Anda di halaman 1dari 15

Sesi IV

LAPORAN AKUNTAN

Drs. Cecep Suherman A, M.Si. Ak, CA


Pada akhir pemerikasaanya, dalam suatu pemeriksaan umum (general audit), KAP akan memberikan suatu
laporan akuntan yang terdiri atas:
A. Lembaran opini, yang merupakan tanggung jawab akuntan publik, dimana akuntan public memberikan
pendapatnya terhadap kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh manajemen dan merupakan
tanggungjawab manajemen.
B. Laporan keuangan, terdiri atas:
1. Laporan Posisi Keuangan.
2. Laporan Laba Rugi Komrehensif ( Laporan Laba Rugi)
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas laporan keuangan, yang antara lain berisi: bagian umum (menjelaskan latar belakang
perusahaan), kebijakan akuntansi dan penjelasan atas pos-pos Laporan Posisii Keuangan (neraca) dan
laba rugi komprehensif (laba rugi).
6. Informasi tambahan berupa lampiran mengenai perincian pos-pos yang penting seperti perincian
piutang, aset tetap, liabilities, beban umum dan administrasi serta bahan penjualan.
Tanggal laporan akuntan harus sama dengan
tangga selesainya pekerjaan lapangan dan tanggal surat
pernyataan langganan, karena menunjukan sampaitanggal
berapa akuntan bertanggung jawab untuk menjelaskan hal
hal penting yang terjadi. Jika sesudah tanggal selesainya
pekerjaan lapangan (audit field wrok), terjadi peristiwa
penting yang jumlahnya material dan mempunyai pengaruh
terhadap laporan keuangan laporan yang diperiksa, dan
saat itu laporan audit belum dikeluarkan, auditor harus
menjelaskan kejadian penting tersebut dalam catatan atas
laporan keuangan dan lembaran opini.
Dalam hal ini tanggal laporan akuntan
mempunyai dua tanggal (disebut dual dating), yang
pertama tanggal selesainya pemeriksaan lapangan, yang
kedua tanggal terjadinya peristiwa penting tersebut.
Contoh 1.

Periode laporan Tanggal


keuangan yang Subsequent penyelesaian
di audit period laporan keuangan

1/1/2010 31/12/2010 10/03/2011 24/03/2011

Tanggal selessainya Pekerjaan lapangan (audit fieldwork)

Dalam contoh diatas (contoh 1) , tanggal audit report harus


sama dengan tanggal selesainya audit field
Contoh 2

Periode laporan Periode laporan


keuangan yang Tanggal
Subsequent keuangan yang
penyelesaian
diaudit period diaudit
laporan

17/2/2011

1/1/2010 31/12/ 2100 27/2/2011 24/3/2011

Tanggal selesainya
pekerjaan lapangan

Dalam contoh 2, tanggal audit report ada dua yaitu tanggal 27 Februari 2011 dan
tanggal 17 Maret 2011 yang khusus menjelaskan peristiwa kebakara 17 Maret
2011 alternatif lain, akuntan publik bisa mengunakan tangga laporan asalkan
audit field work diperpanjang sampai dengan tanggal 17 Maret 2011.
Menurut SA 700 (IAPI : 700.10-2013)

01 Laporan auditor harus diberi tanggal tidak boleh lebih awal dari tanggal
ketika auditor telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang
mendasari opini auditor diatas laporn keuangan (termasuk, bila relevan,
atas informasi tambahan, termasuk bukti bahwa):
A. Seluruh laporan keuangan yang membentuk laporan keuangan,
termasuk catatan atas laporan keuangan terkait, telah disusun; dan
B. Pihak-pihak dengan wewenang yang diakui telah menyatakan
bahwa mereka telah mengambil tanggung jawab atas laporan
keuangan tersebut.

JENIS-JENIS PENDAPAT AKUNTAN


Menurut SA 700 (IAPI,700) dan SA 705 (IAPI,705) yang berlaku untuk audit diatas laporan
keuangan tahun 20133, opini auditor dibagi menjadi dua:
A. Opini tanpa modifikasi (unmodified opinion)
B. Opini dengan modifikasian (modified opinion)
The slide title goes here!
Opini tanpa modifikasian diberikan jika auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan
yang telah disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku (SAK
ETAP/SAK berbasis IFRS).
a. Opini dengan modifikasian diberikan jika auditor menyimpulakn bahwa laporan
keuangan tidak bebas dari (mengandung) salah saji material.
b. Tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup (sufficient) dan tepat (appropriate)
untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari
kesalahan penyajian material (hal ini diatur dalam SA 705).

Lapoan Auditor Berdasarkan SA 705


Sebelumnya dijelaskan pengertian istilah berikut:
Dampak yang pervasif terhadap laopran keuangan adalah dampak yang menurut
pertimbangan auditor:
1. Tidak terbatas dari unsur, akun, atau pos tertentu laporan keauangan;
2. Jika dibatasi, merupakan atau dapat merupakan suatu proporsi yang substansial
dari laporan keuangan; atau
3. Dalam hubungannya dengan pengungkapan, bersifat fundamental bagi pemahan
pengguna laporan keuangan.
A. Opini Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian ketika:
Auditor, setealh memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, meyimpulkan bahwa kesalahan
penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi, adalah material, tetapi tidak
prevasif, terhadap laporan keuangan; atau
Auditor tiadak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini, tetapi
auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi
terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material, tetapi tidak pervasive.
B. Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Auditor harus menyatakan suatu opini tidaj wajar ketika auditor, setelah memperoleh bukti audit
yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa kesalahanpenyajian, baik secara individual,
maupun secara agregasi, adalah material dan pervasive terhadap laporan keuangan.
C. Opini Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer Opinion)
Auditor tidak menyatakan pendapat ketika auditor tidak memperoleh bukti audit yang cukup
dan tepat yang mendasari opini, dan auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak
kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika tidak, dapat bersifat
material dan pervasive.
Standar Audit (SA) 570 tentang Kelangsungan Usaha
SA 570 ini mengatur tanggung jawab auditor dalam audit atas laporan keuangan yang berkaitan
dengan penggunaan asumsi kelangsungan usaha untuk masa depan yang dapat dipredeksi
manajemen bertanggungjawab melakukan penilain atas kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya. Auditor bertanggung jawab untuk memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat tentan ketepatan pengunaan asumsi kelangsungan usaha oleh
manajemen dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan dan untuk menyimpulkan apakah
terdapat suatu ketidakpastian material tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan
kelangsungan usahanya.
Berdasarkan bukti audit yang diperoleh, auditor harus menyimpulkan apakah, menurut pertimbangan
auditor, terdapat suatu ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang baik
secara individual maupun kolektif dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas
dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Suatu ketidakpastian material terajdi karena
signifikasi dampak potensialnya dan kemungkinan terjadinya adalah sedemikain rupa yang, menurut
pertimbangan auditor, pengungkapan yang tepa tatas sifat dan implikasi ketidakpastian tersebut
diperlukan untuk:
A. Dalam hal kerangka penyajian laporan keuangan wajar;penyajian wajar atas laporan keuangan, atau
B. Dalam hal kerangka keaptuhan, laporan keuangan tidak menyesatkan.

Jika auditor menyimpulkan bahwa pengunaan asumsi kelangsungan usaha sudah tepat sesuai dengan
kondisinya, tetapi terdapat suatu ketidakpatian material, maka auditor harus menentukan apakah laporan
keuangan:
A. Menjelaskan secara memadai peristiwa atau kondisi utama yang menyebabkan keraguan signifikan
atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dan rencana manjemen
untuk menghadapi peristiwa atau kondisi tersebut; dan
B. Mengungkapkan secara jelas bahwa terdapat ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa
atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya dan, oleh karena itu entitas tersebut kemungkian tidak
mampu untuk merealisasikan asetnya dan melunasi lialibitasnya dalam kegiatan bisnis normal.
Jika pengungkapan yang memadai dicantumkan dalam laporan keuangan, maka auditor harus meyatakan suatu opini tanpa
modifikasian dan mencantumkan suatu paragraph Penekanan Suatu Hal dalam laporan auditor untuk:
A. Menekankan keberadaan suatu ketidakpastian material yang berkaitan dengan peristiwa atau kondisi yang dapat
menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya; dan
B. Mengarahkan perhatian pada catatan atas laporan keuangan yang mengungkapkan hal-hal uang dirujuk.

Jika pengungkan yang memadai tidak dicantumkan dalam laporan keuangan, maka auditor harus menyatakan suatu opini wajar
dengan pengecualian atau opini tidak wajar; sesuai dengan kondisinya, berdasarkan SA 705.6 Auditor harus menyatakan dalam
laporan auditor bahwa terdapat suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemapuan
entitas mempertahankan kelangsungan usahanya.
Jika laporan keuangan telah disusun berdasarkan suatu basis kelangsungan usaha, tetapi menurut pertimbangan auditor,
pengunaan asumsi Kelangsungan usaaha dalam laporan keuangan oleh manajemen adalah tidak tepat, maka auditor harus
menyatakan suatu opini tidak wajar.

Jika manajemen tidak mau membuat atau memperluas penilaiannya bila diminta untuk melakukan hal itu oleh auditor, maka
auditor harus mempertimbangkan implikasinya terhadap laporan auditor.
Jika terjadi penundaan signifikan dalam persetujuan atas laporan keuangan oleh manajemen atau pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola setelah tanggal laporan keuangan, maka auditor harus menyatakan alas an penundan terrsebut. Jika auditor
menyakini bahwa penundaan tersebut mungkin terkait dengan peristiwa atau kondisi yang berkaitan dengan penilain
kelangsungna usaha, maka auditor harus melakukan prosedur audit tambahan, seperti yang dijelaskan, serta mempertimbangkan
pengaruhnya terhadap kesimpulan auditor tentang keberadaan suatu ketidakpastian material.
KESIMPULAN AUDIT DAN PELAPORAN :
Pelaporan Audit ketika Pengungkapan Ketidakpastian Material sudah Memadai
Berikut ini merupakan suatu ilustrasi paragraph penekanan ketika auditor menyakini bahwa pengungkapan dalam laporan
keuangan sudah memadai.

Laporan Auditor Independen tentang Dampak Memburuknya Kondisi Ekonomi Indonesia terhadap kelangsungan Hidup
Entitas
Sebagai pembanding, berikut ini ditampilkan peraturan lain tentang dampak memburuknya kondisi ekonomi Indonesia.
Komite Standar Profesioinal Akuntan Publik, dibulan Maret 1998 telah mengeluarkan Interpretasi Pernyataan Standar Akunting
(IPSA) No. 30.01 yang berjudul “Laporan Auditor Independen tentang Dampak Memburuknya Kondisi Ekonomi Indonesia
terhadap Kelangsungan Hidup Entitas” yang berlaku efektif untuk laporan audit yang diterbitkan setelah tanggal 2 Maret 1998.
Memburuknya kondisi ekonomi Indonesia dan wilayah regional Asia Pasifik pada umumnya, yang terjadi sejak pertengahan
tahun 1997 sebagai akibat terjadinya depresiasi mata uang di negara-negara tersebut, berdampak signifikan terhadap laporan
keuangan perusahaan di Indonesia pada umunya untuk tahun buku 1997. Dampak tersebut perlu dipertimbangkan oleh auditor
dalam penyusunan laporan auditnya, sehingga pengguna laporan keuangan dan kelangsungan hidup perusahaan.
Dalam hal ini auditor perlu mempertimbangkan tiga hal:
1. Kewajiban auditor untuk memberikan saran bagi kliennya dalam mengungkapkan dampak kondisi ekonomi tersebut (jika ada)
terhadap kemampuan entitas didalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
2. Pengungkapkan peristiwa kemudian yang mungkin timbul sebagai akibat dari kondisi ekonomi tersebut.
3. Modifikasi laporan auditor bentuk baku jika memburuknya kondisi ekonomi tersebut berdampak terhadap kemampuan entitas
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Informasi yang perlu diungkapkan oleh manajemen terdiri atas empat komponen berikut:
1. Gambaran umum memburuknya kondisi ekonomi Indonesia dan wilayah regional Asia Pasifik pada umumnya.
2. Uraian tentang tindakan manajemen dalam memberikan respon atas memburuknya kondisi ekonomi tersebut.
3. Uraian tentang rencana tindakan manajemen yang belum diimplementasikan.
4. Pernyataan manajemen bahwa penyelesaian memburuknya kondisi ekonomi tersebut tergantung atas kebijakan ekonomi
dan moneter yanbg akan diambil oleh pemerintah Indonesia, yang berada diluar kendali Perusahaan

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA


Dalam PSA No.30 (IAPI,2011:341.1-342.7) antara lain dinyatakan
1. Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit
(selanjutnya periode tersebut akan disebut dengan jangka waktu pantas). Evaluasi auditor berdasarkan atas pengetahuan tentang kondisi
dan peristiwa yang ada pada atau yang telah terjadi sebelum pekerjaan lapangan selesai. Informasi tentang kondisi dan peristiwa
diperoleh auditor dari penerapan prosedur audit yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan audit yang bersangkutan
dengan asersi manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan yang sedang diaudit.
2. Auditor harus mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya dalam jangka waktu pantas.
3. Auditor tidak bertanggung jawab untuk memprediksi kondisi atau peristiwa yang akan dating. Fakta bahwa entitas kemungkinan akan
berakhir kelangsungan hidupnya setelah menerima laporan dari auditor yang tidak memperlihatkan kesangsian besar, dalam jangka
waktu satu tahun setelah tanggal laporan keuangan, tidak berarti dengan sendirinya menunjukan kinerja audit yang tidak memadai. Oleh
karena itu, tidak dicantumkannya kesangsian besar dalam laporan auditor tidak seharusnya dipandang sebagai jaminan mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
4. Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal
untuk mengidentifikasi kondisi dan peristiwa yang , jika dipertimbangkan
secara keseluruhan, menunjukkan bahwa terdapat kesangsian besar
mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya dalam jangka waktu pantas.
5. Jika, setelah mempertimbangkan kondisi atau peristiwa yang telah
diidentifikasi secara kesekuruhan, auditor yakin bahwa terdapat
kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas,
ia harus mempertimbangkan rencana manajemen dalam menghadapi
dampak merugikan dari kondisi atau peristiwa tersebut.
Auditor harus memperoleh informasi tentang rencana manajemen tersebut,
dan mempertimbangkan apakah ada kemungkinan bila rencana tersebut
dapat secara efektif dilaksanakan, mampu mengurangi dampak negatif
merugikan kondisi dan peristiwa tersebut dalam jangka waktu pantas.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai