Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MATAKULIAH BERICARA

TENTANG MENCERITAKAN PENGALAMAN MENARIK

DOSEN PENGAMPU :

FITRI RESTI WAHYUNIARTI, S.Pd., M.Pd.

KELOMPOK 4 :

Gatot Setyo Laksono (196048)

Nur Muhammad Raja Kodratulloh (196055)

Mohammad Heru Adi Saputra (196031)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPULIK INDONESIA

JOMBANG

JOMBANG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah membimbing penulis  menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan dan petunjuknya, penyusun tidak akan
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kelancaran.
Makalah ini penulis susun agar pembaca dapat memahami tentang menceritakan pengalaman
menarik

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak
membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah yang
sederhana ini dapat memberi wawasan dan pemahaman yang luas kepada pembaca.
Penyusun menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga kami masih
mengharap kritik dan saran dari para pembaca.

Jombang, 23 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................

Daftar Isi..............................................................................................

Bab I (Pendahulan)

A.Latar belakang.........................................................................

B. Rumusan Masalah...................................................................

C. Tujuan ...................................................................................

D. Manfaat..................................................................................

Bab II (Pembahasan)

A. Pengertian bercerita ........................................................


B. Tujuan bercerita...............................................................
C. Fungsi bercerita...............................................................
D. Manfaat Bercerita............................................................
E. Langkah-langkah bercerita..............................................
F. Kelebihan dan kekurangan bercerita...............................

Bab III (Penutup)

A. Kesimpulan ............................................................................

Daftar Pustaka
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Bercerita merupakan salah satu kebiasaan masyarakat sejak dahulu sampai dengan
sekarang. Pada umumnya manusia senang melakukan kegiatan bercerita dari usia anak-anak
hingga dewasa. Bercerita juga dapat dipahami sebagai suatu tuturan yang memaparkan atau
menjelaskan proses terjadinya suatu hal, peristiwa, dan kejadian, baik yang dialami sendiri atau
orang lain

Bercerita merupakan bagian dari budaya Indonesia yang penting untuk dilestarikan.
Kegiatan bercerita sudah ada sejak zaman nenek moyang hingga sekarang. Hampir semua suku
di Indonesia memiliki budaya bercerita. Hal ini terbukti dengan adanya berbagai cerita atau
sejarah dari suatu daerah yang dituturkan secara turun-temurun. Cerita yang disampaikan
biasanya memuat ajaran atau petuah yang dapat dijadikan pedoman bagi generasi muda.

Pada umumnya, anak-anak senang dengan kegiatan bercerita. Bahkan banyak orang tua
mengajak berbicara dan bercerita pada janin yang masih dalam kandungan. Aktivitas tersebut
dilakukan untuk membentuk karakter anak sedini mungkin dengan menanamkan nilai-nilai
positif dari suatu cerita. Fenomena tersebut membuktikan bahwa bercerita sangat penting dan
bermanfaat dalam kehidupan manusia.

Di Indonesia kegiatan bercerita sangat populer bukan hanya dalam kehiduan sehari-hari
tetapi bercerita juga sangat diminati di dunia pendidikan. Tidak hanya di Indonesia, budaya
bercerita juga ditemukan di berbagai negara.

Hingga saat ini salah satu kegiatan bercerita yang sangat populer di berbagai negara
adalah seni pertunjukan dan pendalangan. Dalang sebagai pencerita tidak hanya dari kalangan
orang tua, tetapi semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan kreativitas anak
memunculkan pedalang dari kalangan anak-anak. Dengan latihan dan daya imajinasinya,
anak-anak mampu bercerita secara menarik dan didengar oleh pendengarnya. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa bercerita merupakan budaya populer yang dapat dilakukan
oleh siapa saja dan bersifat universal.
B. Rumusan Masalah
 Bagaimana cara menceritakan pengalaman pribadi
 Bagaimana langkah-langkah bercerita
 Pengaruh dalam bercerita
C. Tujuan
 Mendorong atau menstimulasi pembaca
 Meyakinkan pembaca
 Menggerakkan pembaca
 Menginformasikan pembaca
 Menghibur pembaca
D. Manfaat

 Membantu pembentukan pribadi dan moral anak.


 Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi.
 Memacu kemampuan verbal anak.
 Memberikan sejumlah pengetahuan sosial dan nilai moral keagamaan.
BAB II

Pembahasan

A. Pengertian bercerita
Menurut Depdiknas (2004), pengertian metode bercerita adalah cara bertutur
kata dalam penyampaian cerita atau memberikan penjelasan kepada anak secara lisan,
dalam upaya memperkenalkan atau-pun memberikan keterangan hal baru pada anak.
Metode bercerita merupakan salah satu cara yang digunakan guru untuk
memberi pengalaman belajar kepada anak. Cerita yang disampaikan harus
mengandung pesan, nasihat, dan informasi yang bisa ditangkap oleh anak, sehingga
anak bisa dengan mudah memahami cerita juga meneladani hal baik yang terkandung
dalam isi cerita yang disampaikan.
Dalam model pembelajaran bercerita anak dibimbing mengembangkan
kemampuan untuk mendengarkan cerita. Melalui metode pembelajaran bercerita anak
akan bisa mengembangkan kemampuan bahasanya, bisa mengulang bahasa yang
didengarnya dengan bahasa yang sederhana, sehingga metode bercerita berpengaruh
terhadap kemampuan berbicara anak.

B. Menurut para ahli


 Hartono (2005)
Menurut Hartono, Bercerita adalah menyampaikan serangkaian peristiwa yang
dialami oleh sang tokoh. Tokoh dalam cerita dapat berupa manusia, binatang, dan
makhluk-makhluk lain, baik tokoh nyata maupun tokoh-tokoh rekaan.
 Ismoerdijahwati (2007)

Menurut Ismoerdijahwati, Bercerita adalah seni atau teknik budaya kuno untuk
menyampaikan suatu peristiwa yang dianggap penting, melalui kata-kata, imaji dan
suara-suara.

 Gunarti dkk (2008)

Menurut Gunarti dkk, Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
menyampaikan pesan, informasi atau sebuah dongeng belaka, yang bisa di lakukan
secara lisan dan tertulis dan merupakan sebuah metode dari suatu kegiatan
pengembangan yang ditandai dengan pendidik memberikan pengalaman belajar
kepada anak melalui pembacaan cerita secara lisan.

 Madyawati (2016)

Menurut Madyawati, Bercerita adalah salah satu keterampilan berbicara yang


bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain dengan cara menyampaikan
berbagai macam ungkapan, perasaan yang sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan,
dilihat, dan dibaca.

C. Tujuan Metode Bercerita

Secara umum, tujuan metode pembelajaran bercerita adalah untuk menghibur, melatih anak
berkomunikasi dengan baik, memahami pesan dari cerita dan mampu mengungkapkan ide
cerita serta menambah wawasan dan pengetahuan bahasa secara luas.

Menurut Mudini dan Purba (2009), tujuan metode bercerita diantaranya yaitu:

 Mendorong atau menstimulasi. Maksudnya, jika pembicara berusaha memberi


semangat dan gairah hidup kepada pendengar. Reaksi yang diharapkan yaitu
menimbulkan inspirasi atau membangkitkan emosi para pendengar.
 Meyakinkan. Maksudnya, jika pembicara berusaha mempengaruhi keyakinan,
pendapat atau sikap para pendengar. Alat yang paling penting dalam meyakinkan
yaitu argumentasi. Oleh karena itu, dibutuhkan bukti, fakta dan contoh konkret yang
bisa memperkuat argumentasi untuk meyakinkan pendengar.
 Menggerakkan. Maksudnya, jika pembicara menghendaki adanya tindakan atau
perbuatan dari para pendengar berupa seruan persetujuan atau ketidaksetujuan,
pengumpulan dana, penandatanganan suatu resolusi, mengadakan aksi sosial. Dasar
tindakan atau perbuatan tersebut adalah keyakinan yang mendalam atau terbakarnya
emosi.
 Menginformasikan. Maksudnya, jika pembicara ingin memberi informasi mengenai
sesuatu agar para pendengar bisa mengerti dan memahaminya. Misalnya seorang guru
menyampaikan pelajaran di kelas dan lain sebagainya.
 Menghibur. Maksudnya, jika pembicara bertujuan menggembirakan atau
menyenangkan para pendengarnya. Biasanya pembicaraan seperti ini dilakukan dalam
suatu resepsi, ulang tahun, pesta, atau pertemuan gembira lainnya.
D. Fungsi Metode Bercerita

Secara umum, fungsi metode pembelajaran bercerita yaitu menjadikan suasana belajar
menyenangkan dan menggembirakan dengan penuh dorongan dan motivasi sehingga
pelajaran atau materi pendidikan tersebut bisa mudah diberikan. Selain itu, fungsi metode
bercerita diantaranya yaitu:

 Menanamkan nilai-nilai pendidikan yang baik.


 Mengembangkan imajinasi anak.
 Membangkitkan rasa ingin tahu.

E. Manfaat Metode Bercerita

Menurut Madyawati (2016), manfaat metode pembelajaran bercerita diantaranya yaitu:

 Membantu pembentukan pribadi dan moral anak.


 Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi.
 Memacu kemampuan verbal anak.
 Memberikan sejumlah pengetahuan sosial dan nilai moral keagamaan.
 Memberikan pengalaman belajar untuk melatih pendengarannya.
 Membantu mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
 Memberikan pengalaman belajar yang unik dan menarik serta dapat mengatakan
perasaan, membangkitkan semangat dan menimbulkan keasyikan tersendiri.

F. Bentuk dan Jenis Metode Bercerita

Menurut Dhien (2009), berdasarkan jenis media yang digunakan, metode bercerita dibagi
menjadi beberapa bentuk, diantaranya yaitu:

 Bercerita tanpa alat peraga

Bercerita tanpa alat peraga yaitu kegiatan bercerita yang dilakukan oleh guru atau
orang tua tanpa menggunakan media atau alat peraga yang diperlihatkan pada anak. Bercerita
tanpa alat peraga adalah bentuk cerita yang mengandalkan kemampuan pencerita dengan
menggunakan mimik (ekspresi muka), pantomim (gerak tubuh), dan vokal pencerita sehingga
yang mendengarkan dapat menghidupkan kembali dalam fantasi dan imajinasinya. Guru
harus memperhatikan ekspresi wajah, gerak-gerik tubuh, dan suara guru harus dapat
membantu fantasi anak untuk mengkhayalkan hal-hal yang diceritakan guru.

 Bercerita dengan alat peraga

Metode bercerita dengan alat peraga adalah metode bercerita menggunakan media
atau alat pendukung untuk memperjelas penuturan cerita yang akan disampaikan. Bercerita
dengan menggunakan alat peraga merupakan bentuk bercerita yang mempergunakan alat
peraga bantu untuk menghidupkan cerita. Fungsi alat peraga tersebut yaitu untuk
menghidupkan fantasi dan imajinasi sehingga terarah sesuai dengan yang diharapkan si
pencerita. Bentuk bercerita dengan alat peraga terbagi menjadi dua, yaitu alat peraga
langsung dan alat peraga tidak langsung.

 Alat peraga langsung, yaitu menggunakan benda asli atau benda sebenarnya, seperti
bunga.
 Alat peraga tak langsung, yaitu menggunakan benda-benda yang bukan alat
sebenarnya, seperti benda tiruan, gambar, papan flanel, membacakan cerita,
sandirwara boneka.

G. Langkah-Langkah Metode Bercerita

Menurut Tarigan (2008), ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan
metode bercerita, diantaranya yaitu:

 Menentukan topik cerita yang menarik.


 Menyusun kerangka cerita dengan mengumpulkan bahan-bahan.
 Mengembangkan kerangka cerita.
 Menyusun teks cerita.

H. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bercerita

Kelebihan metode pembelajaran bercerita, diantaranya yaitu

 Kisah bisa mengaktifkan dan membangkitkan semangat anak didik.


 Mengarahkan semua emosi sehingga menyatu pada satu kesimpulan yang terjadi pada
akhir cerita.
 Kisah selalu memikat, karena mengundang untuk mengikuti peristiwanya dan
merenungkan maknanya.
 Dapat mempengaruhi emosi.

Kekurangan metode pembelajaran bercerita, diantaranya yaitu:

 Pemahaman anak didik akan menjadi sulit ketika kisah itu sudah terakumulasi
masalah lain.
 Bersifat monolong dan bisa menjenuhkan anak didik.
 Sering terjadi ketidakselarasan isi cerita dengan konteks yang dimaksud sehingga
pencapaian tujuan sulit diwujudkan.

Contoh bercerita

1) Contoh Pengalaman menggelikan

Pada waktu peringatan hari Kartini di sekolah, ada seorang teman yang kondenya terlepas
dan menggelinding. Teman tersebut kemudian mengejar kondenya sambil menaikkan kain
jaritnya.

2) Contoh Pengalaman konyol

Saat kamu berulang tahun, pamanmu memberikan hadiah berupa satu buah cabe yang
dimasukkan dalam kardus besar dan dibungkus dengan rapi.

3) Contoh Pengalaman menyenangkan

Ketika ulangan bahasa Indonesia, kamu merasa tidak bisa mengerjakan soal-soal yang
diberikan, tetapi ketika hasil ulangan dibagikan kamu mendapat nilai bagus.
BAB III

Penutup

A. Kesimpulan
Dalam penelitian ini terbukti bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode
bercerita dengan media gambar terhadap kecerdasan emosi anak usia dini. Hal ini
dibuktikan dengan selisih rata rata-rata untuk KE lebih baik dari KK, yaitu 2,35 > 0,40.
Jadi, metode bercerita dengan media gambar mempengaruhi subjek sehingga ada
peningkatan kemampuan kecerdasan emosi subjek. Disamping itu diperkuat dengan
hasil analisis uji-t diketahui bahwa signifikasi dalam tabel paired samples T-test
0.000 < 0.005, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya hipotesis yang menyatakan
bahwa ada pengaruh antara metode bercerita dengan media gambar terhadap
kecerdasan emosi anak usia dini diterima, artinya bahwa tingkat kecerdasan emosi
anak usia dini antara sebelum dan sesudah diberikan metode bercerita dengan
media gambar adalah berbeda.

B. Saran
1. Untuk orang tua pemberian stimulus pada anak secara tepat
mampu meningkatkan kecerdasan emosi anak usia dini salah
satunya dengan memberikan dongeng sebelum tidur.
2. Untuk pendidik anak usia dini agar dapat memilihkan
buku-buku cerita dengan tema-tema yang baik dan tepat untuk
anak usia dini dengan membacakan cerita yang mengarahkan
kisah-kisah teladan yang dapat mencerdaskan emosi dan
akhlaknya.
3. Untuk sekolah PG atau TK dalam pendidikan anak usia
dini diperlukan metode yang menyenangkan untuk proses kegiatan
belajar mengajar pada anak salah satu contohnya adala metode
bercerita dengan media gambar.

Anda mungkin juga menyukai