Anda di halaman 1dari 63

1 | SUDUT LEMBAYUNG

Terima kasih untuk orang orang yang


terlibat didalam buku ini dan
memberi banyak ide dan gagasan
yang begitu berguna.
Kelak, aku yang tak tau arah akan
tertuntun untuk menjadi manusia
hebat.

2 | SUDUT LEMBAYUNG
Langkah menuntun pada sebuah
kenyataan yang membuat seseorang
mengerti arti sebuah persinggahan.disana
aku menemukan banyak cerita dan sebuah
pengalaman yang bercampur menjadi
cerita.
bagaikan asap tipis yang hanya
seumuran capung. Mereka tidak berakar,
melainkan seperti alang-alang yang
tumbuh merambat di tanah, mencuri
cahaya matahari dan cerita-cerita yang
lebih layak.
Pengalaman tidak akan berbohong dia
tau kapan menunjukan kilaunya tanpa kita
sadari

3 | SUDUT LEMBAYUNG
KUNCU
P
4 | SUDUT LEMBAYUNG
“Pada dasarnya setiap manusia punya kesenangan
dan kegembiaran yang berbeda – beda. Apa yang
menurutmu baik, belum tentu menurutnya sama. Pun
sebaliknya, apa yang dianggap baik olehnya, belum
tentu baik bagimu. Tak perlu dipaksakan, kita hanya
perlu menghargai meski tak menyukai.

Yang begitu indah terlihat tak selamanya akan kau


dapat, karena dihatimu selalu ada rasa yang semesta
hadirkan, untuk kau lupakan, pada akhirnya.”

5 | SUDUT LEMBAYUNG
Halo! Perkenalkan nama aku Muhammad Rifqi
Naufal. Biasa dipanggil opal. Seorang remaja yang
masih duduk dibangku SMA. Aku hanya ingin berbagi
tentang kisah hidup,bukan hanya untuk diceritakan
melainkan dapat dijadikan sebagai pelajaran hidup. Aku
dilahirkan dari keluarga yang terbilang berkecukupan
dan dari keluarga yang bersifat keras. Sejak kecil aku di
didik oleh ayah untuk menjadi seorang yang tegas, kuat,
sabar, dan selalu berusaha untuk membanggakan kedua
orang tua. Tetapi hingga kini aku belum bisa
membanggakannya. Impianku cukup sederhana yaitu
hanya ingin melihat tatapan mata bahagia karena melihat
anak yang dibesarkan menjadi orang yang sukses. Cukup
simpleks tetapi dalam implementasinya yang butuh kerja
keras, usaha, tekad, semangat dan doa yang senantiasa
tiada hentinya mengalir.
Seragam putih merah pertama yang ku gunakan
merupakan awal perjuanganku mengenyam pendidikan,

6 | SUDUT LEMBAYUNG
aku didaftarkan oleh ibuku untuk belajar menulis huruf
A-Z, membaca dan menghitung di Sekolah Dasar Negeri
Patrol. Pagi itu, aku berjalan beriringan dengan ibuku
untuk menuju Sekolah dihari pertama itu. Kaki yang
dibalut sepatu, tanganku dipegang erat oleh ibu,
menuntunku hingga tiba di sekolah. Aku memang tak
merasa asing dengan wajah sekolah SD satu-satunya di
kampung ku itu, karena sebelum aku resmi menjadi
murid di sekolah itu, aku sering bermain di halaman
sekolah.
Tiba di sekolah, para murid baru dikumpulkan di
depan halaman sekolah, sekitar 80-an orang. Berbaris ala
bocah dengan kelakuan nya masing - masing. Kamipun
dibagi menjadi 2 kelas. Aku masuk di Kelas 1 A, dengan
wali kelas Ibu Guru Neneng. kelas satu pertamanya
kalinya aku masuk ke sebuah ruangan yang ramai dan
berisik saat itu jaman masih lugu-lugunya jaman yang
penuh dengan canda tawa,tanpa tahu beban kehidupan
sebenarnya. Dengan dasi merah dileher kantong besar
dipunggung dan teman teman yang sama sekali belum ku
kenal. Ada beberapa teman yang ku kenal tetapi tidak
semua.

7 | SUDUT LEMBAYUNG
Naufal, Deni, Toni, Indra, Fajar, dan sederet nama
yang disebutkan, ikuti ibu yang cantik itu, kata Bapak
Kepala Sekolah, Fajar sambil menunjuk wali kelas ibu
yang akhirnya kami kenal ibu Neneng.Sambil berlari
kami pun berebut untuk masuk ke kelas yang telah di
tunjukkan oleh kepala sekolah. Tanpa sadar, wali kelas
pun kami lewati dengan lajunya. Kami berlari seakan
berlomba siapa yang dulu masuk kelas ialah yang akan
menjadi pemenang di kelas nanti. Umurku pada saat
masuk sekolah sudah 6 tahun.
Aku mengambil kursi diposisi paling depan sebelah
kanan (sebelah kiri guru) bersama temanku, toni.
Pilihanku memang tak memiliki alasan apa-apa, hanya
karena posisi itu paling dekat dengan pintu, sehingga aku
bisa melihat pemandangan diluar kelas ketika aku bosan
mendengarkan penjelasan guru nanti. Tak lama di dalam
kelas, rasanya aku ingin mengeluarkan air mancur.
Dengan tergagap aku menyampaikan keinginanku
kepada ibu guru.
“Bu, saya mau permisi buang air kecil!” Selorohku
seraya bergegas dan terseok seok menahan akan
keluarnya air mancur.

8 | SUDUT LEMBAYUNG
“Iya silakan, tapi jangan lama-lama ya “ jawab ibu
guru singkat.
“Iya bu....” Sahutku.
Kakiku pun melangkah keluar kelas.. Setelah
urusanku selesai, aku pun langsung masuk ke kelas
kembali untuk menerima pelajaran pertama oleh guruku.
Baik lah anak-anak, selamat datang di Sekolah ini,
Sapa ibu guru membuka percakapan. Ibu akan
mengenalkan nama ibu terlebih dahulu, ibu itu
melanjutkan.
Nama ibu Neneng, ibu itu menuliskan namanya di papan
tulis, N.E.N.E.N.G. Ibu berasal dari kampung cidodol.
Ibu akan menjadi wali kelas kalian.
Mungkin cukup sudah perkenalan dari ibu, sekarang
ibu akan mengabsen nama nama kalian. Bu Neneng,
panggilan akrab dari ibu Neneng pun membacakan
nama-nama kami sesuai abjad dari A sampai dengan Z.
namaku yang berawalan M terpaksa harus berada di
posisi 19.
Prestasiku dikelas 1 boleh dibilang cukup baik,
karena sebelum aku masuk sekolah, ibuku sering
mengajarkan ku di rumah mencoret-coret buku,

9 | SUDUT LEMBAYUNG
berhitung satu sampai sepuluh, kadang dimarahi sampai
jewer telinga mungkin karena jengkel meski begitu ibu
tetap sayang padaku, sampai akhirnya aku bisa dan
mengerti. Begitu juga dengan bapakku.
Beberapa bulan setelah kegiatan belajar berlangsung
aku didaftarkan oleh bu Neneng ke lomba CALISTUNG
(Baca Tulis Hitung) kebetulan karena tulisanku mungkin
bagus jadi aku ikut mata lomba menulis aksara
bersambung tingkat gugus. Sebelum itu aku diajarakan
cara menulis aksara sambung yang benar, latihan dan
latihan akhirnya sampailah di hari perlombaan. Waktu
itu sangat gugup sekali banyak sekali tetapi dengan
dukungan dari ibu akhirnya aku bisa menyelesaikan
tulisannya walaupun cukup lama dan tinggal menunggu
hasilnya. Setelah beberapa jam menunggu sampai sore
panitia pun memberi pengumuman, saat pengumuman
mata lomba Aksara Sambung degdegan sekali satu
persatu juara ketiga dan kedua dibacakan dan tidak
muncul namaku, tibalah pada pengumuman juara satu.
“Dan yang menjadi juara satu dalam lomba menulis
Aksara Sambung adalah….”sahut panitia.
Aku semakin degdegan dan akhirnya!

10 | SUDUT LEMBAYUNG
“Muhammad Rifqi Naufal dari SD Negeri Patrol” kata
panitia.
Seketika itu aku langsung loncat kegirangan dan ibu
langsung memelukku dengan erat. Sungguh senangnya
mendapatkan sebuah penghargaan dari kerja keras yang
telah kita lakukan. Akupun pulang dengan rasa bahagia
dan rasa puas.
Keesokan harinya aku melanjutkan rutinitas yaitu
belajar disekolah, bel berbunyi dan aku masuk kelas
mulai bealajar. Pulang sekolah bu neneng menyapaku
dan memberi selamat sekaligus memberitahuku bahwa
aku harus mengikti lomba yang sama tapi naik tingkatan
yaitu tingkat kecamatan. Persiapan terus dilakukan
sampailah pada hari perlombaan dan untuk yang kedua
kalinya aku mendapat juara tetapi bukan juara pertama
melainkan juara kedua. Ucapan syukur kembali terucap
dan rasa bahagia dan bangga campur aduk. Rasa kecewa
ada karena tidak bisa menjadi perwakilan ke tingkat
kabupaten.
Kembali kerutinitas semula, hari demi hari,bulan
demi bulan dan tahun ketahun terus berlalu dan akhirnya
sampai dikelas 6. Ada sesuatu yang aneh dilingkungan

11 | SUDUT LEMBAYUNG
sekitarku, ada seorang teman yang sering mengejek
padahal dulu dia tidak seperti itu. Hingga terkadang
membuat jengkel mendengar ejekan yang dilontarkan
kepadaku.
“Hehh kamu gak usah sok sok an disekolah ini, dasar
anak manja”.
Tidak salah apa – apa tidak melakukan apa - apa tapi
malah mendapat hinaan yang aku sendiri tidak tau
alasannya apa. Mungkin hakikat beberapa manusia
seperti itu mengejek orang lain dan menurutnya bahagia.
Padahal jika di lihat dari perspektif berbeda tidak ada
manfaat atau faedahnya dan hanya akan merugikan diri
sendiri. Hingga suatu hari setelah pulang sekolah aku
melihat salah satu teman yang mengejekku pulang
kerumahnya, bukannya disambut dengan baik oleh
orangtuanya dia malah langsung dimarahi alasannya
karena dia selalu mendapat nilai buruk disekolah dan ada
yang mengagetkanku yaitu saat ibunya berkata
membanding – bandingkan dengan anak tetangga yaitu
aku sendiri. Disitu aku baru menyadari alasan dia selalu
mengejekku anak manja karena mungkin dia tidak
pernah diperlakukan selayaknya anak – anak yang lain

12 | SUDUT LEMBAYUNG
yang selalu mendapatkan perhatian lebih dari
orangtuanya. Anak usia seperti itu adalah masa dimana
perkembangan otak dan masa pertumbuhan seharusnya
tidak diperlakukan seperti itu karena pasti akan
berdampak buruk pada anak tersebut mentalnya akan
lemah dan psikologinya akan terganggu akhirnya jika
terus menerus seperti itu bukan tidak mungkin untuk
menggapai cita citanya akan terhambat. setelah kejadian
itu aku tetap membiarkan dia mengejekku toh akupun
tau alasan dia kenapa. Aku selalu teringat dengan
perkataan ayah.
“Nak, jika ada yang mengejek atau menghina kamu
anggaplah itu sebagai kotoran yang jika di lempar pada
tumbuhan akan memnyuburkan dan membuatnya
tumbuh besar.”
Itulah yang selalu ku tanamkan dalam hati karena orang
– orang hebat adalah orang yang menerima cacian
dengan lapang dada tanpa membalas dengan rasa
dendam yang ada.Hari demi hari akhirnya diapun mulai
bosan dan mulai menyadarinya entah karena apa dia
meminta maaf kepadaku dengan wajah berpangku sesal.
“Pal,maaf ya” ucap dia.

13 | SUDUT LEMBAYUNG
“Iya gapapa, udah ku maafkan dari dulu kok”
“Sering ngehina kamu, sering ngejek itu karena
orangtuaku sering ngebandingin aku sama kamu.hehe”
“Oke, tenang aja aku juga udah tau dari kemarin
kemarin kok”
“Wahh pantesan kamu diem aja pas aku ngatain
kamu”
“Hehe ya aku diem itu karena kalo aku jadi kamu pasti
rasanya ya gitulah gaenak pokonya.”
“Sekali lagi aku minta maaf ya pal, mulai sekarang
kita sahabatan aja oke? masa tetanggaan tapi ga akur.”
“Oke oke bisa diatur. Aku pergi dulu ya brad.”ucap
opal.
“Okay”
Makhluk sosial yang tidak akan berkembang tanpa
orang lain itulah manusia. Yang selalu mempunyai sisi
baik dan buruknya tergantung darimana lingkungan
sekitar membawa kita dan kesadaran diri yang akan
selalu menopangnya.
Kehidupan kembali sejuk seperti udara saat mentari
belum setengah terbit. Tahun terakhir disekolah yang
telah membuat sebagian orang mengerti berbagai hal.

14 | SUDUT LEMBAYUNG
Sukar rasanya meninggalkan zona yang selalu menjadi
tempat ternyaman, tempat yang menjadi arena bermain
dan belajar. Tetapi rasa bosan pasti tumbuh dalam diri
setiap manusia kadang kita harus mulai melangkah dan
membuat goresan baru pada prasasti hidup kita untuk
kita ceritakan pada anak – anak kita nanti dan itu adalah
sesuatu yang harus kita lakukan. Ujian demi ujian telah
dilewati dan hasilnya cukup memuaskan. Aku akhirnya
lulus dengan nilai yang baik. Jejak perjalanan selama 6
tahun belajar berbagai hal yang menjadi tapak didalam
memori dan menjadi pengalaman yang sangat berharga.

15 | SUDUT LEMBAYUNG
REKAH

“Suka duka, canda tawa,sedih bahagia, semua


ada dan terus berjalan mengikuti waktu.
Sesuatu yang tidak akkan pernah hilang dalam
diri setiap orang, sesuatu yang melekat dalam
jiwa, Sesutu yang sering dirasakan setiap
manusia. Apa itu? Rasa Takut.”
Segala yang kamu inginkan ada diseberang
16 | SUDUT LEMBAYUNG rasa takut.
Setelah melalui masa yang penuh intuisi, aku
melangkah ke jenjang yang lebih tinggi yaitu tingkat
menengah. Melalui berbagai pertimbangan dan diskusi
dengan orang tua aku memutuskan untuk memilih SMP
2 Arjasari. SMP yang terbilang masih berkembang pada
saat itu karena baru berdiri sekitar 2007, dan fasilitas
masih terbatas tapi masih mampu menunjang pendidikan
siswanya. Awal masuk smp pertama kalinya aku
mengikuti yang namanya MOS (Masa Orientasi Siswa)
atau MOPD (Masa Orientasi Pendidikan Dasar) dulu
namanya begitu tapi sekarang sudah diganti menjadi
MPLS karena mungkin maraknya kasus perpeloncoan
oleh kakak kelas saat kegiatan itu.
Awal masa orientasi aku dan beberapa teman yang
dulu satu sd, mulai masuk lingkungan baru dengan orang
- orang yang sama sekali belum ku kenal, panitia yang
berisikan guru dan kaka kelas mulai memperkenalkan

17 | SUDUT LEMBAYUNG
diri satu persatu. Kami dibagi menjadi beberapa
kelompok atau gugus, aku dan teman teman ku berbeda
kelompok, dan aku sendiri dengan orang orang asing
yang sama sekali belum tau sifat dan karakternya. Ada
satu orang yang keliatannya baik, aku mencoba
menyapanya.
“Hey! namaku opal” sahutku, sambil menjulurkan
tangan.
“Hey, namaku aldi,salam kenal”
“Siap!! dari sekolah mana di?”
“SD Rancakole, kamu dari mana pal?”
“Dari SD Patrol. Searah dong di!”. Sahutku.
“Iya lah, masuk kesini sama siapa aja?”
“ Tuh mereka”.
Sambil menunjuk teman temanku dan mereka
langsung melambaikan tangannya. MOS hari pertama
selesai dan sebelum pulang kami disuruh untuk
membawa sesuatu keekokan harinya;topi kerucut dari
karton,kantong dari keresek, tanda nama ditempel
didada. Huh cukup menyebalkan baru saja masuk
langsung dikasih tugas. Kukira akan menyenangkan eh
ternyata benar saja sangat menyenangkan. Tiga hari

18 | SUDUT LEMBAYUNG
selesai sudah dan tibalah masa smp yang masih samar
seperti apa.
Dengan seiringnya waktu aku pun perlahan berubah,
dulu aku hanya memakai celana merah pendek sekarang
sudah memakai celana biru tua, kedewasaan mulai
terasa, ketertarikan kepada lawan jenis dan sudah
mengalami mimpi basah mengakibatkan kepada tekanan
emosional dan kelakuan ku, tak jarang teman-teman
cewek sekelas menjadi korban kejahilan ku, apalagi
disaat itu aku sekelas dengan teman-teman yang satu ide
dengan ku. Sebut saja firman,deni,fajar,nanda.
hingga satu hari kami ditugaskan untuk mengecat
perkarangan sekolah dengan cat bewarnah putih karena
sebentar lagi peringatan 17 agustus 1945, teman-teman
sudah siap dengan alat masing-masing, aku sama firman
ditugaskan untuk mengecat pohon, kebetulan dibatang
pohon tersebut ada parkir motor tua punya pak guru
kami, entah mengapa muncul inisiatif dari firman untuk
mengecatnya,
“Man ayo dicat”
firman pun mulai beraksi motor yang disanggahi di
batang pohon menjadi korban cat bewarnah putih itu ,

19 | SUDUT LEMBAYUNG
hingga ahirnya aku ikut kebablasan untuk  mengecatnya,
semuanya bewarna putih tak satupun yang tersisa,
hingga akhirnya kami ingin mencucinya, takut ketahuan
yang lain kami mengurungkan niat itu.          
   Hingga besoknya kami datang kesekolah, mudah
-mudahan apa yang kami lakukan tak diketahui oleh pak
guru kami, jam pelajaran pertama sudah selesai, ketika
jam makan kami akhirnya di panggil oleh kepala
sekolah, melalui speker yang lantang, satu persatu nama
kami dipanggil, firman ardiansyah, rifqi naufal. Sontak
Jantung ku mulai berdetak kencang, sambil ku masukan
rapi-rapi bajuku, aku bersiap untuk berlari cepat ke
kantor kepala sekolah, aku takut kalo terlambat sedikit
pasti hukuman yang ku dapat, disaat aku mengahadap
kepala sekolah, kepala ku menunduk hingga herdikan
keras dilontarkan beliau.
“Opal mana temanmu firman!”
“Dia sedang makan pak”
Sesaat kemudian firman datang dengan muka
bersalah, firman tak lagi menunjukan ekspresi wajah
keberaniannya menghadap kepala sekolah, karena bapak

20 | SUDUT LEMBAYUNG
kepala sekolah berbadan tegap, tinggi besar, mata
melotot seperti harimau yang ingin memangsa kami.
Aku tak kuasa lagi hukuman apa yang diberikan
kepada kami, aku paling tidak suka kalo orang tua ku di
suruh untuk menghadap kepala sekolah, karena
kelakuan ku, bukan karena prestasi ku, hingga saudara
bapak ku yang kebetulan mengajar juga di SMP itu tak
bisa berbuat apa-apa, tapi bapak kepala sekolah
memperlakukan aku sama halnya seperti anak-anak yang
lain kalau membuat ulah, beliau tak kuasa lagi melihat
kelakuan ku yang hari kehari hanya berurusan dengan
masalah, sambil duduk diatas kursi dia manggaruk
kepala nya, dan terdiam tersungkur menghadap buku
yang ia baca..sambil mendengarkan apa yang kami
ungkapan.
Pertanyaan pun satu persatu mulai dilontarkan kepada
kami, entah nasib kami yang mujur atau bagaimana,
selang berapa lama datang TU keruangan kepala
sekolah.
“Permisi ada bapak Kepala Sekolah ?” dengan tangan
memegang amplop sambil mengatakan.
“Dari Bupati”

21 | SUDUT LEMBAYUNG
Tak berkata banyak beliau membuka amplop tersebut
dan membacanya, wajah yang merah berubah menjadi
gembira, dan akhirnya bapak kepala sekolah pergi
meninggalkan kami, dalam hati aku berkata
“Untung saja waktu itu ada panggilan tugas yang
harus segera dilaksanakan, kalo tidak entah jadi apa aku
dibuatnya, huh” hati ini sangat lega.
berharap hukuman tak kami temui, tapi akhirnya
wakil kepala sekolah Pak Iwan yang menasehati kami
untuk tidak nakal lagi, dan kami dizinkan kembali ke
dalam kelas untuk mengikuti pelajaran, teman-teman
dikelas melihat kami tapi tak satu orang pun berani
katakan kepada kami, bak seorang penjahat kelas kakap
yang memenangi sebuah misi pertarungan, dan gadis-
gadis menoleh kepada kami.          
Ketika istirahat untuk melakukan sholat dzuhur teman
yang beda kelas ingin menanyakan persoalan ku, ketika
dipanggil kekantor oleh kepala sekolah tadi, hingga
akhirnya kami saling mengenal satu sama lain, dan
tambah akrab. Singkat cerita, kenakalan semakin
menjadi ketika kami bersama teman-teman meminta
uang untuk belanja kepada teman-teman yang lain tanpa

22 | SUDUT LEMBAYUNG
kecuali teman cewek, dan melakukan perbuatan yang
tidak seharusnya kami lakukan. Ketika beranjak kelas 2
smp kami sudah bisa lebih berfikir positif kelakuan yang
dulu negatif mulai berangsur berkurang hingga pujian
datang kepada kami. Kebetulan waktu itu bu Winarsih
menjadi wali kelas kami, beliau sangat memperhatikan
kami, baik kebersihan, kedisiplinan, dan kesopanan,
hingga tingkah laku. Suatu hari bu Winarsih menemui
aku lalu beliau menyampaikan nasehat nya, nasehat yang
tak pernah lupa aku kenang hingga sekarang ketika suatu
ketika aku di berikan bimbingan konseling oleh bu Sri
beliau waktu itu sangat cantik hingga sering dibicarakan
teman-teman satu kelas, dengan nada yang rendah
hingga meneteskan air mata bu Winarsih menyampaikan
kegundahan nya kepadaku. Semenjak kejadian itu
bayang-bayang nasehat bu Winarsih selalu menghantui
ku dan aku berusaha tak pernah menjahili teman-teman
cewek lagi, firman juga berubah firman yang dulu ganas
sekarang berubah menjadi playboy yang sering gonta
ganti cewek. Kini aku sekarang berubah menjadi orang
yang pendiam dan pemalu yang sering menghabiskan
waktu istirahat bersama yusuf, riki, dindin di tepi sungai

23 | SUDUT LEMBAYUNG
dekat sekolah bercerita bersenda gurau bersama-sama.
Suatu ketika ingin rasanya mencari pacar tapi kami tak
berani mendekatinya hanya menilai dan mengaguminya,
namun kami berkhayal memilih seseorang dari adik
kelas kami yang baru masuk smp. Ketika satu persatu
teman-teman memilih seseorangnya akhirnya aku yang
harus mengatakannya, sambil tertawa aku menyebut
seseorang yang berbeda dari teman.
Menginjak kelas tiga masih di smp yang sama, aku
ikut organisasi osis dan langsung ditawari jadi panitia
MOS. Akupun mengiyakan, dan mulai mengikuti rapat
rutin membahas persiapan. Sampailah pada hari itu,
semua peserta dikumpulkan dilapang untuk
mendapatkan arahan dari kepala sekolah. Saat itu saat
yang masih kuingat sampai sekarang, dimana mataku
tertuju pada sesosok perempuan yang sangat cantik,
entah karena apa aku berpikir seperti itu, mungkin reflek
dan akhirnya membuat rasa tak kuasa ingin menyapanya
tetapi karena dulu aku pemalu terhadap orang baru jadi
aku memutuskan untuk menutup rapat. Akhirnya aku tau
nama dia adalah cicha, nama yang sesuai dengan paras
cantiknya, hingga banyak lelaki yang menyukainya, aku

24 | SUDUT LEMBAYUNG
tau namanya dari mentor gugus karena saat hari pertama
mos peserta dibagi menjadi beberapa gugus.
Memang benar kata orang lain kalau rasa mulai
tumbuh tak ada yang bisa menghalangi. Semuanya
terjadi tiba tiba, ingin sekali mencoba menahan tapi yang
didapat malah rasa penasaran yang semakin kuat. Coba
menghindar, tapi hati berontak. Sungguh rumit dan itu
yang aku rasakan pertama kalinya. Dalam hati aku
bekata; apakah dia mau dengan ku? Muka paspasan,
tampilan ga menarik. Ah sudahlah coba saja dulu, yang
penting usaha dulu hasilnya nanti gimana muka eh
maksudnya gimana proses. Hari kedua mos aku mencoba
melihatnya lebih dekat, tapi untuk bertanya sesuatu pun
terasa sulit. Ingin sekali bertanya atau berhadapan
langsung dengannya tapi ya mau bagaimana lagi ketika
hati dan ego tidak sejalan maka kita hanya bisa terdiam.
Aku mulai memutar otak lebih keras dan mulai
sedikit menurunkan ego. Sampailah pada titik dimana
aku membulatkan tekad dan keberanian untuk
menyapanya. Tepat hari terakhir mos, waktu itu aku
mencoba menyapa. Dan tanpa basa basi langsung saja
bertanya.

25 | SUDUT LEMBAYUNG
“icaa?” sahutku.
Dengan gugupnya dan keringat dingin yang aku rasa.
Dasar penakut, yang dirasa seakan campur aduk dan
entah kenapa terasa beda sekali padahal banyak
perempuan yang kukenal biasa biasa saja saat kenalan.
“iya kang” jawab dia,
“Dari sekolah mana?”
“Sd wangun sari kang”
“Dimana itu teh?” jawabku gugup.
“Ciawi gede.”
“Ohh, akang pergi dulu yah”
“Iya kang”
Bak durian jatuh didepan mata, ternyata menyapa
seseorang itu mudah cukup dengan keberanian yang
kuat, dan rasa percaya diri yang besar. Pasti akan
berhasil. Mos selesai, sekarang kembali kerutinitas yaitu
belajar dikelas. Kami pun lanjut mengobrol dan berlanjut
chattingan. Sampailah disaat kami sudah begitu dekat
dan sangat akrab. Ingin lanjut ke tingkat yang lebih dari
teman, tapi karena belum pernah pacaran atau menjalin
hubungan rasanya berat, untuk mengungkapkan karena
dia juga sama pemalu sepertiku. Aku tidak tau harus

26 | SUDUT LEMBAYUNG
bagaimana, akhirnya aku bertanya ke si firman yang
terkenal fakboi, dan ternyata mudah sekali. Aku pun
merencanakan sesuatu kejutan yang sederhana tapi
menurutku bisa membuat ingatan dihatinya. Meskipun
sederhana tapi yang penting bahagia akhirnya aku
memetik Bunga dihalaman rumah dan coklat tapi bukan
coklat yang sudah jadi melainkan coklat bubuk yang
sering dipakai membuat kue. Rasanya juga pahit , dan
bunga yang sangat cantik tapi aku ga akan memberinya
bunga itu melainkan batangnya saja. Cukup aneh tapi
filosofi didalamnya yang membuatku yakin bahwa ini
akan berhasil. Aku pun merencanakan pertemuan dengan
dia. Dan semenjak saat itu aku berpacaran dengannya.
Singkat cerita setelah menjalani hubungan cukup lama.
Rasanya terasa bosan dan jenuh,tidak ada yang spesial.
Tetapi aku sangat menyayanginya dan engan untuk
pergi. Akhirnya aku mencoba hal yang baru yaitu
dengan memulai sebuah perjalan yang aku rencanakan
bersama dengan seorang sahabatku, dia adalah Ncep
Mulyana. Aku mengenalnya saat awal masuk kelas 3, dia
siswa baru disekolah ini, pindahan dari Kalimantan
tengah. Awalnya kita tidak berniat bepergian

27 | SUDUT LEMBAYUNG
kemanapaun, tetapi karena kami sama sam jenuh denga
rutinitas yang, dan dia sepemikiran denganku maka kami
merencanakan untuk bepergian tetapi seminggu sekali.
Tempat yang indah dan bisa menjadi tempat singgah saat
bosan dengan aktifitas sehari – hari. Kami ingin
mengusir semua itu dengan melangkah karena
menurutku melangkah dari tempat ke tempat lain bisa
membuat otak lebih segar dan membuat perasaan lebih
senang. Tempat itu adalah alam. Seseorang menarik diri
dari keramaian menuju jalan sepi dan menurutnya itu
bahagia, karena hidup bukan tentang kita berada dalam
keramain, kadang hati dan otak butuh suatu energi untuk
kembali bekerja dengan baik saat belajar terasa jenuh,
maka yang kita perlukan adalah pergi dari sana untuk
beberapa saat dan menikmati alam sepertinya hal yang
cocok. Jika hanya diam ditempat yang sama maka kita
tidak akan tau betapa megahnya alam semesta ini.
Percayalah itu.
Tempat pertama kali yang kami putuskan adalah vila
kaca arjasari karena jaraknya lebih dekat dan tidak
memakan biaya, hari minggu saat itu kami pergi pagi
pagi dengan berjalan kaki sembari olahraga. Sebernarnya

28 | SUDUT LEMBAYUNG
waktu itu pertama kalinya aku kesana lagi setelah
beberapa waktu tidak mengunjungi tempat itu. Setelah
sampai disana, sungguh hebat sekali alam ini,
menyuguhkan tempat yang begitu luar biasa dan untuk
kesekian kalinya semesta tidak pernah berbohong. Dulu
terakhir kesana temptnya kumuh tidak terurus dan
jalannya rusak, tapi saat datang ternyata begitu indah.
Dengan sentuhan tangan manusia tempat itu sekarang
menjadi yang sering dikunjungi anak – anak muda. Dan
itu yang mengubah pandang saya terhadap manusia.
Banyak orang berkata bumi menjadi rusak karena ulah
manusia tetapi tidak semua manusia seperti itu ada
manusia yang mempunyai kesadaran menjaga bukan
merusak. Mereka menyadari bahwa tanpa alam kita
bukan apa – apa. Alam tidak butuh kita tapi kita
membutuhkan alam. Aku tidak mengerti dengan manusia
yang merusak alamnya sendiri hanya untuk kepentingan
sendiri. Apakah karena uang ? memang jaman sekarang
manusia tidak bisa hidup tanpa uang, tapi uang bukan
segalanya ada yang lebih berharga dari itu.
Setelah datang kesana sejuk sekali, angin seakan
bernyanyi dan pohon sekan menari. Cukup

29 | SUDUT LEMBAYUNG
menenangkan hati dan rasanya memang berbeda ada
sesuatu yang dimiliki alam yang bisa membuat manusia
terpesona dan selalu ingin melihatnya.
“Cep mantap kali ini pemandangan”
“Iyalah pal, makanya jangan dirumah terus dunia itu
luas”
“Emang sih, dirumah bosen,sekolah jenuh”
“Nah makanya sekali – kali keluar “
“Minggu depan kemana nih cep”
“Belum tau lah. Jangan terlalu sering lah bambang dua
minggu sekali kek”
“Seminggu sekali lah bosen belajar terus, tambah mau
ujian”
“Justru itu, seminggu belajar seminggu main”
Okelah, tapi bosen cep. Masih dititik jenuh”
“Jangan terlalu stress mikirin belajar, belajar itu
seperlunya tapi rutin”
“so bijak lu kaleng khongguan” kataku sambil tertawa.
Setelah menikmati sambil beristirahat kamipun
beranjak untuk pergi, kembali pulang karena terlalu
siang dan matahari hampir diatas kepala. Kami pun
beranjak pulang kerumah. Hari demi hari aku bulan demi

30 | SUDUT LEMBAYUNG
bulan akhirnya sampailah akhir masa smp,setelah
melewati berbagai hal yang sukar untuk dilupakan dan
setelah lulus akhirnya aku putus dengan dia karena
mungkin nanti kita akan jarang bertemu, maklum lah
namanya pacaran anak smp. Setelah lulus aku dan ncep
terus menapaki tempat - tempat yang dirasa nyaman dan
bisa menjadi tempat singgah.

31 | SUDUT LEMBAYUNG
LAYU

32 | SUDUT LEMBAYUNG
“Kembali terlelap pada dekap yang seharusnya.
Menyandarkan kepala padapundak yang
semestinya. Bercerita perihal lelahnya
hari,penatnya rutinitas dan segala yang aku ingin
ceritakan pada telinga yang dengan antusias
mendengarkan.
Karena pada akhirnya kita akan kembali. Pada
tempat yang selalu menyambut pulang dengan
wajah berseri.
Terima kasih, karena tetap jadi rumah yang ramah
Terima kasih selalu menyayangi dalam ingin yang
tak pernah dingin”

Putih abu-abu adalah warna seragam untuk sekolah


menengah atas dan sederajatnya. Saat berseragam

33 | SUDUT LEMBAYUNG
tersebut, rasanya cukup mengesankan. Seperti biasa
berangkat pagi, bertemu teman-teman, belajar di kelas,
kegiatan, dan pulang. Begitu seterusnya.
SMANCIP adalah SMA favorit di Ciparay, adalah
julukan dari sekolahku waktu itu. Terletak di pinggir
Kalau orang Majalaya atau daerah yg dekat sekolah
pasti sudah tidak asing mendengarnya, SMAN BJ nama
sekolahku. Karena letaknya di daerah barujati.
SMANCIP atau SMA N 1 Ciparay adalah sekolah
terbaik di wilayah Kabupaten Bandung. Bisa dibilang,
lingkungan yang baik untuk mendukung prestasi ada di
sekolahku. Siswa-siswi yang masuk menjadi murid
SMANCIP sudah ter-filter dulu, tentunya yang masuk
SMANCIP sebagian besar adalah murid-murid yang
cukup berprestasi dari sejak SMP. Dengan begitu, daya
pacu seorang siswa akan menyesuaikan dengan berbagai
murid yang kompeten.
Banyak hal yang bisa menjadikan sekolahku menjadi
julukan sekolah favorit. Mulai dari guru-guru yang
kompeten, prestasi akademik karena seringnya juara
olimpiade tingkat provinsi maupun nasional, prestasi
olahraga, dan fasilitas sekolah yang bagus, banyaknya

34 | SUDUT LEMBAYUNG
lulusan yang tembus ke PTN ternama, banyak alumni
Perwira, dan terbukti banyak alumni-alumni sukses
lainnya. Masuk SMA ditahun 2017, aku adalah orang
yang beruntung bisa bersekolah di SMANCIP. Banyak
dari teman temanku SMP yang menginginkan bersekolah
di SMANCIP tapi tidak lolos seleksi.
Bagaimana denganku? Apakah aku juga siswa
teladan?jawabannya tidak. Sebagus apapun sekolah kita
tentu saja tidak semua murid dari sekolah favorit
semuanya pintar dan teladan. Aku cuma beruntung,
kebetulan nilai kelulusan SMP ku tinggi dan aku berhasil
diterima di SMANCIP. Alhamdulillah.
Aku hanya siswa biasa tidak pernah juara kelas.
Aku sering berangkat 10 menit sebelum masuk, dan
anehnya tidak pernah telat. Jarak dari rumah kesekolah
itu sekitar 15 menit, tapi karena motorku tenaga kuda
jadi ya 10 menit pun bisa sampai.
Aku tak pernah sekalipun bolos sekolah
maupun alpha dalam presensi. Karena sekolah adalah
amanah dari orang tua. Bagiku membolos adalah
pantangan mutlak yang harus aku hindari. Jika aku tidak

35 | SUDUT LEMBAYUNG
masuk sekolah, pasti ada pemberitahuan dan ijin
sebelumnya.
Aku pertama kali masuk di kelas sepuluh 5 (X-5).
Semasa angkatanku, penjurusan sekolah dilakukan di
kelas 10. Jadi pelajaran di sekolahku masih umum, aku
dan teman-teman mempelajari pelajaran IPA (Kimia,
Fisika, Biologi, Matematika) dan mata pelajaran wajib
seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika,
PKN, di tambah lagi muatan lokal. Seperti itu, semua
mata pelajaran itu kami tempuh dan sepertinya itu belum
seberapa di bandingkan Madrasah Aliyah. 
Yang membekas di memori adalah perjuangan
mendapatkan nilai yang bagus agar bisa masuk ke
jurusan IPA. Sepertinya bukan hanya aku saja yang
menginginkan masuk IPA. Jurusan IPA menjadi favorit
dari hampir sebagian besar murid SMA ku. Entah
mengapa, hal tersebut sudah mengakar bahwa IPA
adalah jurusan yang bagus, peluang lebih lebar dan
mendapatkan tempat yang lebih tinggi dalam profesi
tertentu. Hal lain yang mendominasi di jurusan IPA
adalah golongan siswa-siswi yang rajin dan tertib, ada

36 | SUDUT LEMBAYUNG
juga yang berpendapat IPA adalah tempatnya calon istri
istri idaman haha.
Berbeda sekali dengan IPS, IPS selalu di isi oleh
kumpulan siswa-siswi yang mbeling (susah diatur). Suka
klayapan, seragam amburadul dan tidak disiplin. Dan
lagi ada yang beranggapan kalau anak IPS tidak lebih
pintar dari anak IPA. Anggapan bahwa IPA itu lebih
baik dari IPS adalah kesalahpahaman pemikiranku.
Jurusan IPA dan IPS sebenarnya sama saja. Ilmu IPS
akan lebih bisa diterapkan secara langsung di masyarakat
dan kehidupan kita.
Ilmu IPA juga sangat bermanfaat, seperti listrik,
lampu penerang, komputer, internet sebagian besar
berasal dari ilmu-ilmu IPA. Semua penemuan-penemuan
hebat itu di temukan oleh orang-orang yang mempelajari
IPA, yang menjadi pertanyaan dimanakah jiwa kita?
Kebanyakan siswa baru SMA belum sampai ke
pemikiran seperti itu, jurusan IPA tampak elit karena
memang orang-orang jenius ada disana. dan IPS tambah
buruk karena di dominasi pelajar-pelajar yang memang
sulit diatur. Cara pandang tentang IPA dan IPS seperti
itu yang sudah menjadi paradok secara turun temurun di

37 | SUDUT LEMBAYUNG
lingkungan sekolah membuatku memilih di jurusan IPA.
Sejujurnya, mata pelajaran IPS lebih menyenangkan
buatku dari pada mata pelajaran IPA.
IPA atau IPS ? Selain cara pandangku yang salah,
waktu itu aku ingin mendaftar di polisi. IPA adalah
alasanku agar aku bisa mendaftar ke polisi untuk
penentuan jejang masuk sekolah polisi. Karena peraturan
kepolisian, jurusan IPS hanya bisa mendaftar di
SECATA. Dan untuk jurusan IPA bisa mendaftar di
SECABA, kalau di Akademi Polisi sudah jelas harus
dari SMA jurusan IPA. Ya seperti itu informasi yang aku
dapat waktu itu.
Untuk masuk di jurusan IPA itu tidak mudah, hanya
siswa-siswi pilihan yang bisa masuk ke jurusan IPA.
Bisa jadi karena ruang kelas IPA yang tidak sebanding
dengan peminat jurusan IPA yang cukup banyak. Yah,
alhamdulillah sesuai harapanku.. hasilnya cukup
memuaskan, Aku masuk di Jurusan IPA. Dari sistem
pengacakan kelas yang dilakukan sekolah, aku punya
teman-teman kelas baru dan cerita baru.  Setelah masuk
IPA, mulai membiasakan dengan pelajaran-pelajaran
IPA yang memusingkan tapi menyenangkan.

38 | SUDUT LEMBAYUNG
Hampir setiap hari ada tugas berbau IPA kami lewati,
teori-praktikum kimia, teori-praktikum fisika, dan teori-
praktikum biologi. Tugas yang kami temui berupa soal-
soal untuk pekerjaan rumah, ujian-ujian harian, laporan
praktikum harian, dan ujian praktikum, begitu
seterusnya.
Itu baru mata pelajaran IPA, belum mata pelajaran
yang wajib dan mata pelajaran lokal seperti matematika,
b. inggris, b. indonesia, dan lain-lainnya. Boleh aku
bilang waktu yang tersita tidak terlalu tersita, namun
pikiran terlalu terporsir. Bisa dibilang porsi pelajaran
waktu SMA itu cukup menguras pikiran. Karena setiap
harinya harus menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
guru-guru kami. Yang paling ribet menurutku.. laporan
praktikum. Ya karena guru-guru kami menuntut
kesempurnaan dari hasil laporan kami. Kurang lebihnya
seperti itu yang aku rasakan menjadi anak IPA.
Masuk semester dua ada sesuatu yang membekas
dalam hati. Saat itu ibuku mulai mersakan sakit, awal
pemeriksaan hanya penyakit ringan yaitu ada benjolan
kecil diperutnya kemudian langsung saja dokter
mengambil tindakan. Setelah berangsur pulih bukannya

39 | SUDUT LEMBAYUNG
membaik, perutnya malah bertambah sakit dan akhirnya
ibuku kembali dibawa ke rumah sakit. Diluar dugaan bak
jatuh tertimpa tangga, ibu divonis menderita kanker
diperutnya. Mendengar hal itu aku, kakak dan ayah
seakan tidak menyangka. Rasanya cukup sulit karena
aku sama sekali tidak menyangka karena keseharian
ibuku dulunya sering berolahraga seperti badminton
dengan temannya temannya. Ibu pun dirawat sekitar
seminggu dirumah sakit Al – Ikhsan dan setelah itu
rumah sakit merekomendasikan ibu dibawa ke rumah
sakit Hasan Sadikin karena peralatan disana lebiih
memadai dibandingkan disini. Saat itu melihat ibu yang
yang sekarang sungguh terasa sakit. Dulu badannya
berisi dan sangat bertenaga sekarang terlihat rapuh.
Dilorong rumah sakit aku duduk dan berbicara pada diri
sendiri.
“ Kenapa bukan aku saja yang sakit seperti ini, kenapa
terjadi pada ibu, dia sangat baik padaku dan dia adalah
orang terhebat yang membesarku hingga saat ini dengan
penuh kesabaran. Bu sehatlah! Agar bisa bermain lagi
denganku, bercanda dan tertawa lagi bersama – sama.
Aku rindu itu bu, rindu sekali”

40 | SUDUT LEMBAYUNG
Sekarang ibu hanya biasa terbaring lemas ditempat
tidurnya. Dan hanya bisa tersenyum saat melihatku ada
disisinya. Aku tau padahal senyumnya itu adalah senyum
palsu, senyum yang mengisyaratkan bahwa dia baik baik
saja, tapi didalamnya terdapat rasa sakit yang begitu
hebat. Dia berusaha menahan dan berusaha tegar didepan
anak – anaknya. Saat aku datang dia selalu menawarkan
buah buahan yang ada dimeja kepadaku dengan penuh
senyuman yang merekah. Akhirnya setelah dirawat
beberapa lama ibu pun pulang dengan dua selang yang
menempel pada tubuhnya. Sampai dirumah ternyata ibu
tidak bisa melangkahkan kakinya yang bengkak dan
harus dipapah oleh dua orang yaitu aku dan bapa. Ibu
ingin kasurnya dipindahkan keruan tengah agar bisa
memanggil siapapun yang mendengarnya dan sewaktu
malam ibu selalu memintaku untuk tidur disampingnya
dan aku pun menurutinya karena hanya itu yang bisa aku
lakukan untuk membahagiakannya.
“Pal, tidur dimana kamu?”
“Dikamar bu”
“Tidur disini saja, sama ibu”
“iya bu”

41 | SUDUT LEMBAYUNG
“Jagain ibu ya nak”
Aku mengangguk saja, dengan menurutinya merupakan
baktiku pada ibu meski kecil tapi setidaknya bisa
menjadi pernyemangat untuk ibu kembali sehat. Disela
sekolah pulang sekolah dan tugas aku menyempatkan
untuk mengurus ibu. Terkadang ibu hanya sendiri
diirumah dalam keadaan sakit diderita karena semua
orang rumah pergi menjalankan aktifitasnya ,masing
masing;bapa mengajar:kakak bekerja dan pulang akhir
minggu;dan aku sekolah pulang sore. Untung ada bibi
dan tetangga yang bisa membantunya saat kami semua
sedang tidak ada sebulan setelah itu ibu mulai belajar
berjalan lagi dan dia selalu ingin ditemani olehku karena
aku orang yang paling sering mengobrol dengannya atau
mungkin aku anak bungsunya, entahlah. Ibu pun bisa
berjalan sedikit demi sedikit dan bisa duduk dikursi
ruang tamu dengan senyuman yang sama yang sering
aku lihat walau pun hanya sebentar. Dan ibu pun
kembali berbaring lagi.
Waktu terus berjalan ada satu waktu saat aku sedang
mengusap wajahnya dengan handuk dia seakan
melihatku dengan tatapan yang begitu dalam, tatapan

42 | SUDUT LEMBAYUNG
mata yang seakan mempunyai seribu harapan kepadaku.
Tatapan yang tak pernah aku lihat sebelumnya, tatapan
yang tulus dari seorang ibu kepada anaknya. Seakan
menandakan sesuatu akan terjadi, tetapi waktu itu aku
tidak menyadarinya aku hanya membalasnya dengan
senyuman. Dan sebulan setelah itu ibu pergi kerumah
sakit untuk mengecek keadaannya. Pergi menjelang
subuh saat udara masih dingin menusuk, dengan keadaan
masih belum bisa berjalan dan masih sering mengeluh
kesakitan. Aku dan bapa memapahnya menuju mobil,
sebelum itu ibu mengajakku untuk menemaninya tapi
aku tidak bisa karena sekolah. Ibu pun berangkat
bersama bapa.
Aku pun berangkat sekolah dan tidak ada firasat apa –
apa. Setelah belajar selesai aku bergegas pulang dan
sampai dirumah seakan sepi padahal ada kakak dirumah.
Aku mulai mengerjakan tugasku sekitar jam enam kakek
menyuruhku untuk ke rumah sakit berdua dengan kakak
tapi karena mendung dan akan hujan jadi aku
memutuskan untuk tetap dirumah, rasa penasaran pun
mulai muncul membuat hati tidak tenang, aku pun
langsung menelpon bapa, setelah beberpa kali tidak

43 | SUDUT LEMBAYUNG
diangkat akhirnya diangkat juga. Segera aku tanyakan
keadaan ibu bagaimana? Dia bilang ibu baik – baik saja.
Tapi tetap saja hati tidak tenang. Aku lanjutkan saja
mengerjakan tugas dan sekitar jam delapan malam bibi
tiba – tiba menelponku untuk segera pergi kerumahnya.
Aku dan kakak bergegas kerumahnya dan stelah
membuka pintu rumah bibi, aku diajak mengobrol,
sesaat setelah itu bibi langsung bilang bahwa ibu sudah
meninggal. Sontak aku kaget, tidak percaya dengan apa
yang dikatakannya tapi bibi berusaha meyakinkan
setelah itu aku terdiam, lalu tiba tiba seakan ada yang
menusuk begitu keras dan sakit sekali, seakan setengah
jiwa menghilang. Air mata pun mulai turun tanpa henti.
Ternyata begini rasanya kehilangan, semua rasa campur
aduk, sedih,sesal semuanya tercampur menjadi sebuah
pukulan keras yang tidak ada habisnya. Menyesal sekali
saat itu karena belum bisa membuat bangga, belum bisa
melihat aku sukses. Aku pun terus saja mengangis, bibi
dan paman terus memberiku semangat dan semua nggota
keluarga. Mereka mulai berdatangan dan membrikan
ucapan duka, doa dan semangat. Setelah proses
pemakaman selesai. Kami mulai menyiapkan untuk

44 | SUDUT LEMBAYUNG
tahlilan. Sampai hari ketujuh ibu pergi rasanya sulit
dipercaya.
Di tengahnya larut malam ku sendiri hanya di
temani dengan angin sepi, tersenyum hanya dengan
seuntai kata lewat hembusan nafas ini. Apa yg terjadi
ketika semuanya telah tiada lagi, ketika kayu tlah hancur
menjadi abu, ketika mimpi telah lebur menjadi angan
semata, disitulah aku mulai merangkai mimpi yang t’lah
hancur menjadikan sebuah angan cita-cita yang selalu
menjadi harapan masa depan kelak. Mereka tersenyum
penuh bahagia di matanya tapi aku hanya bisa tersenyum
lewat kata yang terlintas di balik telingaku.
Aku rindu akan hadirnya sosok seorang ibu di sisiku,
aku merindu akan belaian tangan dekapannya. Ku harap
suatu saat nanti aku bisa menjadi sauri teladan bagi
orang lain kelak, di saat sepi seakan membunuh yang ku
harapkan hanya dekapan peluk ibu yang selalu ada
dalam keadaan apapun, dalam situasi apapun.
Ya Tuhan, kapan kau berikan ku hikmah atas semua
hal yang telah terjadi, kapan kau tunjukan kebesaranmu
padaku. Tak ada yang ku harapkan selain hanya
keridhoan-MU ya Ilahi rabb. Di saat semua orang

45 | SUDUT LEMBAYUNG
menjauhiku tak ada tempat untukku mengadu selain
hanya pada-MU, disaat semua orang menghinaku tak ada
yang bisa ku perbuat selain meminta petunjuk-MU. Aku
diam bukan berarti aku merasa lemah, tapi aku diam
karena aku pikir jalan yang terbaik cukup diam tanpa
banyak kata yang ku ucapkan. Suatu saat kelak mereka
pasti akan merasakan pahitnya hidup, tetapi jika seorang
tak pernah mengeluh akan semua itu dan tak pernah
menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi. Disitu pasti
akan ada hikmah yang tak mereka duga, ketika mereka
telah berhasil sukses menjalani proses perjalanan hidup.
Mereka tak pernah tau akan arti ketulusan yang
sesungguhnya, tapi mereka akan tersadar betapa
pentingnya arti sebuah ketulusan dan keridhoan seorang
ibu. Jangan pernah kau salahkan ibumu hanya karena dia
bawel, cerewet terhadap hidupmu, jangan pernah kamu
salahkan ibumu hanya karena kamu terlahir dari ibu
yang tua renta, tapi bersyukurlah atas apa yang telah
kamu dapat, karena belum tentu orang lain masih
mempunyai sosok seorang ibu, dan ingatlah diluar sana
masih banyak orang yang lebih kekurangan dari pada
kita yang hanya hidup serba pas-pasan. Jika yang kamu

46 | SUDUT LEMBAYUNG
bisa hanya mengeluh dan emosi atas apa yang tlah terjadi
,lalu apa arti sebuah perjalanan hidup ini bagimu? Apa
gunanya kamu hidup tanpa ada usaha? ...ingatlah jangan
pernah kau sia-siakan hidup ini, jika seseorang
memanfaatkan dan menjalani kehidupan dunia ini
dengan baik dan tidak menyalah artikan kekuasaan Allah
SWT, mereka tak akan pernah meminta untuk hidup
beberapa kali, karena bagi mereka hidup cukup sekali
sudah lebih dari cukup dari apa yang tlah mereka dapati.
Selalu semangat dan pantang menyerah untuk
meghadapi disetiap masalah yang di hadapi. Tak pernah
mengeluh atas musibah yang di jalani. Karena baginya
semua itu pasti akan ada hikmah dan hidayah-Nya.
Setelah hampir semua kerabat pergi, ada satu pamanku
yang mengajakku mengobrol, seolah dia ingin
memperbaiki semangatku dia bercerita semua tentang
aku.
“Ketika seorang mempunyai mimpi, disitu pasti ada
suatu proses usaha yang di perjuangkan. Tak pernah
mundur akan semua aral rintangan yang menghalangi,
tak pernah menyerah akan kegagalan yang menghampiri.
Dia tak pernah tau apa yang akan terjadi di masa yang

47 | SUDUT LEMBAYUNG
akan datang nanti, karena setiap hidup seseorang pasti
mempunyai kejutan yang berbeda. Mereka mengerti apa
yang harus mereka jalani, mereka tahu apa yang harus
mereka lakukan karena hidup adalah sebuah perjuangan
perjalanan hidup yang harus di pertahankan.
Memang banyak orang yang mengatakan kalau hidup itu
perih, tetapi jika kita menjalaninya dengan penuh
keikhlasan dan  sabar  yang tak ada henti hidup itu akan
terasa indah dan orang yang mensyukuri segala sesuatu
yang ia miliki hidup itu takkan terasa pahit/pun perih.
Hidup itu jangan tergantung pada orang lain, namun kita
hidup harus punya pendirian,konsisten dengan apa yang
sudah menjadi prinsif hidup. Tak ada kata terlambat
untuk kita memperbaiki diri. Dengan niat yang
bersungguh-sungguh, keyakinan yang kuat dan tekad
yang bulat semua itu akan terjadi sesuai dengan yang
diharapkan. Percayalah hidup bukanlah sebuah beban
yang harus dibawa kemana saja, tetapi hidup itu
keberhasilan atas apa yang telah dijalani, tak
memandang pahit atau manis. Karena orang yang
sukses/berhasil itu tidak akan menjadikan apa yang di
dapat menjadi sebuah kesuksesan tapi seorang yang

48 | SUDUT LEMBAYUNG
sukses itu akan menjadikan proses di dalam usahanya
sebagai pengalaman dan jika ia berhasil melewatinya,
maka itulah arti kesuksesan yang sesungguhnya
Sejak kecil, bahkan sebelum kita lahir, kita adalah
rangkaian perjalanan terumit sekaligus penciptaan paling
indah dari Tuhan. Bagaimana tidak? Tuhan menitipkan
cinta pada dua sosok manusia paling baik di dunia, Bapa
dan Ibu kita. Perjalanan yang mereka arungi untuk
mempersatukan sebuah ikatan yang sah tidaklah mudah.
Banyak kerikil keras atau mungkin air mata yang
mengalir deras demi menyatukan dua cinta yang
memang sudah ditakdirkan oleh Tuhan.
Dan perjalanan yang tidak mudah itu, mereka
mewujudkan bahtera, membangun mimpi bersama, lalu
hadirlah kamu dalam kehidupan mereka. Kamu hadir
sedari bentuk paling hina yakni air mani yang bersatu
dengan sel telur seorang ibu, yang telah sedari lama
menanti untuk dibuahi. Lalu sederetan peristiwa seluler
istimewa dengan tangan Tuhan terciptalah kamu,
lengkap tanpa cacat, dengan dianugerahi setiap sel
neuron dalam bagian tubuh paling seksi, yakni otak.

49 | SUDUT LEMBAYUNG
Seksi karena mampu membuatmu cemerlang ketika
kamu menggunakannya dengan baik dan benar.
Setelah 9 bulan dan beberapa hari lewat, atau
mungkin lebih, waktunya kamu keluar dari perut Ibumu.
Sekian kali otot-otot pada tubuh ibumu berkontraksi,
mengejan, demi memberimu hadiah terbaik, apa itu?
Kehidupan. Ya, satu-satunya hadiah yang hanya bisa
diberikan oleh seorang Ibu.Pertaruhan antara nyawanya
dan kamu, tidak menjadikannya berat sama sekali untuk
menghadiahkan hal itu padamu.
Kamu pun tumbuh, mulai dari yang hanya bisa
mengerjapkan mata, mulai dari yang hanya bisa
mengemut jarimu, dan menangis kala kamu ingin pipis
atau kamu menangis menjerit karena ingin minum susu,
menjadi sosok anak yang cerdas, berlarian kesana-
kemari, memiliki teman, dan mulai meninggalkan satu
persatu sifat manjamu yang dulunya sangat kamu sukai.
Seiring perjalanan waktu, sebuah takdir paling
menyakitkanpun hadir. Kamu dihadapkan pada sebuah
kenyataan paling pahit, di mana kamu harus melepaskan
sosok wanita paling mulia, yang paling sering
menasehati kamu saat kamu lelah, yang selalu

50 | SUDUT LEMBAYUNG
memberimu perhatian kala kamu gundah, dan bahkan
kadang kamu menganggapnya mengganggu aktifitas
"Masa mudamu".
Berat dan Sulit, pasti.
Yang kamu rasakan tidak hanya dirasakan oleh kamu
saja. Ribuan bahkan mungkin triliun orang pernah
mengalaminya. Terbangun dari tidur tanpa ada lagi yang
menyediakanmu samudra kasih sayang yang pernah
menyejukkan kehidupanmu.
Tapi bukankah setiap perjalanan hidup esensinya
adalah untuk kembali? Tuhan sudah menakdirkan yang
datang pasti selalu kembali pada-Nya. Yang Ia ciptakan
juga bisa diambil kembali. Kita mungkin adalah titipan,
tapi setiap yang kita miliki pun juga titipan. Jika dari
sudut perasaan kita masih berat, maka cobalah membaca
kata-kata ini.
Ya, yang perlu kamu upayakan sekarang adalah
menyayanginya lewat doa, lewat setiap usaha yang kamu
usahakan agar nantinya kamu bisa membuatnya bangga
meski tak ada di sampingmu. Dia mungkin sudah jauh,
tapi dia tidak benar-benar jauh. Dia hanya terpisah oleh
ruang waktu denganmu.

51 | SUDUT LEMBAYUNG
Percayalah, ada banyak orang-orang yang tulus
menyayangimu. Meski tak sesempurna caranya dalam
mencintaimu, kamu pasti akan menemukan kehangatan
di sana. Di hati yang menyiapkan setiap upaya untuk
menyenangkanmu,membahagiakanmu, dan mencintaimu
sepenuh hati. Kamu hanya perlu menemukan orang yang
tepat. Bangkitlah, tatap masa depan. Setiap mimpi yang
belum mampu kamu tunjukkan hasilnya pada Ibu-mu,
wujudkan saat ini juga. Terlalu banyak hal manis yang
akan terbuang jika kamu terus memikirkan kesedihan.
Ingatlah selalu namanya, sebutlah selalu dalam
doamu, dan berjanjlah untuk menjadi pribadi yang terus
dekat denganNya, agar doa-doamu tidak sia-sia, dan
setiap usaha untuk berkumpul kembali di surga
bersamanya tercapai. Insyaallah, Amin.” Itulah cerita
yang pamanku sampaikan, sangat menyentuh dan
membuatku kembali merangkai serpihan mimpi dan
semangatku untuk aku capai di kemudian hari.
Waktu berlalu begitu cepat akhirnya aku sampai di
kelas XI, Disini adalah masa dimana aku bisa tau segala
hal tentang jaringan sosial. Aku tahu internet sejak kelas
2 SMP. Pak Dendi guru TIK favoritku sewaktu masih

52 | SUDUT LEMBAYUNG
SMP yang mengajarkanku, pengetahuan tentang internet
waktu itu hanya sekilas saja. Ketika baru masuk SMA
aku meminta kepada kedua orang tuaku untuk di belikan
Laptop. Laptop apa saja yang penting berguna untuk
kebutuhan ku, tentunya menyesuaikan uang dan keadaan
finansial orang tuaku. Setelah punya laptop, aku mulai
melakukan eksplorasi tentang fungsi dan kegunaan
laptop. Aku mulai belajar komputer di mulai sejak punya
laptop sendiri. Yang aku pelajari baru sebatas
penggunaan biasa seperti pada umumnya. Beberapa
tugas sekolah juga sudah bersinggungan dengan
komputer waktu itu, seperti tugas-tugas yang harus di
print, tugas presentasi kelompok, dan beberapa rujukan
dari guru untuk menyelesaikan tugas dengan
memanfaatkan internet.
Di jamanku, SMANCIP setiap akhir pekan pasti
selalu ramai dikunjungi para pelajar untuk ber-
hotspot ria. Karena waktu itu, internet masih menjadi
sesuatu yang baru berkembang di eraku, tidak seluas
sekarang dan tidak semurah sekarang. Karena seringnya
bermain disekolah, aku jadi kenal akrab dengan Satpam

53 | SUDUT LEMBAYUNG
penjaga sekolah, dan seringkali aku dibelikan gorengan
dan kopi untuk menemaniku ber-internet ria.
Bermula dari percobaanku sendiri dengan laptopku,
aku jadi keseringan utek-utek dengan laptop. awal
mulanya karena virus dan masalah-masalah klasik yang
sering di alami oleh pengguna windows. Waktu itu virus
adalah momok yang sangat mengganggu sekali.
Karena laptopku masih baru, rasa-rasanya aku tidak
ingin laptopku tersayang mengalami kecacatan.
semuanya harus serba sempurna, mulai dari performa
harus lancar, tampilan terlihat sempurna dan fitur
semunya bisa berfungsi. 
Karena sering menemui berbagai masalah system
error, komputer lambat, virus, dan lainnya. Akhirnya
aku sering berkonsultasi ke beberapa teman yang cukup
berpengalaman soal komputer, dan banyak cara-cara
yang aku pelajari mulai dari pemilihan anti virus, instal
ulang, instal game dan aplikasi, optimizing
dan repairing.
Dari beberapa temanku yang sering kali aku berguru
kepada mereka, aku mulai aktif di lingkungan anak-anak
melek informasi sewaktu itu, sering kali jadi rujukan

54 | SUDUT LEMBAYUNG
buat konsultasi teman-teman yang lainnya untuk
dimintai bantuan soal masalah laptop error mereka.
Hampir setiap minggu aku selalu membawa dua
laptop untuk aku bawa kerumah, ya temanku minta
tolong di utek-utek. Kadang temanku yang main
kerumahku. Lugunya diriku, selalu mau saja bawa-
bawain laptop orang kerumah. Dan aku tidak pernah
menarik bayaran untuk bantuan yang aku berikan.
Sepertinya bukan hanya teman sekolah saja, tetangga
juga banyak yang kayak gitu. Permasalahan sepele
sebenarnya, seperti file ke hidden kalau orang awam
bingungnya sudah minta ampun. Sebenernya itu simpel
banget kan kalau kita tahu solusinya. Tidak seperti
koding yang hanya bisa dipahami oleh dewa IT.
Waktu di kelas ini, aku mencoba untuk serta aktif di
kegiatan sekolah. Kebetulan waktu itu temanku satu
kelas di XI 5, Rhido Anwari adalah salah satu
koordinator KOMDIS (Komisi Disiplin) sedang
kekurangan anggota. Oke, aku gabung, itu karena
kemauanku sendiri.
Akhirnya, rapat-rapat di kasih tugas dan eksekusi.
Tugas yang umum dilakukan KOMDIS adalah di saat

55 | SUDUT LEMBAYUNG
upacara bendera pada hari senin. Kami para KOMDIS
berada di belakang para peserta upacara untuk
memastikan upacara bendera tertib dan berjalan lancar,
ada tugas tambahan untuk kami yaitu mengecek atribut
upacara lengkap dan mengenakkan sepatu hitam kaos
kaki putih.
Yang namanya siswa pasti ada yang disiplin dan ada
yang bandel, anak IPA atau IPS sama aja. Tapi yang
menjadi momok paling menyebalkan adalah anak-anak
IPS yang itu itu saja, sering kali aku bergesekan dengan
mereka. Dari beberapa yang kena razia ada yang pasrah
dan mengakui kesalahan, ada juga yang melawan
setelah upacara selesai dan tinggal oleh guru kesiswaan.
Tugas kami yang lainnya selain aktif di hari senin,
menjadi intelijen setiap harinya untuk siswa-siswi yang
melanggar peraturan, seperti merokok, dan cabut keluar
sekolah. Biasanya kami foto untuk bukti pelanggaran.
Selain itu di waktu-waktu tertentu secara mendadak ada
razia handphone untuk seluruh siswa-siswi di sekolah.
Jujur saja menjadi KOMDIS adalah hal yang sangat aku
benci, setidaknya memberi kesan yang berarti hehehe.
Sewaktu kelas sebelas, pernah mendapat tugas dari Bu

56 | SUDUT LEMBAYUNG
Diah, guru mata pelajaran B. Indonesia untuk membuat
drama. Dulu kami memainkan drama yang menceritakan
kisah perempuan yang di bully, dramanya sih biasa aja,
karena setelah itu kami pentas biasa di kelas dengan
kostum yang sudah kami sesuaikan. Yang masih teringat
adalah latihanku, berkumpulku bareng temen-temen.
Sewaktu kelas dua belas (XII 5). Aku mengulang tugas
kelompok lagi untuk membuat drama, kali ini lebih
menarik. Tugasnya adalah sama-sama membuat drama,
namun yang unik adalah kami seperti membuat film
pendek. Tugas kami di filmkan dan nanti di akhir
presentasi, film drama kami di putar di kelas untuk di
nilai. Kebayang rasanya gimana?

Untuk tugas Basa Sunda, drama kami bercerita tentang


Putri Medsos yang protagonis dan Putri Introvert yang
antagonis, di perankan oleh kedua temanku Nida
Nazwan sebagai Pusos dan Syahdila sebagai Putri
Introvert. Ada lagi temanku bernama Bella sebagai
teman Pusos dan Irfani sama sebagai teman Putri
Introvert yang sama-sama antagonis. Lalu pada cerita

57 | SUDUT LEMBAYUNG
seperti ini pasti ada pangerannya hahaha. Sang Pangeran
diperankan oleh Aku sendiri .
Drama ke dua adalah tugas Bahasa Indonesia dari Pak
Aceng Mas’ud,S.Pd, kelompok kami adalah sama seperti
kelompok tugas basa Sunda sebelumnya, ada beberapa
tambahan karena jumlah anggota yang dibagi banyak.
Karena sudah terbiasa dan niatnya sih biar lebih kompak.
Dari berbagai pilihan tema yang kami ambil
mengadopsi dari drama Thailand yang berjudul “A Little
Thing Called Love“, dalam arti bahasa Indonesianya
“Hal kecil yang disebut cinta”. Arti bahasa Indonesia
tersebut kami jadikan judul dari tugas kami. Drama kami
mirip film aslinya, kali ini peranku sebagai pak guru
yang keren itu. Banyak suka duka kami dalam
mepersiapkan tugas itu, pengambilan latar
untuk shooting di berbagai tempat mulai dari lingkungan
sekolah, alun-alun Ciparay, rumah Kaca di Arjasari.
Banyak kenangan seperti kehujanan bareng, jalan-jalan
bareng, dan tukaran (bertengkar) antar anggota
kelompok dan akhirnya baikan lagi. Banyak pelajaran
yang berharga pastinya, sempat ku upload di youtube
videonya, cuma sekarang sudah hilang.

58 | SUDUT LEMBAYUNG
Kelas dua belas, biasanya para siswa-siswa banyak
yang tobat. Tiap pagi kerjaannya ke masjid sekolah
untuk sholat dhuha. Selain itu perilaku yang
menunjukkan kedewasaan diri mulai terlihat. Hal itu
juga aku alami. Menjelang kelulusan, seluruh angkatan
kelas dua belas melakukan pengambilan foto untuk kelas
masing-masing untuk di jadikan album kenagan
kelulusan. Kelasku dua belas IPA 4 juga demikian, ada
foto personal, foto di bagi kelompok-kelompok, dan foto
kesuluruhan satu kelas.
Foto kelas keseluruhan diambil di sekolah bersama
bapak wali kelas Pak Fuad Munawar. Dan untuk foto
personal dan kelompok kami take di Majalaya di sebuah
pabrik langsung dari jasa yang dapat proyek dari
sekolah.
Ujian nasional, hanya bisa pasrah. Semua ikhtiar
sudah aku jalani semampuku, akhrinya lulus 100% untuk
SMANCIP angkatanku. Setelah proses UN, UAS, ujian
praktek sekolah kami lalui semua. Rasanya cukup
hampa, sekolah tak menyenangkan hari-hari sebelumnya.
Kami anak kelas dua belas menantikan kelulusan, tidak

59 | SUDUT LEMBAYUNG
ada pelajaran disekolah. Kami di bebaskan, masuk
sekolah.. boleh pulang kapan saja.
Boleh masuk sekolah, boleh di rumah saja. Aku biasanya
ke sekolah, masih pakai seragam duduk manis di
emperan kelas seperti biasa, bersama teman - teman.
Browsing, facebook, dan mencari-cari informasi kuliah
untuk jenjang berikutnya.
Hanya beberapa orang saja temanku yang seangkatan
ada di sekolah, tak seramai biasanya. Guru-guruku
sering menyapaku, kenapa masih sekolah aja Pal. Kan
sudah lulus? Aku hanya tersenyum, dan menjawab ”
Tidak apa apa Bu, kangen sekolah.” Dan Guruku
menjawab, “Ya udah di lanjut Pal.”
Dalam hati rindu suasana keramaian sekolah, rindu
kesibukan-kesibukan mengejakan tugas yang tidak pada
jelas itu, rindu olah raga bareng teman-teman kelas,
rindu bercengkrama di emperan kelas dan rindu canda
tawa bapak ibu guru yang selalu sabar mengahadapi
sikap para siswa-siswi.
Ada yang aku suka sudah lama, teman SMA. Aku ga
berani bilang, kusimpan saja harapannya.Petualanganku
masih berlanjutt.

60 | SUDUT LEMBAYUNG
Setiap kelulusan pasti ada perpisahan, di penghujung
sekolahku. Prosesi wisuda sekaligus perpisahan
angkatanku dilakukan di Sekolah tercinta. Para wali
murid mendampingi, para siswa yang duduk rapi dengan
kursi tersendiri. Mendengar nyanyian-nyanyian
perpisahan, lagu hymne SMAN, lagu-lagu hiburan-
hiburan dari Band SMA. Kami para siswa bersuka cita,
tertawa bahagia karena kelulusan kami. Saling menyapa
dan bertukar cerita kepada teman-teman seperjuangan.
Di dalam gedung aula perpisahan. Dalam hati yang
terselip penyesalan, meninggalkan cerita SMA yang
sebenarnya ingin aku ulang kembali, memperbaiki
prestasi, menghapus kenangan kenangan kelam dan
kenakalan yang sudah dialami. Mungkin saja, bukan
hanya aku yang berfikiran demikian. Entahlah, yang
pasti perpisahan pasti terjadi.
Episode kehidupan baru akan aku jalani dan juga
teman-temanku yang baru saja di wisuda. Aku dan
teman-temanku berkata, ini bukan akhir. Tapi inilah
awal yang sebenarnya dalam kehidupan yang kita jalani.
Catatan akhir – Menyedihkan, hanya sedikit yang bisa

61 | SUDUT LEMBAYUNG
diabadikan menjadi kenangan. Semua terjadi begitu saja
seperti air yang mengalir dengan sendirinya.

“Setiap perjalanan memberikan pengalaman, setiap


petualangan memerikan pelajaran dan setiap waktu
sangat berharga”

62 | SUDUT LEMBAYUNG
-TAMAT-

63 | SUDUT LEMBAYUNG

Anda mungkin juga menyukai