Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Secara fisiografis daerah penelitian termasuk dalam
merupakan suatu kompleks kegiatan vulkanik. Komplek ini terdiri dari Gunung
Muria yang sudah tidak aktif atau padam, dan dua gunung yang lebih kecil (flank
eruption) yaitu Gunung Genuk dan Gunung Patiayam. Gunung Muria menempati
daerah puncak Gunung Muria sangat kasar dan terdapat 4 daerah depresi yang
sisa-sisa kawah gunungapi masa lalu dari aktivitas Gunung Muria (NEWJEC,
1996). Selain itu, daerah sekitar Gunung Muria terdapat gunungapi monogenetik
yang lain seperti Gunung Patiayam dan Gunung Genuk yang sangat baik untuk
diteliti.
1
2
peranan penting dalam deformasi permukaan bumi. Bentuk ancaman letusan gunungapi
meliputi lava pijar, awan panas, gas beracun, bom gunungapi, abu gunungapi, pasir dan
(material piroklastik), serta bahaya lahar dingin. Untuk meminimalkan dampak yang
kawasan berbahaya. Dalam hal ini implementasi teknologi sangat penting dalam
mengaplikasikan teknologi penginderaan jauh dan SIG untuk analisis arah aliran
lereng pada proses terjadinya erosi yaitu mempengaruhi besarnya energi penyebab
Makin curam suatu lereng maka kecepatan aliran pada permukaan akan semakin
besar, dengan demikian maka semakin singkat pula kesempatan air untuk
Batasan masalah yang dibahas penyusun dalam studi kasus kali ini hanya
yang pada akhirnya digunakan untuk menentukan sejarah geologi dan aspek-aspek
Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Secara astronomis daerah penelitian terletak pada
posisi 060 30’00’’ LS - 060 35’00’’ LS dan 1100 45’ 00’ BT - 1100 50’00’’ BT,
dengan luas daerah penelitian adalah 9 km x 9 km atau sama dengan 81 km² yang
Daerah penelitian mempunyai skala peta 1:25.000, yang terletak pada 4/9
Lembar Peta RBI No. 1409-343 (Bangsri), perjalanan menuju ke daerah penelitian
dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua,
(Gambar 1.2).
1. Studi pustaka
diperoleh dari interpretasi peta topografi, pembuatan peta geologi tentatif, dan
dan tepat.
2. Pembuatan proposal
geologi daerah penelitian, keadaan atau aspek geologi yang ditafsirkan antara lain
3. Perizinan
recognize.
7
perencanaan lintasan, (2) pemetaan detil, (3) pengambilan sampel batuan dan
1. Perencanaan lintasan
mencari singkapan yang dapat digunakan dalam penelitian lebih lanjut. Lintasan
yang direncanakan tersebut dapat melalui jalan yang telah tersedia dan apabila
memungkinkan melalui sungai, maka hal itu akan lebih baik bila dilakukan,
2. Pemetaan detil
litologi, mataair, struktur geologi, pengeplotan lokasi pengamatan pada peta dasar,
dengan pengeplotan data litologi, dan pengambilan sampel yang akan dianalisis di
sesumber, bencana alam, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian.
sekiranya mewakili seluruh satuan batuan pada lokasi penelitian, yang kemudian
dianalisis secara petrografi untuk mengetahui tekstur batuan, struktur batuan, dan
Pengamatan dan potensi gerakan massa yang ada pada daerah tersebut untuk
dengan menghubungkan setiap titik yang mempunyai ciri-ciri satuan batuan yang
sama, dengan berpedoman pada stratigrafi terukur yang telah dibuat. Selain
bentangalam yang digabungkan dengan data yang terdapat pada peta geologi.
lapisan batuan serta struktur geologi yang terdapat pada permukaan dan bawah
permukaan. Selain itu, penampang juga bertujuan untuk mengetahui urutan batuan
dari tua ke muda dan ketebalan tiap satuan batuan, sehingga dapat dibuat legenda
9
mengetahui kenampakan morfologi dan bentuk lahan pada peta topografi berupa
Data yang telah diperoleh untuk analisis studi khusus di lapangan berupa
analisis studi khusus dengan cara overlay peta-peta yang telah dibuat dengan peta
berdasarkan data lapangan dan data laboratorium. Draf laporan dilengkapi dengan
peta lintasan dan lokasi pengamatan, peta geologi, peta geomorfologi, peta daerah
kerentanan daerah dan peta kelerengan serta dalam bentuk uraian, disertai dengan
hasil pembahasan studi khusus yang diambil. Tahap penelitian geologi dan studi
menjadi 2, yaitu peralatan dan bahan yang digunakan di lapangan, serta peralatan
lapangan berupa:
peta dasar dalam pembuatan peta lintasan dan lokasi pengamatan, peta
2. Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar Bangsri no. 1409-343 untuk mengetahui
data kontur, data tutupan lahan, data sungai, batas administrasi, topomini
3. Peta geologi regional, digunakan untuk observasi dan analisis awal pada saat
recognized.
5. Global Posisioning System (GPS) Garmin tipe 62s, digunakan sebagai alat
6. Palu geologi batuan beku dan sedimen merk Estwing, sebagai alat bantu
7. Loupe pembesaran 10x, untuk melihat mineral kecil yang tidak kasat mata.
batuan.
lapangan.
12. Alat tulis dan buku lapangan, digunakan untuk mencatat dan mensketsa data
Peralatan dan bahan yang digunakan untuk analisis laboratorium dan studio,
antara lain:
1. Seperangkat komputer dan software Ms.Word, Ms. Exel, Arcgis, Map Source
rombakan.
Geologi daerah penelitian dan daerah sekitarnya telah banyak diteliti oleh
fisiografi Jawa Tengah dan Jawa Timur secara lengkap dalam bukunya The
2. Van Zuidam 1985, Kelas lereng yang menunjukkan kesamaan lahan disertai
3. Suwarti dan Wikarno (1992), membuat geologi regional Lembar Kudus, Skala
1:100.00
Semenanjung Muria hasil dari penelitian ini adalah tiga Gunungapi Maar telah