Anda di halaman 1dari 19

BLOK 12 : Sepsis dan Asepsis

DBD Malaria Leptospirosis Filariasis Tfioid


1. Demam bifasik 1. Demam periodik + menggigil + keringat 1. Demam + menggigil 1. Demam 1. Week 2 → Demam progressif
2. Epitaksis dingin 2. Nyeri betis 2. Eosinofil akut → tropical (pagi hari rendah, dan sore hari
Gejala Klinis 3. Gusi berdarah 2. Black water fever (urin gelap) 3. Bradikardia relative (jarang) pulmonary eosinophilia tinggi), bradikardia relative, coated
3. Limfogen → Elefantiasis tongue, meteorismus
(unilateral), hidrokel, orkitis

Demam √ √ √ √ √
Sifat demam Tiba-tiba Tiba-tiba Tiba-tiba Perlahan-lahan Perlahan-lahan
Intensitas demam Hilang timbul Hilang timbul Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus

Menggigil X √ √ X X

Nyeri √ X √ X √

Diare √ X √ X √

Pendarahan √ √ √ X X
Hutan, rawa, sungai, danau, daerah
Daerah endemis X Indonesia Timur X X
rawan banjir

Pemeriksaan Fisik

TTV

TD ↓ -/ ↓ -/ ↓ - -

Suhu ↑ ↑ ↑ ↑ ↑

Frekuensi nadi ↓ ↑ ↓ - -

Frekuensi nafas - ↑ - - -

Ikterus X √ √ X X

Limfadenopati X X √ √ X

Organomegali Hepatomegali Hepatosplenomegali Hepatosplenomegali Splenomegali Hepatosplenomegali

Pemeriksaan Penunjang

Darah Rutin Darah Rutin Darah Lengkap Darah Rutin Darah Lengkap
- Hb ↑ - Hb ↓ (<5 gr/dL) - Hb ↓ (<13 gr/dL) - Hb - - Hb ↓ (<5 gr/dL)
- Ht ↑ (> 20%) - Ht ↓ (<15%) - Ht ↓ (<40%) - Ht - - Ht ↓ (< 15%)
- Trombosit ↓ (<100.000) - Trombosit normal - Trombosit - - Trombosit - - Trombosit ↓ / ↑
- Leukosit (normal/↓/↑) -Leukosit - - Leukosit (normal/ ↑) - Leukosit ↑ - Leukosit (normal/ ↓ / ↑)
Kimia Darah Kimia Darah - Hitung jenis neutrofil ↑ - Hitung jenis eosinofil ↑ - LED ↑
- AST ALT ↑ (>1000) - AST ALT ↑ Kimia Darah Apusan Darah Tepi (tebal dan tipis) Kimia Darah
Serologi - Glukosa ↓ (<45 mg/dL) - AST ALT normal/ ↑ - Brugia malayi (lebar kepala 2:1) - AST ALT ↑
- (Antigen) NS-1 Apusan Darah Tepi (tebal dan tipis) - Bilirubin normal/ ↑ - Brugia timori (lebar kepala 3:1) Serologi
- (Antibody) IgM & IgG - Plasmodium falciparum (eritrosit - Ureum normal/ ↑ Pewarnaan Geimsa / Wright - Uji widal (+)
Isolasi kultur virus normal) - Kreatinin normal/ ↑ Serologi - Uji Tubex (+)
PCR - Plasmodium vivax (eritrosit membesar) Serologi - (Antigen) ELISA - Uji Thypidot (+)
- Plasmodium ovale (eritrosit membesar) - MAT (Microscopic - (Antigen) ICT Kultur Darah (+)
- Plasmodium malariae (eritrosit normal) Agglutination Test) (immunochromatographic test)
Urinalisis - MSAT (Macroscopic Slide
- Black water fever/ urin gelap Agglutination Test)
- PCR
Mikroskop lapang gelap
Kultur Darah/ LCS (+)
1. Malaria 1. Leptospirosis 1. Malaria 1. Askariasis 1. DBD
DD 2. Thypoid 2 Hepatitis 2. Hepatitis 2. Leptospirosis 2. Malaria
3. Demam chikungunya 3. Thypoid 3. Thypoid 3. Ankylostomiasis 3. Leptospirosis
Lini pertama :
R/ Artesunat tab 50 mg No. XII
S 4 dd tab 1
R/ Amodiakuin tab 200 mg No. XII R/ Doksisiklin tab 100 mg No. XV
S 4 dd tab 1 S 2 dd tab1 R/ Siprofloksasin tab 500 mg No. XV
R/ Primakuin tab 15 mg No. XIV R/ paracetamol tab 500 mg No. X S 2 dd tab 1
S 1 dd tab 1 S 3 dd tab 1 R/ Dietilcarbamazine tab 100 mg No. X R/ Paracetamol tab 500 mg No. X
Tatalakasana Infus kristaloid 7 ml/kg/jam
Lini kedua : R/ Ampisilin tab 500 mg No. XV S prn S 3 dd tab 1
R/ Kina tab 200 mg No. XXXV S 3 dd tab 1 R/ Domperidon tab 10 mg No. X
S 3 dd tab 1 R/ Amoksisilin tab 500 mg No. XV S 1 dd tab 1
R/ Doksisiklintab 100 mg No. XV S 3 dd tab 1
S 2 dd tab 1
R/ Primakuin tab 15 mg No. XIV
S 1 dd tab 1
1. Istirahat dulu selama 2 minggu
1. Istirahat dulu selama 2-5 hari
2. Makan makanan lunak
2. Perbanyak minum untuk mengatasi 1. Pakai kelambu/ repellant/ kawat kasa 1. Minum obat teratur 1. Obatnya diminum 2 hari/ bulan,
Edukasi 3. Jangan makan makanan di pinggir
dehidrasi nyamuk 2. Pakai sepatu boot saat banjir selama 6 bulan, dengan 1x/hari
jalan
3. lakukan 3M
4. Lebih baik bawa bekal dari rumah
BLOK 12 : CACING
Taeniasis
Oxyuriasis Askariasis Ankilostomiasis/ Nekatoriasis Trikuriasis
Saginata (Sapi) Solium (Babi)
Gejala Khas 1. Pruritus ani pada malam hari 1. Batuk 1. Ruam makulopapula/ vesikel 1. Diare/ konstipasi 1. Nyeri kepala dan otot
2. Demam 2. Anemia mikrositik hipokrom 2. Anemia mirositik hipokrom 2. Gangguan SSP
3. Diare/ konstipasi 3. Meteorismus 3. Meteorismus 3. Diare / konstipasi
4. Pruritus ani
5. Pusing, lemas
Diare √ √ X √ √
Hemoptisis X X √ √ X

Pemeriksaan Fisik
Nyer abd X/√ X/√ X/√ X/√ √

Pemeriksaan Penunjang
Pem. Tinja / Apusan perianal Darah Lengkap Darah Lengkap Darah Lengkap Pem. Tinja Pem. Tinja
- Ditemukan cacing dewasa / telur seperti - Eosinofil ↑ - Eosinofil ↑ - Eosinofil ↑ - Ditemukan - Ditemukan
bakpao / satu sisi datar dengan sisi lain Pem. Tinja Pem. Tinja Pem. Tinja proglotid aktif proglotid pasif
mencembung - Ditemukan telur dengan dinding hitam - Ditemukan telur dengan dinding - Ditemukan telur seperti tempayan bergerak
Kato Katz tipis
DD 1. Oxyuriasis
2. Askariasis
3. Ankilostomiasis
4. Trikuriasis
5. Taeniasis
Tatalaksana R/ Albendazole tab 400 mg No. I R/ Albendazole tab 400 mg No. XV
S uc S 2 tab 1
Edukasi 1. Cuci tangan sebelum makan 1. Cuci tangan sebelum makan 1. Cuci tangan sebelum makan
2. Albendazole dikonsumsi 1x 2. Albendazole cukup dikonsumsi 1x dalam sebulan 2. Albendazole dikonsumsi 2x/ hari
selama max 1 bulan
BLOK 14 : MUSKULOSKELETAL
Gout Arthritis RA OA Osteoporosis
1. Kaku sendi > 2 jam pada pagi hari 1. Kaku sendi < 30 menit pada pagi hari
1. Nyeri pada 1 sendi (MTP 1 / tarsal) 1. Ada riwayat fraktur / jatuh
2. Nyeri tidak semakin parah ketika aktivitas 2. Nyeri semakin parah ketika aktivitas
Gejala Khas 2. Suka makan makanan yang mengandung purin 2. Orang tua
3. Nyeri tidak membaik saat istirahat 3. Nyeri membaik saat istirahat
3. Asimetris 3. Wanita menopause
4. Simetris 4. Asimetris

Pemeriksaan Fisik

Perubahan Gaya Jalan X - √ √


Krepitasi X - √ -
Bengkak √ √ -
Inflamasi √ √ X -

Pemeriksaan Penunjang
Aspirasi cairan sendi Darah Lengkap Darah Lengkap Biokimia Tulang
- Kristal monosodium fosfat - Hb ↓ (<5 gr/dL) - LED normal - Kalsium total serum
- leukosit ↑ (5.000-80.000) - Trombosit ↑ - CRP normal - Fosfat serum
- Neutrofil ↑ - LED ↑ Aspirasi cairan sendi - Osteokalsin serum
- Kultur (-) - CRP ↑ - Kuning jernih Foto X-Ray
Foto Rontgen sendi Aspirasi cairan sendi Foto Rontgen sendi - Hiperlusen tulang
- Tofus berisi kristal monosodium fosfat - Kristal (-) - Celah sendi menyempit (asimetris) - Trabekulasi jadi jarang dan kasar
X-Ray - Kuning keruh - Sklerosis subkondral - Penipisan korteks
- Kristal subkortikal tanpa erosi - Leukosit ↑ (5.000-50.000) - Osteofit Densitometri
Serum urat darah - PMN >50% - BMD ↓
Asam urat urin - Uji bekuan musin buruk > -1 SD : Normal
Viskositas Rheumatoid faktor (+) -2,5 s/d -1 SD : Osteopenia
Anti CCP (+) < -2,5 SD : Osteoporosis
1. Artropati
1. Calcium pyrophosphate dehydrate disease (CPPD) 1. RA 1. Fraktur
2. Spondiloatopati
DD 2. RA 2. Spondilitis ankylosing 2. Hipokalsemia
3. SLE
3. OA 3. Gout arthritis 3. Hipoparatiroidisme
4. Gout arthritis
Step 1 : u/ inflamasi DMARD :
R/ Zolendronate inj 5 mg/10ml fl No. I
R/ Kolkisin tab 0,5 mc No. X R/ Sulfasalazine tab 500 mg No. X NSAID :
S i.m.m
S o.b.h tab 1 S 1 dd tab 1 R/ Natrium diklofenak caps 45 mg No. XV
R/ Alendronate tab 70 mg No. X
R/ Natrium diklofenak caps 45 mg No. XV S 1 dd tab 1
Tatalaksana S 1 dd tab 1
S 1 dd tab 1 NSAID : atau
R/ Piroksisam tab 10 mg No. X R/ Natrium diklofenak caps 45 mg No. XV R/ Piroksisam tab 10 mg No. X
R/ Kalsium karbonat tab 500 mg No. XV
S 1 dd tab 1 S 1 dd tab 1 S 1 dd tab 1
S 3 dd tab 1
atau
Step 2 : u/ ↓ kadar asam urat R/ Piroksisam tab 10 mg No. X
R/ Allupurinol tab 100 mg No. X S 1 dd tab 1
S 1 dd tab 1
R/ probenesid tab 500 mcg No. X
S 1 dd tab 1
1. Hindari makanan yang tinggi purin seperti : emping,
1. Latihan fisik teratur u/ melatih kekuatan otot
daging merah, bayam, alkohol, dll
1. Sering olahraga u/ hindari obesitas 2/ Hindari mengangkat beban yang berat terlalu lama
2. Istirahatkan bagian sendi yang sakit
2. Istirahatkan bagian sendi yang sakit 3. Sering-sering minum susu tinggi kalsium
3. Untuk sekarang saya tidak kasih obat allopurinol u/
Edukasi 3. Jangan banyak gerak / digunakan untuk beraktivitas (seperti naik tangga) 4. Menjelang 3 hari kedepan setelah suntik
menurunkan asam uratnya, karena pengobatannya
4. Hindari beban yang bertmpu pada sendi yang sakit zolendronate, jangan khawatir bila bapak mengalami
bersifat seumur hidup.
5. bila tidak ada perbaikan, rujuk ke Orthopedi u/ dilakukan debridement nyeri tulang dan sendi yang hebat dan gejala seperti
Bila kadar asam uratnya tidak turun, baru saya kasih
demam
obat allopurinol nya

BLOK 15 : VIRUS
Varicella / Chicken Pox / Cacar Variola / Small Pox Herpes Zooster Measles / Campak
1. Penyebaran sentrifungal 1. Demam tinggi 1. Dapat reaktivikasi ketika ada trauma (terpukul 1. Cough, coryza, conjungtivitis
2. Demam tidak terlalu tinggi 2. Menggigil (3-4 hari) benda) 2. Koplik spot (muncul 2 hari sebelum timbul
Gejala Khas
3. Orang lain disekitarnya ada yang punya keluhan yang 2. Nyeri seperti terbakar rash)
sama 3. Dasar macula eritema 3. Demam
Pemeriksaan Fisik
Efloresensi Pleomorfik (vesikel, pustul, papul, nodul) Monomorfik (pustul) Papul/ vesikel berkelompok Makulopapular
Predileksi Sentral tubuh Wajah dan extremitas (telapak kaki/ tangan) Satu bagian dermatom Belakang telinga

Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap Histopatologik Serologi Swab tenggorokan lalu kultur virus
- Leukosit ↓ - Badan Guarneri (badan inklusi intrasitoplasma - PCR Serologi antibody Igm IgG
- Limfosit ↑ yang terletak di inti sel) - Nucleic acid varicella zooster virus Rt-PCR
Tzank Smear (Pewarnaan Giemsa) Serologi antigen virus
- Multinucleated giant cell
1. Variola 1. Varicella 1. Varicella 1. Rubella
DD 2. Measles 2. Measles 2. Variola 2. Kawasaki disease
3. Hand, foot, and mouth disease 3. Measles 3. Scarlet fever
Anak-anak : Dewasa : Vitamin A :
R/ Asiklovir tab 400mg No. XX R/ Asiklovir tab 800 mg No. XX < 6 bulan : 50.000 IU, 2 hari
S 4 dd tab 1 S 4 dd tab 1 6-12 bulan : 100.000 IU, 2 hari
Tatalaksana > 1 tahun : 200.000 IU, 2 hari
R/ Paracetamol tab 400 mg No. XX R/ Paracetamol tab 400 mg No. XX
S 4 dd tab 1 S 4 dd tab 1 R/ Paracetamol tab 500 mg No. X
R/ Caladine lotion fl No. I R/ Caladine lotion fl No. I S 3 dd tab 1
S prn S prn
1. Jangan digaruk lukanya, bila gatal berikan Caladine lotion 1. Hanya diberikan suplemen vit. A karena tidak ada obat

Edukasi 2. Istirahat terlebih dahulu walau lesi kulit sudah mengering antiviral yang spesifik dan pada dasarnya dapat sembuh sendiri

3. Vaksin varicella 1x antara usia 1-18 tahun 2. Vaksin campak 1x pada usia 9 tahun

BLOK 15 : BENGKAK
Skrofuloderma/ TB Kulit Hidraadenitis Supurativa Mumps
1. Bengkak di leher 1. Bengkak di aksilla 1. Bengkak di leher
Gejala Khas 2. Pecah/ tidak pecah 2. Pecah/ tidak pecah 2. Tidak pecah
3. Tidak nyeri 3. Nyeri dan nyeri tekan (+) 3. Nyeri dan nyeri tekan (-)
Pemeriksaan Fisik
Efloresensi Pleomorfik (pustul, nodul, abses, krusta, fissure), hitam + kekuningan → lokalisata Nodul, lokalisata
Predileksi Leher Aksilla Leher
Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin Darah Rutin
- Leukosit normal - Leukosit ↑
- LED ↑ Pewarnaan Gram (+)
Pem. Sputum - Staphylococcus aureus
- BTA -/-/-
Tes Tuberculin/ mantoux (+)
Pewarnaan gram (-)
1. Scrofuloderma
DD 2. Hidraadenitis Supurativa
3. Mumps
R/ Isoniazid tab 300 mg No. XXX
S 1 dd tab 1
R/ Rifampisin tab 300 mg No. XXX
S 1 dd tab 1 R/ Piroksikam tab 10 mg No. X
Tatalaksana
R/ Pyrazinamid tab 500 mg No. LX S 1 dd tab 1
S 1 dd tab II
R/ Ethambutol tab 400 mg No. LX
S 1 dd tab II
1. Minum obat secara teratur agar tidak terjadi resistensi obat 1. Kompres dengan air hangat 1. Kompres dengan air hangat
Edukasi 2. Untuk 2 bulan pertama, minum 1 tab H, 2 tab R, 2 tab Z, dan 2 tab E 2. Pemberian piroksikam untuk mengurangi rasa nyeri 2. Pemberian piroksikam untuk mengurangi rasa nyeri
3. Untuk 4 bulan selanjutnya, minum 1 tab H, dan 2 tab R 3. Vaksin MMR 1x pada usia 15 bulan
BLOK 15 : HIPOPIGMENTASI / PUTIH
Morbus hansen / Lepra Ptiriasis Versikolor Ptiriasis Alba
1. 5A (Alopesia, anastesi, anhidrosis, atrofi, achromia) 1. Orang kulit putih → Hiperpigmentasi 1. Bercak merah muda : biasanya di wajah, lengan atas, leher, dada,
2. Bercak putih 2. orang kulit gelap → Hipopigmentasi punggung
Gejala Khas 3. Tidak gatal 3. Batas tegas 2. Berbeda dengan panu, ptiriasis alba bersisik dan kering
4. Kalau kesiram zat (minyak) panas, tidak ada perubahan warna kulit 4. Gatal (musim panas), tidak gatal (musim dingin) 3. Sedikit gatal/ tidak gatal
→ tetap putih
Pemeriksaan Fisik
Efloresensi Hipopigmentasi Hipopigmentasi/ Hiperpigmentasi Hipopigmentasi
Pemeriksaan Penunjang
1. Kerokan kulit dengan pewarnaan Ziehl Neelsen 1. Kerokan kulit + KOH 10%
- BTA (+) - Spagetthi & meatballs appearance
2. Woods light (-) 2. Wood Light → Kuning keemasan
3. Lepromin test
4. Serologi spesifik
- Antibody PGL-1 (anti phenolic gycolipid 1)
- Antibody antiprotein 16 kD dan 35 kD
1. Morbus Hansen
DD 2. Ptiriasis Versikolor
3. Ptiriasis Alba
R/ Dapason tab 100 mg No. XXX R/ Ketokonazol cream 2% ung tb 10 g No. I
S 1 dd tab 1 S ue 2 dd m.et.v
R/ Rifampisin tab 600 mg No. XXX
Tatalakasana
S 1 dd tab 1
R/ Klofazimin tab 50 mg No. XXX
S 1 dd tab 1
1. Minum obat secara teratur 1. Olesi salep pada bagian yang sakit, 2x/ hari, pagi dan malam hari
2. Jangan khawatir bila setelah minum rimfapisin urinnya berubah 2. Jaga kebersihan kulit
Edukasi
warna menjadi merah 3. Kontrol lagi 2 minggu dari sekarang
3. Jangan melakukan kontak fisik terlalu lama denngan orang lain
BAB 15 : JAMUR (ketika berkeringat semakin gatal)
Kandidiasis Ptiriasis Versikolor Tinea Ptiriasis Rosea
1. Eritema 1. Orang kulit putih → Hiperpigmentasi
2. Lesi satelit/ hen and chicken appearance 2. orang kulit gelap → Hipopigmentasi
Gejala Khas Tepi lesi aktif (eritema), tengahnya hiperpigmentasi
3. Batas tegas
4. Gatal (musim panas), tidak gatal (musim dingin)
Pemeriksaan Fisik
Efloresensi Lesi satelit Hipopigmentasi/ Hiperpigmentasi Circular, dengan tepi eritema dan skuama halus
Pemeriksaan Penunjang
1. Kerokan kulit + KOH 10% 1. Kerokan kulit + KOH 10% 1. Kerokan kulit + KOH 10% 1. Kerokan kulit + KOH 10%
- Sel ragi/ blastospora dengan hifa semu - Spagetthi & meatballs appearance - Hifa berseptum dan bercabang - NEGATIF
2. Wood light (-) 2. Wood Light → Kuning keemasan 2. Kultur pada Sabaroud Dextrose Agar 2. PP tidak ada !!
3. Kultur pada Sabaroud dextrose Agar 3. Kultur pada Sabaroud Dextrose Agar
1. Eritrasma 1. Morbus Hansen 1. Kandidiasis 1. Kandidiasis
DD 2. Tinea 2. Ptiriasis Versikolor 2. Eritrasma 2. Tinea
3. Ptiriasis Rosea 3. Ptiriasis Alba 3. Ptiriasis Rosea 3. Psoriasis
R/ Ketokonazol cream 2% ung tb 10 g No. I R/ Bedak salisil 2% 50 g No. I
S ue 2 dd m.et.v S ue
Tatalaksana
R/ Itrakonazol tab 100 mg No. X
S 2 dd tab 1
1. Olesi salep pada bagian yang sakit, 2x/ hari, pagi dan malam hari 1. Bedak salisil dipakai pada lesi kulit secukupnya
Edukasi 2. Jaga kebersihan kulit 2. tidak diberikan obat karena dapat sembuh sendiri
3. Intrakonazol diberikan apabila GK memberat

BLOK 15 : GIGITAN SERANGGA


Scabies Visceral Larva migrains Pedinculosis (Kapitis & Pubis)
1. Gatal di malam hari 1. Gatal hebat di malam hari 1. Rambut tampak menempel (plica pelonica) karena banyak pus
2. Terdapat terowongan berbentuk linier (1cm) dan pada ujungnya 2. Terdapat terowongan berbentuk melingkar dan panjang dan kusta
Gejala Khas
terdapat papul/ vesikel 3. Lesi menjalar serpiginosa 2. Pembesaran KGB regional
3. Ada orang lain dengan keluhan yang sama 3. Gatal dan bau busuk
Pemeriksaan Fisik
Efloresensi Lesi linier Lesi melingkar/ berkelok-kelok Plica Pelonica (kaya gimbal)
Predileksi Sela-sela tubuh (lipatan ketiak, paha, dll) Seluruh tubuh, punggung Rambut kepala (oksiput & temporal) dan di kemaluan
Pemeriksaan Penunjang
1. Pem. Mikroskopik dengan pewarnaan tinta India 1. Tes tinta terowongan (burrow) 1. Pem. Rambut dengan loop
2. Tes tinta terowongan (burrow) dengan tetracycline test + Wood Light - Ditemukan telur abu-abu berkilat
→ Hijau = (+)
3. Biopsi dengan pewarnaan HE
1. Scabies
2. Visceral Larva Migrain
DD
3. Pednkulosis
4. Purigo
R/ Permethrin cream 5% 10 g tb No. I R/ Albendazol tab 400 mg No. I R/ Gamexan cream 1% ung tb No. I
Tatalaksana
S ue q.h.s S uc S ue
1. Lesi kulit jangan di garuk 1. Albendazol diminum 1x/ hari selama 3 hari berturut-turut 1. Potong rambut
2. Jaga kebersihan kulit 2. Bila belum berhasil, ulangi minggu depan 2. Jaga kebersihan dengan sering keramas
Edukasi
3. Sering-sering jemur seprai / kasur
4. Rendam pakaian dengan air panas selama 30 menit sebelum di cuci

BLOK 15 : DERMATITIS
DKI DKA Atopic/ Eczema/ DA
1. Ada kontak langsung dengan bahan iritan (deterjen, minyak, dll) 1. Ada kontak dengan bahan kimia (deodorant, cat rambut), bahan logam (jam 1. Punya keluhan yang sama sebelumnya
tangan, anting, ikat pinggang), dll 2. Ada riwayat atopic (asma/ hay fever) keluarga
Gejala Khas
2. Gatal 3. Pruritus
4. Kulit kering
Pemeriksaan Fisik
Efloresensi Monomorfik (skuama/ vesikel/ eritema/ pustule) Skuama/ papul/ liken/ fissure berbatas tegas Eritema, papul, eksudat, krusta,likenifikasi
Pemeriksaan Penunjang
1. Histopatologik 1. Darah Lengkap 1. Darah Lengkap
- Banyak serbukan sel MN (DKI akut) - Eosinofil ↑ - Eosinofil ↑ (orang sehat juga bisa ↑)
- Banyak serbukan sel PMN (DKI kronik) 2. Patch Test (+) 2. Indeks SCORAD - rule of nine
2. Patch Test (-) 3. Prick Test
1. DKI
2. DKA
DD
3. Dermatitis atopik
4. Dermatitis seboroik
Basah : R/ Chlorpheniramin maleat tab 4 mg No. X
R/ Kalium Permanganat 1 : 10.000 S 3 dd tab 1
S ue
Tatalaksana
Kering : R/ Hidrokortison cream 0,2% fl No. I
R/ Hidrokortison cream 0,2% fl. No. I S ue 3 dd 1
S ue 3 dd 1
1. Pakai alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan saat kerja
Edukasi
2. Hindari kontak langsung dan lama dengan bahan iritan
BLOK 15 : ERITROSKUAMOSA
Psoriasis Dermatitis Seboroik Ptiriasis Rosea
1. Skuama kasar berlapis, simetris 1. Fase awal : da ketombe 1. Tepi lesi aktif (eritema), tengahnya hiperpigmentasi
Gejala Khas 2. Nyeri, pruritus 2. Fase lanjt : Plak eritematosa berkonfulens
3. Pitting nail
Pemeriksaan Fisik
Efloresensi Skuama berlapis kasar Skuama berminyak Skuama halus
Kulit kepala berambut (alis, liat nasolabial, telinga), ketiak, lipat gluteus, inguinal,
Predileksi Generalisata : siku/ lutut/ kulit kepala -
dll
1. Fenomena Koebner
2. Fenomena Auspitz
3. Fenomena tetesan lilin
Pemeriksaan Penunjang
1. Darah lengkap 1. Histopatologik 1. Kerokan kulit + KOH 10%
- LED ↓ - NEGATIF
2. Asam urat ↑ 2. PP tidak ada !
3. RF (-)
4. ASTO (>125)
5. Histopatologik
- Hiperplasia sel basal
- Proliferasi vaskuler sub epidermis
1. Dermatofitosis 1. Psoriasis 1. Kandidiasis
DD 2. Sifilis psoriasisformis 2. Dermatofitosis 2. Tinea
3. Dermatitis seboroik 3. Ptiriasis Rosea 3. Psoriasis
R/ Hidrokortison ung 0,2% tb No. I R/ Ketokonazol cream 2% ung tb 10 g No. I R/ Bedak salisil 2% 50 g No. I
Tatalaksana
S ue S ue 2 dd m.et.v S ue
1. Kalsipotriol di oleskan 2x/ hari selama 1 bulan, setelah pemakaian 1. Olesi salep pada bagian yang sakit, 2x / hari, pagi dan malam hari 1. Bedak salisil dipakai pada lesi kulit secukupnya
Edukasi kulit dapat teriritasi/ seperti terbakar 2. Jaga kebersihan kulit 2. Tidak diberikan obat karena dapat sembuh sendiri
2. PUVA (psoralen + UVA) berpektrum luas

BLOK 15 : SUMBATAN KELENJAR


Acne Vulgaris : Kelenjar Sebacea Milaria : Kelenjar Ekrin
1. Ada komedo 1. Suka berkeringat, dan gatal
Gejala Khas
2. Kulit berminyak 2. Jarang ganti baju
Pemeriksaan Fisik
Efloresensi Papul + Komedo Erupsi papulovesikular
Predileksi Wajah (depan telinga), dada, dan punggung Punggung
Pemeriksaan Penunjang
Tidak Ada
1. Erupsi akneiformis 1. Acne
DD
2. Folikulitis 2. Erupsi akneiformis
R/ Retinoid acid cream 0,05% ung tb No. I R/ Lotio Faberi sol 100 ml fl No. I
S ue S ue
Tatalaksana
R/ Doksisiklin tab 100 mg No. X
S 2 dd tab 1
1. Rajin cuci muka, min. 2x / hari 1. Kurangi aktivitas yang menyebabkan mudah berkeringat
Edukasi
2. Sering membersihkan muka berminyak dengan tissue 2. Sering mengeringkan bagian tubuh yang basah

BLOK 16 : DIARE
Diare Enterovasif Diare Enterotoksigenik Diare Kronik
1. Diare haemorrhagic 1. Diare non haemorrhagic 1. Nyeri abdomen hebat
2. Demam 2. Tidak ada demam 2. Demam
Gejala Khas
3. BB ↓
4. Pendarahan per rektal
Diare Salmonella Shigella Vibrio cholerae Giardia Lamblia
Frekuensi > 3x/ hari, selama < 14 hari > 3x/ hari selama < 14 hari > 3x/ hari selama > 14 hari
Warna - Seperti cucian air beras Hijau -
Ampas √ X √ -
Darah √ X √
Lendir √ X √ X/√
Bau √ √ √
Pemeriksaan Fisik
TTV
Suhu ↑ Normal ↑
Frekuensi nadi ↑ (Bila dehidrasi) ↑ (Bila dehidrasi) -
Frekuensi nafas ↑ (Bila dehidrasi) ↑ (Bila dehirdrasi) -
Distensi abd √ √ √
Peristaltik ↑ ↑↑ -
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Feses Pemeriksaan Feses Pemeriksaan Feses
1. Leukosit ↑ 1. Leukosit (X) 1. Leukosit ↑
2. Darah samar (+) 2. Darah samar (-) 2. Darah samar (+)
3. Lakoferin ↑ 3. Lakoferin ↑ 3. Lakoferin ↑
4. Kultur 4. Kultur 4. Kultur
Elektrolit Elektrolit Elektrolit
Kolonoskopi/ Sigmoidoskopi Kolonoskopi/ Sigmoidoskopi Kolonoskopi/ Sigmoidoskopi
Serologi amoeba Serologi amoeba Serologi amoeba
1. Diare Enterotoksigenik 1. Diare enterovasif
DD 2. IBS 2. IBS
3. IBD 3. IBD
Antibiotik Antiamebiasis
R/ Siprofloksasin tab 500 mg No. XV R/ Metronidazol tab 500 mg No. XV
R/ Attapulgit tab 650 mg No. XX
S 2 dd tab 1 p.c S 3 dd tab 1
S prn
Tatalaksana R/ Attapulgit tab 650 mg No. XX R/ Attapulgit 650 mg No. XX
R/ Oralit sachet No. XX
S prn S prn
S prn
R/ Oralit sachet no. XX R/ Oralit sachet No. XX
S prn S prn
1. Istirahat dan makan secara teratur
Edukasi 2. Konsumsi attapulgit tiap deaire, 2 tab/ minum, max 12 tab/ hari
3. Oralit diminum hingga tanda-tanda dehidrasi hilang

BLOK 16 : MAKANAN
Alergi Makanan Intoksikasi Makanan Intoleransi Makanan
1. Ada riwayat alergi terhadap makanan (ex : seafood) 1. Diare satu wilayah 1. Setelah minum susu langsung diare
Gejala Khas 2. Kalau tidak minum susu tidak diare
3. Baunya asam
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi Urtikaria - -
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap Pem. Tinja Uji Hidrogen (kadar H2 nafas ↑)
- Eosinofil ↑ - Kultur (+)
Kadar IgE darah ↑ Uji pH
1. Alergi Makanan
DD 2. Intoksikasi Makanan
3. Intoleransi Laktosa
R/ Chlorpheniramine maleat tab 4 mg No. X R/ Attapulgit tab 650 mg No. XX
Tatalaksana
S 3 dd tab 1 S prn
1. Hindari faktor pencetus 1. Cuci tangan sebelum makan 1. Hindari konsumsi susu yang mengandung laktosa
Edukasi 2. Jangan makan sembarangan 2. Ganti susu sapi dengan susu kedelai (soy bean) atau susu bebas
3. Attapulgit diminum setiap diare, 2 tab/ minum, max 12 tab/ hari laktosa
BLOK 16 : PENCERNAAN

GERD Dispepsia Fungsional Appendisitis


1. Heartburn Selama 3 bulan berturut-turut/ dalam 6 bulan : 1. Mual muntah diikuti dengan nyeri perut kuadran kanan bawah
2. Regurgitasi 1. Nyeri epigastrium 2.. Demam tidak terlalu tinggi
3. Nyeri dada non kardiak (tidak seperti tertindih) 2. Rasa terbakar di epigastrium
Gejala Khas
4. Tidur malam sering terganggu → Obstructive Sleep Apneau → 3. Rasa penuh setelah makan
Refluks 4. Cepat kenyang
Ada pengunaan OAINS/ infeksi H. Pylori
Pemeriksaan Fisik
Nyeri √ √ √
Site Retrosternal, menjalar ke leher Epigastrium Kuadran kanan bawah
Character Rasa terbakar Rasa terbakar -
Auskultasi - - Peristaltik usus ↓ / menghilang
1. Nyeri tekan (+)
2. Blumberg sign/ nyeri lepas (+)
3. McBurney sign (+)
4. Rovsing sign (+)
5. Psoas sign (+)
6. Obturator sign (+)
Pemeriksaan Penunjang
1. Endoskopi 1. Endoskopi (-) 1. Darah rutin
- Mucosal break 2. Biopsi (-) - Leukosit ↑↑
2. Biopsi 3. Kultur (-) - Neutrofil ↑
- Esofagitis 4. Lab (-) 2. Urinalisis
3. Pantau pH 24 jam - Ketonuria
- pH < 5cm diatas LES 3. USG
- Penebalan diameter AP appendiks > 7 cm
- Ada appendikolit
1. GERD 1. Intususepsi
2. NERD 2. Divertikulitis Merckel
DD
3. Dispepsia Fungsional 3. KET
4. Dispepsia Organik 4. PID
R/ Omeprazol tab 20 mg No. XV
S 2 dd tab 1 a.c
Tatalaksana -
R/ Metoklopiramid tab 10 mg No. XV
S 3 dd tab 1 a.c
Edukasi 1. makan lebih sering dengan prosi sedikit 1. Rujuk ke spesialis beda untuk dilakukan tindakan
2. Hindari makanan tinggi lemak, pedas, dan asam appendiktomi/ laparoskopi appendiktomi
3. Habis makan jangan langsung tidur

BLOK 16 : DISPEPSIA ORGANIK


Gastritis Ulkus Peptik Ulkus Duodenum Ca Gaster
1. Nyeri epigastrium 1. Nyeri memburuk setelah makan 1. Nyeri membaik setelah makan 1. Tanda alarm
2. Demam 2. Tidur malam sering terganggu - Anemia
3. Rasa terbakar di ulu hati - BB ↓ tanpa sebab yang jelas
Akut dan Kronis - Hematemesis melena
Gejala Khas
- Mual muntah yang tidak membaik dengan
th/ (domperidone)
- Disfagia progresif
2. Anoreksia
Nyeri √ √ √ √
Site Epigastrium Epigastrium Epigastrium Epigastrium
Onset Tiba-tiba, hilang timbul Tiba-tiba, hilang timbul - -
Character Nyeri tertusuk Nyeri tertusuk Rasa terbakar -
Radiation X Ke Kiri Ke Kanan Ke Punggung
Associated Rasa penuh/ meteorismus Rasa pahit pada lidah Rasa penuh/ meteorismus Gejala dari tanda alarm
Time course - Sebelum dan setelah makan Sebelum makan dan sering saat malam hari -
Exacerbation X Makan → Memburuk Makan/ antasida → Membaik X
Scale - - - -
Faktor resiko
OAINS, H. Pylori √ √ √ -
Aspirin, pain killer √ X X -
Pendarahan dan
X √ √ √
perforasi
Pemeriksaan Fisik
Nyeri Epigastrium/ Kuadran kiri atas Epigastrium ke kiri Epigastrium ke kanan Epigastrium ke punggung
Pemeriksaan Penunjang
1. Endoskopi 1. Endoskopi 1. Esofagogastroduodenoskopi (EGD) 1. Esofagogastroduodenoskopi (EGD)
2. Urea Breath Test 2. Urea Breath Test 2. Urea Breath Test 2. Foto radiologi barium kontras ganda
3. Antigen H. Pylori tinja 3. Antigen H. Pylori tinja 3. Antigen H. Pylori tinja 3. Urea Breath Test
4. Antigen H. Pylori tinja
1. Ulkus peptic 1. Gastritis 1. Ulkus duodenum
DD 2. Dispepsia fungsional 2. Dispepsia fungsional 2. Ulkus peptik
3. Ca. gaster 3. GERD 3. Gastritis
Eradikasi HP : 1. Reseksi
Tatalaksana
R/ Omeprazol tab 20 mg No. XV 2. Kemoterapi dengan regimen FAM (SFU,
S 2 dd tab 1 a.c doksorubisin, mitomisin)
R/ Amoksisilin tab 500 mg No. XXV
S 2 dd tab 2 a.c
R/ Klaritomisin tab 500 mg No. XXV
S 2 dd tab 1 a.c
1. Makan sedikit-sedikit tapi sering 1. Rujuk ke spesialis bedah untuk dilakukan
Edukasi 2. Hindari makanan minuman yang mengiritasi lambung reseksi kanker
3. Hindari rokok dan alkohol

BLOK 17 : HEPATITIS
Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis C
1. Demam hilang, jaundice muncul 1. Demam hilang, jaundice muncul 1. Sebelum jaundice muncul, urin gelap dan feses pucat
2. Ada riwayat makan di pinggir jalan 2. Ada kontak dengan cairan tubuh 2. Demam hilang, jaundice muncul
Gejala Khas 3. Demam 3. Keluarga ada yang menderita hepatitis B 3. Ada riwayat penggunaan jarum suntik (ex : narkoba)
4. Demam 4. Keluarga ada yang menderita hepatitis C
5. Demam
Pemeriksaan Fisik
Nyeri Kuadran Kanan Atas
Ikterus √
Organomegali Hepatomegali
Pemeriksaan Penunjang
1. Biokimia Darah 1. Biokimia Darah : 1. Biokimia Darah :
- ALT ↑↑ - Akut : - Akut :
- AST ↑ ALT ↑↑ ( > 10x BANN) ALT ↑↑ ( > 10x BANN)
- Bilirubin > 2,5 mg/dL AST ↑ AST ↑
- Alkali fosfatase normal - Kronik : - Kronik :
2. Serologi AST ↑↑ ( > 10x BANN) AST ↑↑ ( > 10x BANN)
- IgM anti HAV (+) → Akut ALT ↑ ALT ↑
- IgG anti HAV (+) → Infeksi lampau Albumin ↓ Albumin ↓
Globulin ↑ Globulin ↑

- GGT ↑ ( > 51 IU/L) - GGT ↑ ( > 51 IU/L)


- Alkali fosfatase ↑. ( >147 IU/L) - Alkali fosfatase ↑. ( >147 IU/L)
2. Serologi 2. Serologi
- HBsAg (+) IgM anti HBc (+) → Akut -
- HBsAg (+) > 6 bulan→ Kronik
1. Hepatitis A
DD
2. Hepatitis B
3. Hepatitis C
4. Leptospirosis
Supportif : Simptomatik R/ PEG-interferon alfa inj 180 mcg vial No. I R/ PEG interferon alfa 180 mcg vial No. I
R/ Paracetamol tab 500 mg No. XX S i.m.m S i.m.m
Tatalaksana
S 3 dd tab 1 R/ Lamivudin tab 100 mg No. XX R/ Ribavirin tab 100 mg No. X
S 1 dd tab 1 S 1 dd tab 1
1. Istirahat total 1. Rawat inap 1. Hindari penggunaan alat (ex : sikat gigi, gunting kuku, alat cukur)
2. Cuci tangan sebelum makan 2. Diet rendah garam secara bersamaan
Edukasi 3. Hindari konsumsi alcohol 3. Diet tinggi protein 2. Hindari konsumsi alcohol
4. vaksin hepatitis A (inj Ig mL IM) diulang setiap 6-18 bulan, tidak 4. Hindari konsumsi alcohol 3. Ibu yang mengidap hepatits C boleh memberikan ASI ke bayi nya
boleh diberikan bila usia < 2 tahun 5. Vaksin hepatitis B pada usia 0,1,6bulan (tidak ada batasan)

BLOK 17 : HEPATOLOGI

Sirosis Hati Asites Ensefalopati Hepatikum


Stigmata sirosis : 1. Konsumsi alcohol berlebih Perubahan status mental
1. Ikterus 2. Meteorismus 1. Penurunan kesadaran
2. Asites 3. Edem tungkai 2. Penurunan ingatan, konsentrasi, intelektual
3. Spider nevi 4. BB ↓ 3. Perubahan pola tidur (Insomnia)
Gejala Khas
4. Kaput medusa 5. Demam 4. Perubahan pola bicara (Cadel)
5. Esefalopati hepatikum 6. Nyeri perut 5. Kebingungan
6. Hematemesis melena akibat pecahnya varises esophagus
Konsumsi alcohol
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi abd Spider nevi dan kaput medusa Rongga abdomen membesar/ cembung -
Palpasi - Shifting dullness (+) -
Pemeriksaan Penunjang
1. Biokimia Darah 1. Aspirasi cairan asites (parasentesis) 1. Amonia Darah ↑
- Rasio AST/ALT > 1 - Asites fluid total protein (AFTP) < 2,5 g/dL 2. Elektroensefalografi (EEG)
AST ↑↑ ( > 10x BANN) 2. Biokimia Darah 3. CT scan / MRI
ALT ↑ 3. Kadar elektrolit - Lesi intrakranial
- Albumin ↓ - Na ↑ (> 145 mmol/L)
- Globulin ↑ 4. Ureum & Kreatinin
2. Biopsi 5. Urinalisis
3. Histopatologi
4. USG / CT scan abdomen
1. Pecahnya varises esophagus 1. Asites
DD
2. Hepatitis B & C 2. Sindrom Hepatorenal
3. Fatty Liver 3. Ensefalopati Hepatikum
4. Ca Hepatoseluler
Sesuai etiologi (Hep.B/ Hep. C/ NAFLD/ NASH) R/ Spironolakton tab 100 mg No. X R/ L-ornitin L-aspartat inj 10 ml vial No. I
S 1 dd tab 1 S i.m.m
Tatalaksana
R/ Furosemid tab 40 mg No. X R/ Laktulosa syr 200 ml fl No. I
S 1 dd tab 1 S 3 dd 2 C
1. Berhenti konsumsi alcohol 1. Istirahat yang cukup 1. LOLA di suntikan sebanyak 4 ampul/ hari, bila dalam keadaan koma
Edukasi 2. Hindari obat-obatan yang hepatotoksik dan nefrotoksik 2. Diet rendah garam berikan 8 ampul/ hari
(OAINS, HRZ, eritromisin, amoksi-klav) 3. Furosemid diberikan bila ada edem tungkai 2. laktulosa diminum 3x / hari, 2 sendok makan

BLOK 17 : BATU
Kolelithiasis Kolesistitis Koledokoliathiasis Kolangitis
1. Nyeri Kolik 1. Nyeri biasa 1. Nyeri kolik Trias Charcot :
2. Tidak ada demam 2. Demam 2. Tidak ada demam 1. Nyeri biasa
3. Pruritus 2. Demam (+ menggigil)
Gejala Khas 3. Ikterus
Penta Reynolds :
1. Hipotensi
2. Penurunan kesadaran
Nyeri √ √ √ √
Site Kuadran Kanan Atas / Epigastrium Kuadran Kanan Atas / Epigastrium
Onset Tiba-tiba, hilang timbul Perlahan-lahan, menetap Tiba-tiba, hilang timbul Perlahan-lahan, menetap
Character - - - -
Radiation Ke skapula kanan/ bahu - -
Associated Mual, muntah - - -
Time Course > 30 menit dan < 12 jam
Exacerbation Makan berlemak/ porsi besar → Memburuk - -
Scale - - - -
Pemeriksaan Fisik
1. Kurangi konsumsi alcohol
2. Rujuk ke spesialis Bedah untuk dilakukan ERCP
Ikterus X/√ X/√ √ √
Palpasi - Murphy sign (+) - -
Pemeriksaan Penunjang
1. Darah Lengkap 1. Darah Lengkap 1. Darah Lengkap 1. Darah Lengkap
- Leukosit normal - Leukosit ↑ - Leukosit normal - Leukosit ↑
2. Biokimia Darah 2. Biokimia Darah 2. Biokimia Darah 2. Biokimia Darah
- AST ALT normal - AST ALT ↑ - AST ALT normal - AST ALT ↑
- Bilirubin indirek/ direk normal - Bilirubin indirek/ direk normal - Bilirubin indirek normal - Bilirubin indirek normal
- Alkali fosfatase normal - Alkali fosfatase ↑ - Bilirubin direk ↑ - Bilirubin direk ↑
3. USG kandung empedu 3. USG kandung empedu - Alkali fosfatase normal - Alkali fosfatase ↑
- Batu dengan gambaran posterior acoustic - Penebalan dinding (edem) gall bladder 3. USG kandung empedu 3. USG kandung empedu
shadow pad gall bladder - Batu dengan gambaran posterior acoustic shadow
pada ductus bilier
1. Kolelithiasis
2. Kolesistitis
DD
3. Koledokolithiasis
4. Kolangtitis
R/ Ursodeksikolat acid tab 250 mg No. XX
S 2 dd tab 2
R/ Siprofloksasin tab 500 mg No. XX
Tatalaksana
S 1 dd tab 1
R/ Piroksikam tab 10 mg No X
S 1 dd tab 1
1. Kurangi konsumsi alcohol 1. Kurangi konsumsi alcohol 1. Kurangi konsumsi alcohol 1. Kurangi konsumsi alcohol
Edukasi 2. Rujuk ke spesialis Bedah untuk dilakukan ERCP 2. Rujuk ke spesialis Bedah untuk dilakukan ERCP / 2. Rujuk ke spesialis Bedah untuk dilakukan ERCP / 2. Rujuk ke spesialis Bedah untuk dilakukan ERCP
kolesistektomi koledokolitomi

BLOK 18 : RESPIRATORY
Pneumoniae TB Asma PPOK
1. Batuk produktif 1. Batuk > 2 minggu 1. Batuk lebih berat saat malam hari 1. Sesak nafas
2. Takipnea 2. hemoptisis 2. Mengi berulang 2. Hipesekresi sputum
Gejala Khas 3. Perubahan karakteristik dahak (putih kental → 3. Keringat malam 3. Sesak nafas 3. Dahak putih kental
kuning kehijauan) 4. Dada seperti diikat 4. Batuk selama 3 bulan berturut-turut dalam 2
tahun
Sesak nafas √ √ √ √
Nyeri dada √ √ X X
Demam √ √ X X
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Bentuk toraks Normal Normal - Barrel chest
Gerak dada Simetris Simetris Simetris Simetris
Sela iga Normal Normal Melebar Melebar
Palpasi Mengeras Melemah Melemah semua lobus paru Melemah semua lobus paru
Perkusi Redup Sonor/ hipersonor Hipersonor semua lapang paru Hipersonor semua lapang paru
Lobus inferior : Lobus superior : Lobus superior : Lobus superior :
Auskultasi - Vesikuler melemah - Ronki basah halus - Ronki kering - Ronki kering
- Ronki basah kasar Lobus medius : Lobus inferior : Lobus inferior :
- Ronki basah sedang - Vesikuler melemah - Vesikuler melemah
- Wheezing - Wheezing
- Ronki basah halus - Ronki basah halus
Pemeriksaan Penunjang
1. Darah Lengkap 1. Darah Lengkap 1. Spirometri dengan bronkodilator 1. Foto toraks PA Lateral
- Leukosit ↑ - Leukosit ↑ - FEV1 ↑ (> 12 % dan > 200 cc) - Hiperinflasi, hiperaerasi, hiperlusen semua
- LED ↑ - Limfosit ↑ 2. PEF lapang paru
2. Pemeriksaan septum - LED ↑ - Dengan bronkodilator ↑ 60 cc/ menit 2. Spirometri
3. Pewarnaan Gram 2. Pemeriksaan sputum SPS - Tanpa bronkodilator ↑ (> 20 %) - VEP < 70 %
- Streptococcus pneumoniae - BTA → Pewarnaan Ziehl Neelsen 3. AGD
4. Foto toraks PA lateral - Kultur → Media Lowerstein Jensen - Saturasi O2 < 90%
- Perselubungan lobus paru 3. Foto thorax PA Lateral 4. Foto toraks PA Lateral
- Infiltrat pada lobus superior (apex) segmen apical dan - Hiperinflasi, hiperaerasi
posterior
- Kavitas
- Bercak milier
4. GeneXpert
1. TB 1. Asma
2. Bronkiestatis 2. PPOK
DD
3. Pneumonia 3. Bronkiekstatis
4. PPOK 4. Bronkiolitis
R/ Levofloksasin tab 750 mg No. X R/ Isoniazid tab 300 mg No. XXX R/ Salbutamol puff 90 mcg fl No. I
S 1 dd tab 1 S 1 dd tab 1 S 4 dd puff II
R/ Paracetamol tab 500 mg No. X R/ Rifampisin tab 300 mg No. XXX R/ Budesonide puff 180 mcg fl No. I
S 3 dd tab 1 S 1 dd tab 1 S 2 dd puff II
Tatalaksana
R/ Ambroxol tab 30 mg No. x R/ Pyrazinamid tab 500 mg No. LX Optional :
S 3 dd tab 1 S 1 dd tab II R/ Ipratropium bromide puff 17 mcg fl No. I
R/ Ethambutol tab 400 mg No. LX S 4 dd puff 1
S 1 dd tab II
1. Berhenti merokok 1. Minum obat secara teratur agar tidak terjadi resistensi 1. Hindari aktivitas di tempat yang banyak polutan 1. Berhenti merokok
2. Usahakan jangan menelan kembali dahak obat 2. Pakai masker setiap pergi ke tempat yang berdebu 2. Pakai masker tiap aktivitas
3. Pakai masker tiap aktivitas 2. Untuk 2 bulan pertama, minum 1 tab H, 2 tab R, 2 tab Z, 3. Membersihkan ventilasi udara
4. Membersihkan ventilasi udara 2 tab E
Edukasi
3. Untuk 4 bulan selanjutnya, minum 1 tab H dan 2 tab R
4. Jangan khawatir bila setelah minum, urinnya berubah
warna menjadi merah, nyeri sendi, gangguan
pengelihatan

↑↓

Anda mungkin juga menyukai