Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN AKHIR

PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT (PkM) DOSEN

i
TEKNOLOGI BIOPORI UNTUK PELESTARIAN LINGKUNGAN
DI RW 016 PATRANG KRAJAN KELURAHAN PATRANG
KABUPATEN JEMBER

Oleh:
Dr.TRI DYAH PRASTITI, M.Pd/19580511986032001
Ir. SRI SUHASTUTI, MP /19560712 198303 2 001
HESTI HERMININGSIH, SP,M.P /198107052010122003

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
2017

i
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul ………………………………… i
Halaman Pengesahan Laporan ………………………………… ii
Lembar Pernyataan Penelaah Laporan Hasil Kegiatan PkM …………. iii
Daftar Isi ………………………………… iv
Lembar Depan Laporan Kemajuan Kegiatan ………………………… v
Kata Pengantar ………………………………… vii
Ringkasan ……………………………… viii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 : Analisis dan Kondisi Mitra …………………………………. 1
1.2 : Relevansi Permasalahan ………………………………… 2
1.3 : Pertimbangan Pelaksanaan Program Bersama Mitra …. 3

BAB II : STRATEGI DAN TARGET LUARAN


2.1 : Solusi ………………………………………………. 4
2.2 : Target Luaran ……………………………………………….. 4
2.3 : Bentuk Luarana ………………. ……………………………… 5

BAB III: METODE PELAKSANAAN


3.1: Metode Intervensi ………………….. ……................................ 6
3.2 : Cara dan Tahapan Proses ........................... …………………….. 7
3.3 : Partisipasi Mitra dalam Pelaksanaan Program …………………. 9

BAB IV KELAYAKAN PELAKSANA


4.1 Kualifikasi Tim, Kompetensi dan Deskripsi Tugas ……………… 10
4.2 Keterampilan Pelaksana PkM ……………………………………. 11
4.3 Pelaksana PkM ………………………………………………….. 13
4.4 Peran dan Kontribusi Anggota PkM ……………………………. 15

BAB V BIAYA DAN JADWAL


5.1 Laporan Penggunaan Dana 100% ……………………………….. 16
5.2 Jadwal Kegiatan ………………………………………………… 19

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 20

LAMPIRAN:

iii
A. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul …………………… 21
B. Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama dari Masyarakat Binaan/Mitra 22.
C. Deskripsi Penugasan Tim Abdimas .......................................... 23
D. Denah Lokasi Kegiatan Abdimas .......................................... 24
E. Peta Wilayah/Masyarakat tempat Abdimas ................................... 25

Lampiran F : Surat Perjanjian Penugasan …………………………….. 26


Lampiran G: Surat Tugas Melaksanakan Kegiatan ABDIMAS ………. 30
Lampiran H: Berita Acara Serah Terima Barang Kegiatan Abdimas UT 2017 . 31
Lampiran I: Dokumentasi/ Foto-foto kegiatan ………………………… 32

iv
Lembar Depan
Struktur Laporan Kemajuan Kegiatan

1. Judul: Teknologi Biopori untuk Pelestarian Lingkungan Di Rw 016 Patrang Krajan


Kelurahan Patrang Kabupaten Jember

2. Mitra Kegiatan
2.1 Jumlah Mitra : 30 orang
2.2 Pendidikan Mitra: S1 : 5 orang
SLTA : 25 orang
3 Persoalan Mitra : Belum ada kesadaran bahwa penyebab banjir di kampung
ketika hujan antara lain adalah tidak tersedianya lahan
resapan air hujan di kampung tersebut
4.Status Sosial Mitra : Sedang ke bawah
5.Lokasi
5.1 Jarak UPBJJ ke lokasi mitra : 15 km

5.2 Sarana transportasi : mobil/taksi

5.3 Sarana komunikasi : HP

6 Tim Abdimas
Jumlah dosen : 3 orang
Jumlah mahasiswa :-
Gelar Akademik Tim: S3 :1 orang
S2 :2 orang
Gender: Perempuan : 3 orang
Prodi/Fakultas: FKIP/ : 1 orang
PMIPA : 1 orang
Non UT : 1 orang
7 Aktivitas Abdimas
7.1 Metode Pelaksanaan : Ceramah/sosialisasi, pemasangan alat biopori, monev
7.2 Waktu efektif kegiatan : 3 bulan
7.3 Evaluasi kegiatan
a. Keberhasilan : berhasil
b. Indikator keberhasilan : - Telah terpasang 125 titik lubang biopori, yang terbagi ke
dalam 5 RT (tiap RT mendapat pemasanagan biopori 25 titik)
c. Keberlanjutan kegiatan : berhenti
8 Biaya Program
8.1DIPA PPM-LPPM UT : 12.646.000,- (Duabelas juta enam ratus empat puluh enam ribu
rupiah)

v
8.2 Likuiditas Dana Program
a. Tahapan pencairan dana : mendukung kegiatan di lapangan
b. Jumlah dana diterima : 100 %
9 Kontribusi Mitra :
a. Peran serta mitra : aktif : Menyediakan tempat dan waktu dalam kegiatan
PKM
b. Peranan mitra : - Menetapkan jadwal dan teknis pelaksanaan
- Memfasilitaasi sarana dan prasarana kegiatan

10 Alasan Keberlanjutan :-
11 Usul Penyempurnaan program Abdimas
a. Model Usulan Kegiatan : -
b. Anggaran Biaya : disesuaikan dengan biaya kegiatan
c. Lain-lain :-

12 Dokumentasi
a. Produk/kegiatan yang dinilai bermanfaat dari berbagai perspektif: dapat menanggulangi
genangan air bahkan banjir.
b. Potret permasalahan lain yang terekam: masyarakat kurang menyadari akan
kesetimbangan lingkungan termasuk pemanfaatan air hjan secara optimal

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-
Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan Pengabdian Masyarakat dan membuat
laporan dengan judul “Teknologi Biopori untuk Pelestarian Lingkungan Di Rw 016 Patrang
Krajan Kelurahan Patrang Kabupaten Jember”

Kegiatan abdimas dalam bentuk pemasanagan teknologi biopori ini telah dilaksanakan
secara maksimal, tetapi hasilnya masih dirasakan kurang sempurna. Untuk itu, masukan
dan saran yang konstruktif dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan
lebih lanjut.

Bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak telah terterima dalam pelaksanaan kegiatan
PkM ini. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada (1) LPPM UT yang telah
memberikan dana dalam pelaksanaan kegiatan PkM ini; (2) Kepala Desa, Ketua RW dan
masyarakat RW 16 Patrang Kabupaten Jember, yang telah memfasilitasi dalam
pelaksanaan kegiatan abdimas ini ; (3) Semua pihak yang terlibat secara langsung dan
tidak langsung yang tidak penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuannya dalam
penelitian ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga hasil kegiatan PkM ini memberikan sumbangan
positif bagi masyarakat RW 16 Kelurahan Patrang Desa Patrang Kabupaten Jember
sehingga wilayah Patrang tidak mengalami banjir lagi.

Jember, 10 Desember 2017


Penulis

vii
RINGKASAN

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk karena migrasi maupun urbanisasi,


maka jumlah lahan terbuka, tanah tegal dan pekarangan di RW 016 kecamatan Patrang
Kabupaten Jember makin menyusut, karena beralih fungsi menjadi pemukiman warga.
Begitu pula, dengan meningkatnya kesejahteraan dan tuntutan pola hidup yang lebih
sehat, maka pembangunan perumahan juga semakin baik, banyak rumah tembok,
halaman rumah dan pekarangan diplester untuk menambah estitika rumah dan 90%
jalan-jalan yang ada di RW 016 sudah di paving block, saluran air diplester. Kondisi ini
akan menyebabkan penurunan luas daerah respan air dan menyebabkan perubahan
lingkungan di RW 016. Menurunnya daerah resapan air adalah akibat dari terjadinya
alih fungsi lahan, juga adanya kegiatan penebangan pohon. Alih fungsi lahan merupakan
akibat dari digunakannya lahan untuk kawasan pemukiman dan pembangunan gedung,
sehingga banyak permukaan tanah yang tertutup bangunan atau lapisan yang kedap
air.Sebagai solusi dari permasalah tersebut adalah pembuatan lubang biopori. Kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan,
penyadaran, pelatihan, dan pembuatan lubang biopori di wilayah RW 016 Kecamatan
Patrang kabupaten Jember. Pembuatan lubang biopori berfungsi untuk meningkatkan
daya serap air; mencegah banjir; meningkatkan kualitas air tanah, tempat pembuangan
sampah organic, mengubah sampah organik menjadi kompos, memanfaatkan aktivitas
fauna tanah dan akar tanaman yang membuat rongga-rongga untuk menjadi saluran air
tanpa adanya campur tangan manusia, mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh
genangan air, dan mencegah terjadinya pemanasan global. Rencana pelaksanaan, UT
bekerja sama dengan organisasi masyarakat RW 016 Patrang selama 8 minggu sekaligus
dilakukan monitoring dan evaluasinya. Luaran yang diharapkan dari kegiatan
pengabdian masyarakat ini adalah: (1) Warga yang ada di RW 016 mengerti tentang
pentingnya pembuatan lubang resapan biopori; (2) Warga secara mandiri bersedia
mengadopsi teknologi biopori untuk digunakan di lingkungan rumahnya secara mandiri;
(3) Genangan air dan tingginya volume air limpasan berkurang, banjir dan longsor
tidak terjadi lagi di RW 016 kecamatan patrang kabupaten jember; (4) Masalah
kerusakan lingkungan dapat teratasi

viii
ix
i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Analisis dan Kondisi Mitra


Secara administratif kabupaten Jember terbagi menjadi 7 Wilayah Pembantu
Bupati, 1 Wilayah Kota Administratif dan 31 Kecamatan. Kecamatan Patrang
merupakan salah satu bagian dari kecamatan yang ada di kota administratif Jember.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Jember). Kabupaten Jember selain dikenal
sebagai gudang pangan, juga dikenal sebagai daerah penghasil tembakau yang cukup
terkenal dan menghasilkan devisa cukup besar bagi negara disamping komoditi
perkebunan lainnya.Hal ini yang memungkinkan terjadi percepatan jumlah penduduk
baik berasal dari urban maupun dari perpindahan kota-kota lain. Percepatan
penduduk ini juga dialami oleh penduduk yang berdomisili di kecamatan Patrang.
Sayang sekali dengan bertambahnya penduduk tidak dibarengi dengan penataan
wilayah yang baik. Banyak pohon ditebang, gumuk dibongkar, diganti dengan
rumah-rumah penduduk, sehingga halaman rumah, tanah tegal makin menyusut.
Akibatnya terjadi pengurangan daerah resapan, terjadi genangan air dan lebih dari
itu akan berpotensi banjir.
Wilayah RW 016 lingkungan Patrang Krajan yang berjarak4 km dari ibukota
kabupaten Jember mempunyai sumber daya alam berupa tanah tegal dan pekarangan.
Rata-rata curah hujan setinggi 1994 mm dengan rata-rata 5,8 bulan basah dan 6,2
bulan kering. 37.68 % berada pada ketinggian tempat antara 100-500 m dari
permukaan laut. Di sebelah timur berbatasan langsung dengan sungai Bedadungyang
berhulu dari Gunung Putri, pegunungan Dieng, bertopografi datar dan bergelombang,
dengan tebing yang curam di tepian sungai Bedadung. Kondisi topografi yang
demikian ini menyebabkan RW 016 rawan longsor, dan di sebelah barat berbatasan
langsung dengan jalan raya propinsi Jember – Bondowoso. Berdasarkan hasil survey
kependudukan Dinas Kesehatan kabupaten Jember (data posyandu dan keluarga
miskin, 2014) di lingkungan RW 016 Patrang Krajan mempunyai 304 kepala
keluarga dengan 1222 penduduk (tingkat pendidikannya 7.283 % Sarjana, 27.169 %

1
SLTA, 19.558 % SLTP, 23.568 % SD dan 22.422 % tidak sekolah) terhitung daerah
yang padat. Pendataan yang dilakukan oleh Ketua RW 016 di tahun 2016
menunjukkan, bahwa jumlah KK di RW 016 meningkat menjadi 339 KK, dengan
rincian RT 01 sejumlah 65 KK, RT 02 sejumlah 45 KK, RT 03 sejumlah 88 KK,
RT 04 sejumlah 56 KK, RT 05 sejumlah 85 KK dengan jumlah penduduk 1356.
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk karena migrasi maupun
urbanisasi, maka jumlah lahan terbuka, tanah tegal dan pekarangan di RW 016
kecamatan Patrang makin menyusut, karena beralih fungsi menjadi pemukiman
warga.Begitu pula, dengan meningkatnya kesejahteraan dan tuntutan pola hidup yang
lebih sehat, maka pembangunan perumahan juga semakin baik, banyak rumah
tembok, halaman rumah dan pekarangan diplester untuk menambah estitika rumah
dan 90% jalan-jalan yang ada di RW 016 sudah di paving block, saluran air diplester.
Kondisi ini akan menyebabkan penurunan luas daerah respan air dan menyebabkan
perubahan lingkungan di RW 016. Menurunnya daerah resapan air adalah akibat dari
terjadinya alih fungsi lahan, juga adanya kegiatan penebangan pohon. Alih fungsi
lahan merupakan akibat dari digunakannya lahan untuk kawasan pemukiman dan
pembangunan gedung, sehingga banyak permukaan tanah yang tertutup bangunan
atau lapisan yang kedap air.
Salah satu solusi yang merupakan teknologi ramah lingkungan yang dapat
mengatasi genangan air, tanah longsor, bahkan banjir, yaitu dengan membuat lubang
resapan air yang dinamakan lubang biopori.

1.2 Relevansi Permasalahan


Dampak perubahan lingkungan di RW 016 adalah sebagai berikut :
1. Terbentuknya lubang-lubang di badan jalan di sepanjang jalan raya provinsi
Jember Bondowoso ( Jl. Slamet Riyadi) akibatpenggerusan badan jalan yang
disebabkan oleh tingginya kecepatan aliran limpasan air (run off) saat hujan
turunyang dapat membahayakan keselamatan pengguna jalan

2
2. Air limpasan dari jalan raya masuk ke gang-gang 1, 2 dan gang 3 yang dapat
menyebabkan banjir dan genangan yang lama setelah turun hujan dan
penggerusan rumah warga
3. Terjadinya tanah longsor di tepian sungai Bedadung yang dapat
membahayakan rumah warga yang letaknya lebih rendah dari tebing
4. Akibat tidak adanya resapan air terjadi genangan di pekarangan warga yang
meyebabkan halaman atau pekarangan menjadi licin.
5. Kondisi ini diperparah dengan budaya membuang sampah tidak pada
tempatnya sehingga mengakibatkan buntunya saluran air/selokan yang
tertutup oleh sampah.
Keadaan yang demikian akan memunculkan permasalahan bagi warga di RW 016
antara lain sering terjadi cekcok di antara warga yang rumah/halaman rumahnya
tergenang, tembok rumahnya tergerus air dan bahkan ada yang rumahnya kebanjiran
jika turun hujan dengan intensitas agak tinggi. Hal ini harus dicari solusi dari akar
permasalahan yaitu mengantisipasi adanya banjir dan menghilangkan genangan air
yang terlalu lama.

1.3 Pertimbangan Pelaksanaan Program Bersama Mitra


Secara alami, sebenarnya ada biopori yaitu lubang-lubang kecil pada tanah
yang terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan
akar-akar dalam tanah. Lubang tersebutakan berisi udara dan menjadi alur
mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air,
tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang biopori ini. Dengan terbentuknya
lubang biopori ini dimanfaatkan sebagai lubang peresapan air artificial yang relatip
murah dan ramah lingkungan.Namun berhubung dengan menurunnya daerah resapan
air akibat dari terjadinya alih fungsi lahan, juga adanya kegiatan penebangan pohon,
maka banyak permukaan tanah yang tertutup bangunan atau lapisan yang kedap air.
Dengan demikian permasalahan prioritas bagi warga di RW 016 kecamatan
Patrang Kabupaten Jember adalah membuat Teknologi Biopori Untuk Pelestarian
Lingkungan di RW 016 Kelurahan Patrang

3
BAB II
SOLUSI DAN TARGET LUARAN

2.1 Solusi
Sebagai solusi terhadap permasalahan Mitra, telah dilakukan kesepakatan
dilaksanakan kegiatan membuat teknologi biopori untuk pelestarian lingkungan
di rw 016 kelurahan patrang Kabupaten Jember. Kegiatan ini dikerjakan oleh tim
pelaksana dari Mitra yang dikoordinir oleh ketua RW 16 Patrang. Sebelum
dilakukan pemasangan, terlebih dahulu secara teori disosialisasikan oleh Tim
Peneliti dari UT dan Stiper. Selanjutnya pihak mitra menentukan ttik titk daerah
yang menjadi pangkal dari masalah banjir. Masyarakat RW 16 Patrang
Kabupaten Jember sebagai mitra terdiri dari 5 RT, selanjutnya disepakati setiap
RT disumbang untuk pemasangan biopori sebanyak 25 titik. Sehingga jumlah
keseluruhan yang telah dibuat lobang biopori sebanyak 125 titik.
2.2 Target Luaran
Sesuai kebutuhan mitra dan sesuai dengan anggaran yang disetujui, maka
target luaran adalah sebagai berikut:
a. Warga yang ada di RW 016 mengerti tentang pentingnya pembuatan lubang
resapan biopori
b. Warga secara mandiri bersedia mengadopsi teknologi biopori untuk
digunakan di lingkungan rumahnya secara mandiri
c. Genangan air dan tingginya volume air limpasan berkurang, banjir dan
longsor tidak terjadi lagi di RW 016 kecamatan patrang kabupaten jember
d. Masalah kerusakan lingkungan dapat teratasi
e. Terpasangnya biopori buatan sebanyak 125 titik
f. Penyerahan alat biopori sebanyak 6 buah, dengan rincian diserahkan kepada
Ketua RT masing-masing 1 buah dan ketua RW 1 buah
g. Laporan hasil kegiatan PkM
h. Laporan keuangan pertanggungjawaban atas semua pengeluaran PkM

4
2.3 Bentuk Luaran
a. Pengetahuan tentang pentingnya pembuatan lubang resapan biopori
b. Warga secara mandiri telahmengadopsi teknologi biopori untuk digunakan di
lingkungan rumahnya secara mandiri
c. Tidak terjadi genangan air bahkan banjir ketika hujan turun
d. Masalah kerusakan lingkungan dapat teratasi
e. Lobang-lobang biopori buatan sebanyak 125 titik
f. Pembelian alat untuk membuat lobang biopori yang kemudian disumbangkan
ke mitra.
g. Laporan akhir kegiatan PkM yang diserahkan ke LPPM UT sebanyak 2 eksp
h. Laporan keuangan pertanggungjawaban atas semua pengeluaran PkM
sebanyak 2 eksp yang diserahkan ke LPPM UT

5
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 : Metode Intervensi

Biopori adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat


aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar dalam
tanah.Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi
air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke
dalam tanah melalui lubangtersebut (Griya, 2008). Dengan banyaknya tanah atau
halaman yang tertutup bangunan maka semakin sedikit adanya biopori yang
terjadi secara alami. Kamir R. Brata (2008) menemukan satu metode teknologi
yang sangat sederhana tetapi memiliki dampak yang sangat besar bagi
lingkungan. Metode tersebut adalah teknologi lubang resapan biopori (LRB).
Menurut Kamir, lubang resapan biopori yang baru dibuat serta telah diisi
sampahbisamemasukanairsebanyak1,5literhingga16literpermenit

Gambar 2.1 Lubang Resapan Biopori ( Kamir R., 2008)

6
Metode intervensi yang dilakukan adalah sebagai berikut
a. Penyuluhan dilakukan bersama dengan pertemuan PKK di masing-
masing, kelompok pengajian, pertemuan pengurus RW 016, dengan
membuat brosur tentang peranan penggunaan biopori agar dapat dimengerti
oleh warga
b. Diskusi dalam kelompok secara formal dalam setiap pertemuan maupun
tidak formal, disertai dengan cara pembuatan lubang biopori
c. Meminta saran pada warga di RW 016 tentang distribusi lubang resapan
biopori, dengan prioritas lingkungan yang paling terdampak air limpasan,
genangan dan banjir, sehingga semua wilayah mendapatkan pembagian
lubang biopori sesuai dengan kebutuhan.
d. Dalam kegiatan ini semua warga dilibatkan dalam praktek pembuatan
biopori sehingga warga merasa memiliki dan dapat merwatnya dengan baik

3.2 : Cara dan Tahapan Proses

Lubang resapan biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk
mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resap air padatanah (Kamir R.
Brata, 2009) Lubang biopori adalah lubang yang dengan diameter 10 sampai 30 cm
dengan panjang30 sampai 100 cm yang ditutupi sampah organik yang berfungsi
untuk menjebak air yang mengalir di sekitarnya sehingga dapat menjadi sumber
cadangan air bagi air bawah tanah, tumbuhan di sekitarnya serta dapat juga
membantu pelapukan sampah organik menjadi kompos yang bisa dipakai untuk
pupuk tumbuh-tumbuhan.
Lembaga yang akan berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan untuk
mengurangi dampak degradasi lingkunganRW 16 kecamatan Patrang kabupaten
Jember adalah Universitas Terbuka UBJJ-Jember bekerja sama dengan PKK RW
016 beserta Karang Taruna RW dan Ibu-ibu PKK RW 016, Kelurahan
PatrangKabupaten Jember. Peran dan keikutsertaan lembaga ini berkepentingan
terhadap pengelolaan lingkungan di RW 016.

7
Dengan demikian prosedur kerja kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah
pelatihan dan penerapan teknologi biopori oleh dosen UT, dosen STIPER, kepada
warga RW 16 kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Selanjutnya diharapkan
kegiatan ini menjadi model kegiatan RW lainnya dalam masalah pengelolaan
lingkungan di kota Jember untuk meningkatkan daya resapan air sehingga tidak
berdampak pada rusaknya lingkungan.
Strategi pendekatan yang dilakukan pada kegiatan Abdimas ini dengan jalan: 1)
Penyuluhan; 2) Diskusi; 3) Curah pendapat; 4) Pelibatan semua warga. Melalui
program Pengabdian Kepada Masyarakat UPBJJ-UT Jember yang bermitra dengan
RW 16 Kecamatan Patrang kabupaten Jember ini akan menjadi solusi yaitu berupa:
1. Mengurangi aliran air di permukaan tanah sehingga dapat mencegah atau
meminimalisir terjadinya banjir dan genanganair.
2. Sebagai “pabrik” sampah organik, sehingga dapat menghasilkan pupuk
kompos.
3. Meningkatkan kualitas airtanah.
4. Mengurangi konsentrasi pencemaran airtanah.
5. Mencegah terjadinya penurunantanah.
6. Membantu dan mengurangi dampak dari pemanasanglobal
Lubang resapan biopori menurut peraturan menteri kehutanan Nomor: P.70/
Menhut-II/2008/ TentangPedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan, adalah
lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagaiaktivitas organisme di
dalamnya, seperti cacing,perakaran tanaman, rayap, dan fauna tanah lainnya.
Lubang-lubangyang terbentuk akan terisi udara dan akan menjadi tempat berlalunya
air di dalamtanah. Selanjutnya langkah-langkah pembuatan lubang resapan biopori
sebagai solusi atas permasalahan mitra adalah:
1. Cari lokasi yang tepat untuk membuat lubang LRB, yaitu pada daerah air
hujan yang mengalir seperti taman, halaman parkir, dsbnya.
2. tanah yang akan dilubangi disiram dengan air supaya mudah untuk dilubangi.
3. Letakkan mata bor tegak lurus dengan tanah untuk memulai pengeboran.
4. Lubangi tanah dengan bor Biopori, (bor untuk tanah mineral)

8
3.3 : Partisipasi Mitra dalam Pelaksanaan Program

Pada RW 16 kecamatan Patrang Kabupaten Jember jika musim penghujan tiba


sering muncul permasalahan sosial di RW 016 akibat adanya gengangan air,
tergerusnya lahan, longsor dan banjir di sebagian rumah warga . Kesadaran warga
untuk mempedulikan lingkungan sangat kurang apalagi jika harus mengeluarkan
biaya pribadi meskipun hal tersebut dapat dilakukan secara gotong royong. Untuk
itu partisipasi mitra yang bisa diharapkan dalam pelaksanaan program pembuatan
lubang resapan biopori adalah mengikuti pelatihan, menjalankan kegiatan lobang
bioptri, menyediakan lahan yang belum di beri biopori.

9
BAB IV
KELAYAKAN PELAKSANAAN

4.1: Kualifikasi Tim , Kompetensi dan Deskripsi Tugas

Jabatan
No Nama dalam Kompetensi Deskripsi Tugas
Tim
1. Dr. Tri Dyah Prastiti, M. Pd. Ketua S3/Pend. Mat 1) Melakukan survey
lapangan
2) Membuat proposal,
3) Mengurus perijinan
ke Ka Desa, Ka RW
4) Memimpin rapat
tentang persiapan
kegiatan PkM
5) Melakukan sosialisasi
terkait teknologi
pembuatan biopori
6) Merancang
pengeluaran keuangan
7) Pendampingan
pelaksanaan
pembuatan biopori
8) Monitoring dan
Evaluasi
9) Membuat laporan
keuangan
10 Membuat laporan
akhir PkM
2. Ir. Sri Hastuti, M.P/Sarjana S-2 1. Melakukan
Pertanian sosialisasi teknologi
biopori
2. Melakukan survey
lapangan untuk
penentuan titik
lubang biopori.
3. Pelaksana di
lapangan.
4. Bersama ketua
mengembangkan
buku pelatihan
5. Bersama ketua

10
melaksanakanpelatih
an
6. Memonitoring
pelaksanaan dan
pengumpulan data

3 Hesti Herminingsih, Sp,M.P S2 1. Melakukan


sosialisasi teknologi
biopori
2. Melakukan survey
lapangan untuk
penentuan titik
lubang biopori.
3. Pelaksana di
lapangan.
4. Bersama ketua
mengembangkan
buku pelatihan
5. Bersama ketua
melaksanakan
pelatihan
6. Membantu ketua
dalam penyusunan
laporan keuangan
7. Membantu ketua
dalam penyusunan
laporan akhir
8. Memonitoring
pelaksanaan dan
pengumpulan data

4.2. Keterampilan Pelaksana PkM


Secara teori semua tim peneliti mampu untuk menjelaskan kepada mitra terkait
dengan tujuan dibuatnya biopori. Dengan demikian yang menjadi nara sumber adalah
tim peneliti. Setelah dilapangan yang melaksanakan pembuatan biopri adalah warga
yang berprofesi sebagai tukang bangunan, wiraswasta, pegawai rumah sakit, dll yang
semuanya mampu membuat dan melaksanakan teknologi biopori.

11
Jenis kepakaran yang diperlukan dalam kegiatan ini meliputi beberapa jenis
kepakaran atau keahlian. Jenis keahlian yang dibutuhkan bidang rekayasa teknologi
dan bidang manajemen. Keanggotaan tim abdimas terdiri dari beberapa dosen
dengan bidang keahlian yang dibutuhkan untuk menjamin keberhasilan program.
Tim pelaksana kegiatan terdiri dari 3 dosen dengan kualifikasi multi disiplin ilmu.
Ketua tim dijabat oleh Dr. Tri Dyah Prastiti M.Pd dosen FKIP jurusan Pendidikan
Matematika memiliki keahlian di bidang pembelajaran matematika dan statistika.
Pelaksana Anggota I adalah Ir. Sri Suhastuti, MP dosen STIPER jurusan
Agroteknologi dengan bidang keahlian Biokimia. Pelaksana Anggota II adalah Hesti
Herminingsih, SP.MP dosen FMIPA jurusan Agribisnis. Dengan demikian skill
yang dimiliki oleh tim pelaksana kegiatan abdimas ini sangat relevan dengan
kegiatan yang akan dilaksanakan. Sehingga dengan keahlian tersebut dapat
menunjang terlaksananya kegiatan dengan baik.

4.3 Pelaksana PkM


Biopori memiliki segudang manfaat secara ekologi dan lingkungan, yaitu
memperluas bidang penyerapan air, sebagai penanganan limbah organik, dan
meningkatkan kesehatan tanah. Biopori mampu meningkatkan daya penyerapan
tanah terhadap air sehingga risiko terjadinya penggenangan air (waterlogging)
semakin kecil. Air yang tersimpan ini dapat menjaga kelembaban tanah bahkan di
musim kemarau. Keunggulan ini dipercaya bermanfaat sebagai pencegah banjir.
Dinding lubang biopori akan membentuk lubang-lubang kecil (pori-pori) yang
mampu menyerap air. Sehingga dengan lubang berdiameter 10 cm dan kedalaman
100 cm, dengan perhitungan geometri tabung sederhana akan didapatkan bahwa
lubang akan memiliki luas bidang penyerapan sebesar 3.220,13 cm2. Tanpa biopori,
area tanah berdiameter 10 cm hanya memiliki luas bidang penyerapan 78 cm persegi.
Biopori sangat bermanfaat untuk menjaga keberadaan air tanah dan kelestarian mata
air. Biopori menjadi alternatif penyerapan air hujan di kawasan yang memiliki lahan
terbuka yang sempit (Wikipedia, 2015).

12
Biopori juga dapat mengubah sampah organik menjadi kompos.
Pengomposan sampah organik mengurangi aktivitas pembakaran sampah yang dapat
meningkatkan kandungan gas rumah kaca di atmosfer. Setelah proses pengomposan
selesai, kompos ini dapat diambil dari biopori untuk diaplikasikan ke tanaman.
Kemudian biopori dapat diisi dengan sampah organik lainnya. Sampah organik yang
dapat dikomposkan di dalam biopori diantaranya sampah taman dan kebun
(dedaunan dan ranting pohon), sampah dapur (sisa sayuran dan tulang hewan), dan
sampah produk dari pulp (kardus dan kertas). Sama seperti proses pengomposan
secara umum, rasio C/N menentukan kualitas kompos yang akan didapatkan.
Umumnya, masalah utama pengomposan adalah pada rasio C/N yang tinggi,
sehingga dekomposisi berjalan lambat. Untuk mengatasinya, penambahan limbah
yang mengandung unsur N tinggi seperti limbah hewani perlu dilakukan. Namun
penambahan demikian perlu dicermati karena terlalu banyak limbah hewani akan
menyebabkan kompos menjadi berbau pada tahap awal pengomposan Biopori juga
dapat meningkatkan aktivitas organisme dan mikroorganisme tanah sehingga
meningkatkan kesehatan tanah dan perakaran tumbuhan sekitar. Organisme dan
mikrorganisme tanah memiliki peran penting dalam ekologi diantaranya sebagai
detritivora dan pengikat nitrogen dari atmosfer. Pengikatan nitrogen mampu
meningkatkan kadar nitrogen tanah sehingga penggunaan pupuk anorganik urea akan
berkurang. (Wikipedia, 2015).
Pelaksanaan kegiatan PkM Teknologi Biopori untuk Pelestarian Lingkungan
di RW 16 ini diawali dengan Sosialisasi mengenai pentingnya pembuatan lubang
resapan biopori, cara membuat lubang biopori dan penentuan titik strategis lubang
biopori. Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada
warga manfaat yang nantinya akan dirasakan oleh warga atas keberadaan lubang
bipori di lingkungannya. Kegiatan Sosialisasi ini dilaksanakan di kediaman Ketua
RW dan dihadiri oleh seluruh pengurus RW dan RT serta beberapa orang warga.
Diharapkan setelah mengikuti sosialisasi tersebut warga terutama tokoh di
lingkungan RW16 bersedia untuk mengadopsi teknologi biopori untuk mengurangi

13
genangan air dan tingginya limpasan air pada saat hujan, melalui biopori
memanfaatkan sampah organik rumah tangga menjadi kompos.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan serah terima alat biopori sebanyak 6
unit kepada ketua RW 16. Alat biopori ini merupakan alat teknologi tepat guna yang
dapat membantu warga untuk memasang biopori. Melalui rapat dan diskusi dengan
mitra maka diputuskan untuk membuat bipori sebanyak 125 titik dengan rincian 25
titik untuk masing-masing RT. Lokasi pemasangan biopori ditentukan berdasarkan
lokasi genangan air dan volume limpasan air hujan yang paling tinggi. Sehingga,
dalam hal ini tidak semua rumah warga akan dipasang biopori. Namun demikian Tim
abdimas bersedia membantu dan mendampingi warga yang akan memasang biopori
secara swadana.
Bahan yang diperlukan untuk pemasangan biopori sangat sederhana yakni
pipa paralon, mata bor dan alat biopori. Pipa paralon dapat diganti dengan kaleng cat
bekas ukuran 5 kg. Langkah-langkah membuat lubang biopori adalah sebagai
berikut; Pertama tim abdimas dan mitra membuat kesepakatan mengenai lokasi
pembuatan lubang bipori yang dianggap strategis. Kedua, membuat lubang pada
tanah dengan menggunakan alat pengebor biopori + 10 cm dan kedalaman 80-100
cm. Ketiga, memperkuat mulut lubang dengan semen sekitar 2-3 cm dan setebal 2
cm disekelilingnya.
Hasil kegiatan ini memberikan dampak positif bagi lingkungan di RW 16.
Beberapa warga bahkan dengan upaya swadana memasang lubang biopori di
halaman rumahnya setelah melihat manfaat dari biopori yang telah dipasang oleh tim
abdimas bersama-sama warga dan perangkat RW. Untuk menjamin lubang biopori
tetap efektif perawatan tentunya diperlukan dalam hal ini. Perawatan lubang biopori
sangat mudah. Lubang biopori harus selalu terisi sampah organik. Sampah organik
dapur yang sudah menjadi kompos diambil setelah + 4 minggu, sedangkan sampah
organic kebun diambil setelah + 3 bulan. Sampah organik hendaknya jangan terlalu
padat, hal ini bertujuan agar masih terdapat celah udara sehingga organisme tanah
yang mencerna sampah tersebut tidak kekurangan Oksigen. Memasukkan sampah

14
organic secara berkala pada saat terjadi penurunan volume sampah organik pada
LRB.

4.4 Peran dan Kontribusi Anggota PkM

Ketua tim dijabat oleh Dr. Tri Dyah Prastiti M.Pd, bertanggungjawab secara
umum adalah merancang proposal dan penyusunan laporan akhir kegiatan,
penyusunan buku pelatihan, memastikan efektifitas lubang biopori untuk
pengendalian banjir, pendampingan warga untuk pembuatan biopori. Pelaksana
Anggota I adalah Ir. Sri Suhastuti, MP dosen STIPER, tanggungjawab Ir. Sri
Suhastuti, MP adalah penyusunan buku pelatihan, mencari titik strategis untuk di
tanam lubang biopori, pendampingan dengan warga, ketua pelaksana penanaman
lubang biopori, penyusunan proposal dan laporan akhir. Pelaksana Anggota II
adalah Hesti Herminingsih, SP.MP, tanggungjawab Hesti Herminingsih, SP.MP
adalah membantu ketua dalam penyempurnaan laporan keuangan dan laporan akhir
kegiatan, bersama-sama anggota 1 menentukan titik strategis lubang biopori,
pengadaan alat biopori, dan pendampingan warga.

15
BAB V
Biaya dan Jadwal Kegiatan

5.1 Laporan Penggunaan Dana 100%

LAPORAN PENGGUNAAN DANA KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT DOSEN UT


DI RW 16 PATRANG KRAJAN KELURAHAN PATRANG JEMBER"
TAHUN ANGGARAN 2017
OLEH: TRI DYAH PRASTITI; HESTI HERMININGSIH; SRI HASTUTI

12.646.00
Uang yang diterima (belum dipotong pajak) 0
8.852.20
Tahap I ( 70 % )
0
3.611.80
Tahap II (30 %)
0
12.786.20
Jumlah Penggunaan Dana
0
Sisa - 140.200

I Usulan Biaya
N
O JENIS PENGELUARAN JUMLAH
1.264.60
A
Studi Pendahuluan/Need Assessment (10%) 0
8.852.20
B Pelaksanaan Kegiatan Inti (70%) 0
Transport dan Monitoring dan evaluasi oleh pelaksana 2.529.20
C (20%) 0
12.646.00
  Jumlah 0

II Justifikasi Anggaran (Disetujui)


RINCIAN BIAYA
N
URAIAN KEGIATAN VO
O
L FREKW SATUAN JUMLAH
DANA
A Studi Pendahuluan TAHAP
150.00 450.00
1 3 1
Survey lokasi 0 0

16
150.00 300.00
2 2 1
Koordinasi dengan Kepala Desa Patrang 0 0 I
150.00 450.00
3 Koordinasi dengan Ketua RW, RT dan 3 1
Warga yang rumahnya sering banjir 0 0 I
Penggandaan kusioner penjaringan 64.60 64.60
4 warga yang lokasinya akan dipasang 1 1
0 0
biopori I

  Sub Total Kegiatan A 1.264.600 I


B Pelaksanaan Kegiatan Inti          
5 1 1
Banner/Spanduk 165.000 165.000  
Konsumsi rapat sosialisasi dan 14.00 420.00
6 penentuan lahan yang akan dipasang 30 1
0 0
biopori I

Konsumsi rapat pembagian tugas 14.00 840.00


7 30 2
pengerjaan teknologi biopori 0 0
I
8 3 1
Alat bor biopori (I) 230.000 690.000 II
9 3 1
Alat bor biopori (II) 230.000 690.000 I
10 2 2
Pembelian pulsa 150.000 600.000 I
11 125 1
Bor Lubang 5.000 625.000  
12 10 1
Pipa PVC Maspion (I) 85.000 850.000 I
13 10 1
Pipa PVC Maspion (II) 85.000 850.000  
14 11 1
Pipa PVC Maspion (III) 85.000 935.000  
15 3 1
Semen Gresik 55.000 165.000 I
16 40 1
Dop Jaya 4 8.500 340.000 I
17 6 1
Mt.bor besi putih pronex 55 mm 30.100 180.600 I
18 6 1
Mt.bor besi putih pronex 9 mm 33.500 201.000 I
19 6 1
Mt.bor besi putih pronex 8 mm 35.000 210.000 I
20 Ijuk 6 1 I

17
25.000 150.000
21 6 1
Mata gergaji 24.000 144.000 I
22 125 1
Tutup Pipa biopori 5.000 625.000 I
23 Pasir 1 1 150.000 150.000 I

  Sub Total Kegiatan B 8.830.600 I


C Transport dan Monitoring          

Transpot lokal rapat sosialisasi dan


450.00
24 penentuan lahan yang akan dipasang 3 1
150.000 0
biopori (tim peneliti)
 

Transport monitoring kegiatan 900.00


25 3 2
pemasanagan biopori 150.000 0
II

Transport pengambilan data dan 1.341.00


26 1 1
Monitoring (SPPD 2 hr) Sby-Jember 1.341.000 0
II
 
Sub Total Kegiatan C 2.691.000 II

  TOTAL BIAYA 12.786.200  

Surabaya, 30 November 2017

Ketua Peneliti

Tri Dyah Prastiti


195805111986032001

18
5.2 Jadwal Kegiatan Abdimas

No Kegiatan Bulan- Ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Pertemuan M4 M4 M2 M2 M2 M3 M3 M3 M3 M4
kelompok

2. Identifikasi M4 M4
masalah dan
Pengenalan
Teknologi biopori
3. Evaluasi M4 M2 M2 M2
Identifikasi
aplikasi Teknologi
biopori
4. Motivasi Warga M3 M3 M3 M3

5. Identifikasi dan M3 M3 M3
Penyiapan lokasi
6. Persiapan bahan- M4 M4
bahan dan alat
7. Pemasangan
biopori

8. Dokumentasi M4 M4 M2 M2 M2 M3 M3 M3 M3 M4

9. Pembuatan laporan M4 M2 M2 M2 M3 M3 M3 M4

19
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. Resapkan Air Hujan menjadi Air Tanah.
(http://www.biopori.com/ keunggulan _lbr.php) diakses 1 Februari 2017

Anonim. 2015. Biopori. www.wikipedia.org. Diakses pada 5 Desember 2017.

Arifin, S & Khusnul Orizanto, ?. Menjaga Kelestarian Lingkungan dengan Biopori.


Prosiding The 4 th International Conference on Indonesian Studies.”Unity,
Diversity and Future”. Fakultas Pertanian Brawijaya Malang: 928-933

Biopori Teknologi Tepat Guna dan Ramah Lingkungan, (http://www.biopori.com)


diakses 11 September 2014

Brata, K. R. 2008. Implementasi Sistem Peresapan Biopori Untuk Konservasi


Sumber Daya Air. 9 Februari 2008. Jakarta

Kartiadi. 2009. Lima Juta Lubang Biopori di Jakarta,


(http://bebasbanjir2025.wordpress.com) diakses10 September 2014

Pradnya Paramita. JakartaPembuatan Lubang Resapan Biopori


(http://bplhd.jakarta.go.id) diakses 10 September 2014

Soemarto, 1995. Hidrologi Teknik. Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta

Sosrodarsono, Suyono, dan Kensaku Takeda. 1978. “Hidrologi untuk Pengairan”.

Sri Suhastuti & Indriastuti, 2009. IbM Bagi Kelompok Kebersihan dan Kesehatan
Lingkungan (K3) di RW IV Kelurahan Patrang Kabupaten Jember

20
LAMPIRAN

Lampiran A: Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul (Dosen UPBJJ-UT)


1. Ketua:
Nama : Tri Dyah Prastiti
NIP : 195805111986032001
Tempat, Tanggal Lahir : Jember, 11 Mei 1958
Pangkat/Gol : Pembina Tk I/ IV/b
Jabatan : Lektor Kepala
Fakultas : FKIP
Program Studi : Pendidikan Matematika
Matakuliah Ampuan : - Pembelajaran Matematika
- Matematika
- Statistika Pendidikan
- PTK

Pengalaman
A Bidang Diklat : 1. PAT-UT
2. Pelatihan Penelitian Fenomologi & Action Recearch
3. Pelatihan PIPS & PIPK

B. Profesional : 1. Pengembangan Butir Soal


2. Penelitian

2. Anggota:
Nama : Sri Suhastuti
NIP : 19560712198303 2 001
Tempat, Tanggal Lahir : Jombang, 12 Juli 1956
Pangkat/Gol : Pembina / IV/a
Jabatan : Lektor Kepala
Fakultas : Pertanian
Program Studi : Agroteknologi
Matakuliah Ampuan : - Perancangan Percobaan
- Biokimia
- Bioteknologi
- Kultur jaringan

21
Pengalaman
A Bidang Diklat : 1. Pelatihan Metodologi Penelitian
2. Pelatihan Klimatologi berwawasan lingkungan

B. Profesional : 1. Penelitianbidang pertanian


2. Penyuluhan dan pengembangan desa binaan
Di Desa Kamal Kecamatan Arjasa kabupaten
Jember
Lampiran B : Surat Pernyataan Kesediaan Mitra untuk ikut terlibat dalam
Kegiatan Program Abdimas

22
Lampiran C: Deskripsi Penugasan Tim

23
Pendidi-
No Keahlian Utama Tenaga Ahli Pengalaman Tugas Umum
kan
1. Dr. Tri Dyah Prastiti, M. Pd. S-3 30 th  Menyusun dan
Ketua Tim/ Pendidikan mengendalikan
Matematika pelaksanaan Abdimas
UT
 Mengembangkan
desain pelatihan
bersama anggota.
 Melaksanakan
pelatihan
 Memonitoring
pelaksanaan dan
pengumpulan data
 Pembuatan laporan
penelitian abdimas

2. Ir. Sri Suhastuti, M.P/Sarjana S-2 33 th  Pelaksana di lapangan.


Pertanian  Bersama ketua
mengembangkan buku
pelatihan
 Bersama ketua
melaksanakan
pelatihan
 Memonitoring
pelaksanaan dan
pengumpulan data

3 Hesti Herminingsih, Sp,M.P S2  Pelaksana di lapangan.


 Bersama ketua
mengembangkan buku
pelatihan
 Bersama ketua
melaksanakan
pelatihan
 Memonitoring
pelaksanaan dan
pengumpulan data

Lampiran D: Denah Lokasi Kegiatan Abdimas.

24
U

Gang V

Gang IV

Gang III

Gang II

Gang I

Keterangan:

= sungai Bedadung
= rel kereta api
= Jl. Slamet Riyadi Jember

25
Lampiran E: Peta Wilayah/Masyarakat tempat Abdimas

26
27
Lampiran F : Surat Perjanjian Penugasan

28
29
30
31
32
Lampiran G: Surat Tugas Melaksanakan Kegiatan ABDIMAS

33
34
Lampiran 5: Foto – foto Kegiatan di Lokasi Kegiatan Abdimas.

35
Gambar 1: Tim peneliti dan Ketua RW sedang rapat untuk penentuan tempat
yang mendapat bantuan teknologi biopori

36
Gambar 2: Warga sedang memulai kegiatan

37
38
Gambar 3: warga sedang membuat lobang biopori

Gambar 4: biopori yang sudah


terpasang di tanah dan lahan warga

39
Gambar 5: Monitoring Tim Peneliti
terhadap hasil pemasangan biopori

Gambar 6: Monitoring dan Evaluasi oleh Ka


LPPM UT

40

Anda mungkin juga menyukai