Anda di halaman 1dari 9

A.

Pendahuluan
Sebagai konsekwensi desentralisasi pendidikan, saat ini sejumlah pembaharuan pendidikan terus dilaksanakan
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu fokus pembaharuan pendidikan pada tingkat
sekolah adalah digunakan dan dikembangkannya kurikulum yang berorientasi pada kompetensi yang akan dicapai
dan harus dimiliki oleh peserta didik. Pembaharuan tersebut tentu saja membawa perubahan pada strategi
pembelajaran yang digunakan yang juga akan diiringi dengan perubahan kegiatan penilaian yang dilakukan.
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam Standar Nasional Pendidikan telah diungkapkan bahwa standar penilaian
pendidikan terdiri atas: penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan
penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Khusus penilaian hasil belajar oleh pendidik sebagaimana diungkapkan
dalam Standar Nasional Pendidikan dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan
perbaikan hasil belajar. Untuk itu, penilaian berbasis kelas atau evaluasi berbasis kelas
(classroom-based assessment), yang memiliki prinsip dasar berkelanjutan dan komprehensif, dalam arti dilakukan
secara berencana, bertahap, dan terus menerus untuk memperoleh informasi yang lengkap tentang keberhasilan
belajar peserta didik sangat relevan untuk digunakan.

Saat ini, telah dicanangkan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah. Penerapan KTSP
di sekolah, khususnya pada mata pelajaran Matematika tentu saja membawa perubahan terhadap kegiatan belajar
mengajar yang selama ini dilakukan guru di sekolah. Berdasarkan rambu-rambu dalam kurikulum tersebut telah
disebutkan bahwa mengingat strategi pembelajaran, metode, teknik penilaian, penyediaan sumber belajar, organisasi
kelas, dan waktu yang digunakan tidak tercantum secara ekspisit dalam standar kompetensi, maka guru dapat
mengelola kurikulum secara optimal sesuai dengan sumber daya dan kebutuhan sekolah. Berbagai perubahan pada
strategi pembelajaran yang digunakan juga akan diiringi dengan perubahan kegiatan penilaian yang dilakukan.
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam makalah ini akan dikemukakan tentang penilaian berbasis kelas dalam
pembelajaran matematika yang relevan dengan penerapan kurikulum tersebut.

B. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas


Penilaian Berbasis Kelas adalah penilaian dalam arti “assessment”. Maksudnya, data dan informasi dari penilaian
berbasis kelas merupakan salah satu bukti yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program
pendidikan. Secara lebih spesifik, penilaian berbasis kelas dapat diartikan sebagai suatu proses pengumpulan,
pelaporan dan penggunaan data dan informasi tentang hasil belajar peserta didik untuk menetapkan tingkat
pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan yang
dimaksud adalah standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar yang terdapat dalam
kurikulum.
Dalam implementasi penilaian berbasis kelas, terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
1.Penilaian prestasi belajar yaitu suatu tekhnik pernilaian yang digunakan untuk mengetahui tingkat
pencapaian prestasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sesuai dengan kompetensi yang telah
ditetapkan dalam kurikulum. Contoh: tes prestasi belajar bidang studi matematika.
2.Penilaian kinerja yaitu suatu teknik penilaian yang digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan
ketrampilan peserta didik melalui tes penampilan atau demonstrasi atau praktik kinerja nyata. Contoh: guru
menyuruh peserta didik berdiri di depan kelas berpidato, guru menyuruh peserta didik melakukan eksperimen
di laboratorium, menunjukkan gerakan-gerakan shalat, guru menyuruh peserta didik membaca Al-Qur’an,
dan sebagainya.
3.Penilaian alternatif yaitu suatu teknik penilaian yang digunakan sebagai alternatif di samping teknik
penilaian yang lainnya. Artinya, penilaian tidak hanya bergantung kepada satu bentuk saja (seperti tes
tertulis), tetapi juga menggunakan berbagai bentuk atau model lain, seperti penilaian penampilan atau
portofolio.
4.Penilaian autentik yaitu suatu teknik penilaian yang digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian
kompetensi peserta didik berupa kemampuan nyata, bukan sesuatu yang dibuat-buat atau hanya diperoleh di
dalam kelas. Kenyataan tersebut dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari.
5.Penilaian portofolio yaitu suatu teknik penilaian yang digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian
kompetensi dan perkembangan peserta didik berdasarkan kumpulan hasil kerja dari waktu ke waktu.
Di samping itu, dalam penilaian berbasis kelas terdapat empat kegiatan pokok yang harus dilakukan guru yaitu:
1. Mengumpulkan data dan informasi tentang tingkat pencapaian hasil belajar peserta didik
2. Menggunakan data dan informasi tentang hasil belajar peserta didik
3. Membuat keputusan yang tepat
4. Membuat laporan sebagai bentuk akuntabilitas publik
Pengumpulan data dan informasi dapat dilakukan dalam suasana formal maupun tidak formal, di dalam kelas (in
door) atau di luar kelas (out door), seperti di laboratorium atau di lapangan. Jika data dan informasi tentang proses
dan hasil belajar peserta didik telah terkumpul dalam jumlah yang memadai, maka guru perlu menggunkannnya
untuk membuat keputusan tentang hasil belajar peserta didik.
Setelah guru membuat berbagai keputusan, maka langkah selanjutnya adalah guru harus membuat laporan ke
berbagai pihak, antara lain peserta didik, orang tua, masyarakat, atasan dan instasi terkait lainnya. Laporan ini harus
dibuat sevara berkala sebagai bentuk akuntabilitas publik. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka terdapat sejumlah
karakteristik penilaian bernbasis kelas sebagai berikut:
1.Menggeser tujuan penilaian darikeperluan untuk klasifikasi peserta didik (diskriminasi) kepelayanan
individual peserta didik dalam mengembangkan kemampuan (diferensiasi).
2.Menggunakan penilaian acuan patokan (PAP) daipada peneilaian acuan norma (PAN)
3.Menjamin pencapaian tujuan pendidikan yang tercantum dalam kurikulum, karena kompetensi dasar yang
dirumuskan dalam kurikulum menjadi acuan utama.
4.Menggunakan keseimbangan teknik dan alat penilaian, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes
tindakan/perbuatan serta cara lain untuk menjamin validitas penilaian, sehingga prinsip keadilan lebih
terjamin karena kemapuan peserta didik lebih terperinci terpapar, dan tergambarkan
5.Memberikan informasi yang lebih lengkap dan mudah dipahami tentang profil kompetensi peserta didik
sebagai hasil belajar yang bermanfaat bagi peserta didik, orang tua, guru, dan pengguna lulusan, sehingga
dapat menjamin prinsip akuntabilitas publik.
6.Memanfaatkan berbagai cara prosedur penilaian dengan menerpakan berbagai pendekatan dan cara belajar
siswa aktif yang dapat mengoptimalkan pengembangan kepribadian, kemampuan bernalar, dan bertindak.

C. Tujuan dan Fungsi Penilaian Berbasis Kelas


Tujuan umum penilaian berbasis kelas adalah untuk memberikan penghargaan tehadap pencapaian hasil belajar
peserta didik dan memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian berbasis kelas
menekankan pencapaian hasil belajar peserta didik sekaligus mencakup seluruh proses pembelajaran. Dalam
dokumen Kurikulum Berbasis Kompetensi (2002 dikemukakan bahwa tujuan penilaian berbasis kelas secara
terperinci adalah untuk memberikan:
1.Informasi tentang kemajuan hasil belajar peserta didik secara individual dalam mencapai tujuan belajar
sesuai dengan kegiatan belajar yang dilakukannya.
2.Informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar lebih lanjut, baik secara kelompok
maupun perseorangan.
3.Informasi yang dapat digunakan oleh guru dan peserta didik untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta
didik, menetapkan tingakat kesulitan/kemudahan untuk melaksanakan kegiatan remedial, pendalaman atau
pengayaan.
4.Motivasi belajar peserta didik dengan cara memberikan informasi tentang kemajuannya dan
merangsangnya untuk melakukan usaha pemantapan atau perbaikan.
5.Informasi semua aspek kemajuan peserta didik dan pada gilirannya guru dapat membantu pertumbuhannya
secara efektif untuk menjadi anggota masayarakat dan pribadi yang utuh.
6.Bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau jabatan yang sesuai dengan ketrampilan, minat, dan
kemampuannya.
Fungsi penilaian berbasis kelas bagi peserta didik dan guru adalah untuk (1) Membantu peserta didik dalam
mewujudkan dirinya dengan mengubah atau mengembangkan perilakunya kearah yang lebih baik dan maju (2)
Membantu peserta didik mendapat kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya (3) Membantu guru menetapkan
apakah strategi, metode, dan media mengajar yang digunakannya telah memadai, dan (4) Membantu guru dalam
membuat pertimbanga dan keputusan
D. Objek Penilaian Berbasis Kelas
Sesuai dengan petunjuk pengembanagan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dikeluarkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional, maka objek penilaian berbasis kelas adalah sebagai berikut:
1. Penilaian kompensi dasae mata pelajaran, yaitu pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai yang
direflesikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah peserta didik menyelesaikan suatu aspek atau subjek
mata pelajaran tertentu
2. Penilaian Kompetensi Rumpun Pelajaran, yaitu penetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai yang
direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak yang seharusnya dicapai oleh perserta didik
3. Penilaian kompetensi lintas kurikulum yaitu pengetahuan ketrampilan , sikap dan nilai-nilai yang
direflesikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak yang mencakup kecakapan belajar sepanjang hayat dan
kecakapan hidup yang harus di capai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar secara berkesinambungan.
4. Penilaian kompetensi tamatan yaitu pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang direflesikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak setelah peserta didik menyelesaikan jenjang tertentu.
5. Penilaian Terhadap Pencapaian Ketrampialn Hidup. Kecakapan hiduo yang dimiliki peserta didik melalui
berbagai pengalaman belajar perlu dinilai sejauh mana kesesuaiannya dengan kebutuhan mereka untuk dapat
bertahan dan berkembang dalam kehidupannya di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

E. Domain dan Alat Penilaian Berbasis Kelas


Penilaian autentik perlu dilakukan terhadap keseluruhan kompetensi yang telah dipelajari peserta didik melalui
kegiatan pembelajaran. Ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai, domain yang perlu dinilai meliputi
domain kognitif, domain afektif, domain psikomotor.
1.Domain Kognitif
Meliputi hal-hal berikut ini
a. Tingkatan hafalan, mencakup kemampuan menghafal verbal atau menghafal materi pembelajaran
berupa fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
b. Tingkatan pemhaman, meliputi kemampuan membandingkan (menunjukkan persamaan dan
perbedaan).
c. Tingkatan aplikasi, mencakup kemampuan menerapakan rumus, dalil atau prinsip terhadap kasus-
kasus nyata yang terjadi di lapangan
d. Tingakatn analisis meliputi kemampuan mengklasifikasi, menggolongkan, memerinci, mengurai
suatu objek
e. Tingkatan sintesis meliputi kemampuan memadukan berbagai unsur atau kompenen, menyusun,
membentuk bangunan, mengarang, meluksi, menggambar, dan sebagainya.
f. Tingakatan evaluasi/penilaian mencakup kemampuan menilai terhadap objek studi dengan
menggunakan kriteria tertentu.

2.Domain Psikomotor
Meliputi hal-hal berikut ini:
a. Tingkatan penguasaan gerakan awal berisi kemampuan gerakan awal beirisi kemampuan peserta
didik dalam menggrakakan sebagian anggota badan.
b. Tingkatan gerakan semirutin meliputi kemampuan melakukan atau menirukan gerakan yang
melibatkan seluruh anggota badan
c. Tingkatan gerakan rutin berisi kemampuan melakukan gerakan secara menyeluruh dengan
sempurna dan sampai pada tingkatan otomatis.
Alat penilaian yang digunakan untuk mengukur domain psikomotor adalah tes penampilan atau kinerja yang telah
dikuasai peserta didik, seperti:
a. Tes paper and pencil. Walaupun bentuknya seperti tes tertulis, tetapi sasarannya adalah
kemampuan peserta didik dalam menampilkan karya, misalnya berupa desain alat, desain grafis, dan
sebagainya.
b. Tes identifikasi. Tes ini ditunjukan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
mengidentifikasi sesuatu. Misalnya, menemukan bagian yang rusak atau yang tidak berfungsi dari suatu
alat
c. Tes simulasi. Tes ini dilakukan jika tidak ada alat yang sesungguhnya yang dapat dipakai untuk
memperagakan penampilan peserta didik.
d. Tes petik kerja. Tes ini dilakukan dengan alat yang sesungguhnya. Tujuannya adalah untuk
mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai atau termpil menggunakan alat tersebut.

3.Domain Afektif
Berkenaan dengan ranah afektif, ada dua hal yang harus dinilai. Pertama, kompetensi afektif yang ingin dicapai
dalam pembelajaran meliputi tingkatan pemberian respons, apresiasi, penilaian, dan internalisasi. Kedua, sikap dan
minat peserta didik terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran. Adapun tingkatan domain afektif yang dinilai
adlah kemampuan peserta didik dalam:
a) Memberikan respons atau reaksi terhadap nilai-nilai yang dihadapkan kepadanya.
b) Menikmati atau menerima nilai, norma, serta objek yang mempunyai nilai etika dan estetika.
c) Menilai (valuating) dijintau dari segi baik-buruk, adil-tidak adil, indah-tidak indah terhadap objek
studi.
d) Menerapkan atau mempraktikkan nilai, norma, etika, dan estetika dalam perilaku kehidupan
sehari-hari.

F. Prinsip-Prinsip Penilaian Berbasis Kelas


Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) menjelaskan bahwa prinsip umum penilaian berbasis kelas harus
memenuhi:
1) Valid (Tepat)
 Penilaian harus memberi informasi akurat tentang hasil belajar siswa. Misalnya, guru ingin mengukur
keterampilan peserta didik dalam mengetik sepuluh jari, kemudian guru menggunakan tes lisan tentang
tugas-tugas kesepuluh jari tersebut, maka ada kemungkinan bukan aspek keterampilan yang diukur
melainkan aspek pemahaman tentang tugas-tugas kesepuluh jari tersebut dalam mengetik.
2) Mendidik
Penilaian harus memberi sumbangan positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian harus
dinyatakan dan dapat dirasakan seabagai penghargaan yang motivasi bagi siswa yang berhasil dan menjadi
pemicu semangat untuk meningkatkan hasil belajar bagi yang kurang berhasil.
3) Berorientasi pada kompetensi
Penilaian berbasis kelas dilakukan dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indicator pencapaian hasil belajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum berbasis
kompetensi.
4) Adil dan objektif
Penilaian harus adil dan objektif terhadap semua siswa dan tidak membeda-bedakan latar belakang siswa
yang tidak berkaitan dengan pencapaian hasil belajar. Untuk itu, guru perlu membuat perencanaan penilaian
yang jelas, komprehensif dan operasional, serta menetapkan kriteria dalam mmbuat keputusan.
5) Terbuka
Kriteria penilaian hendaknya terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan siswa
jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
6) Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, teratur, terus-menerus, dan berkesinambungan untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan kemajuan belajar siswa. Hasil penilaian perlu dianalisis dan
ditindaklanjuti. Penilaian hendaknya merupakan bagian integral dari proses pembelajaran.
7) Menyeluruh
Penilaian terhadap hasil belajar siswa harus dilaksanaan menyeluruh, utuh, dan tuntas yang mencakup aspek
kognitif, afektif, psikomotorik, dampak pengiring, dan metakognitif serta berdasarkan pada berbagai teknik
dan prosedur penilaian dengan berbagai bukti hasil belajar siswa.
8) Bermakna
Penilaian hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil
penilaian mencerminkan gambaran yang utuh tentang prestasi siswa yang mengandung informasi keunggulan
dan kelemahan, minat dan tingkat penguasaan siswa dalam pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

Prinsip khusus penilaian berbasis kelas adalah sebagai berikut:


1) Jenis penilaian yang digunakan harus memberikan kesempatan terbaik kepada siswa untuk
menunjukkan apa yang mereka ketahui dan pahami, serta mendemonstrasikan kemampuannya. Implikasi dari
prinsip ini adalah:
 Pelaksanaan penilaian berbasis kelas hendaknya dalam suasana yang bersahabat dan tidak
mengancam.
 Semua siswa memperoleh kesempatan dan perlakuan yang sama dalam mengikuti pembelajaran
dan selama proses penilaian.
 Siswa memahami secara jelas apa yang dimaksud dalam penilaian.
 Kriteria untuk mebuat keputusan atas hasil penilaian hendaknya disepakati dengan orang tua/wali.

2) Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur penilaian dan pencatatan secara tepat. Implikasi
dari prinsip ini adalah:
 Prosedur penilaian harus dapat diterima dan dipahami secara gelas oleh guru
 Prosedur penilaian dan catatan harian hasil belajar siswa hendaknya mudah dilaksanakan sebagai
bagian dari kegiatan pembelajaran dan tidak menggunakan waktu yang berlebihan
 Catatan harian harus mudah dibuat, mudah dipahami, dan bermanfaat untuk perencanaan
pembelajaran
 Informasi yang diperoleh untuk menilai semua pencapaian belajar siswa dengan berbagai cara
harus digunakan sebagaimana mestinya
 Penilaian pencapaian hasil belajar yang bersifat positif untuk pembelajaran selanjutnya perlu
direncanakan oleh guru dan siswa
 Klasifikasi dan kesulitan belajar harus ditentukan sehingga siswa mendapatkan bimbingan dan
bantuan belajar yang sewajarnya
 Hasil penilaian hendaknya menunjukkan kemajuan dan keberlanjutan pencapaian hasil belajar
siswa
 Penilaian semua aspek yang berkaitan dengan pembelajaran, misalnya efektivitas pembelajaran
dan kurikulum perlu dilaksanakan
 Peningkatan keahlian guru sebagai konsekuensi dari diskusi pengalaman dan membandingkan
metode dan hasil penilaian perlu dipertimbangkan
 Pelaporan penampilan siswa kepada orang tua atau wali dan atasannya (kepala sekolah, pengawas)
dan instansi lain yang terkait seharusnya dilaksanakan.

G. Manfaat Hasil Penilaian Berbasis Kelas


Penilaian berbasis kelas sangat bermanfaat bagi guru, orang tua, dan peserta didik. Bagi guru, penilaian ini
bermanfaat untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan
unpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran, menetukan kenaikan kelas, dan memotivasi peserta didik untuk
belajar lebih baik.
Bagi orang tua, penilaian ini, bermanfaat untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan anaknya, memberikan
bimbingan, dan merangsang orang tua untuk menjalin komunikasi dengan pihak sekolah dalam rangka perbaikan
hasil belajar anaknya.
Bagi peserta didik, penilaian ini, bermanfaat untuk memantau hasil pencapaian kompetensi secara utuh, baik yang
menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai.
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) dalam dokumen “Kurikulum Berbasis Kompetensi” mengemukakan
hasil penilaian berbasis kelas berguna untuk:
 Umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kemampuan dan kekurangannya, sehingga
menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil belajarnya.
 Memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar peserta didik sehingga
memungkinkan dilakukannya pengayaan dan remediasi untuk memenuhi kebutuhan peserta didik sesuai
dengan kemajuan dan kemampuannya.
Memberikan masukan kepada guru untuk memperbaiki program pembelajaran di kelas.

H. Jenis-Jenis Pernilaian Berbasis Kelas


1. Tes Tertulis
Merupakan alat penilaian berbasis kelas yang penyajiannya maupun penggunaannya dalam bentuk
tertulis baik dalam bentuk pilihan ganda atau esai.
2. Tes Perbuatan
Dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung yang memungkinkan terjadinya praktek.
3. Pemberian Tugas
Dilakukan untuk semua mata pelajaran dari awal sampai akhir sesuai dengan materi pelajaran dan
perkembangan peserta didik. Hal-hal yang diperhatikan dalam pemberian tugas:
 Banyak nya tugas tidak memberatkan siswa.
 Jenis dan materi pemberian tugas harus didasarkan pada tujuan pada tujuan pemberian
tugas yaitu melatih siswa memperkaya wawasan pengetahuan.
 Pemberian tugas dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab serta keman
dirian.
4. Penilaian Proyek
Penilaian berbasis kelas terhadap tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu dilakukan mulai
dari pengumpulan pengorganisasian, pengevaluasian ,hingga penyajian data.
5. Penilaian Produk
Penilaian berbasis kelas terhadap penguasaan keterampilan dalam membuat suatu produk (proses) dan
penilaian kualitas hasil kerja peserta didik. Dalam penilaian produk terdapat dua konsep, yaitu
pemilihan, cara menggunakan alat, dan prosedur kerja dan kualitas teknik maupun estetik suatu karya
atau produk.
Pelaksanaan penilaian produk meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Tahap persiapan, yaitu siswa dapat dinilai dalam kemampuan membuat perencanaandan
mendesain produk.
b. Tahap produksi, yaitu siswa dapat dinilai dalam menggunakan bahan, alat, dan teknik.
c. Tahap refleksi, yaitu siswa dapat dinilai dalam hal estetika, kesempurnaan produk
fungsional, keorisinilan.
6. Penilaian Sikap
Penilaian sikap merupakan penilaian berbasis kelas terhadap suatu konsep psikologi yang komplek.
Obyek penilaian sikap antara lain, sikap terhadap mata pelajaran, sikap terhadap guru mata pelajaran,
sikap terhadap proses pembelajaran dan sikap terhadap materi pembelajaran. Untuk pengukura sikap
dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain  observasi perilaku, pertanyaan langsung, laporan
pribadi, dan skala sikap.
7. Penilaian Portofolio
Penilaian porto folio merupakan penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan karya peserta didik
yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama selama proses pembelajaran
dan digunakan guru dan murid untuk mementau perkembangan pengetahuan ,keterampilan ,dan sikap
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu.

Anda mungkin juga menyukai