakukan secara online, harus dilakukan secara langsung.

Saat ini, kewajiban UKI Kanwil DJKN dalam melakukan pemantauan atas pengendalian internal di
Kantor Wilayah DJKN antara lain dalam hal :

a. Sebagai Unit Pengendali Gratifikasi (UPG) yang bertugas dalam hal penerapan pengendalian
gratifikasi

b. Melakukan pemantauan terhadap proses bisnis bidang PKN (persetujuan/penolakan penjualan


BMN)

c. Melakukan pemantauan terhadap proses bisnis bidang Penilaian (verifikasi berkas permohonan
penilaian BMN dan penyusunan Laporan penilaian BMN)

d. Melakukan pemantauan kode etik yang terdiri dari: inspeksi mendadak kehadiran pegawai pada
jam kerja, pemantauan kode etik, dan pemantauan APT

e. Menyusun laporan capaian kinerja yang merupakan kompilasi kanwil dan KPKNL

f. Melaksanakan dialog kinerja organisasi

g. Menyusun dan reviu kontrak kinerja dan manual IKU para pegawai

h. Menyusun profil risiko dan laporan pemantauan manajemen risiko

i. Kegiatan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan.

Dalam pelaksanaan pekerjaan, UKI Kanwil DJKN telah dilengkapi dengan prosedur pengendalian,
menggunakan beberapa perangkat laporan yang berupa aplikasi yang berbasis online. Namun,
dengan adanya kebijakan work from home, terdapat beberapa pekerjaan yang seharusnya
dilaksanakan secara fisik tidak dapat dilaksanakan, seperti pemeriksaan kelengkapan berkas
pengelolaan kekayaan negara dan penilaian, pemantauan kode etik kehadiran pegawai pada jam
kerja dan APT.
Meskipun demikian, terdapat hal-hal lain yang memudahkan UKI dalam melaksanakan pemantauan
pengendalian saat ini, antara lain adalah dengan telah dilaksanakannya office automation berupa
penggunaan aplikasi Nadine sebagai tata persuratan di Kanwil DJKN Jawa Barat. Dengan aplikasi
Nadine yang berbasis VPN Kementerian Keuangan, data-data pekerjaan yang dikirim mendapatkan
proteksi keamanan yang baik, karena saluran yang digunakan merupakan saluran aman, tidak
berada dalam jaringan publik. Melalui aplikasi Nadine, pemeriksaan kelengkapan dokumen PKN
(persetujuan/penolakan), misalnya, dapat dilakukan dengan cara mengunduh data yang sudah
tersimpan dalam bentuk soft file pada server.

Demikian pula dengan penerapan sistem presensi menggunakan aplikasi Dianas berbasis web, yang
mewajibkan pegawai untuk mengisi daftar hadir masuk dan pulang secara online. Dengan adanya
fasilitas ini, tingkat kepatuhan pegawai dalam melaksanakan tugas secara work from home dapat
dimonitor sesuai ketentuan yang berlaku.

Agar dapat menjalankan fungsi sebagai lini pertahanan kedua secara optimal dalam pelaksanaan
work from home, UKI Kanwil DJKN Jawa Barat telah membantu lini pertama dalam hal ini Bagian
Umum untuk memastikan hal-hal sebagai berikut :

a. Melakukan identifikasi, siapa saja yang memungkinkan bekerja dari rumah, pekerjaan apa saja
yang mungkin bisa dikerjakan dari rumah

b. Menentukan sumber daya peralatan yang dimiliki oleh pegawai, apakah pegawai mempunyai
peralatan untuk bekerja di rumah, seperti laptop, dan apakah sambungan internetnya lancar, dsb.

c. Menentukan bagaimana pengawasan dan koordinasi dilakukan (koordinasi pembagian tugas).

d. Memastikan pekerja dapat menggunakan perangkat/aplikasi untuk melakukan koordinasi jarak


jauh dengan berbagai macam aplikasi yang telah tersedia.

e. Memantau kehadiran pegawai dalam pertemuan yang dilaksanakan secara online melalui aplikasi
zoom meeting.

Untuk dapat mewujudkan work from home yang produktif, diperlukan komunikasi dan kerjasama
yang baik dari seluruh pihak, khususnya atasan dan bawahan, agar dapat meminimalisir faktor-faktor
kendala yang mungkin terjadi. Dengan mengusung niat dan tujuan yang sama, yaitu memutus rantai
penyebaran Covid-19, pelaksanaan work from home diharapkan tidak akan mengurangi tercapainya
target kinerja yang telah diamanatkan oleh organisasi. Unit Kepatuhan Internal selaku lini
pertahanan kedua tetap dapat berfungsi secara optimal dalam memantau lini pertahanan pertama
(dhi. seluruh tingkatan manajemen) yang bertanggung jawab penuh untuk menjalankan seluruh
kebijakan organisasi dengan menjalankan pengendalian intern secara terus menerus dalam seluruh
tahapan kegiatan

D. Simpulan dan Saran

1. Simpulan
Bekerja dari rumah atau work from home merupakan sistem yang dipilih pemerintah untuk
mengurangi penyebaran virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19. Dengan bekerja
dari rumah diharapkan akan menjaga jarak sosial, yakni mengurangi mobilitas orang, menjaga jarak
fisik, dan mengurangi kerumunan orang.

Unit Kepatuhan Internal Kanwil DJKN Jawa Barat sebagai lini pertahanan kedua dalam three lines of
defence, berperan dalam melakukan pemantauan atas pelaksanaan work from home di Kanwil DJKN
Jawa Barat agar dapat terkendali sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Unit Kepatuhan Internal
memantau lini pertahanan pertama (dhi. seluruh tingkatan manajemen) yang bertanggung jawab
penuh untuk menjalankan seluruh kebijakan organisasi dengan menjalankan pengendalian intern
secara terus menerus dalam seluruh tahapan kegiatan.

2. Saran

Hal-hal yang disarankan agar work from home dapat tetap produktif adalah ;

a. Lakukan komunikasi yang jelas dengan atasan dan pastikan mengerti apa yang diharapkan oleh
pimpinan.

b. Sebanyak mungkin komunikasi baik melalui suara (telepon), teks pesan singkat, dan tatap muka
atau virtual seperti panggilan video, Skype, Zoom.

c. Mandi dan berpakaian sopan. Laksanakan work from home seperti pelaksanaan pekerjaan rutin di
kantor.

d. Jika tidak memiliki ruang kerja di rumah, sebisa mungkin buat ruang khusus untuk pekerjaan.
Tidak memiliki ruang kerja di rumah yang lengkap ketika mulai bekerja jarak jauh dapat
menyebabkan penurunan produktivitas sementara.

e. Memberikan batasan jam kerja.

f. Sebanyak mungkin interaksi tatap muka online melalui panggilan video, memberi kabar kepada
atasan secara reguler.

g. Atasan harus memberikan arahan dalam bentuk komunikasi yang jelas dan menjaga moral
bawahan.

Pustaka :

1. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 152/KMK.9/2011

2. Pahala Nainggolan (2012), Manajemen Keuangan Lembaga Nirlaba. Jakarta: Yayasan Integrasi-
Edukasi

3. Barbara Larson (2020), Companies Can Help Employees Working Remotley During The Covid-19
Pandemic, Northeastern University Boston
4. Crosbie, T & Moore, J (2004), “Work-life Balance and Working from Home”, Teesside University

Anda mungkin juga menyukai