Anda di halaman 1dari 7

Nama : Neng Fitriyana

NIM : 1800001019
TINGKAT II

JAWABAN
1. Sejarah Keperawatan Jiwa.
Pada zaman dahulu orang jahat … gangguan jiwa … diasingkan.
Menurut Aristoteles (382 -322 SM), gangguan jiwa (emosi) dikendalikan oleh
fisik (darah, air, empedu). Ketidakseimbangan ketiga cairan itu menyebabkan
gangguan jiwa. Terapinya … upaya mengembalikan keseimbangan cairan tsb
dgn puasa, persembahan dan menyucikan diri. Pada masa awal Kristiani (1-1000
M) Keyakinan dan takhayul primitif kuat ... Gangguan jiwa dianggap kerasukan
setan. Pendeta berupaya mengusir setan dari tubuh penderita. Kalau tidak
berhasil penderita dikurung di kamar bawah tanah, dicambuk, tidak diberi
makan, dll. Pada zaman Renaisence (1300-1600) Penderita gangguan jiwa
dianggap tidak berbahaya ... Dibiarkan berkeliaran. Pada Tahun 1775 di
Amerika... Penderita gangguan jiwa dianggap jahat dan kerasukan setan dan
dihukum. Sejarah dan perkembangan keperawatan jiwa di Indonesia sangat
dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi akibat penjajahan yang dilakukan oleh
kolonial Belanda, Inggris, dan Jepang. Perkembangannya dimulai sejak masa
penjajahan Belanda sampai pada masa kemerdekaan.
2. 3 konseptual yang anda ketahui.
a. Psikoanalisis (Freud, Erikson, Klein, Horney, Fromm-Reichimann,
Menninger)
1) Pandangan tentang penyimpangan perilaku
Perilaku didasarkan pada awal perkembangan dan resolusi konflik
perkembangan yang tidak adekuat. Pertahanan ego tidak dapat
mengontrol ansietas. Gejala timbul akibat upaya mengatasi ansietas dan
berhubungan dengan konflik yang tidak terselesaikan.
2) Proses Terapeutik
Psikoanalisis menggunakan teknik asosiasi bebas dan analisis mimpi. Hal
ini menginterprestasi perilaku, menggunakan transferens untuk
memperbaiki pengalaman traumatic terdahulu, dan mengidentifikasi area
masalah melalui interprestasi resistens pasien.
3) Peran dan ahli terapi
Pasien mengungkapkan semua pikiran dan mimpi serta
mempertimbangkan interprestasi ahli terapi. Ahli terapi tetap
mengupayakan perkembangan transferens dan menginterprestasi pikiran
dan mimpi pasien dalam hal konflik, transferens, dan resistens.
b. Interpersonal (Sulivan, Peplau)
1) Pandangan tentang penyimpangan perilaku
Ansietas timbul dan dialami secara intrepersonal. Rasa takut yang
mendasar adalah takut terhadap penolakan. Seseorang membutuhkan rasa
aman dan kepuasan yang diperoleh melalui hubungan interpersonal yang
positif.
2) Proses Terapeutik
Hubungan antara ahli terapi dan pasien membangun hubungan aman.
Ahli terapi membantu pasien membina hubungan saling percaya dan
mendapatkan kepuasan interpersonal. Kemudian pasien dibantu untuk
mengembangkan hubungan akrab diluar situasi terapi.
3) Peran dan ahli terapi
Pasien menceritakan kecemasan dan perasaanya kepada ahli terapi. Ahli
terapi menjalin hubungan akrab dengan pasien; menggunakan empati
untuk merasakan perasaan pasien; dan menggunakan hubungan sebagai
suatu pengalaman interpersonal korektif.
c. Sosial (Szasz, Caplan)
1) Pandangan tentang penyimpangan perilaku
Faktor sosial dan lingkungan menimbulkan stress yang menyebabkan
ansietas, dan mengakibatkan timbulnya gejala. Perilaku yang tidak dapat
diterima (menyimpang) diartikan secara sosial dan memenuhi kebutuhan
system sosial.
2) Proses terapeutik
Pasien dibantu untuk menghadapi system sosial. Intervensi krisis dapat
digunakan. Manipulasi lingkungan dan menunjukan dukungan khusus
juga diterapkan. Dukungan kelompok sebaya sangat dianjurkan disini.
3) Peran dan ahli terapi
Pasien secara aktif menyampaikan maslah kepada ahli terapi dan bekerja
sama dengan ahli terapi untuk menyelesaikan masalahnya. Menggunakan
sumber yang ada di masyarakat. Ahli terapi mengkaji system sosial
pasien dan membantu pasien menggunakan sumber yang tersedia atau
menciptakan sumber baru.
3. Jenis-jenis obat psikofarmaka
a. Obat anti – psikosis
Obat- antipsikosa merupakan antagonis dopamin yang bekerja menghambat
reseptor dopamine dalam berbagai jarak otak. Sediaan obat anti-psikosis
yang ada di Indonesia seperti chlorpromazine, haloperridol, pherpenazine,
fluphenazine, sulpride, pinozide, risperidone, clozapine. Indikasi penggunan
obat adalah sindrom psikosis yang ditandai dengan gangguan dalam
kemampuan daya menilai realitas, fungsi mental dan fungsi sehari-hari. Obat
anti-psikosa sindrom psikosis yaitu dapat terjadi pada sindrom fungsional
seperti skizofrenia, psikosis paranoid, psikosis afektif dan psikosis reaktif
singkat, sedangan sindrom psikosis organic seperti sindrom delirium,
demensia, alcohol, dll.
b. Obat anti – depresi
Obat anti depresi sinonim dari thymoleptic dan antidepresan. Sediaan obat di
Indonesia adalah amitriptyline, amoxapine, amineptine, imipramine. Jenis
obat anti-depresi adalah anti-depresi trisiklik, anti-depresi tetrasiklik, obat
anti-depresi atipikal, selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), dan
inhibitor monoamine okside (MAOI). Indikasi primer penggunaan anti-
depresi yaitu Sindrom depresi panik, gangguan afektif bipolar dan unpola,
Gangguan distimik dan gangguan siklotimik, Sindrom depresi organik
seperti hypothyroid induced depression, brain injury depression dan
reserpine, Sindrom depresi situasional seperti ggn penyesuaian dg depresi,
grief reaction dan sindrom depresi penyerta spt ggn jiwa dg depresi (ggn
obsesi kompulsi, ggn paik, dimensia), ggn fisik dg depresi (stroke, MCI,
kanker, dll)
c. Obat anti – ansietas
Obat anti-ansietas merupakan sinonim psycholeptics, minor tranqualizers,
anxiolytics, antianxiety drugs, ansiolitika. Obat anti-ansietas terdiri atas
golongan benzodiazepine dan nonbenzodiazepin. Sediaan obat anti-ansietas
jenis benzodiazepine adalah diazepam, chlordiazepoxide, lorazepam,
clobazam, bromazepam, oxasolam. Sediaan obat anti-ansietas jenis non
benzodiazepine adalah sulpiride dan buspironebuspirone. Indikasi obat anti-
ansietas yaitu Sindrom ansietas psikis seperti gangguan ansietas umum,
gangguan panik, gangguan fobik, gangguan obsesif, gangguan stres pasca
trauma, Sindrom ansietas organic seperti hyperthyroid, Sindrom ansietas
penyerta seperti gangguan jiwa dg ansietas (skizofrenia, ggn paranoid dsb),
Penyakit fisik dg ansietas seperti pd klien stroke, MCI, kanker dll
d. Obat anti obsesif kompulsif
Obat anti-obsesif kompulsif merupakan sinonim dari drugs used in
obsessive-compulsive disorders. Sediaan obat anti-obsesif kompulsif di
Indoesia adalah clomipramine, flufoxamine, sertraline, fluoxetinen,
paroxetine. Indikasi penggunaan obat ini adala sindrom obsesif kompulsi.
Diagnostik obsesif kompulsif dapat diketahui apabila individu sedikitnya dua
minggu dan hampir setiap hari mengalami gejala obsesif kompulsif dan
gejala tersebut merupakan sumber distress atau mengganggu aktivitas sehari-
hari (disabiliity)
4. Bagaimana cara yang bisa ditempuh untuk mengatasi dan mengelola stres, terutama
karena Covid-19?
Rasa cemas, khawatir, serta stres sering dialami banyak orang saat menghadapi situasi
krisis, termasuk menghadapi Covid-19 yang penyebarannya kian merebak di berbagai
negara.
Menurut pendapat saya, stres diketahui bisa menurunkan imunitas tubuh, sementara
yang dibutuhkan untuk menangkal Covid-19 adalah kekebalan tubuh yang baik.
Adapun 3 langkah utama yang bisa dilakukan untuk mengatasi penyebab stres karena
wabah Covid-19. Pertama, masyarakat disarankan untuk membekali diri dengan
pengetahuan yang cukup tentang Covid-19. Kedua mencari tahu tentang kondisi
kesehatan diri melalui skrining mandiri. Ketiga, menentukan sikap dan langkah sesuai
dengan kondisi kesehatan saat ini. "Misalnya dari hasil skrining mandiri diperoleh hasil
sebagai warga yang tak pernah ada kontak dengan pasien Covid berstatus apapun
maka disarankan untuk membiasakan diri berpola PHBS untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan menjaga jarak yang cukup dengan orang lain,
Bagaimana cara untuk mengelola stres tersebut?
Mengurangi stres dapat dilakukan melalui berbagai cara. Salah satunya dengan mulai
membicarakan perasaan yang tengah dialami dengan orang terdekat atau orang yang
dapat dipercaya untuk membantu. “Jangan menjadikan alkohol, rokok, atau obat-
obatan lain sebagai pelarian. langkah penting lain untuk menekan stres, bingung, serta
takut menghadapi Covid-19 adalah dengan memfilter bacaan maupun tontonan.
Kumpulkan informasi yang akurat supaya dapat membantu dalam mengambil tindakan
pencegahan melalui sumber kredibel dan terpercaya seperti WHO, Center for Disease
Control (CDC), dan Kementerian Kesehatan RI. “Yang terjadi saat ini adalah banyak
informasi berlebihan sehingga menyulitkan identifikasi solusi atau yang disebut
infodemik. Hal ini menyebabkan kepanikan masyarakat karena informasi yang simpang
siur. Oleh sebab itu, pilih sumber bacaan yang berkualitas dari WHO, CDC, Kemenkes.
Upaya lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengelola kecemasan individu dan
keluarga dengan membatasi paparan informasi yang membuat semakin merasa
tertekan ataupun cemas. Selain itu, langkah lain yang dapat ditempuh adalah
mempertahankan gaya hidup sehat. Hal itu bisa dilakukan dengan makan makanan
bergizi dan seimbang, istirahat cukup, aktivitas fisik serta olahraga.
5. Masalah keperawatan apda kasus tersebut yaitu pasien mengalami penyakit
dengan diagnosa hipertensi dilihat dari tekanan darah 170/100 mmHg. Tetapi
yang bisa diberikan kepada pasien tersebut yaitu dengan memberikan terapi
SEFT tujuannya untukmenyeimbangkan sistem energi tubuh yang tersumbat
dapat mengakibatkan perubahan terhadap pikirapikiran, perilaku dan emosi
dengan metode tapping (diketuk) pada titik-titik tertentu pada tubuh.
Pelaksanaanya ada 3 tahap :
a. The Set up
b. The Tune-in
c. The Tapping
 Kalimat set up : Ya Allah, meskipun saya......(keluhan pasien), saya ikhlas, saya pasrah
pada-Mu sepenuhnya (3 kali) keluhan pasien tersebut diungkapkan didalam
hatinyahatiny
 Sambil mengucapkan dengan menekan dada kita (sore spot) atau mengetuk dengan
dua ujung jari di Karate Chop
 The tune-in
 Fisik : Merasakan rasa sakit dan mengarahkan pikiran kita ke tempat rasa sakit sambil
terus melakukan 2 hal tersebut, dalam hati dan mulut mengucapkan kalimat afirmasi
tersebut
 Emosi : memikirkan sesuatu atau peristiwa spesifik tertentu yang dapat
membangkitkan emosi negatif yang ingin kita hilangkan (marah, sedih, takut) sambil
mengatakan kalimat afirmasi
 The tapping
 Mengetuk ringan dengan dua ujung jari di titik tertentu sambil tune in ( mengucapkan
kalimat set up dan ungkapkan masalah didalam hati)
 Cr : Crown
 EB : Eye Brow
 SE : Side of the Eye
 UE : Under the Eye
 UN : Under the Nose
 Ch : Chin
 CB : Collar Bone
 UA : Under the Arm
 BN : Bellow Nippl
 IH : Inside of Hand
 OH : Outside of HandTh : Thumb
 IF : Index Finge
 MF : Middle Fing
 RF : Ring Finger
 BF : Baby Finger
 GS : Gamut Spot (titik antara ruas kelingking dan jari manis)
 Khusus Gamut Spot sambil men-tapping The 9 Gamut ProcedureProcedure
 Menutup Mata (pasien menutup mata sekuat-kuatnya)
 Membuka Mata (pasien membuka mata selebar-lebarnya)
 Mata digerakkan dengan kuat ke kanan bawah
 Mata digerakkan dengan kuat ke kiri bawah
 Memutar bola mata searah jarum jam
 Memutar bola mata berlawanan arah jarum jam
 Bergumam dengan berirama selama 3 detik ( pasien bernyanyi misal lagu selamat
ulang tahun tetapi diucapkan dalam bergumam)
 Menghitung 1,2,3,4
 Bergumam lagi selama 3 detik
 Kunci dari terapi Seft ini ada 3 : khusyu, ikhlas dan pasrah

Anda mungkin juga menyukai