Komunikasi Keperawatan
Komunikasi Keperawatan
Ada banyak pemeriksaan yang tersedia untuk mendiagnosis gangguan bicara, di antaranya:
Pemeriksaan skrining artikulasi Denver merupakan sistem pemeriksaan yang umum digunakan
untuk mendiagnosis gangguan artikulasi atau gangguan bicara. Tes ini dilakukan dengan cara
mengevaluasi kejernihan pengucapan pada anak-anak antara usia 2-7 tahun. Tes yang dilakukan
selama 5 menit ini menggunakan berbagai macam latihan untuk menilai bicara anak.
Tes ini dibuat oleh dokter spesialis perkembangan saraf anak oleh James Coplan, tes Language
milestones scale 2 dilakukan untuk menentukan perkembangan bahasa anak. Tes ini dapat dengan
Tes ini dilakukan dengan cara mengukur kosakata dan kemampuan seseorang untuk berbicara.
Seseorang akan mendengarkan berbagai kata dan memilih gambar yang menggambarkan kata-kata
tersebut.Seseorang yang memiliki cacat intelektual dan seseorang yang buta tidak dapat
menggunakan tes ini. Tes kosakata gambar Peabody telah direvisi berkali-kali sejak versi
Gangguan bicara ringan mungkin tidak memerlukan pengobatan yang khusus karena beberapa
gangguan bicara mungkin dapat hilang dengan sendirinya. Namun pada beberapa orang, gangguan
Pengobatan gangguan bicara bervariasi dan tergantung pada jenis gangguannya. Dalam terapi
wicara, terapis profesional akan memberikan latihan yang berfungsi untuk memperkuat otot-otot
Selain itu, Anda mungkin diberikan pengajaran untuk mengendalikan pernapasan saat berbicara.
Latihan penguatan otot dan pernapasan dapat membantu memperbaiki gangguan bicara dan
Beberapa orang dengan gangguan bicara biasanya merasa gugup, malu, atau depresi sehingga
dengan terapi bicara dapat membantu Anda mengatasi situasi ini. Seorang terapis akan
mengajarkan Anda cara untuk mengatasi kondisi serta cara meningkatkan kepercayaan diri Anda.
Jika Anda mengalami depresi parah, penggunaan obat antidepresandapat membantu mengatasi
masalah tersebut.
Komplikasi Gangguan Bicara
Komplikasi yang terjadi akibat gangguan bicara tidak diobati dapat menyebabkan seseorang
mengalami rasa cemas yang berlebihan. Seiring waktu, rasa cemas ini dapat memicu gangguan
seperti terapi bicara dan obat anti kecemasan umumnya dapat membantu meringankan gejala
Gangguan bicara yang cepat ditangani dapat membantu mencegah gangguan bicara berkembang
ke kondisi yang lebih buruk seperti terjadinya depresi, termasuk dengan prospek kecacatan yang
mungkin terjadi, tetapi hal tersebut akan tetap bergantung pada tingkat keparahan gangguan
A.Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik adalah proses medis yang harus dijalani saat diagnosis penyakit. Hasilnya
dicatat dalam rekam medis yang digunakan untuk menegakkan diagnosis dan merencanakan
perawatan lanjutan.
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala hingga kaki (head to toe)
yang dilakukan dengan empat cara (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi).
Ruang lingkup pemeriksaan terdiri dari pemeriksaan tanda vital (suhu, denyut nadi, kecepatan
pernapasan, dan tekanan darah), pemeriksaan fisik head to toe, dan pemeriksaan fisik per sistem
tubuh (seperti sistem kardiovaskuler, pencernaan, muskuloskeletal, pernapasan, endokrin,
integumen, neurologi, reproduksi, dan perkemihan).
Kenapa Pemeriksaan Fisik Dilakukan?
Pemeriksaan fisik bertujuan untuk pengecekan kondisi tubuh dan diagnosis penyakit. Berikut
empat cara yang dilakukan pada tiap pemeriksaan fisik yang dilakukan:
1. Inspeksi
Tujuannya melihat bagian tubuh dan menentukan apakah seseorang mengalami kondisi tubuh
normal atau abnormal. Itu sebabnya pemeriksa perlu mengetahui karakteristik normal dan
abnormal tiap usia. Kondisi tubuh abnormal pada orang dewasa muda adalah kulit keriput dan
tidak elastis karena kondisi ini umumnya dimiliki orang lanjut usia.
Inspeksi bisa dilakukan secara langsung (seperti penglihatan, pendengaran, dan penciuman) dan
tidak langsung (dengan alat bantu). Saat palpasi dilakukan, tubuh akan diperiksa secara mendetail
dan masing-masing sisi tubuh dibandingkan guna mendeteksi potensi kelainan. Ikuti instruksi
dokter untuk memudahkan proses inspeksi.
2. Palpasi
Pemeriksaan fisik lanjutan dengan menyentuh tubuh dan dilakukan bersamaan dengan inspeksi.
Palpasi dilakukan menggunakan telapak tangan, jari, dan ujung jari. Tujuannya untuk mengecek
kelembutan, kekakuan, massa, suhu, posisi, ukuran, kecepatan, dan kualitas nadi perifer pada
tubuh.
Saat palpasi dilakukan, posisi harus rileks dan nyaman untuk mencegah ketegangan otot. Dokter
menjelaskan apa yang akan dilakukan, alasan, dan apa yang dirasakan. Kamu juga diminta
menghela napas agar lebih rileks dan berhenti jika merasakan nyeri saat pemeriksaan berlangsung.
3. Auskultasi
Proses mendengarkan suara yang dihasilkan tubuh untuk membedakan suara normal dan abnormal
menggunakan alat bantu stetoskop. Suara yang didengarkan berasal dari sistem kardiovaskuler,
respirasi, dan gastrointestinal.
4. Perkusi
Bertujuan mengetahui bentuk, lokasi, dan struktur di bawa kulit. Perkusi bisa dilakukan secara
langsung dan tidak langsung. Perkusi secara langsung dilakukan dengan mengetukkan jari tangan
langsung pada permukaan tubuh.
Sementara perkusi secara tidak langsung dilakukan dengan menempatkan jari tengah tangan non-
dominan (biasanya tangan kiri) di permukaan tubuh yang akan diperkusi, kemudian jaringan
tengah tangan dominan (biasanya tangan kanan) diketuk-ketuk di atas jari tengah tangan non-
dominan untuk menghasilkan suara.Terdapat lima jenis suara yang dihasilkan (pekak, redup,
sonor, hipersonor, dan timpani) dan keseluruhannya menggambarkan kondisi organ tubuh bagian
dalam.
1.BERA (Brains evoked Response Audiomentry)
Deteksi dini gangguan pendengaran pada anak secara konvensional sulit dan biasanya tidak bisa
dilakukan sampai anak berumur 2 sampai 3 tahun. Namun sekarang dengan adanya pemeriksaan
Brainstem Evoked Response Auditory (BERA), deteksi dini gangguan pendengaran sudah dapat
dilakukan sejak bayi. Pemeriksaan BERA adalah suatu pemeriksaan elektrofisiologik yang
obyektif, non invasif untuk menilai respons sistim auditorik termasuk batang otak terhadap bunyi,
sehingga dapat diketahui ambang pendengaran maupun letak lesi pada sistim auditorik tersebut.
BERA telah terbukti berguna dalam menentukan status pendengaran bahkan pada pasien yang
tidak kooperatif atau pasien yang masih sangat muda. Respon terhadap stimulus auditorik berupa
respon auditory evoked potential yang sinkron direkam melalui elektroda permukaaan (surface
lectrode) yang ditempel pada kulit kepala. Respon auditory evoked potential yang berhasil direkam
kemudian diproses melalui program komputer dan ditampilkan sebagai 5 gelombang defleksi
positif (gelombang I sampai V) yang terjadi sekitar 2-12 ms setelah stimulus diberikan.
1).Tingkah Laku
Selama ini masih ada yang beranggapan bahwa tes pendengaran secara pengamatan perilaku
(behavioral observation audiometry/ BOA) harus menunggu sampai anak usia mampu berbicara
sehingga dapat mengikuti prosedur tes, yang sebenarnya tidak demikian. Tes BOA sudah dapat
dilakukan pada semua usia mulai bayi baru lahir dengan mempertimbangkan usia dan status
perkembangan anak secara umum. Tes behaviour cukup dapat memberikan nilai ketepatan,
efisiensi dan cukup obyektif apabila dilakukan oleh klinikus yang berpengalaman. Selain itu tes
BOA cukup relibel, cukup menyenangkan bagi anak-anak, cukup efisien dari segi waktu dan biaya.
Tes BOA sederhana yang sering dilakukan di rumah sakit adalah dengan menggunakan benda atau
mainan yang berbunyi seperti bel, terompet.
2).Bermain
Audiometri bermain/play audiometry Anak yang cukup kooperatif, mau pakai headphone dan
bisa diajarkan bagaimana memberikan respons apabila mendengar suara dapat dilakukan metode
audiometri nada murni seperti tes pada orang dewasa. Hanya metode respons apabila mendengar
suara dilakukan dengan mainan, seperti memasukkan kelereng ke dalam kotak setiap mendengar
suara.
Disebut audiometri tutur/bicara karena yang di bunyikan pada alat bukanlah sebuah nada murni,
namun sebuah kata-kata (tutur) yang sudah dibakukan. Alat audiometri yang digunakan untuk
pemeriksaan ini harus sudah terkalibrasi. Prinsipnya hamper sama dengan pemriksaan nada murni
namun yang diperdengarkan kepada pasien adalah sebuah kata-kata. Kemudian pasien
diperintahkan untuk menirukan hingga intensitas suara yang terkecil, dan dicatat hasilnya.
3.CT. Scan
CT Scan adalah pemeriksaan yang non-invasif dan sederhana. Pasien diminta berbaring di atas
meja periksa yang akan masuk ke dalam mesin CT Scan, berbentuk seperti terowongan. Sebelum
melakukan CT Scan, dokter akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk konsultasi dan
persiapan. Biasanya pasien diminta untuk puasa selama beberapa jam jika pasien melakukan CT
Scan dengan disuntik cairan kontras. Sebelum melakukan CT Scan, sebaiknya pasien mengabari
dokter mengenai alergi yang dimiliki, pengobatan yang sedang dilakukan, atau kondisi khusus
lainnya seperti kehamilan.
CT Scan adalah alat bantu pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendeteksi banyak hal.
Misalnya untuk menilai kondisi pembuluh darah pada pasien Penyakit Jantung Koroner, emboli
paru, pembesaran pembuluh darah aorta, dan kelainan pembuluh darah lainnya. CT Scan juga
dapat digunakan untuk mengamati metastasis (penyebaran) tumor atau kanker, letak, serta
jenisnya.
Tidak semua orang dapat menjalani pemeriksaan CT Scan, sebab paparan sinar X yang diberikan
saat proses pemeriksaan dapat menyebabkan gangguan pada system tubuh tertentu. Oleh sebab itu,
sebaiknya pasien anak-anak atau ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan ini. Pasien anak
cenderung rentan dengan sinar X sebab tubuh mereka masih dalam proses pertumbuhan. Begitu
pun pada ibu hamil yang perlu menjaga pertumbuhan janin. Pemeriksaan CT Scan sebaiknya
didiskusikan terlebih dahulu pada dokter Anda dan harus melalui persetujuan dokter.