Anda di halaman 1dari 30

Kebijakan Sistem

Pembayaran
Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017

Bahan ajar ini merupakan milik BI Institute dan digunakan untuk kepentingan pengajaran yang
terkait dengan BI Institute. Penggunaan materi di luar kegiatan BI Institute perlu mendapat
persetujuan.
2

Outline Pengajaran

1. Pendahuluan

2. Perumusan Kebijakan Sistem Pembayaran

3. Ekosistem Sistem Pembayaran

4. Isu Terkini

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


3

Pendahuluan—Visi dan Misi BI


VISI
Menjadi lembaga bank sentral yang
kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai
strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan
Guna nilai tukar yang stabil
mencapai
Visi & Stabilitas nilai rupiah; Sistem keuangan yang efektif dan efisien; Sistem
Misi
MISI Pembayaran yang aman, efisien, lancar; Organisasi dan SDM BI yang
menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja

Kebijakan Kebijakan sistem


Kebijakan makroprudensial
moneter pembayaran dan
yang kredibel pengelolaan uang
yang dan proaktif Rp yang kredibel
kredibel dan serta surveilance & proaktif
konsisten yang kuat dan
teruji

Kerjasama dan Kolaborasi yang Proaktif


Diperlukan
Kebijakan Kebijakan Internasional Kebijakan Ekonomi & Keuangan Daerah
Utama &
Pendukung Strategic Enablers

Sumber: AFSBI 2014

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


Pendahuluan-Hubungan SSP PUR dengan SM 4

dan SSK
Stabilitas Harga dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Stabilitas Sistem Pembayaran dan Stabilitas Sistem Keuangan


Stabilitas Moneter
Pengelolaan Uang Rupiah (SSPPUR) (SSK)
(SM)

Volume Transaksi
Pembayaran
• Kecukupan ULE
Intermediasi Sistem
• Berkembangnya Instrumen SP
Tranmisi Moneter yang Efektif Keuangan
(Payment System Innovation)
• Velocity of money (V = PT/M) • Volume transaksi meningkat
meningkat. • Biaya transaksi rendah
• Cost of fund rendah Efisiensi Transaksi
Pembayaran
• Perputaran uang cepat
• Biaya transaksi murah
• Durasi instrumen lama

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


5

Pendahuluan-Visi dan Misi SPPUR


Visi :
Menjadi otoritas Sistem Pembayaran yang kredibel dan
terbaik di regional untuk mendukung perekonomian
yang berkesinambungan
Misi :
Sistem Pembayaran yang aman, efisien, lancar dan andal, dengan memperhatikan
perluasan akses dan perlindungan konsumen

Sumber: AFSBI 2014

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


6

Pendahuluan-Blueprint SPPUR

A: AFSBI | RE: Roadmap Elektronifikasi | RA: Roadmap ATM/D | NPG: Conceptual Design NPG | RB: Roadmap Bansos
BP: Roadmap BIG-Pay | UE: Roadmap Uang Elektronik | CBM: Action Plan CeBM | SP: Usulan DKSP

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


Pendahuluan—Peran BI dalam Sistem 7

Pembayaran
Melakukan pemeriksaan kepada penyelenggara SP

PENGAWASAN
Mengawasi penyelenggaraan
Menerbitkan izin kepada Menyelenggarakan BI-
(Penjelasan UU No 23 Th 1999)
penerbit, acquirer dll RTGS, BI-SSSS dan SKNBI

PERIZINAN OPERATOR
Memberikan izin Menyediakan layanan sistem
penyelenggaraan pembayaran
(Pasal 15 UU No 23 Th 1999) (Pasal 17 & 18 UU No 23 Th 1999)

Mengembangan transaksi non tunai


Menerbitkan PBI dan SE BI terkait lewat pencanangan GNNT
penyelenggaraan SP
MISI BI FASILITATOR &
Sistem Pembayaran PERLINDUNGAN KONSUMEN
REGULATOR yang aman, efisien,
lancar dan andal, Memfasilitasi pengembangan
Merumuskan kebijakan dengan SP oleh industri & menjaga
memperhatikan keseimbangan hak dan
(Pasal 8 UU No 23 Th 1999) perluasan akses dan
perlindungan
kewajiban konsumen
konsumen

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


8

Ekosistem SP—Klasifikasi SP
Sistem Pembayaran

High Value Retail Value

Diselenggarakan BI Diselenggarakan BI Diselenggarakan Indutri

RTGS SKNBI APMK Uang Elektronik


SSSS

Kartu ATM/Debet Kartu Kredit

RTGS : Real Time Gross Settlement System ATM EDC Internet Banking Mobile Banking SMS Banking
SSSS : Scriptles Securities Settlement System
SKNBI : Sistem Kliring Nasional BI
• SKNBI retail value antara lain credit transfer dan warkat debet Cek/BG nominal retail
• SKNBI high value antara lain warkat debet nominal besar
APMK : Alat Pembayaran Menggunakan Kartu
PTD atau Penyelenggara Transfer Dana merupakan penyelenggara SP yang menjalankan proses transfer dana melalui instrument
antara lain RTGS, SKNBI, APMK, Uang Elektronik maupun pindah buku di internal bank setelmen yang ditunjuk

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


9

Ekosistem SP—Penyelenggara Jasa SP

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


10

Perumusan Kebijakan SP—Komponen SP


Setiap sarana dan
prasarana yang digunakan Kebijakan tertulis dalam
memproses pemindahan bentuk aturan dan
dana kebijakan tidak tertulis
(EDC, ATM, internet, mobile (PBI, SE BI, Surat,
phone dll) Infrastruktur Aturan
Himbauan)

Alat pembayaran yang


digunakan untuk
memindahkan dana
Instrumen Lembaga
(Kartu ATM/Debet, Kartu
Kredit, Uang Elektronik dll)

Mekanisme

Penyelenggara jasa SP baik


Serangkaian kegiatan yang dilakukan
yang dilakukan oleh Bank
dalam penyelenggaraan jasa SP
Indonesia maupun industri
Sumber: UU No 23 Th 1999 Pasal 1
(Proses kliring, proses setelmen, proses
(Penerbit, Acquirer, Prinsipal dll)
autentifikasi, proses transfer dana dll)
*Komponen SP merupakan aspek-aspek yang harus ada dalam Sistem Pembayaran

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


11

Perumusan Kebijakan SP—Risiko SP


Risiko Kredit Risiko Likuiditas
Risiko yang terjadi apabila counterparty Risiko yang terjadi apabila counterparty
tidak dapat memenuhi kewajibannya memiliki asset yang cukup tetapi tidak
untuk membayar secara penuh baik dapat memenuhi kewajibannya untuk
pada saat jatuh tempo maupun membayar secara penuh pada saat
sesudahnya. jatuh tempo, melainkan sesudahnya.
A gagal memenuhi kewajiban pada B baik saat A gagal memenuhi kewajiban pada B saat ini,
ini maupun di kemudian hari karena tidak lagi karena kurang aset likuid, namun terdapat
memiliki aset kemungkinan di kemudian dapat memenuhi
kewajiban dimaksud, yaitu saat aset yang
Risiko sistemik belum likuid menjadi likuid (piutang terbayar)

Risiko yang terjadi manakala kegagalan Risiko Operasional


suatu counterparty dalam setelmen
Sumber: Core Principles for Risiko yang terjadi ketika terdapat
pembayaran menyebabkan pelaku atau Systemically Important
counterparty gagal memenuhi Payment Systems, BIS, 2001 kegagalan dari manajemen operasi
kewajiannya pada saat jatuh waktu. sistem pembayaran.
Gagal bayar A kepada B Risiko Hukum A gagal memenuhi kewajiban pada
B karena server down (kesalahan
menyebabkan gagal bayar B kepada
C, C kepada D, D kepada E dan Risiko yang terjadi akibat ketidakpastian operasional)
seterusnya, sehinggal seluruh hukum yang terkait dengan masalah
rangkaian SP menjadi gagal transaksi pembayaran dan setelmen
Potensi sengketa antara pihak yang bertransaksi akibat ketentuan
yang ada kurang detail
Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017
12
Perumusan Kebijakan SP—Kerangka Kebijakan SP
Sasaran
Instrumen Sasaran Akhir
Kebijakan Strategi Kebijakan Indikator Kebijakan
Kebijakan Kebijakan
Utama BI
1.Instrumen SP (al. 1.Perencanaan dan 1.Ketersediaan peraturan/ketentuan utk
APMK dan Uang pengembangan SP memperkuat landasan hukum SP
Sistem
Elektronik).
2.Penyelenggaraan sistem pembayaran dan pembayaran
2.Pengaturan SP dan KUPVA bukan
setelmen oleh BI dengan indikator al.: yang lancar,
2.Pelaku SP Bank yang memberikan
a. Tingkat ketersediaan sistem; aman, efisien
(penyelenggara kepastian hukum
SISTEM PEMBAYARAN

b. Pemenuhan SLA dan kepatuhan standar Mencapai


dan andal yang
dan peserta). internasional. dan
berkontribusi
3.Proses perizinan memeliha-
KEBIJAKAN

3.Penyelenggaraan jasa SP oleh industri sesuai terhadap ra


3.Mekanisme SP (al. penyelenggaraan jasa SP dan
SLA dengan indikator al. peningkatan perekonomian, kestabilan
Pricing Policy, KUPVA bukan Bank dengan
elektronifikasi *). stabilitas nilai
interoperabilitas) prinsip transparansi dan
kesetaraan akses
moneter dan Rupiah
4.Penyelenggaraan MSB atau BLU yang al.
stabilitas sistem
4.Infrastruktur*) SP mencakup penyelenggaraan KUPVA bukan Bank
keuangan dengan
(al. BI-RTGS, BI- 4.Penyelenggaraan SP oleh BI dan dan CiT.
memperhatikan
SSSS dan SKNBI). pemenuhan standar
5.Perluasan interoperabilitas SP. aspek perluasan
internasional
akses,
5.Kebijakan lainnya 6.Peningkatan transaksi non-tunai pemerintah,
perlindungan
(kebijakan MSB 5.Pengawasan*) penyelenggaraan wholesale dan retail
konsumen dan
atau Bisnis SP, pengawasan KUPVA bukan
7.Tingkat perlindungan konsumen jasa SP dengan kepentingan
Layanan Uang, Bank, CIT, dan penggunaan
indikator al. indeks keyakinan perlindungan nasional.
antara lain KUPVA Rupiah.
konsumen jasa SP.
bukan Bank) Sumber: PDG
Kerangka
*) Pilar AFSBI
Kebijakan
Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah Terkait
Kebijakan Internasional Terkait Kebijakan SP Sistem
Kebijakan SP
Pembayaran
Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan dan
Pengelolaan
ORGANISASI MANAJEMEN RISIKO HUKUM Uang Rupiah

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


Isu Terkini—Gerakan Nasional Non-Tunai: 13

Definisi dan Manfaat

“Mendorong Masyarakat Menggunakan Sistem Pembayaran dan Instrumen Pembayaran Non Tunai
dalam Melakukan Transaksi Pembayaran” - 14 Agustus 2014

Perencanaan
Akses
Transparansi Efisiensi Velocity Ekonomi
Praktis Lebih
& Keamanan Rupiah of Money Lebih
Luas
Akurat

Tidak perlu membawa Meningkatkan akses Membantu usaha Menekan biaya Meningkatkan sirkulasi Transaksi tercatat secara
banyak uang tunai, masyarakat ke dalam pencegahan dan identifikasi pengelolaan uang rupiah uang dalam perekonomian lebih lengkap sehingga
higienis sistem pembayaran kejahatan kriminal dan cash handling (velocity of money) perencanaan lebih akurat

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


14

Isu Terkini SP—APMK: Fraud


1. Malware 2. Phising

Pelaku menyebarkan malware Pelaku membuat website palsu


untuk melakukan pengintaian yang sangat mirip dengan asli.
(username dan password).
Malware ada di browser
nasabah.

Pelaku menerima notifikasi dari Pelaku menyebarkan link


malware saat salah satu korban address website palsu kepada
aktif. Pada layar korban, para calon korban.
muncul pop up untuk
sinkronisasi token.
Kode token yang dimasukkan Link buatan pelaku terlihat
ke pop up digunakan pelaku “asli/orisinil” dan mengundang
untuk transaksi online saat itu korban mengakses link tsb.
juga. Terdapat 2 token yang
diminta: untuk mendaftarkan
rekening dan konfirmasi
Sumber: transaksi. Uang korban Data pribadi yang dimasukkan
Bank Indonesia kemudian dikirimkan ke pelaku oleh korban di website palsu
Mitigasi: berhasil dicuri oleh pelaku.
Tidak memakai internet banking di sembarang
browser. Mitigasi:
Tidak mengunduh sembarang file dari internet. Selalu perhatikan alamat website (URL: www) sesuai
Apabila ada proses berbeda saat bertransaksi dengan website resmi bank
internet banking, segera menghubungi call center Tidak memakai internet banking di sembarang
bank. browser

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


15

Isu Terkini SP—APMK: Fraud


3. Skimming 4. Pembajakan SIM Card
 ATM skimmers biasanya berupa plastik/plaster , Pelaku memiliki data nasabah
ditempatkan di atas card reader ATM yang (nama, tgl lahir, ibu kandung,
asli. dll)
 Menggunakan suatu perangkat untuk
mencatat/mengirimkan informasi kartu bagi
pelaku Pelaku datang ke gerai untuk
 Informasi yang diperoleh dipakai meng-cloning mendapatkan simcard baru
kartu.
 Fraudster cenderung memasang alat skimmer di
sela waktu yang jarang digunakan untuk
bertransaksi, seperti saat tengah malam dan dini Pelaku menelpon call center
hari. Alat skimmer hanya dipasang selama Bank untuk reset password e-
beberapa jam saja banking

Pelaku dapat menerima


Sumber: notifikasi OTP dengan
Bank Indonesia
SIMCARD dan
menyalahgunakan rekening
Mitigasi korban
 Rutin mengubah password ATM Mitigasi
 Perhatikan card reader, apakah terlihat  Memastikan data yang tersimpan di telco lengkap
tergores, longgar, bengkok atau tidak pada  Tidak sembarang memberikan data diri kepada
tempatnya pihak lain
 Kebanyakan card skimmers ditempelkan  Selalu mengaktifkan SIM Card dan melaporkan
dengan menggunakan double-sided tape. kepada telco apabila bepergian ke luar negeri
 Card reader yang asli memiliki desain cekung

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


16

Isu Terkini SP—APMK: Surcharge

 Untuk menutup biaya MDR yang harus dibayarkan dari merchant kepada acquirer, beberapa merchant
mengenakan surcharge (tambahan biaya) kepada konsumen.
 Besarnya surcharge rata-rata di angka 3%, (lebih besar dibandingkan MDR yang harus dibayar merchant),
sehinngga pengenaan surcharge menjadi salah satu sumber pendapatan tambahan bagi merchant.
 Surcharge dilarang oleh BI sebagaimana disebutkan dalam PBI No. 11/11/PBI/2009 tanggal 13 April 2009
tentang APMK pada penjelasan pasal 8 ayat 2

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


17

Isu Terkini SP—APMK Gesek Tunai


Nasabah menggesek kartu dengan
1 membayar jasa 1,8% – 2,5%

Kenapa Dilarang?
2
2. Merchant memberikan Merchant*) • Berpotensi membuat pelaku
Card Holder a uang tunai gestun (card holder) terjerat
2.b dalam pinjaman yang akhirnya
menjadi kredit bermasalah

3
• Berpotensi meningkatkan NPL
10

GESTUN Merchant

Pembayaran
Penagihan

membayarkan kartu kredit perbankan


• Berpotensi dimanfaatkan
Pembayaran

tagihan kartu kredit

Penagihan
cycle sebelumnya dalam kegiatan pencucian
uang
• Data yang dilaporkan oleh
9

4
bank penerbit kepada BI
Prinsipal menjadi tidak akurat, karena
(Kliring &
jumlah nilai transaksi belanja
Setelmen)
yang sebenarnya lebih kecil
7 8 Pembayaran dari jumlah nilai transaksi
Pembayaran
yang dilaporkan ke BI
Issuer Acquirer • Keuntungan paling optimal
Penagihan merchant adalah
Penagihan 6 5 menggunakan MCC (Merchant
Category Code) Yayasan,
2.a  dilakukan dalam flow gestun konvensional karena MDR (Merchant
2.b  dilakukan dalam flow gestun dana talangan Discount Rate) kecil (0%).

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


18

Isu Terkini SP—APMK Gesek Tunai


Gesek tunai (gestun) juga dapat dilakukan secara online melalui website
Melalui Marketplace Melalui Website Gestun

Selain 2 model diatas terdapat juga model bisnis lainnya dimana website hanya memberikan informasi terkait
merchant yang menerima kegiatan gesek tunai, dimana pengguna dapat mendatangi merchant secara
langsung untuk melakukan transaksi gesek tunai

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


Isu Terkini SP—Uang Elektronik: Layanan 19

Keuangan Digital (LKD)


Layanan Keuangan Digital
Bank*
Deposit SLA
“kegiatan layanan jasa SP & keuangan yang
dilakukan melalui kerjasama dengan pihak
ketiga serta menggunakan sarana &
Supervision
perangkat teknologi berbasis mobile/web
Branch dalam rangka keuangan inklusif*”
*) PBI No. 16/8/PBI/2014 tanggal 8 April 2014 tentang
Perubahan atas PBI U-Nik.
TELCO

Agent Agent Agent Agent


Encryption Dukungan terhadap LKD
Real Time • Sebanyak ± 481 ribu atau 51% rumah
tangga peserta PKH memiliki HP (TNP2K).
Settlement
Customers Real Time
Notification • Sebanyak ± 13 juta atau 52% rumah
Dual
Otentikasi tangga miskin memiliki HP (TNP2K).
• Hasil survey remitansi sementara kepada
TKI 2014, hampir 100% TKI memiliki HP
(BI).
E-MONEY • Hasil survey kepada 408 petani (padi,
Uji coba jagung, kentang, cabe), hampir 73%
penyaluran petani memiliki HP (Mercy Corps
bantuan Indonesia ).
pemerintah
(PKH)
Hambatan LKD
menggunakan • Gangguan jaringan telekomunikasi
uang • Manajemen likuiditas agen yang perlu
elektronik ditingkatkan
melalui LKD • Kegiatan edukasi sangat diperlukan.
Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017
20

Isu Terkini SP—Standar Nasional dan Chip

Kenapa Migrasi ke Chip ?


Fraud di Kartu Kredit • Teknologi magnetic stripe sudah tidak memadai dari sisi
keamanan, mudah dipalsu melalui skimming
• Eksposure risiko ke kartu ATM/Debet meningkat sejak
implementasi chip pada kartu kredit
• Case fraud kartu ATM/Debet di awal 2010 (tepat setelah
implementasi chip untuk KK)
• Chip memiliki kemampuan metode enkripsi yang lebih
canggih sehingga sulit dipalsukan
• Pada kartu ATM/debet, standar kartu chip yang
digunakan merupakan standar nasional (National
Standard Indonesian Chip Card Specification: NSICCS)
• Migrasi ke chip dimulai dengan implementasi pada Kartu Kredit pada
agar mengurangi ketergantungan Indonesia dengan
1 Januari 2009 (menggunakan standar EMV). Kartu Kredit dipilih
prinsipal internasional dan meningkatkan kemandirian.
sebagai tahap awal implementasi karena jumlah yang lebih kecil.

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


21

Isu Terkini SP—Instant Payment


Tren mekanisme pembayaran, termasuk transfer, bergerak ke arah ”instant payment”. Indonesia telah menerapkan
sebagian besar mekanisme instant payment

Inisiatif Instant Payment di Berbagai Negara

24/7/365
Afsel Swedia Turki Australia India Singapura
Definisi Instant Payment

Real Time BIR Real New Payment


Instant RPS IMPS G3 & FAST
Clearing Time Platform
Immediate/
Close to Deferred Real Time Deferred Real Time Deferred Deferred
Immediate
Clearing
Dalam instant/fast payment, setelmen tidak harus dilakukan secara real time

Instant Payment di Indonesia


Di Indonesia, instant payment baru terjadi pada transfer antar bank via
Immediate prinsipal ATM, namun tanpa immediate confirmation dan kliring &
Crediting setelmen dilakukan secara deferred:
- Middle man instant payment ATM: 3 prinsipal
- Mekanisme clearing: 1 periode per hari
Immediate - Liquidity provider (yang melakukan immediate crediting): Destination
Confirmation

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


22
Isu Terkini SP—Kelembagaan SP

Kelembagaan stakeholder SP telah berevolusi baik di tingkat otoritas maupun industri…

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


23

Isu Terkini SP —National Payment Gateway


Tujuan utama pengembangan NPG di Indonesia adalah untuk meningkatkan efisiensi & keamanan dalam sistem
pembayaran, serta mempertegas kedaulatan negara.

 Meningkatkan efisiensi melalui sharing infrastruktur SP


EFFICIENCY  Memperluas akses layanan SP melalui peningkatan interkoneksi dan
(EFISIENSI) interoperabilitas
 Menurunkan biaya pemrosesan

 Menurunkan potensi risiko setelmen melalui penggunaan central bank money


SECURITY  Menurunkan potensi risiko sistemik
(KEAMANAN)  Menurunkan potensi fraud
 Meningkatkan perlindungan konsumen

SOVEREIGNTY  Meningkatkan ketahanan dan kemandirian SP nasional


(KEDAULATAN NEGARA)  Menyediakan data dan informasi transaksi SP ritel nasional yang komprehensif

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


24

Isu Terkini SP —National Payment Gateway

*) ‘PAYMENT GATEWAY’ menggantikan


‘INTERNET PAYMENT’

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


25

Isu Terkini SP —Distributed Ledger Technology

Distributed Ledger System (DLS): teknologi pencatatan untuk memindahkan data transaksi (aset) dari pengirim ke
penerima yang penatausahaannya distribusikan (shared/distributed) dan di replikasi (replicated ledger ) ke seluruh
anggota sehingga tidak ada single point of failure

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


26

Isu Terkini SP — Bitcoin

Bitcoin ditemukan oleh Bitcoin diperoleh dengan Proses menambang Bitcoin dilakukan melalui perhitungan
Satoshi Nakamoto (nama cara “menambang” atau algoritma yang diciptakan oleh Satoshi Nakamoto dan harus
samaran) pada 2009 membeli dipecahkan oleh komputer berkemampuan tinggi

Alat miner

Mengisi dompet Pembayaran


2 dengan mining / 3
membeli ke trader. Validasi

2011 2012 2013 2014 2015 2016


$ 5,53 $ 13,38 $ 757,5 $ 311,9 $ 432,0 $ 956,3 Peer-to-peer transaction

16 Jan 2017
Menukarkan
USD: 884,7 4 Bitcoin dengan
rupiah

Bitcoin
1 Buat account dompet Bitcoin.

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


Isu Terkini SP — Stance BI dan Penyebaran 27

ATM Bitcoin
Sebaran ATM Bitcoin
ATM Bitcoin 1) LTC Glodok (JAKARTA)
Malaysia 2 Supported operations: Buy and Sell (Fiat ⇄ Crypto)
Kor-Sel 2
Fees: 0.9% from BTC-e
Singapura 3 Jepang 11 Limits: Rp 3 million
Vietnam 3 Australia 13 ATM Type: BitXatm
Filipina 1 UK 47
2) Bitcoin.co.id Information Center (Kuta, BALI)
Thailand 1 US 551
China 3
3) Hubud (Ubud, BALI)
Kanada 136
Supported operations: Buy only (Fiat → Crypto)
Hong Kong 4 Spanyol 27 Fees: Bitcoin.co.id + 3%
Makau 4 Finlandia 18 Limits: 1 BTC per transaction
Sumber: coinatmradar.com (06/01/17) ATM Type: Lamassu

Stance BI atas Bitcoin

PBI PTP 18/40/PBI/2016 tentang PTP

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


Isu Terkini SP — Kewajiban Penggunaan 28

Rupiah

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


29

Isu Terkini SP—Kewajiban Penggunaan Rupiah


• Pada Nov-16, transaksi valas naik tipis 8,4% (mtm) dibanding bulan sebelumnya (+2,6% mtm), namun secara tahunan
transaksi valas masih turun 40,33% (yoy).
• Kondisi tersebut sejalan dengan pola musiman akhir tahun dan pelemahan nilai tukar rupiah di akhir 2016, meski
secara umum, a.l. pembayaran deviden dan repatriasi dana.

Transaksi Valas Antar Penduduk Per Jenis Transaksi Transaksi Valas Antar Penduduk
Berdasarkan Sumber Rekening

*) Angka Sementara **)Angka sangat sementara Sumber data : DSta & DPKL
Tidak termasuk trx dg pemerintah, investasi langsung, pinjaman, surat berharga, perdagangan valas, simpanan, trx melalui overbooking, trx di bawah theshold
(USD10.000).

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017


30

Terima

Kasih

Materi Kebanksentralan Level Dasar 2017

Anda mungkin juga menyukai