Anda di halaman 1dari 9

NAMA : NURRAHIM FATURRAHMAN TALIB

NPM : 9181140211009

REVEIW JURNAL NASIONAL

REVIEW JURNAL PEMBELAJARAN IPA


Judul Pengembangan Media Video Pembelajaran Daur Air untuk
Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPA Siswa SD
Jurnal Jurnal Pendidikan Sains
Vol & Halaman Volume 1, Nomor 4, Halaman 413-424
Download http://journal.um.ac.id

Landasan Teori Pembelajaran IPA di sekolah dasar (SD) diharapkan dapat menjadi
wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Namun kurangnya
antusias siswa pada mata pelajaran IPA menjadi penghambat
tujuan tersebut. Hal itu terjadi karena siswa tidak memiliki
gambaran nyata tentang bagaimana proses IPA terjadi di alam
sekitar yang sebenarnya sangat menarik untuk dipelajari.
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan media video
pembelajaran dengan materi daur air yang layak untuk
meningkatkan proses dan hasil belajar siswa kelas V SDN Bintoro
02 Jember
Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi,
observasi, wawancara, serta angket.

Subyek dalam penelitian ini dengan uji coba skala terbatas yaitu
Subyek
terhadap 6 orang siswa yang dipilih secara acak dengan
kemampuan berpikir yang berbeda, yaitu 2 orang siswa dari kelas
6 dengan kategori 1 orang siswa berkemampuan pintar dan 1
orang siswa berkemampuan sedang, 3 orang siswa dari kelas 5
dengan kriteria 1 orang siswa berkemampuan pintar dan 2 orang
siswa berkemampuan sedang dan 1 orang siswa dari kelas 4
dengan kategori berkemampuan pintar.  
Manipulasi Peneliti melakukan beberapa tahan dalam penelitian ini, yaitu:
         Tahap uji coba, dilakukan untuk mengetahui kelayakan,
keefektifan, keterterapan, dan kemenarikan media video
pembelajaran yang dihasilkan. Dalam penelitian ini ujicoba
dilakukan pada subjek coba yang diidentifikasi sebagai orang yang
menguji kelayakan media baik dari segi media dan materi/isi yang
disebut validator. Validator terdiri dari dua orang ahli media dan
seorang ahli materi/isi, penilaian produk oleh guru IPA (kelas)
serta mengujicobakan produk kepada siswa pada skala terbatas.
         Studi pendahuluan dilakukan melalui observasi kelas, mencari
informasi tentang karakteristik siswa, kebutuhan siswa melalui
angket, wawancara, studi literatur, dan menganalisis beberapa
jurnal penelitian terdahulu yang relevan.
         Uji coba ahli, dilakukan untuk mendapatkan saran dan masukan
para ahli untuk perbaikan atau penyempurnaan rancangan produk
video pembelajaran daur air yang dihasilkan.
         Uji coba skala terbatas dilakukan terhadap beberapa siswa
         Uji coba sasaran pengguna produk dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan.
         Analisis data, meliputi antara lain analisis hasil uji kelayakan oleh
ahli media, analisis hasil uji kelayakan oleh ahli materi atau isi,
analisis hasil uji coba skala terbatas, dan analisis hasil uji coba
sasaran pengguna produk.
         Revisi produk, dilakukan untuk menyempurnakan hasil
pengembangan media video pembelajaran daur air.
         Kajian produk yang telah direvisi, didasarkan pada kajian teoritis
dan kajian empiris di lapangan berkaitan media video
pembelajaran daur air yang dikembangkan.
Instrumen Alat yang digunakan oleh peneliti adalah uji coba, studi literature
dan kajian penelitian terdahulu
Hasil Hasil analisis Kemenarikan Media Video Pembelajaran Daur Air
        

adalah 76,6% dengan responden adalah siswa


         Hasil Analisis Tingkat Kelayakan Produk adalah   83,6%
ditambah dengan hasil kelayakan materi/isi dengan nilai 92,5%
kemudian dirata-rata dan didapat nilai 88,1%.  
         Hasil Analisis Keefektifan Media Video Pembelajaran Daur Air
dengan responden siswa, pada aspek kognitif adalah 80,2% dan
dengan responden observer pada aspek Afektif adalah 76,6%
         Hasil Analisi Keterterapan Produk diperoleh dari hasil analisis
angket keterterapan dan hasil observasi aktivitas guru yang
dilakukan. Dari data yang diperoleh, hasil pengisian angket
mencapai hasil 90% dan hasil observasi aktivitas mengajar guru
mencapai 86%.
         Hasil Analisis Tingkat Kemenarikan media video pembelajaran
yang diperoleh dari uji coba sasaran pengguna produk mencapai
82,3%
         Hasil Analisi Kelayakan, Keefektifan, Keterterapan, dan
Kemenarikan menunjukkan bahwa kelayakan sebesar 88,1%
dengan kriteria sangat layak. Keefektifan dari hasil efektivitas
efektif sebesar 76,6% serta keefektifan dari tes hasil
belajar  mecapai 80,2% dengan kriteria sangat efektif. Kategori
keterterapan sebesar 88% dengan kriteria sangat baik, serta
kategori kemenarikan sebesar 82,3% dengan kriteria sangat
menarik.
         Pengembangan media video pembelajaran daur air untuk siswa
kelas V SD Negeri Bintoro 02 Jember dapat meningkatkan proses
dan hasil belajar IPA siswa. Pengembangan produk media video
pembelajaran daur air dapat dikatakan sangat layak dari segi
kelayakan, keefektifan, keterterapan, dan kemenarikan.

Kelemahan terkait pemanfaatan media ini dalam pembelajaran,


yaitu kecepatan yang tetap. Meskipun video dapat dihentikan saat
diskusi, hal ini tidak selalu dilakukan ketika penayangan untuk
kelompok. Karena program ditayangkan dalam kecepatan yang
tetap. Beberapa siswa mungkin tertinggal dan yang lain tidak sabar
menunggu bagian selanjutnya.

Saran Pemanfaatan
Dalam memanfaatkan media video daur air ini hendaknya alokasi
waktu diperhatikan, mengingat video pembelajaran ini haya
bersifat membantu memudahkan siswa dalam belajar sehingga
perlu dikombinasikan dengan metode atau model pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik siswa.
Pembelajaran kooperatif model STAD baik digunakan untuk
melaksanakan pembelajaran menggunakan media video ini, karena
di dalam prosesnya terdapat kegiatan penyajian kelas yang dapat
diisi dengan penayangan video pembelajaran daur air dan
pemantapan pemahaman meteri oleh guru agar pembelajaran yang
dilakukan bermakna bagi siswa.
Penayangan media video pembelajaran daur air akan lebih
menarik apabila dilengkapi dengan LCD dan sound system stereo
agar dapat menambah rasa ketertarikan siswa dalam belajar materi
daur air menggunakan media video pembelajaran ini.
Selain itu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
menggunakan media video pembelajaran daur air ini, juga
dapat  melakukan kegiatan lesson study. Dari kegiatan lesson
study dapat diketahui apa yang menjadi kekurangan saat
pembelajaran menggunakan media video daur air ini berlangsung,
sehingga kekurangan tersebut digunakan sebagai bahan perbaikan
pembelajaran berikutnya sebagai peningkatan kualitas
pembelajaran yang dilaksanakan.

Saran Pengembangan Produk


Dalam mengembangkan produk ini perlu diperhatikan
penyesuaian kemampuan belajar dan pemahaman siswa
menggunakan istilah asing yang ada dalam materi daur air seperti
evaporasi, presipitasi, dan kondensasi. Selain itu, perlu
diperhatikan juga komponen kelengkapan pembelajaran yang
perlu disesuaikan dengan kondisi siswa serta pelaksanaan
penelitian tentang pengorganisasian siswa dalam pembelajaran
sehingga uji coba media video pembelajaran daur air dapat
dimanfaatkan dengan baik.
Kekuatan dan Metode yang digunakan banyak, sehingga peneliti memperoleh
        

yang banyak juga itu membantu peneliti dalam mengembangkan


penelitiannya.
         Kekuatan dalam penelitian ini adalah rinci dalam melakukan
tahapan penelitian hal ini menguatkan hasil penelitian.
         Data yang disajikan tidak hanya berupa paragraph, melainkan ada
tabel juga yang dapat membantu pembaca melihat data dengan
focus

         Pada bagian abstrak, hanya menggunakan satu bahasa yaitu


Indonesia. Ini akan mengurangi rasa ketertarikan pembaca di luar
Negara Indonesia
         Tidak ada jumlah data yang jelas pada subyek penelitiannya.
Kelemahan
         Penelitian hanya dilakukan dengan skala terbatas, ada
kemungkinan hasilnya berubah jika diterapkan di kelas V.
         Peneliti tidak menyebutkan alasan pemilihan subyek

REVIEW JURNAL INTERNASIONAL


Judul Relationships among locus of control, learned helpless,
and mathematical literacy in PISA 2012: focus on Korea
and Finland

Abstrak Jurnal yang berjudul ‘Relationships among locus of control,


learned helpless, and mathematical literacy in PISA 2012: focus
on Korea and Finland’ mengumpulkan bukti untuk teori atribusi.
Untuk menjelaskan perasaan siswa tidak berdaya ketika belajar
matematika. Hubungan Antara literasi di PISA 2012 dan belajar
ketidakberdayaan juga diamati.
Abstrak atau pendahuluan hanya menjelaskan sekilas tentang
tujuan penelitian yang akan dibahas sehingga pembaca hanya
mengetahui sedikit infornmasi dari abstrak penelitian.
Pengantar Penulis mengungkapkan bahwa Guru dan pendidik telah
mengakui masalah yang semakin banyak siswa menyerah pada
pelajaran matematika. Media public telah serius membahas
keadaan para siswa yang menghindari belajar matematika.
Secara khusus, belajar ketidakberdayaan diadopsi dalam
penelitian ini karena tiga alasan: (1) ada tubuh besar penelitian
psikologi pendidikan pada ketidakberdayaan yang dipelajari yang
mendasar bagi penelitian kami; (2) karakteristik matematika yang
mengabaikan mirip dengan apa yang studi sebelumnya pada
ketidakberdayaan yang dipelajari telah ditemukan. Namun, dalam
konteks Korea, tidak ada penelitian telah ditemukan untuk
mendefinisikan “penghindaran matematika”; dan (3) ada
dikumpulkan, tetapi tidak dianalisis dataset, yaitu Program
Penilaian Siswa Internasional (PISA) tahun 2012. Organisasi
untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD 2013).
Diener dan Dweck (1978) Menyatakan bahwa siswa cenderung
merasa tidak mampu belajar matematika jika mereka berpikir
bahwa hasilnya adalah diluar kendali mereka. Clarke (2003),
Sangat penting untuk memahami bahwa perbandingan studi
berkontribusi mengartikulasikan persamaan dan perbedaan Antara
system pendidikan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan bukti
empiris untuk hubungan Antara empat atribusi pada Gambar
1.Untuk menjawab pertanyaan penelitian, saya mengandalkan
literatur tentang ics top berikut: (1) apa yang dipelajari
ketidakberdayaan adalah, (2) bagaimana telah dipelajari secara
teoritis dan empiris, dan (3) bagaimana belajar ketidakberdayaan
berbeda dalam berbagai konteks budaya. Ketidakberdayaan yang
dipelajari melibatkan keyakinan bahwa tidak peduli seperti yang
kita dapat alasan intutif.
McNabb ( 2003 , P. 418), emosi telah dianggap sebagai perilaku
adaptif akademik: tantangan seeking, ketekunan, dan tugas
kenikmatan. Di sisi berlawanan, tantangan menghindari,
menyerah, dan kurangnya kenikmatan dianggap sebagai
maladaptif atau tak berdayamenghindari, menyerah, dan
kurangnya kenikmatan dianggap sebagai maladaptif atau tak
berdaya. PISA menilai kemampuan siswa untuk mereproduksi
pengetahuan subyek serta ekstrapolasi dan penerapan pengetahuan
mereka berdasarkan pemahaman mereka tentang konsep dan
berbagai situasi (OECD2009 ). Untuk menilai prestasi siswa
OECD ( 2013 ) didefinisikan literasi matematika

Pembahasan Pada bagian pembahasan penulis membagia sub pokok bahasan


menjadi beberapa bagian yaitu:
Metode :analisis data terdiri dari dua langkah. Pertama, analisis
regresi ordinal diterapkan untuk menghasilkan kemampuan
masalah.Safe_mode bahwa siswa merasa belajar
ketidakberdayaan dalam koneksi ke tingkat kesepakatan untuk
setiap atribusi. Kedua, analisis regresi linear digunakan untuk
menguji apakah Korea menunjukkan hubungan yang berbeda
secara signifikan antara literasi matematika dan belajar
ketidakberdayaan dari Finlandia.
Analisis data :analisis data terdiri dari dua langkah. Pertama,
analisis regresi ordinal diterapkan untuk menghasilkan
kemampuan masalah.Safe_mode bahwa siswa merasa belajar
ketidakberdayaan
dalam koneksi ke tingkat kesepakatan untuk setiap atribusi.
Kedua, analisis regresi linear digunakan untuk menguji apakah
Korea menunjukkan hubungan yang berbeda secara signifikan
antara literasi matematika dan belajar ketidakberdayaan dari
Finlandia.
Hasil :Hasil analisis menunjukkan bahwa mahasiswa Korea
cenderung merasa ketidakberdayaan yang dipelajari dalam kasus
berikut: (1) siswa setuju bahwa kegagalan mereka adalah karena
kemampuan mereka; (2) siswa tidak setuju bahwa mereka mampu
berhasil dalam matematika dengan usaha yang cukup; (3) siswa
sangat setuju bahwa materi kursus sulit; dan (4) siswa sangat
setuju bahwa kegagalan siswa dalam matematika adalah karena
kemalangan.Model Korea dan Finlandia yang kira-kira sejajar
dari perjanjian yang kuat sampai sedang ketidaksepakatan
ketidakberdayaan yang dipelajari karena kesenjangan berkisar dari
41,03 ke 46,05. Namun, kesenjangan antara siswa Finlandia dan
Korea memiliki ketidaksetujuan kuat terasa turun menjadi 16,08.
Ini berarti siswa Finlandia memiliki lompatan besar dalam skor
rata-rata mereka dari sedang hingga ketidaksetujuan yang kuat
dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di Korea.

Simpulan Peneliti telah meneliti cara di mana siswa atribut kegagalan


mereka untuk penyebab yang dirasakan. Model Weiner awalnya
disarankan empat atribusi utama: kemampuan akademik,
usaha yang dihabiskan dalam persiapan, kesulitan tugas, dan
keberuntungan dalam memecahkan tugas. Kebanyakan
penelitian sebelumnya menyatakan bahwa siswa akan merasa
ketidakberdayaan yang dipelajari jika penyebab ceived per-
berada di luar kendali mereka. Menyertai penelitian sebelumnya,
saya memeriksa yang cenderung merasa ketidakberdayaan
yang dipelajari di Korea dan Finlandia oleh atribusi. Selain itu,
saya menggambarkan hubungan antara ketidakberdayaan yang
dipelajari dan literasi matematika di masing-masing negara.
Penelitian ini menerapkan single-level model regresi asli, yang
bisa lebih disederhanakan mempertimbangkan desain stratified
sampling dari PISA 2012. analisis statistik multilevel termasuk
dida- lamnya variabel kontekstual dapat memberikan kontribusi
untuk pemahaman yang lebih baik tentang ics mathemat-
Pengabai. penelitian kualitatif pada topik yang sama dapat
memberikan rincian bahwa penelitian ini tidak dapat mengamati.
Terakhir, bisa jadi perlu untuk meninjau penelitian sebelumnya
tentang cara mengubah
siswa keyakinan pada atribusi dan menerapkannya untuk
mengatasi siswa ketidakberdayaan yang dipelajari.
Kelebihan Penulis menjabarkan peneletian dengan rinci berdasarkan data-
data yang valid, pemilihan metode dalam penelitian sangat tepat.
Banyak topic khusus yang dijelaskan dengan detil.
Kekurangan Abstrak atau pendahuluan hanya diberikan gambaran tujuan
penelitian saja.

Anda mungkin juga menyukai