Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TARIKH ISLAM DUNIA

1. Populasi muslim internasional sekarang, adalah peninggalan dari penyebaran Islam di zaman
klasik (Khulafaurraasyidiin, khususnya Umar bin Khattab sd Dinasti Umayyah, Abbasiyyah serta
Kerajaan Ottoman, dan Safawi). Mengapa mereka sangat superior zaman itu?

Penyebaran Islam di zaman klasik merupakan masa kejayaan Islam yang terbukti dengan
adabnya perkembangan yang pesat dalam berbagai bidang yang terjadi pada tahun 650‒1250.
Faktor yang menyebabkan Umat Islam bisa sangat superior pada zaman itu, yaitu:

a. Khalifah pertama Dinasti Umayyah, Mu’awiyah ibn Abu Sufyan (setelah para khalifah
Rashidun: Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali’), melakukan invasi ke daerah Transjordania dan
Syiria sampai dia menemukan banyak banget manuskrip-manuskrip kuno di Kota Damaskus
yang diwariskan dari perkembangan ilmu pengetahuan Yunani dan Romawi (Sokrates,
Plato, Aristoteles, Galen, Euclid, dan sebagainya). Berdasarkan penemuannya itu,
Mu’awiyah terinspirasi buat bikin pondasi peradaban Islam yang berdasarkan ilmu
pengetahuan.
b. Pada saat yang bersamaan kekhalifahan Ummayyah sedang mengadopsi teknologi
penulisan naskah di atas kertas yang awalnya berkembang di Tiongkok. Dengan
perkembangan teknologi penulisan itu, Mu’awiyah juga menyewa tenaga ilmuwan-
ilmuwan dari Yunani dan Romawi untuk melakukan terjemahan terhadap naskah-naskah
kuno tersebut ke dalam bahasa Arab.
c. Dinasti Ummayah beralih menjadi dinasti Abbasiyah yang ditandai perpindahan pusat
pemerintahan dari Damaskus ke Baghdad di Mesopotamia. Dengan perpindahan pusat
pemerintahan itu, yang dulunya (waktu di Damaskus) peradaban Islam dapat pengaruh
kebudayaan dan ilmu pengetahuan dari Yunani dan Romawi, saat di Baghdad mendapat
tambahan pengaruh dari kebudayaan Persia dan India. Seluruh sumber ilmu pengetahuan
terlengkap yang dimiliki umat manusia (Yunani, Romawi, Persia, India) pada saat itu
akhirnya bisa berkumpul di satu titik lokasi.
d. Pengaruh 2 orang khalifah besar, yaitu Harun Al Rasyid dan anaknya, Al Ma’mun yang
punya cita-cita mulia untuk membangun peradaban Islam yang menjunjung tinggi
perkembangan sains, logika, rasionalitas, serta menjaga kemajuan ilmu pengetahuan serta
meneruskan perkembangan ilmu yang telah diraih oleh Bangsa India, Persia, dan
Byzantium. Tanpa adanya peran mereka berdua yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan,
Zaman Keemasan Islam kemungkinan tidak akan pernah muncul pada masa itu.
2. Cari dan unduh peta demografi agama dunia, lalu amati dan arsir atau tandai populasi
muslimnya. Lalu buatlah deskripsi dari Peta tersebut berdasar penganut agamanya.

Tahun 2012

Tahun 2020

Menurut Survei Pew Research Reports 2020, mengenai sensus jumlah pemeluk agama
diseluruh dunia, pemeluk agama Kristen berada di posisi pertama dengan 31,1 persen dari total
penduduk dunia.
Sementara pemeluk agama Muslim berada di posisi kedua dengan 24,9 persen warga dunia.
Agama Hindu berada di posisi ketiga dengan jumlah pemeluknya mencapai 15,2 persen,
pemeluk agama Buddha mencapai 6,6 persen. Pemeluk agama lokal mencapai 5,6 persen serta
pemeluk agama Yahudi dan agama lainnya mencapai satu persen, dan sisanya 15,6 persen tidak
terindentifikasi.
3. Mengikuti cara penyebaran Islam zaman klasik, suatu hal yang mustahil bagi kita zaman
sekarang, mengapa?

Kiblat umat muslim adalah Mekkah. Sebelum kehadiran Islam, kota Mekah merupakan pusat
perdagangan di Jazirah Arab dan Nabi Muhammad SAW sendiri merupakan seorang pedagang.
Tradisi ziarah ke Mekah menjadi pusat pertukaran gagasan dan barang. Pengaruh yang
dipegang oleh para pedagang Muslim atas jalur perdagangan Afrika-Arab dan Arab-Asia sangat
besar sekali. Akibatnya, peradaban Islam tumbuh, berkembang, dan meluas berdasarkan pada
ekonomi dagangnya, berkebalikan dengan orang-orang Kristen, India, dan Tiongkok pada saat
itu yang membangun masyarakat dengan berdasarkan kebangsawanan kepemilikan tanah
pertanian.

Namun, pada zaman sekarang, hal tersebut sulit untuk dilakukan. Perdagangan di dunia saat ini
dikuasai oleh negara-negara adikuasa, seperti Amerika Serikat. Sehingga sulit sekali umat islam
untuk menyebarkan Islam melalui perdagangan.

Pada zaman klasik, Umat Islam berada berada dalam satu naungan, yaitu Rasulullah saw dan
para Khulafaur Rasyidin.
 Hadirnya sosok Nabi Muhammad yang memiliki pengaruh yang besar terhadap penyebaran
Islam, dengan hadirnya sosok nabi banyak orang yang tertarik menjadi Muslim karena
melihat akhlak mulia seorang nabi (Penyiar Islam). Dimana hal ini mustahil dilakukan di
zaman sekarang.
 Pada masa Khulafaur Rasyidin, terjadi penyebaran Islam yang sangat luas akibat ekspansi
wilayah. Walaupun para Khulafaur Rasyidin memberikan kebebasan memeluk agama bagi
non-muslim, tetapi pengaruh Islam begitu kuat terhadap masyrakat wilayah ekspansi yang
tersebut. Dimana hal ini mustahil dilakukan di zaman sekarang.

4. Mengapa orang Islam sekarang, tidak memiliki pengaruh di kancah internasional?

Zaman sekarang sangat berbeda dengan zaman klasik. Pada zaman klasik atau fase kemajuan,
Islam mengalami internasionalisasi. Pada masa Bani Umayyah, Islam mulai masuk ke Eropa
melalui Spanyol. Pengaruh Islam meluas dari Afrika Utara sampai ke Spanyol di belahan Barat,
dan melalui Persia hingga ke India di belahan Timur. Daerah-daerah itu tunduk di bawah
kekuasaan Islam.

Ilmu pengetahuan dan arsitektur berkembang di kota-kota Spanyol yang didiami oleh umat
Islam seperti Cordoba dan Granada. Sistem penerangan jalan dan sistem saluran air sangat
baik. Bangunan dengan arsitektur mengagumkan juga dibangun pada masa itu, seperti istana
Az Zahra Cordoba dan istana Alhambra Granada.

Sejumlah ulama besar juga bermunculan di fase ini. Seperti Imam Malik, Imam Abu Anifah,
Imam Syafi’i dan Imam Ibn Hambal dalam bidang Fiqh. Ada juga Imam al-Asya’ri, Imam al-
Maturidi, Wasil ibn ‘Ata’, Abu Huzail, Al-Nazzam dan Al-Jubba’i dalam bidang Teologi. Zunnun
al-Misri, Abu Yazid al-Bustami dan alHallaj dalam bidang Tasawuf. Al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina
dan Ibn Miskawaih dalam bidang Falsafat. Lalu, ada Ibn Hayyam, al-Khawarizmi, al-Mas’udi dan
al-Razi dalam bidang Ilmu Pengetahuan, dan lain-lain.

Ilmu pengetahuan dalam bidang agama dan non agama mengalami perkembangan pesat saat
itu. Ini disebabkan karena peradaban Islam saat itu sangat menjunjung tinggi akses ilmu
pengetahuan yang terbuka dari berbagai sumber. Mereka menghargai para ilmuwan lain
meskipun berasal dari kelompok berbeda seperti Yahudi, Nasrani, Sabian, dan Zoroaster
(Majusi). Mereka sama-sama berkontribusi mengembangkan ilmu untuk menjadikan dunia
lebih baik.

Mari melihat data pebandingan berikut,


1) Di seluruh negara muslim , hanya terdapat 500 Universitas. Sedangkan, di Amerika ada
5.758 Universitas dan di India 8.407 Universitas.
2) Tidak ada satupun Universitas di Negara Islam yang masuk dalam urutan top dunia
3) Melek huruf di dunia barat 90%. Melek huruf di negara islam 40%
4) Di negara mayoritas muslim hanya 2% penduduk yang dapat menikmati sekolah di
perguruan tinggi sedangkan di negara mayoritas Kristen 40%
5) Di negara mayoritas muslim, hanya ada 230 saintis dari 1 juta penduduk. Sedangkan, di
negara mayoritas muslim ada 5.000 saintis per 1 juta penduduk.
6) Negara-negara islam rata-rata hanya menyediakan anggaran 0,2% untuk penelitian.
Sedangkan negara Barat 5%

Dapat ditarik kesimpulan, Umat Islam tidak memiliki pengaruh di kancah internasional, karena
kancah intenasional dipegang oleh Negara Barat yang dimana sudah menjadi Negara Maju.
Sedangkan Negara Islam belum ada yang menjadi negara maju. Berdasarkan data yang ada,
Umat Islam zaman sekarang pun juga tidak mendukung Pendidikan yang tinggi berbeda dengan
negara barat yang sangat menjunjung tingginya Pendidikan, berbeda juga dengan zaman klasik
yang dimana umat Islam memegang kiblat Pendidikan yang berada di Bayt Al-Hikmah, Baghdad.

5. Uraikan cara yang tepat bagi kaum muslimin sekarang, khususnya Indonesia, agar sejajar
dengan bangsa-bangsa lain di seluruh dunia?

Krisis terbesar yang dialami umat Islam saat ini adalah hilangnya kepercayaan diri terhadap
keunggulan syariat Islam. Peradaban yang pernah dipuncaki oleh generasi orang-orang shaleh
terdahulu dianggap oleh sebagian manusia sebagai sejarah masa lalu. Sedang sejarah bagi
mereka hanyalah sebagai sepenggal kehidupan masa silam yang pernah terjadi.

Kejayaan peradaban Islam itu tak lebih sebagai nostalgia indah yang menjadi dongeng turun
temurun. Seolah ia tak punya hubungan dengan kehidupan sekarang. Orang itu mengaku
beriman dan berqur’an tapi sekaligus masih ragu dengan al-Kitab yang menjadi panduan
hidupnya tersebut. Apalagi jika syariat Islam dikaitkan dengan zaman yang disebut canggih dan
modern ini.

Tak heran akibatnya mudah ditebak, syariat Islam menjadi asing di tengah masyarakat Muslim.
Sebagian mereka menjadi silau dengan segala budaya dan ilmu pengetahuan yang datang dari
Barat dan di luar Islam. Parahnya lagi ada yang sampai membenci agama hanya untuk
mempertahankan apa yang menjadi kebanggaan dirinya. Menganggap Islam sebagai ajaran
kolot dan selanjutnya Barat menjadi kiblat utama mereka sekarang.

Bagi seorang Muslim keadaan tersebut tidak boleh dibiarkan bersemayam dalam pikiran apalagi
hatinya. Untuk itu ada setidaknya tiga solusi yang dapat dilakukan, yaitu:

Pertama: Membangun ilmu yang mapan


Firman Allah;

‫ علم‬، ‫ الذي علم بالقلم‬، ‫ اقرأ وربك األكرم‬، ‫ خلق اإلنسان من علق‬، ‫اقرأ باسم ربك الذي خلق‬
‫اإلنسان ما لم يعلم‬
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.” (QS. Al-Alaq [96]: 1).

Ayat yang turun pertama kali ini menjadi pondasi dasar bagi orang beriman. Membaca
merupakan syarat utama memperoleh ilmu. Untuk memahami dan melaksanakan syariat Islam
dibutuhkan ilmu yang benar dan memadai. Sebab tak sedikit manusia yang niatnya berbuat
baik tapi terjerumus ke dalam kesalahan bahkan kesesatan.

Dengan ilmu, adab seorang Muslim juga bisa terjaga. Ia makin mengenal siapa dirinya dan
mengetahui hak dan kewajibannya. Mulai dari peran sebagai seorang hamba di hadapan Tuhan
Pencipta dan menjadi khalifah yang bertugas mengurus kemasalahatan di muka bumi.
Disebutkan, fungsi ilmu selain membenarkan amalan dan menguatkan keimanan, ilmu juga bisa
menaikkan derajat orang tersebut di hadapan Allah.

Kedua: Membangun iman yang mendalam

Bagi orang beriman, apapun itu pastinya tak cukup jika tak dibarengi dengan keimanan kepada
Allah. Mengilmui syariat Islam secara rinci bahkan menghafal dalil-dalil yang ada hanya menjadi
sia-sia jika tak didasari dengan pondasi iman atau hidayah.

Godaan syahwat dan kepuasaan sesaat di dunia hanya bisa terlewati dengan bekal iman di
dada. Memahami syariat Islam dengan baik dan rinci menjadi tidak bermakna tanpa adanya
iman. Iman adalah bekal untuk menggapai keridhaan dan pengakuan Allah serta jaminan
keselamatan. Dengan iman, kehadiran manusia di dunia menjadi sesuatu yang bermakna. Yaitu
menyembah kepada Allah dan menjadi wakil-Nya dalam mengurus kehidupan dunia.

Tanpa iman, kebahagiaan yang diakui manusia berubah menjadi semu dan palsu. Materi yang
dipunyai dan seluruh kenikmatan dunia nyaris menjadi hampa sekiranya orang tersebut abai
mengurus imannya. Sebab memburu kesenangan dunia tanpa berbekal keimanan hanya
mengantar seseorang kepada frustasi dan kecewa berkepanjangan. Lihatlah, orang-orang kaya
yang miskin iman. Meski hidup glamour, namun mereka adalah kumpulan orang gelisah yang
tak mampu menikmati harta kekayaannya sedikitpun.

Ketiga: Membangun ukhuwah yang kokoh

Longgarnya ukhuwah (persaudaraan) di tengah umat Islam menyuburkan krisis yang menimpa
saat ini. Hal ini menjadi peluang besar bagi musuh-musuh Islam untuk memberaikan rajutan
ukhuwah yang terjalin, mendinginkan dekapan ukhuwah, dan menjadikan cinta sesama saudara
Muslim berubah tawar dan hampa. Inilah fenomena umat Islam saat ini. Sebagian mereka
masih sibuk bertikai sesama Muslim sedang di luar sana musuh-musuh Islam bertepuk riuh
dengan pemandangan tersebut.
Berjama’ah adalah pola hidup yang menjadi kebutuhan setiap makhluk hidup. Ia bersifat fitrah
dan berjalan secara sunnatullah. Dengan pemahaman demikian maka tak pantas seorang
manusia berlaku sombong kepada lainnya. Semuanya adalah lemah dan tak berdaya di
hadapan Allah. Semuanya hanya bisa kuat ketika mengikatkan diri dalam satu simpul ukhwat
berbalut keimanan kepada Allah.

Anda mungkin juga menyukai