Anda di halaman 1dari 10

KARAKTERISTIK KONSELING

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Konselnv

Dosen Pengampu:

Yandi Cahya Yundani, M.Pd.

Disusun Oleh:

Muhamad Iqbal Maulana Sidik

BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU DAKWAH SIRNARASA

PANJALU-CIOMAS-CIAMIS

2021/2022
KATA PEGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Karakteristik Konseling ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapa
Yandi Cahya Yundani, M.Pd. pada mata kuliah Psikologi Konseling. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang karakteristik konseling bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Ciamis 24 Maret 2021

PENULIS
DAFTAF ISI

Cover Halaman 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Tujuan Konseling 5
B. Karakteristik Konsleing 7

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN 9

DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan dari, oleh, dan untuk manusia memiliki
pengertian-pengertian yang khas. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh seorang ahli kepada individu dengan menggunakan berbagai prosedur, cara,
dan bahan agar individu tersebut mampu mandiri dalam memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya. Sedangkan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang didasarkan
pada prosedur wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu
(disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Dalam
kehidupan sehari-hari, seiring dengan penyelenggaraan pendidikan pada umumnya, dan dalam
hubungan saling pengaruh antara orang yang satu dan yang lainnya, peristiwa bimbingan
setiap kali dapat terjadi. Konseling merupakan istilah yang digunakan untuk menggantikan
istilah penyuluhan. Hal ini dikarenakan penyuluhan dalam pengertiannya yang kemudian itu
lebih mengarah pada usaha-usaha suatu badan, baik pemerintah maupun swasta. Konseling
memiliki tujuan dan karakteristik yang membedakannya dari istilah penyuluhan. Konseling
merupakan salah satu teknik pelayanan dalam bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan
memberikan bantuan secara individual (face to face relationship).

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja tujuan dari konseling ?
2. Bagaimana karakteristik dari konseling ?
BAB II PEMBAHASAN

A. Tujuan Konseling

Adapun tujuan-tujuan John McLeod yang hendak dicapai dalam proses konseling, adalah:

1. Pemahaman Adanya pemahaman terhadap akar dan perkembangan kesulitan emosional,


mengarah kepada peningkatan kapasitas untuk lebih memilih kontrol rasional ketimbang
perasaan dan tindakan.

2. Berhubungan dengan orang lain Menjadi lebih mampu membentuk dan mempertahankan
hubungan yang bermakna dan memuaskan dengan orang lain; misalnya, dalam keluarga atau
di tempat kerja.

3. Kesadaran diri Menjadi lebih peka terhadap pemikiran dan perasaan yang selama ini
ditahan atau ditolak, atau mengembangan perasaan yang lebih akurat berkenaan dengan
bagaimana penerimaan orang lain terhadap diri.

4. Penerimaan diri Pengembangan sikap positif terhadap diri, yang ditandai oleh kemampuan
menjelaskan pengalaman yang selalu menjadi subjek kritik diri dan penolakan.

5. Aktualisasi diri atau individuasi Pergerakan ke arah pemenuhan potensi atau penerimaan
integrasi bagian diri yang sebelumnya saling bertentangan.

6. Pencerahan Membantu klien mencapai kondisi kesadaran spiritual yang lebih tinggi.

7. Pemecahan masalah Menemukan pemecahan problem tertentu yang tidak bisa dipecahkan
oleh klien seorang diri. Menuntut kompetensi umum dalam pemecahan masalah.

8. Pendidikan psikologi Membuat klien mampu menangkap ide dan teknik untuk memahami
dan mengontrol tingkah laku.

9. Memiliki keterampilan sosial Mempelajari dan menguasai keterampilan dan interpersonal


seperti mempertahankan kontak mata, tidak menyela pembicaraan, asertif atau pengendalian
kemarahan.
10. Perubahan kognitif Modifiksi atau mengganti kepercayaan yang tak rasional atau pola
pemikiran yang tidak dapat diadaptasi, yang diasosiasikan dengan tingkah laku penghancuran
diri.

11. Perubahan tingkah laku Modifikasi atau mengganti pola tingkah laku yang maladaptif
atau merusak.

12. Perubahan sistem Memperkenalkan perubahan dengan cara beroperasinya sistem sosial
(contoh: keluarga)

13. Penguatan Berkenaan dengan keterampilan, kesadaran, dan pengetahuan yang akan
membuat klien mampu mengontrol kehidupannya.

14. Restitusi Membantu klien membuat perubahan kecil terhadap perilaku yang merusak.

15. Reproduksi (generativity) dan aksi sosial Menginspirasikan dalam diri seseorang hasrat
dan kapasitas untuk peduli terhadap orang lain, membagi pengetahuan,
danmengkontribusikan kebaikan bersama (collective good) melalui kesepakatan politik dan
kerja komunitas. Tujuan konseling menurut Krumboltz yaitu :

1. Mengubah perilaku yang salah penyesuaian Para ahli konseling dan psikoterapi
berpandangan bahwa tujuan konseling adalah mengubah tingkah laku klien yang salah
penyesuaian menjadi perilaku yang tepat penyesuaiannya. Seseorang yang salah
penyesuaian perlu mendapatkan konseling, jika tidak dibantu maka dapat berpengaruh
pada perkembangan kepribadiannya. Terkadang ada klien yang tidak dapat memahami
diri dan perilakunya sendiri, jika klien memang ingin penyesuaian yang baik maka
klien harus menyadari dan memiliki kemauan untuk berubah, agar proses konseling
dapat berjalan lancar.
2. Belajar membuat keputusan Dalam proses konseling juga harus belajar dalam
membuat keputusan. Memang tidak gampang dalam mengambil keputusan, tetapi
klien harus belajar dan berani dalam hal itu. Karena yang lebih tahu dan paham tentang
masalah tersebut adalah klien itu sendiri. Setiap keputusan yang diambil pasti
memiliki konsekuensi positif dan negatif, menguntungkan dan merugikan, yang
menunjang maupun yang menghambat. Maka dari itu, dorongan dari konselor juga
diperlukan tetapi dengan risiko yang sudah dipertimbangkan sebelumnya sebagai
konsekuensi alamiah.
3. Mencegah munculnya masalah Mencegah munculnya masalah mengandung tiga
pengertian, yaitu mencegah jangan sampai mengalami masalah di kemudian hari,
mencegah jangan sampai masalah yang dialami bertambah berat atau berkepanjangan,
mencegah jangan sampai masalah yang dihadapi berakibat gangguan yang menetap
(Notosoedirdjo dan Latipun,1999) Ketiga tujuan tersebut bersifat kontinum.
Maksudnya bahwa konseling tersebut dapat dicapai secara bertahap, dan pada
akhirnya hendak mencapai tujuan akhirnya. Karena tujuan akhir tidak akan tercapai
jika tidak melalui tujuan yang sebelumnya. Menurut George dan Christiani dalam
Awaliya (2013:5) tujuan konseling adalah :
1) Membantu mengubah perilaku
2) Meningkatkan kemampuan individu dalam membina dan memelihara hubungan
3) Meningkatkan efektifitas dan kemampuan klien
4) Mengembangkan proses pengembangan pengambilan keputusan, dan
5) Meningkatkan potensi dan pengembangan individu Dari berbagai tujuan yang telah
dikemukakan para ahli sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa tujuan konseling adalah
membantu individu dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya baik dengan diri
sendiri maupun dalam hubungan sosial bermasyarakat, membantu individu dalam
membuat keputusan, merubah perilaku individu yang maladaptif (merusak) menjadi
perilaku yang adaptif. Sehingga individu dapat mencapai perkembangan yang
optimal, aktualisasi diri, mandiri, kehidupan efektif sehari-hari (KES), dan kehidupan
sejahtera.

B. Karakteristik Konseling

1. Konseling melibatkan dua orang yang saling berinteraksi dengan jalan mengadakan
komunikasi langsung, mengemukakan dan memperhatikan dengan sesAama isi
pembicaraan, gerakan-gerakan isyarat, pandangan mata, dan gerakan-gerakan lain
dengan maksud untuk meningkatkan pemahaman kedua belah pihak yang terlibat di
dalam interaksi itu.
2. Model interaksi di dalam konseling itu terbatas pada dimensi verbal, yaitu konselor
dan klien saling berbicara. Klien berbicara tentang pikiran-pikirannya, tentang
perasaan-perasaannya, tentang perilaku-perilakunya, dan banyak lagi tentang dirinya.
Di pihak lain konselor mendengarkan dan menanggapi hal-hal yang dikemukakan
klien dengan maksud agar klien memberikan reaksinya dan berbicaralagi lebih lanjut.
Keduanya terlibat dalam memikirkan, berbicara, dan mengemukakan gagasan-
gagasan yang akhirnya bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
3. Interaksi antara konselor dan klien berlangsung dalam waktu yang relatif lama dan
terarah kepada pencapaian tujuan. Berlainan dengan pembicaraan biasa, misalnya
pembicaraan antara dua orang yang sudah bersahabat dan sudah lama tidak bertemu;
arah pembicaraan dua sahabat itu bisa menjadi tidak begitu jelas dan tidak begitu
disadari, biasanya di satu segi dapat bersifat seketika, dan di segi lain dapat melantur
ke mana-mana.
4. Tujuan dari hubungan konseling ialah terjadinya perubahan pada tingkah laku klien.
Konselor memusatkan perhatian kepada klien dengan mencurahkan segala daya dan
upayanya demi perubahan pada diri klien, yaitu perubahan ke arah yang lebih baik,
teratasinya masalah-masalah yang dihadapi klien.
5. Konseling merupakan proses yang dinamis, dimana individu klien dibantu untuk dapat
mengembangkan dirinya, mengembangkan kemampuan-kemampuannya dalam
mengatasi masalah-masalah yang sedang dihadapi.
6. Konseling didasari atas penerimaan konselor secara wajar tentang diri klien, yaitu atas
dasar penghargaan terhadap harkat dan martabat klien.
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Konseling adalah proses pemberian bantuan non material yang dilakukan dengan
sistematis dan kontinyu melalui wawancara konseling dan tatap muka secara langsung,
melibatkan dua individu yaitu konselor dan konseli yang bertujuan untk perkembangan
optimal, aktualisasi diri, mandiri, kehidupan efektif sehari-hari (KES), serta kehidupan yang
sejahtera. Tujuan konseling: membantu individu dalam penyesuaian diri dengan
lingkungannya baik dengan diri sendiri maupun dalam hubungan sosial bermasyarakat,
membantu individu dalam membuat keputusan, merubah perilaku individu yang maladaptif
(merusak) menjadi perilaku yang adaptif. Sehingga individu dapat mencapai perkembangan
yang optimal, aktualisasi diri, mandiri, kehidupan efektif sehari-hari (KES), dan kehidupan
sejahtera. Karakteristik konseling: Konseling melibatkan dua orang (konselor dan klien),
wawancara sebagai metode utama dalam konseling, konseling dilakukan baik menggunakan
komunikasi verbal maupun nonverbal, konseling terjadi dalam waktu yang relatif lama, tujuan
konseling adalah perubahan tingkah laku klien, perubahan ini bersifat fundamental dan
sukarela, konseling bersifat pribadi (rahasia). B. Saran Sebagai konselor kita hendaknya
mengetahui dengan jelas apa masalah yang sedang dihadapi klien, sehingga kita mampu
memberikan solusi bagi masalah klien secara tepat. Sebagai konselor kita hendaknya juga
mengetahui karakteristik dari proses konseling sehingga kita tidak menyamakan istilah
konseling dengan penyuluhan.
DAFTAR PUSTAKA

Awaliya, dkk.2013.Bimbingan dan Konseling.Semarang: UNNES PRESS McLeod,


John.2010.Pengantar Konseling: Teori & Studi Kasus.Jakarta:Kencana Prenada Media
Group Prayitno dan Erman Amti.2004.Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta: PT
Rineka Cipta Willis, Sofyaan S. 2004. Konseling Individual: Teori dan Praktek.Bandung:
Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai