LAPORAN AKUNTAN
17/2/2011
Tanggal selesainya
pekerjaan lapangan
Dalam contoh 2, tanggal audit report ada dua yaitu tanggal 27 Februari 2011 dan
tanggal 17 Maret 2011 yang khusus menjelaskan peristiwa kebakara 17 Maret
2011 alternatif lain, akuntan publik bisa mengunakan tangga laporan asalkan
audit field work diperpanjang sampai dengan tanggal 17 Maret 2011.
Menurut SA 700 (IAPI : 700.10-2013)
01 Laporan auditor harus diberi tanggal tidak boleh lebih awal dari tanggal
ketika auditor telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang
mendasari opini auditor diatas laporn keuangan (termasuk, bila relevan,
atas informasi tambahan, termasuk bukti bahwa):
A. Seluruh laporan keuangan yang membentuk laporan keuangan,
termasuk catatan atas laporan keuangan terkait, telah disusun; dan
B. Pihak-pihak dengan wewenang yang diakui telah menyatakan
bahwa mereka telah mengambil tanggung jawab atas laporan
keuangan tersebut.
Jika auditor menyimpulkan bahwa pengunaan asumsi kelangsungan usaha sudah tepat sesuai dengan
kondisinya, tetapi terdapat suatu ketidakpatian material, maka auditor harus menentukan apakah laporan
keuangan:
A. Menjelaskan secara memadai peristiwa atau kondisi utama yang menyebabkan keraguan signifikan
atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dan rencana manjemen
untuk menghadapi peristiwa atau kondisi tersebut; dan
B. Mengungkapkan secara jelas bahwa terdapat ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa
atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya dan, oleh karena itu entitas tersebut kemungkian tidak
mampu untuk merealisasikan asetnya dan melunasi lialibitasnya dalam kegiatan bisnis normal.
Jika pengungkapan yang memadai dicantumkan dalam laporan keuangan, maka auditor harus meyatakan suatu opini tanpa
modifikasian dan mencantumkan suatu paragraph Penekanan Suatu Hal dalam laporan auditor untuk:
A. Menekankan keberadaan suatu ketidakpastian material yang berkaitan dengan peristiwa atau kondisi yang dapat
menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya; dan
B. Mengarahkan perhatian pada catatan atas laporan keuangan yang mengungkapkan hal-hal uang dirujuk.
Jika pengungkan yang memadai tidak dicantumkan dalam laporan keuangan, maka auditor harus menyatakan suatu opini wajar
dengan pengecualian atau opini tidak wajar; sesuai dengan kondisinya, berdasarkan SA 705.6 Auditor harus menyatakan dalam
laporan auditor bahwa terdapat suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemapuan
entitas mempertahankan kelangsungan usahanya.
Jika laporan keuangan telah disusun berdasarkan suatu basis kelangsungan usaha, tetapi menurut pertimbangan auditor,
pengunaan asumsi Kelangsungan usaaha dalam laporan keuangan oleh manajemen adalah tidak tepat, maka auditor harus
menyatakan suatu opini tidak wajar.
Jika manajemen tidak mau membuat atau memperluas penilaiannya bila diminta untuk melakukan hal itu oleh auditor, maka
auditor harus mempertimbangkan implikasinya terhadap laporan auditor.
Jika terjadi penundaan signifikan dalam persetujuan atas laporan keuangan oleh manajemen atau pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola setelah tanggal laporan keuangan, maka auditor harus menyatakan alas an penundan terrsebut. Jika auditor
menyakini bahwa penundaan tersebut mungkin terkait dengan peristiwa atau kondisi yang berkaitan dengan penilain
kelangsungna usaha, maka auditor harus melakukan prosedur audit tambahan, seperti yang dijelaskan, serta mempertimbangkan
pengaruhnya terhadap kesimpulan auditor tentang keberadaan suatu ketidakpastian material.
KESIMPULAN AUDIT DAN PELAPORAN :
Pelaporan Audit ketika Pengungkapan Ketidakpastian Material sudah Memadai
Berikut ini merupakan suatu ilustrasi paragraph penekanan ketika auditor menyakini bahwa pengungkapan dalam laporan
keuangan sudah memadai.
Laporan Auditor Independen tentang Dampak Memburuknya Kondisi Ekonomi Indonesia terhadap kelangsungan Hidup
Entitas
Sebagai pembanding, berikut ini ditampilkan peraturan lain tentang dampak memburuknya kondisi ekonomi Indonesia.
Komite Standar Profesioinal Akuntan Publik, dibulan Maret 1998 telah mengeluarkan Interpretasi Pernyataan Standar Akunting
(IPSA) No. 30.01 yang berjudul “Laporan Auditor Independen tentang Dampak Memburuknya Kondisi Ekonomi Indonesia
terhadap Kelangsungan Hidup Entitas” yang berlaku efektif untuk laporan audit yang diterbitkan setelah tanggal 2 Maret 1998.
Memburuknya kondisi ekonomi Indonesia dan wilayah regional Asia Pasifik pada umumnya, yang terjadi sejak pertengahan
tahun 1997 sebagai akibat terjadinya depresiasi mata uang di negara-negara tersebut, berdampak signifikan terhadap laporan
keuangan perusahaan di Indonesia pada umunya untuk tahun buku 1997. Dampak tersebut perlu dipertimbangkan oleh auditor
dalam penyusunan laporan auditnya, sehingga pengguna laporan keuangan dan kelangsungan hidup perusahaan.
Dalam hal ini auditor perlu mempertimbangkan tiga hal:
1. Kewajiban auditor untuk memberikan saran bagi kliennya dalam mengungkapkan dampak kondisi ekonomi tersebut (jika ada)
terhadap kemampuan entitas didalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
2. Pengungkapkan peristiwa kemudian yang mungkin timbul sebagai akibat dari kondisi ekonomi tersebut.
3. Modifikasi laporan auditor bentuk baku jika memburuknya kondisi ekonomi tersebut berdampak terhadap kemampuan entitas
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Informasi yang perlu diungkapkan oleh manajemen terdiri atas empat komponen berikut:
1. Gambaran umum memburuknya kondisi ekonomi Indonesia dan wilayah regional Asia Pasifik pada umumnya.
2. Uraian tentang tindakan manajemen dalam memberikan respon atas memburuknya kondisi ekonomi tersebut.
3. Uraian tentang rencana tindakan manajemen yang belum diimplementasikan.
4. Pernyataan manajemen bahwa penyelesaian memburuknya kondisi ekonomi tersebut tergantung atas kebijakan ekonomi
dan moneter yanbg akan diambil oleh pemerintah Indonesia, yang berada diluar kendali Perusahaan