Anda di halaman 1dari 8

PENGGUNAAN METODE TEKNIK BERANTAI UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENULIS PUISI PADA MATA PELAJARAN


BAHASA INDONESIA KELAS III SDN BANJARSARI BUDURAN

Ivon Dwi Avisha

Program study pendidikan Guru sekolah dasar, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas
muhammadiyah sidoarjo, Indonesia

Jl. Majapahit, 666B, Sidoarjo

Ivondwiavisha03@gmail.com

Abstrak

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan agar dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi
seorang pesrta didik di jenjang pendidikan sekolah dasar. Kemudian latar belakang dari penelitian
tersebut adalah adanya masalah – masalah yang sedang dihadapi oleh seorang peserta didik di dalam
pembelajaran bahasa Indonesia..Contoh halnya saja dalam materi menulis puisi. Siswa masih merasa
kebingungan untuk menuliskan sebuah puisi karna mereka tidak paham apa yang harus ia lakukan.
Akibatnya nilai KKM peserta didik menjadi menurun dan kurang dari nilai ketuntasan kelulusan siswa.
Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti mencoba membantu dalam menyelesaikan masalah tersebut
dengan cara menggunakan metode teknik berantai dalam menuliskan sebuah puisi pada mata pelajaran
bahasa Indonesia. Penleitian yang digunakan yaitu menggunakan penelitian tindakan kelas atau yang
biasa disebut PTK.Pada penelitian PTK menggunakan dua silus.Dimana pada setiap siklusnya terdapat
4 tahapan.Dan terbukti pada siklus kedua nilai rata – rata KKM siswa mengalami perubahan yang
signifikan dan bisa dikatakan penelitian ini sudah berhasil.

Kata kunci : kemampuan menulis puisi, teknik berantai, hasil belajar

Abstract

This research is aimed to improve the ability to write poetry of a student in elementary school
education. Then the background of the research is the problems faced by a learner in the learning
of the Indonesian language .. Examples are just the case in the material of writing poetry. Students
still feel confused to write a poem because they do not understand what to do. As a result the value
of KKM learners become decreased and less than the students' graduation completeness score. To
overcome these problems, researchers try to help in solving the problem by using the method of
chain techniques in writing a poem on the subjects of the Indonesian language. Penleitian used is
using classroom action research or commonly called PTK. In the PTK research using two silus.
Where in each cycle there are 4 stages. And proven in the second cycle the average value of KKM
students experienced a significant change and it can be said this research has been successful.

Keywords: poetry writing ability, chain technique, learning result


I. PENDAHULUAN

Pada dasarnya manusia itu memiliki keterampilan dasar.Keterampilan dasar yang dimiliki oleh
manusia tidak lepas dari ketrampilan menulis.Karena pada ketrampilan menulis manusia dapat
meng ekspresikan perasaan yang sedang dialaminya pada saat itu. Disamping menulis,
keterampilan dasar lain yang dimiliki oleh manusia adalah keterampilan mendengar, keterampilan
berbicara, dan keterampilan membaca. Empat keterampilan yang dimiliki oleh manusia ini
semuanya saling berhubungan dan saling berkaitan agar menjadi sempurna.
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang padu dan ditujukan untuk
manghasilkan sesuatu yang disebut dengan tulisan.Ia mengemukakan bahwa kegiatan menulis
membelajarkan siswa untuk menggunakan otak dan alat indera bekerja secara bersama sama.[1]
Pada kurikulum 2006 atau KTSP maupun pada kurikulm K13 dalam pembelajaran bahasa
Indonesia tidak lepas daripembelajaran puisi, dari mulai pengertian puisi, menulis puisi, dan
membacakan puisi. Puisi merupakan suatu bentuk kerya satra yang banyak mengandung makna
dan juga banyak mengandung unsur nilai estitika atau biasanya disebut dengan nilai
keindahan.Untuk itu dalam penulisan sebuah puisi tersebut harus benar benar menggunakan tata
bahasa atau kalimat yang baik.Agar dapat dinikmati oleh si pembacanya. Disamping menulis
dengan baik, membacakan sebuah puisi harus dengan mnggunakan intonasi dan mimic wajah yang
sesuai agar apa yang ada dalam teks puisi tersebut dpat tersampaiakan dan seolah – oleh si
pembaca sedang berada pada situasi tersebut.
Pada artikel ini, peneliti memfokuskan pada bagaimana cara menulis puisi bagi siswa
kelas III di SDN banjarsari kecamatan Buduran pada kurikulm 2006 atau KTSP. Dalam
kurukulum KTSP pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas III terdapat sebuah kompetensi
dasar yang membahas tentang puisi. Pada penelitian yang dilakukan di SDN keboan sikep 1
kecamatan Gedangan, banyak ditemukan sebuah masalah – masalah dalam hal penulisan puisi.jika
dicermati dengan seksama.
Disamping itu puisi juga dapat digunakan sebagai kegiatan apreasi atau pemberian
penilaian.Karena kegiatanj apreasiasi dapat memudahkan peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan dalam berbahasa mereka. , disamping mengembangkan kemampuan berbahasa,
pareasi juga dapat membarikan kemudahan peserta didik dalam mengembangkan bentuk – bentuk
nilai social dan mereka juga akan mampu dalam memahami kemampuan yang dimiliki oleh
dirinya sendiri. Seperti halnya yang di kemukakan oleh stewig bahwa :
“peserta didik memberikan apresiai karya sastra agar ia mendapatkan sebuah kesenangan
psikologis. Kegiatan mengapresiasi karya satra tersebut juga akan mengasah kepekaan mereka
dalam tingkat emosional dan mengembangkan daya imajinasinya dan juga dapat memperkaya
daya tngkap skemata siswa..” (Amiruddin, 2001: 16). Dan untuk mencapai tujuan pembelejaran
sastra tersebut sangat diperlukan pembelajaran yang efektif. Disini peran guru sangat diperlukan,
sebagaimana yang dikemukan oleh Amiruddin (1990:207)
Menurut Amiruddin (1990:207) ada dua tugas guru untuk dalam kegiatan apresiasi yaitu
(1) mengembangkan pengetahuan dan pengalaman skema dan simbolik siswa, dan (2)
membimbing cara berfikir siswa. Tetapi dalam kenyataannya masih banyak dijumpai berbagai
peserta didik yang belum memnuhi kriteria ketuntasan minimum dalam kelulusan mata pelajaran
bahasa Indonesia tersebut.Yaitu , speserta didik masih mengalami kesulitan dlam hal kegiatan
menuliskan sebuah puisi. Pada saat penelitian, peneliti menanyakan kepada peserta didik hal – hal
apa saja yang dialami oleh mereka dalam cara menuliskan sebuah puisi. Terdapat beberapa
jawaban yang berbeda beda yang diungkapkan oleh sebagian peserta didik. Diantaranya yaitu
banyak peserta didik yang mengalami kesuliatan dalam menentukan sebuah tema, kemudian ada
yang tidak bisa mengungkapkan kata kata yang hendak dituliskpat termotivasi agar muncul rasa
percaya diri mereka sehingga mereka akan dengan sendirinya termotivasi untuk mengerjakan tugas
yang akan diberikan oleh seorang guru dengan baik dan benar.
Setidaknya seorang guru melihat dan mencoba untuk mengenali kesulitan yang dihadapi
oleh peserta didik melalui proses berpikir kritid dalam kegiatan menalar secara lebih mendalam
dan merinci agar guru dapat mengetahui kesalahan berpikir kritis siswa, sehingga guru dapat
membuat rancangan pembelajaran yang dapat meningkatkan berpikir kritis pada siswa. [2]
Puisi tersebut akan memberikan peluang untuk peserta didik dalam hal penerapan nilai –
nilai moral yang terkandung didalamnya. Selain itu, puisi juga dapat memberikan peluang kepada
peserta didik untuk menerapkan nilai – nilai moral yang baik melalui pemahaman makna yang
terkandung didilam puisi tersebut.Sehingga mereka mempunyai rasa kepekaan yang cukup besar
terhadap perasaanya.
Puisi merupakan karya manusi yang banyak memiliki nilai – nlai estetika atau nilai – nilai
keindahan didalamnya yang sangat banyak sekali mengandung makna.Puisi tersebut merupakan
hasil pengungkapan dari jiwa manusia atau perasaan yang kemudian mereka tuangkan dalam
sebuah hasil tulisan yang dapat dinikmati oleh seorang pembaca. Pada mata pelajaran bahasa
Indonesia peserta didik diharapkan akan mampu berkomunikasi antar teman sebaya nya. Dan juga
dapat menghargai hasil karya dari soerang manusia.Dengan memberikan apresiasi atau penilaian
dengan baik tanpa memberikan kesan yang jelek.
Berdasarkan hasil observasi saya pada siswa kelas III di SDN Banjarsari
kecamatan Buduran yang saya laksanakan pada tanggal 16 juli 2018, pembalajaran bahasa
Indonesia terdapat suatu kompetensi dasar yang mengharuskan peserta didik dituntut agar bisa
menuliskan puisi dengan suatu tema yang sudah ditentukan. Dalam hal tersebut, seorang guru
kelas disana hanya memberikan suatu model pembelejaran langsung saja yaitu dengan cara guru
hanya melakukan metode ceramah yang disampaikan langsung kepada semua peserta didiknya
yang sedang diajar.yakni ia hanya membrikan sebuah contoh gambar atau teks puisi yang ada di
buku peserta didik kemudian para peserta didik satu persatu disuruh untuk membacakan puisi
tersebut didepan kelas dan teman – temannya. Setelah itu guru memberikan penjelasan tentang
sebuah tanda baca yang ada dalam puisi tersebut, diantaranya adalah tanda baca titik, koma,
tanda seru dan juga makna yang terkandung dalam puisi tersebut.Dalam hal penulisan puisi ini,
peserta didik tidak diminta untuk menuliskan sebuah puisi dengan benar sesuai dengan tema
yang sudah ditentukan sebleumnya. Melainkan mereka hanya dituntut untuk bisa membacakan
puisi tersebut didepan kelas. Hal tersebut menyebabkan menurunnya nilai kriteria ketuntasan
minimum (KKM) peserta didik menjadi menurun yaitu dibawah rata – rata nilai kelulusan.
Padahal dalam komptensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat suatu Kompetensi
Dasar yang meminta peserta didik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia terdapat materi
tentang menuliskan suatu puisi. Dalam hal ini guru hanya memberikan penjelasan melalui
metode ceramah saja yaitu dengan memberikan satu contoh puisi saja kemudian beliau
membacanya didepan peserta didik.Disini guru hanya menggunakan metode pembelajaran
cooperative learning. Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar yang
mengharuskan siswa menyalurkan pengetahuan melalui kerjasama bersama teman sebayanya
dengan cara berkelompok untuk dapat memecahkan berbagai masalah[3]. Sedangkan Ahli
mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif ialah model pembelajaran yang di
dalamnya terdapat proses kerja sama untuk tercapainya tujuan yang di harapkan. Dimana di
setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 6 Siswa yang nantinya belajar dan bekerja sama dalam
1kelompok[4].
Setelah guru meembacakan puisi tersebut kemudian beliau menunjuk satu per satu peserta didik
untuk membacakan puisi tersebut didepan kelas secara bergantian.Kemudian guru menjelaskan
tentang ejaan tanda baca dan makna dari puisi tersebut.Disini peserta didik tidak diminta untuk
menuliskan puisi dengan tepat dan benar, melainkan diminta untuk membacakan saja.Hal ini
menyebabkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) peserta didik menjadi dibawah rata – rata
kriteria ketentuan kelulusan. Padahal di dalam kompetensi dasar bahasa Indonesia terdapat suatu
KD yang mengharuskan siswa bisa untuk menulis puisi bebas dengan baik dan benar.Pada
pembelajaran yang seperti ini membuat minat belajar siswa juga jadi menurun. Mereka akan
merasa bosan karena ia tidak mengetahui apa yang sedang disampaikan oleh gurunya. Karena pada
dasarnya anak se usia kelas III masih dapat dikategorikan sebagai anak usia dini yakni dengan kata
lain daya tangkap dalam proses pembelajaran hanya mencapai 50% saja kemudian 50% nya
digunakan untuk bermain. Karena pada anak usia dini masih mementingkan bermain daripada
harus belajar yang berlama – lama. Seperti halnya yang dikemukan oleh Charlotte Buhler :
“Bermain merupakan pemicu kreativitas.Anak yang banyak bermain akan meningkatkan
kreativitasnya, dan bermain merupakan sarana untuk mengubah potensi – potensi yang ada
dalam dirinya.”
Jadi, untuk mengatasi masalah tersebut, dalam hal ini perlu diadakannya proses
pembelajaran yang menyenangkan. Pada penelitian yang dilakukan peneliti mencoba
memberikan saran kepada seorang guru kelas agar menggunakan metode permainan teknik
berantai.Permainan teknik berantai ini adalah subuh kegiatan yang sangat penting agar dapat
meningkatkan aktivitas minat belajar peserta didik. Jika dalam permainan teknik berantai ini guru
dapat menyelipkan sebuah variasi, tidak menutup kemungkinan pada proses pembelajaran bahasa
Indonesia tersebut akan dapat meningkatkan minat belajar peserta didik dan juga membuat
mereka akan semakin mudah dalam hal penulisan sebuah puisi.
Metode teknik berantai merupakan salah satu teknik belajar sambil bermain.Dan dengan
teknik ini digunakan peneliti untuk mengukur kemampuan menulis pserta didik kelas III di SDN
Banjarsari kecamatan Buduran. Sehingga pada permaslahan ini dapat ditemukan ruimusan
masalah sebagai berikt :(1) apakah dengan menggunakan teknik berantai dapat meningkatkan
minat siswa atau peserta didik dalam hal menulis puisi ? (2) apakah dengan menggunakan teknik
berantai, siswa atau peserta didik mampu menliskan puisi dengan benar sesuai dengan tema ? (3)
apakah dengan menggunakan teknik berantai, mampu meningkatkan nilai KKM siswa atau
peserta didik ?
Dalam kesempatan ini, tujuan penliti memberikan judul penelitian tersebut adalah guna
mengukur hasil belajar peserta didik dalam kemampuan menulis sebuah puisi dengan tema yang
sudah ditentukan. Teknik berantai ini bisa dikatakan sebagai teknik pembelajaran yang
menyenangkan karena tidak membuat peserta didik mudah merasa bosan karena mereka akan
merasa gembira bisa melakukan kegiatan pembelajaran sekaligus bisa bermain dengan
menyenangkan. Disamping itu mereka akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Teknik ini
merupakan teknik yang terdapat pada permainan bahasa untuk membuat sebuah puisi dengan cara
bergantian secara estafet bergantian kepada teman teman satu kelompoknya yang bertujuan untuk
menghasilkan sebuah karya sastra puisi

II. METODE
Pada penelitian ini, menggunakan metode penelitian tindakan kelas atau (PTK).penelitian
tindakan kelas atau PTK merupakan salah satu jenis peneltian yang dugunakan untuk
memecahkan sebuah masalah – masalah yang sedang dihadapu seorang pengajar maupun peserta
didik yang berkaitan dengan proses pembelajaran dikelas yang sedang diajarnya. [5]
Penelitian tindakan kelas atau PTK merupakan suatu usaha yang dengan sengaja
dilakukan oleh seorang guru dengan cara mencermati kegiatan belajar kelomponya pserta didik
dengam memberikan suatu tindakan [6].
Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis model dari penelitian Kemmis dan Taggart
yang meliputi dari perencanaan (planning), Tindakan (acting), pengamatan (observating) dan
refleksi (reflecting). Jadi Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan beberapa sesuai tahap di
atas yaitu yang pertama peneliti harus membuat perencanaan terlebih dahulu, kemudian yang
kedua yaitu peneliti harus melakukan tindakan, yang ketiga yaitu pengamatan di lapangan, yang
keempat yaitu refleksi sampai siswa tersebut mengalami perkembangan dari perlakuan-perlakuan
yang diberikan oleh peneliti [7]
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 16 juli 2018 yang bertempat di
SDN Banjarsari kacmatan Buduran Kabupaten Sisdoarjo pada saat program smester genap.
Penelitian ini menggunakan subjek sebanyak 20 orang peserta didik dengan jumlah 12 orang
siswa perempuan dan 8 orang siswa laki – laki. Dalam penelitian ini, objek utama yang
digunakan adalah kemampuan menuliskan puisi siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Kemudian selain itu, guru juga ikut serta dalam objek penlitian tindakan kelas ini pada saat ia
memberikan pengajaran dikelas yang sedang diajarnya.
Pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa
observasi, tes dan dokumentasi.Penelitain ini enggunakan bentuk penilitian yang dikemukakan
oleh kemmis & Mc Tanggart yang dimana pada penelitian tersebut terdapat dua siklus yaitu
siklus satu dan siklus dua. Dan pada setiap siklusnya dilakukan tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan tindakan, tahap obseravsi dan kemudian yang terakhir adalah tahap refleksi.pada
peneltian tindakan kelas ini dilkukan dalam dua siklus dalam tiap dua kali pertemuan tatap muka
antara guru dengan peserta didik guna meneliti bagaimana peserta didik dalam proses belajar
mengajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia khusunya materi menulis sebuah puisi. Pada saat
siklus pertama dilakukan, peneliti menggunakan cara mengeembangkan gagasan tentang suatu
materi karya sastra yang diantaranya adalah mengenai penjelasan puisi, pengertian puisi dan serta
bagaimana cara menulis sebuah teks puisi. Kemudian setelah itu, padaa tahap kedua dilakukan
dengan menggunakan cara menuliskan sebuah teks puisi secara langsung atau praktek
menggunakan metode yang sudah ditentukan yaikni dengan teknik berantai. Metode teknik
berantai ini dilakukan secara estafet kebelakang dalam satu kelompok.Satu kelas dibagi menjadi
4 kelompok yang dimana dalam setiap kelompoknya terdiri dari 5 orang pesrta didik. Kemudian
seorang guru akan menentukan sebuah tema terlebih dahulu yaitu dengan tema “PAHLAWAN”.
Teknik berantai dilakukan dengan cara bergantian yag dimulai dari barisan paling depan
kemudian dilanjutkan ke barisan nomer dua dan begitu seterusnya hingga waktu yang sudah
ditentukan habis. Setiap satu orang peserta didik memiliki waktu untuk menuangkan idenya
selama kurang lebih 3 menit sehingga akan diperoleh hasil puisi yang tersambung akan yang
saling berhubungan. Tahap selanjutnya adalah tahap penyajian data yakni hasil dari penulisan
sebuah puisi pada saat tahap kedua berlangsung.
Proses penelitian tindakan kelas atau PTK ini dapat dikatakan sudah berhasil jika kurang
lebih 80% nilai ketuntasan klasikal peserta didik tercapai atau dengan nilai diatas rata – rata
KKM yang sudah ditentukan yaitu 75.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang berlangsung di SDN Bnajarsari kecamatan Buduran ini menunjukkan


bahwa peserta didik mengalami peningkatan dalam hal menulis sebuah puisi dalam pelaksanaan
setiap siklusnya. Pada proses siklus pertama berlangsung, kodisi kelas masih belumisa
terkondisikan dengan baik. Nilai rata rata masih sangat rendah yakni 30, 5 % (sebanyak 9 siswa )
dan 65, 2% sebanyak 11 siswa. Ilia tersebut masih berada dibawah rata – rata nilai ketuntasan
minimum peserta didik.Yaitu 75. Pada saat itu peserta didik yang bisa mendapatkan nilai diatas
KKM ataupun sama dengan KKM hanya sangat minim dan masih dominan yang mendapatkan
nilai dibawah KKM.
Pada saat siklus pertama berlangsung,peneliti menggunakan 4 tahap yaitu tahap (1) tahap
perencanaan. Pembelajaran.Disini guru harus membuat sebuah silabus dan juga rencana
pelaksanaan pembelajaran yang biasa disebut dengan RPP mengenai materi menuliskan sebuah
puisi yang menggunakan metode teknik berantai. Kemudian merencanakan hal – hal apa saja
yang akan dilakukan selanjutnya. Yaitu menyusun konsep yang ada pada materi pelajaran bahasa
Indonesia dan pada tahap terakhir yaitu menyusun langkah – langkah permaianan teknik berantai
yang akan dilakukan. Selanjutnya pada tahap ke (2) yakni tahap pelaksaaan tindakan.Pada tahap
ini. Guru harus sungguh – sungguh melakukan kegiatan tersebut sesuai dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya pada saat proses pembuatan RPP. Kemudian dilanjutkan pada tahap ke
(3) yakni tahap observasi.Tahap observasi adalah tahapan pengamatan terhadap suatu objek yang
sedang diteliti. Pada observasi ini guru secara langsung mengamati proses berjalannya teknik
berantai dalam penulisan puisi. Ia mengamati semua peserta didik secara langsung pada saat
mereka melakkuakn teknik berantai dalam hal menulis puisi, dan bagaimana respon guru tersebut
kepada peserta didiknya jika ada yang belum jelas diantara mereka dalam membimbing jalannya
proses belajar mengajar. Observasi atau pengamatan ini dilakukan guna menganalisis tentang
perencanaan yang dilaksanakan guru serta bagaimana peserta didik dalam merespon tanggapan
dari penjelasan permainan teknik berantai.Yang diberikan oleh gurunya.Kemudian pada tahap
yang terakhir adalah tahap refleksi.Pada tahap ini ditemukan peserta didik mengalami
peningkatan pada setiap silus – siklusnya. Yang dimana pada proses siklus kedua berlangsung
mengalami perubahan yang signifikan. Proses yang terkhir adalah tahap pemberian tes kepada
pesrta didik. Tes diberikan guna mengukur kemampuan peserta didik dalam mengerjakan tugas –
tugas yang diberikan oleh gurumya.Setelah melakukan tahap 3 semua peserta didik diberikan
lembar tes masing – masing tentang menulis puisi secara individu.
pada saat mereka mempraktikan menulis puisi dengan menggunakan teknik berantai.
Pada tahap ini peneliti mengamati secara langsung apa yang dilakukan oleh guru dan bagaimana
respon guru tersebut terhadap peserta didiknya dalam hal membimbing peserta didik pada saat
mereka mempraktikan menulis puisi dengan menggunakan teknik berantai. Kegiatan observasi
ini dilakukan guna untuk menganalisis tentang perencanaan yang dilaksanakan oleh gru dan
bagaimana respon peserta didik dalam hal menanggapi penjelasan teknik permainan berantai
yang diberikan oleh gurunya.Yang ke (4) adalah tahap refleksi.Pada tahap refleksi ini ditemukan
bahwa peserta didik mengalami peningkatan pada setiap siklus – siklusnya.Yang dimana pada
siklus ke II pengalami peningkatan yang sangat signifikan .Kemudian yang terakhir adalah tahap
pemberian tes.Tahap pemberian tes ini dilakukan guna mengukur sejauh mana kemampuan
peserta didik dalam hal penulisan puisi.Setelah melakukan tahapan yang ketiga, kemudian setiap
peserta didik diberikan lembar tes masing masing tentag menulis puisi secara individu. Pada
tahapan pelaksanaan siklus pertama ini terdapat peningkatan nilai kriteria ketuntasan minimum
siswa yakni menjadi 72,5% Dan masih sama pada saat tahap sebelum siklus pertama dilakukan,
nilai rata rata kelas tersebut masih belum memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimum atau
(KKM) siswa. Dengan hal ini, maka perlu diadakan lagi pelaksanaan menulis puisi dengan
menggunakan teknik berantai guna memperbaiki nilai kriteria ketuntasan minimum atau (KKM)
peserta didik.
Table 1.distribusi nilai frekuensi kemampuan menulis puisi pada siklus I

Interval Frekuensi Presentase


(%)
50 – 59 3 21, 05 %
60 – 69 4 15, 79 %
70 – 79 2 26, 32 %
80 – 89 2 26, 32 %
90 – 99 4 21, 05 %
20 100 %

Dari table diatas dapat diketahui bahwa bahwa pada siklus pertama mengalami
peningkatan yang cukup baik dibandingkan dengan yang sebelum dilaksanakan tindakan silus
pertama.Peserta didik sangat antusias dalam menyimak penjelasan guru dan melakukan teknik
permaianan berantai. Peserta didik juga cukup bertanggung jawab dalam hal permainan ini
sehingga suasana kelas dapat terkondisikan dengan baik..Namun pada siklus ini masih bisa
dikategorikan kurang sempurna karena nilai rata – rata yang di dapat oleh peserta didik masih ada
yang dibawah rata – rata nilai KKM.Untuk itu, perlu diadakan kembali penelitian dalam siklus
yang ke II.Apabila kita ingin mengetahui hasil yang didapatkan seseorang kita harus
menggunakan alat ukur yang valid bisa dikatan alat ukur tes. Dari alat ukur yang digunakan dalam
penelitian ini peneliti menggunakan 2 penilaian untuk mengukur keterampilan pemahaman siswa
yaitu penilaian indivdual dan secara klasikal. Untuk secara individual nilai minimum yang harus
diperoleh siswa yaitu 70 sedangkan untuk hasil yang harus diperoleh siswa secara klasikal adalah
80% dari jumlah seluruh siswa. [8]
Pada penelitian siklus ke II dilakukan pada tanggal 12 April 2018 di SDN keboan sikep 1
kecamatan Gedangan. Dalam siklus ini akan diadakan beberapa perbaikan. Disini peserta didik
akan mempraktikkan kembali teknik berantai dalam penulisan puisi. Kali ini guru kembali
mengajak siswa untuk bermain teknik berantai.Sebelumnya guru sudah membagi siswa untuk
berkelompok. Masih sama dengan siklus I setiap kelompok siswa terdiri dari 5 orang peserta
didik. Kemudian guru memberikan sebuah tema puisi yang berjudul ALAMKU Lalu setiap
baris pertama, siswa menuliskan dahulu pendapat tentang seorang ayah, kemudian dilanjutkan
lagi dengan baris nomor 2 dan dilanjutkan dengan baris dibelakangnya dan begitu seterusnya
dilakukan dengan cara estafet sampai batas waktu yang telah ditentukan oleh gurunya. Dari
pelaksanaan siklus II ini, peserta didik mengalami peningkatan yang sangat baik.
Table 2.distribusi nilai frekuensi kemampuan menulis puisi pada siklus II.
Interval Frekuensi Presentase
(%)
50 – 59 5 26, 32 %
60 – 69 2 26, 32 %
70 – 79 3 26, 32 %
80 – 89 4 21, 05 %
90 – 99 4 21, 05 %
20 100 %

Pada table diatas dapat diketahui bahwa peserta didik mengalami peningkatan yang
sangat signifikan dari pelaksanaan siklus sebelumnya. Dari siklus II ini diperoleh nilai rata – rata
kriteria ketuntasan minimum adalah sebesar 82,53 % dan dengan nilai rata – rata kelas yang
mencapai 80 maka, peserta didik dapat dikatakan sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimum
atau (KKM).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada dua siklus dan juga berdasarkan analisis
data yang ada, hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan materi
menuliskan puisi dengan tema yang telah ditentukan dengan menggunakan teknik permainan
berantai
Karena pada pelaksanaan siklus II mengalami peningkatan rata – rata nilai hingga
mencapai 82% maka , penelitian tindakan kelas yang berjudul peningkatan hasil belajar siswa
menulis puisi dengan menggunakan teknik berantai pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas
III Banjarsari kecamata buduran kabupaten sidoarjo dapat dikatakan telah berhasil.

IV. KESIMPULAN

2.1 kesimpulan
berdasarkan data dari hasil observasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan
menngunakan metode teknik permainan berantai dalam hal penulisan sebuah puisi ternyata dapat
meningkatkan hasil belajar seorang pesrta didik di kelas III SDN Banjarsari kecamatan buduran
kabupaten sidoarjo. Terbukti pada saat pelaksaan siklus kedua , nilai rata – rata KKM siswa
megalami perubahan yang signifikan. Dan dalam metode ini membuat semua peserta didik
memiliki antusias yang sanagat tinggi karena ia bisa melakukan pembelajaran sekaligus bermain
dengan menyenangkan. Sehingga dapat tercipta karya sastra sebuah puisi yang dapat dinikmati
oleh si pembacanya. Dengan menggunakan teknik berantai ini dapat diperoleh hasil rata – rata
peserta didik sebesar 82,5% dan bisa dikatakan berhasil karena telah mencapai batas nilai KKM
yang telah ditentukan.
2.2 saran
Untuk guru kelas, berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan, guru disarankan
agar didalam proses pembelajaran kelas berlangsung, guru harus menggunakan metode – metode
dan model – model pembelajaran yang cocok untuk diterapkan dikelas dan hendaknya
disesuaikan juga dengan jenjang usia peserta didik.
Untuk kepala sekolah, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, selama proses
pembelajaran berlangsung guru dikelas hanya menggunakan metode mononton sehingga peserta
didik akan merasa bosan. Oleh karena itu kepala sekolah sebaiknya memberikan peluang kepada
guru kelas agar dapat menerapkan teknik berantai tersebut dalam sebuah pembelajaran agar
pembelajaran terlihat lebih menyenangkan.
Untuk penelitian lain, diharapkan agar melakukan penelitian yang lebih baik lagi dari
penelitian ini. Sehingga hasil penelitian tersebut dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk
penelitian – penelitian selanjutnya.

V. REFERENSI
[1] Jabrohim, Cara menulis kreatif. YOGYAKARTA: PUSTAKA PELAJAR, 2001.
[2] M. F. Amir, “Proses Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar Dalam Memecahkan,” J. Math
Educ. Nusant., vol. 12, pp. 159–170, 2015.
[3] I. K. N. Jaya, I. M. S., Wiarta, I. W., & Wiyasa, Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Open-Ended Dengan Berbantuan Media Gambar Untuk Meningkatkan
Keaktifan dan hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD. Denpasar: MIMBAR PGSD
Undiksha, 2014.
[4] A. Majid, Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015.
[5] SISWONO, Model pembelajaran berbasis pengajuan dan pemecahan masalah untuk
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif. Unesa university press, 2008.
[6] S. . Amir, M.F.,& Sartika, METODOLOGI PENELITIAN DASAR BIDANG
PENDIDIKAN. SIDOARJO: UMSIDA Press, 2017.
[7] Amir, M.F.,& Sartika, METODOLOGI PENELITIAN DASAR BIDANG PENDIDIKAN.
SIDOARJO: UMSIDA Press, 2017.
[8] E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.

Anda mungkin juga menyukai