Anda di halaman 1dari 10

NASKAH PUBLIKASI

MONITORING AVAILABILITY FREQUENCY PADA KANAL HF


MENGGUNAKAN ANTENA DIPOLE BAND 30 METER

OLEH

DARWIN LAMBUO
NPM : 0725 1611 055

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2021

1
2
3

MONITORING AVAILABILITY FREQUENCY


PADA KANAL HF MENGGUNAKAN
ANTENA DIPOLE BAND 30 METER
Darwin Lambuo1, Muhammad Said, S.T,.M.T2, Achmad P. Sardju, S.T.,M.T3 Program Studi Teknik Elektro,
Fakultas Teknik, Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara, Indonesia.
Email: darwinlambuo11@gmail.com

Frekuensi radio merupakan sumber daya alam yang terbatas sehingga penggunaannya perlu diatur dan dipantau.
High Frequency (HF) yang bekerja pada band frekuensi 3 – 30 MHz merupakan salah satu band frekuensi yang
banyak digunakan dalam sistem telekomunikasi karena sistem telekomunikasi yang bekerja pada rentang
frekuensi HF dapat menjangkau wilayah yang jauh (1500 km).
Penelitian ini memonitoring ketersediaan kanal pada band HF menggunakan software SDSharp, dengan tujuan
untuk mengetahui avalaibilty bandwidth pada kanal tersebut. Antena yang digunakan adalah dipole 30 meter.
Monitoring dilakukan pada 4 mode demodulasi yaitu AM (Amplitude Modulation), WFM (Wideband
Frequency Modulation), USB (Upper Side Band), dan LSB (Lower Side Band).
Hasil monitoring dengan SDRSharp menunjukkan nilai SNR tertinggi yaitu 38,9 dB dan terendah sebesar 3 dB.
Kanal yang tersedia untuk bandwith diatas 500 KHz pada masing-masing mode adalah :
LSB pada band 3,710-4,437 MHz; 7,02-8,772 MHz dan 27,186-27,794 MHz. AM pada band 3,446-3,534 MHz;
9,486-9,574 MHz; 23,326-24,239 MHz dan 27,552-27,646 MHz. USB pada band 7,946-8,834 MHz; 9,836-
10,734 MHz; 24,716-25,724 MHz dan 28,051-29,420 MHz. Dan untuk mode FM, yaitu pada band 7,801-8,554
MHz; 11,621-12,914 MHz; 14,351-16,224 MHz; 16,226 MHz-17,105 MHz; 18,966-21,221 MHz; 22,641-
23,034 MHz dan 25,557-28,261 MHz.

Kata Kunci: HF, SDRSharp, Availability frequency

Radio frequency is a limited natural resource, so its use needs to be regulated and monitored. High Frequency
(HF) which works in the frequency band 3 – 30 MHz is one of the frequency bands that are widely used in
telecommunications systems because telecommunications systems that work in the HF frequency range can
reach far areas (1500 km).
This study monitors the availability of channels on the HF band using SDSharp software, with the aim of
knowing the availability of bandwidth on the channel. The antenna used is a 30 meter dipole.
Monitoring is carried out in 4 demodulation modes, namely AM (Amplitude Modulation), WFM (Wideband
Frequency Modulation), USB (Upper Side Band), and LSB (Lower Side Band).
The results of monitoring with SDRSharp showed that the highest SNR value was 38.9 dB and the lowest was 3
dB.
The available channels for bandwidth above 500 KHz in each mode are:
LSB in the band 3,710-4,437 MHz; 7.02-8.772 MHz and 27.186-27.794 MHz. AM in the 3,446-3,534 MHz
band; 9.486-9.574 MHz; 23,326-24,239 MHz and 27,552-27,646 MHz. USB in the 7.946-8.834 MHz band;
9.836-10,734 MHz; 24,716-25,724 MHz and 28.051-29,420 MHz. And for FM mode, which is in the 7,801-
8,554 MHz band; 11,621-12,914 MHz; 14,351-16,224 MHz; 16,226 MHz-17,105 MHz; 18,966-21,221 MHz;
22.641-23.034 MHz and 25.557-28.261 MHz.

Keywords: HF, SDRSharp, Availability frequency

I. PENDAHULUAN Kepulauan Maluku Utara dan Pulau Sulawesi yang


dibagian barat pulau Sulawesi dipisahkan dengan
Indonesia terdiri dari 34 provinsi yang terdiri pulau kalimantan oleh selat Makassar, sedangkan
dari 17.504 pulau dengan luas kurang lebih di bagian Timur Pulau Sulawesi dipisahkan dengan
mencapai 1,904,569 km. Hampir 2/3 nya adalah wilayah geografis Kepulauan Maluku dan papua
perairan yang menghubungkan antara pulau satu oleh laut Banda.
dengan pulau lainnya. Seperti halnya dengan
4

Frekuensi radio merupakan sumber daya alam Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya,
yang terbatas sehingga penggunaannya perlu diatur Fathoni, Susetyo, dan Hendrantoro (2010) juga
dan dipantau. Fungsi ini dilakukan oleh pemerintah meneliti pemodelan markov untuk kanal HF
availability pada link malang-surabaya. Membahas
sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat.
tentang tersedianya kanal HF yang merupakan
Dengan jumlah pengguna frekuensi radio yang faktor penting dalam desain dan komunikasi.
banyak diperlukan sistem pengaturan dan Model-model ketersediaan kanal HF sebagai fungsi
pemantauan yang sistematis dan efisien. Mengingat waktu, lokasi geografis, dan aktivitas matahari
pengguna frekuensi radio ini meliputi pemerintah, yang telah dikembangkan beberapa tahun terakhir.
pertahanan dan keamanan, swasta, amatir radio Kanal HF ini bekerja pada frekuensi 3-30 MHz dan
serta untuk marabahaya dan penanggulangan memiliki panjang gelombang 10meter-100meter.
Mempunyai level tegangan noise HF yang berbeda
bencana.
pada waktu sore dan malam tinggi, sedangkan pada
pagi dan siang hari rendah, perubahan ini sesuai
Salah satu kelebihan teknologi yang digunakan dengan teori propagasi HF yang dipengaruhi oleh
dan dikembangkan dalam lingkup komunikasi kondisi waktu.
radio frekuensi tinggi atau High Frequency (HF)
yang bekerja pada frekuensi 3-30 MHz adalah Bacharuddin et al. (2018) dengan artikel yang
sistem komunikasi yang relatif murah berjudul optimum work frequency for marine
monitoring based on genetic algorithm dalam
dibandingkan dengan sistem komuniksi lain.
penelitian ini membahas tentang Komunikasi yang
Sistem komuniksi HF memiliki kelebihan yaitu menggunakan HF (High Frequency) merupakan
dapat digunakan dalam komunikasi jarak jauh sistem yang bergantung pada perambatan
(1500 Km), dan beberapa percakapan sekaligus gelombang menggunakan gelombang langit yang
tanpa saling mengganggu. Media untuk komunikasi dipantulkan oleh lapisan ionosfer bumi sehingga
radio HF adalah ionosfer yang memiliki sangat efektif untuk jarak jauh komunikasi, tetapi
sangat bergantung pada berbagai kondisi ionosfer
karakteristik propagasi berbeda berdasarkan tempat
dari siang dan malam serta lokasi pemancar dan
dan waktu tertentu. penerima radio.

Gelombang HF memiliki beberapa sifat yang A. TEORI DASAR


unik, hal ini juga di sebut sebagai kekurangan dan
Komunikasi menggunakan gelombang frekuensi HF
membatasi maksimumnya sebagai sarana yang
merupakan komunikasi yang fleksibel dan murah
efektif untuk komunikasi jarak jauh. Kondisi karena tidak tergantung dengan operator saluran
ionosfer yang berubah secara cepat dan pengguna (Fahraini Bacharuddin 2016). Namun frekuensi ini
gelombang HF hanya memiliki beberapa juga memiliki kelemahan, yaitu dipengaruhi oleh
kesempatan dalam hal ini pemilihan waktu dan kondisi siang dan malam. Faktor yang
penyesuaian frekurensi yang akan digunakan. mempengaruhi dan perlu menjadi bahan
pertimbangan saat menggunakan sistem
komunikasi radio HF adalah:
II. PENELITIAN TERDAHULU
1.Sifat kesederhanaan bahwa sistem
Penelitian tentang monitoring high frequency komunikasi HF secara teoritis dapat mencapai
banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti. semua tempat dimuka bumi, tidak memerlukan
Bacharuddin, Budiyanto, dan Wuryanto (2016) prasarana yang terlalu mahal dan simpel,
dalam artikel yang berjudul optimasi prediksi high mempunyai mobilitas dan fleksibilitas yang tinggi.
frequency untuk komunikasi jarak jauh guna Dengan adanya sifat kesederhanaan dari sistem
pemantauan laut wilayah indonesia. Menjelaskan komunikasi HF ini maka biaya investasi dan
tentang perubahan ionosfer sehingga frekuensi operasional relatif menjadi rendah.
kerja dengan satu kanal frekuensi tidak dapat
digunakan untuk mendukung komunikasi secara 2.Dalam sistem radio HF mempunyai
terus-menerus selama 24 jam dari waktu ke waktu keterbatasan yang sangat mempengaruhi
antar unsur yang tergabung dalam kegiatan kehandalan, seperti sifat propagasi gelombang HF
operasional dengan posisi yang berbeda. Penelitian yang tergantung kepada jarak, waktu, cuaca, letak
ini menggunakan metode diskriptif yang bertujuan keadan geografis dari stasion radio yang
untuk mendeskripsikan fenomena dan konteks bersangkutan.
optimasi HF guna mendukung operasional
pemantauan wilayah laut indonesia.
5

B. Ionosfer D,E, F, dan F1 menjadi sangat kehabisan elektron


bebas, sehingga hanya daerah F2 yang tersedia
Ionosfer adalah proses fisik mengubah atom untuk komuniksi. Hanya daerah E, F1 dan F2 yang
atau molekul menjadi ion dengan menambahkan membiaskan gelombang HF. Sedangkan daerah D
atau mengurangi partikel bermuatan seperti sangat penting, karena meskipun tidak membiaskan
elektron dan muatan lainya. Lapisan ini berperan gelombang radio HF menyerap atau melemahkan.
sangat penting bagi keelemen atmosfer. Fungsi Wilanyah F2 merupakan wilayah terpenting untuk
ionosfer adalah mempengaruhi rambatan radio ke propagasi radio HF karena:
tempat yang jauh di muka bumi. Lapisan berada di
ketingian sekitar 75 km sampai dengan sekitar 650 1.Hadir 24 jam sehari.
km. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu:
2.Ketinggian memungnkinkan jalur komunikasi
1.Lapisan ozon terletak diantara 80-150 km terpanjang.
dengan rata-rata 100 km dpl. Tempat terjadinya
3.Mencerminkan frekuensi tertinggi dalam
lapisan ini di proses ionisa tertinggi. Mempunyai
rentang HF.
sifat memantulkan gelombang radio. Sedangka
suhu udara di lapisan ini berkisr -70°C sampai Ionosfer adalah bagian atmosfer yang
+50°C. terionisasi oleh radiasi matahari. Di dalam sistem
komunikasi HF, lapisan ini berfungsi sebagai
2.Lapisan udara F terletak diantara 150-400 km.
media propagasi gelombang radio dari pemancar
Lapisan ini juga dinamakan lapisan udara appleton.
menuju penerima. Propagasi ini terjadi dengan
3.Lapisan udara atom letaknya diantara 400-800 memanfaatkan karaktaristik difraksi pada lapisan
km. Lapisan ini meneriman panas langsung dari tersebut. Lapisan ini bersifat dinamis karena
matahari dan suhunya mencapai 1200c. Sedangkan dipengaruhi oleh perubahan waktu sepanjang hari,
suhu umum pada udara atom berkisar antara -72°C perubahan musim selama setahun, perbedaan garis
sampai 228°C. lintang, aktivitas matahari serta perbedaan
ketinggian lapisan ionosfer sebagai media pemantul
gelombang.

Gambar 1 Ionosfer Operation


C. Wilayah Ionosfer
Gambar 2 Struktur Lapisan Ionosfer Siang Dan
Di wilayah yang membentang dari ketinggian
Malam
sekitar 50 km hingga lebih dari 500 km. Sebagian
besar molekul atmosfer terionisasi oleh radiasi dari D. Maximum Usable Frequency (MUF)
matahari. Elektron bebas di ionosfer menyebabkan
gelombang radio HF dibiaskan (bengkok) dan MUF adalah frekuensi tertinggi, dimana
akhirnya di pantulkan kembalin ke bumi. Semakin gelombang masih bisa dipantulkan ke bumi dengan
besar kerapatan elektron, maka semakin tinggi jarak tertentu. MUF juga berfungsi sebagai batasan
frekuensi yang dapat dipantulkan. Pada siang hari maksimum frekuensi yang dapat di gunakan untuk
mungkin ada 4 wilayah yang disebut D, E, F1 dan komunikasi. Jika MUF lebih tinggi, maka
F2. Perkiraan kisan ketinggiannya adalah: kemungkinan berhasil komunikasi sanggantlah
kecil.
1.Wilayah D 50-90 km.
2.Wilayah E 90-140 km.
3.Wilayah F1 140-210 km.
4.Wilayah F2 lebih dari 210 km.
Pada waktu tertentu tentukan selama siklus
matahari, wilayah F1 mungkin tidak berbeda dari
wilayah F2 dengan dua penggabungan untuk
membentuk wilayah F, pada malam hari daerah
6

Gambar 3 Frekuensi Maksimum


Gambar 4. Flowchart Diagram Alur Proses Pembuatan Sistem
Berdasarkan Aktifitas Matahari
E. Polarisasi
Gambar1 merupakan flowchart proses perancangan
Polarisasi, bersama frekuensi, sudut fase dan
uvaluasi kinerja antena dipole untuk monitoring
arah merupakan salah satu parameter untuk
high frequency dilakukan studi pustaka terlebih
menjelaskan perambatan gelombang radio.
dahulu yang bertujuan untuk mendapatkan
Polarisasi dapat dijelaskan sebagaimana sebuah tali
referensi-referensi mengenai penelitian yang akan
dihentakkan. Jika tali dihentakkan ke arah vertikal,
dilakukan. Setelah dilakukan studi pustaka
maka pergerakan tali tersebut juga akan berada
dilanjutkan dengan proses perancangan uvaluasi
pada bidang vertikal, tanpa pergerakan
kinerja antena dipole untuk monitoring high
menyamping, pergerakan ini disebut polarisasi
frequency yang dilanjutkan dengan pemantauan
vertikal. Sedangkan jika tali dihentakkan dari sisi
serta analisa.
ke sisi secara horisontal, maka pergerakan tali juga
berada pada bidang horisontal. Hal ini disebut IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
polarisasi vertikal. Pergerakan tali ketiga adalah
ketika tali digerakkan membentuk lingkaran, maka A. Pengujian Antena Dipole HF
akan terbentuk polarisasi sirkuler. Ketika
pergerakan dibatasi pada bidang tunggal, seperti Cara kerja antena dipole sebenarnya sama
pergerakan polarisasi secara vertikal dan dengan antena pada umumnya. Perlu diingat bahwa
horisontal, maka pergerakan ini disebut polarisasi antena bekerja pada gelombang elektromagnetik
bidang. yang terdiri dari medan magnet dan medan listrik.
Bila antena dipole dialiri dengan arus listrik maka
III. METODELOGI PENELITIAN akan tercipta gelombang elektromagnetik dan
gelombang tersebut akan mememancar ke arah
Metodologi penelitian merupakan suatu tertentu.
tahapan penelitian yang harus ditetapkan terlebih
dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah, Saat gelombang ini bertemu dengan logam atau
terhadap masalah yang sedang dibahas. Dengan antena lainnya maka gelombang elektromagnetik
demikian penelitian yang dilaksanakan menjadi ini akan diterjemahkan dan diambil informasinya.
terarah dan sistematis serta memudahkan dalam Informasi tersebut dapat berupa suara, gambar, atau
menganalisis permasalahan yang sedang dihadapi. video seperti pada TV kita.
A. Diagram Alir Proses Perancangan Sistem Gambar 5 Skema Pengukuran Mengunakan
Antena Dipole
Mulai

Mengumpulkan komponen yang


dibutuhkan serta menentukan prameter
yang diingginkan

Merancang antena dipole


high frequency (HF)

Keterangan gambar perancangan antena dipole


yang terhubung dengan komputer yaitu sebagai
Pengujian antena berikut :
berfungsi dengan baik
1.Antena yang bertindak sebagai reciver sebagai
menerima signal.
Monitoring high
frequency (HF) 2.Balun mampuh menahan impendansi gelombang
elektromagnetik.

3.Kabel RG-8 untuk menerima data, RTL-SDR


Analisa hasil
diperlukan untuk proses pengumpulan data
sebagai bahan analisa.

Selesai
7

4.SDR (Software Defined Radio) merupakan 7.DSB (Double Side Band) mirip digunakan
konsep komunikasi RF dengan firmware dengan AM, tetapi membutuhkan penyetelan
sehingga pemprosesan signal yang dilakukan terpusat.
dengan hardware RTL-SDR yang 8.RAW (Raw IQ signal) Digunakan untuk
menghubungkan antena dipole dengan komputer. mendengarkan atau merekam data RAW IQ.
5.Komputer yang akan melakukan proses
komunikasi data yang didapat dalam bentuk
signal yang sebelumnya diterima antena dengan
bantuan SDR sebagai modul penghubung antara
antena dan komputer.

B. Signal To Nois Ration (SNR)

Signal To Noise Ratio atau biasanya disingkat


dengan SNR atau S/N ration adalah ukuran yang
digunakan untuk membandingkan tingkat signal
yang diinginkan dengan tingkat Kebisingan atau
Kebisingan yang tidak diinginkan yang diambil
dari latar belakang. Dengan kata lain, Signal To
Noise Ration ini juga dapat didefinisikan sebagai
ration signal daya terhadap daya noise yang
dinyatakan dalam satuan desibel (dB). Dalam
bahasa Indonesia, Signal To Noise Ration ini juga
sering diterjemahkan menjadi rasion signal Gambar6 JenisModeDemodulasi Di SDRSharp
terhadap noise.
E. Hasil Perekaman Signal
C. Noise Floor (NF)
Proses penerimaan signal dimulai dengan
Noise floor adalah besarnya gangguan menetapkan frekuensi 3-30 MHz. Signal yang di
frequency yang tercipta dari jumlah semua sumber rekam mengunakan software SDRSharp akan
kebisingan dan signal yang tidak diinginkan dalam menerima loncatan gelombang radio yang
sistem pengukuran, di mana noise didefinisikan menghasilkan signal suara yang dapat didengar.
sebagai signal selain yang dimonitor.
Berikut merupakan kualitas SNR (Signal To
D. Memilih Jenis Mode Demodulasi Nois Ratio) dibagi dalam beberapa kategori:

1.LSB (Lower Side Band) digunakan dalam pita Tabel 4.1 Kualitas SNR (Signal To Noies Ratio)
HF oleh pengguna radio ham untuk mengirimkan NO SNR (Signal Kategori Keterangan
suara dan data secara efisien dengan bandwidth
kecil. To Noies
2.AM (Amplitude Modulation) digunakan oleh
stasiun siaran AM yang dapat diterima oleh radio Ration)
gelombang pendek normal dan juga digunakan
oleh frekuensi suara pita udara yang digunakan 1 >40 dB SNR Excellent Cepat
oleh pesawat terbang dan pengatur lalu lintas
udara. Signal (5 Terkoneksi
3.USB (Upper Side Band) sama dengan LSB yang
digunakan dalam pita HF oleh pengguna radio bars)
ham untuk mengirimkan suara dan data secara
efisien dengan bandwidth kecil. 2 25 dB – 40 dB Very Good Terkoneksi
4.WFM (Wideband Frequency Modulation) ini
adalah mode yang digunakan stasiun siaran FM SNR Signal (3 – 4 Baik
(stasiun misik radio).
5.NFM (Narrowband Frequency Modulation) bers)
mode yang umum digunakan digunakan oleh
radio walkie talkie, radio cuaca, dan sebagian 3 15 dB – 25 dB Low Signal ( Terkoneksi
besar signal digital VHF / UHF.
6.CW (Continuous Wave) digunakan untuk SNR 2 bars) Baik
mendengarkan kode Morse.
8

4 10 dB – 15 dB Very Low Koneksi Oscillator) 22,825 MHz , peak -29,8 dBFS, Floor -
41,5 dBFS dan SNR (Signal To Noise Ratio) 11,6
SNR Signal (1 Tidak dB. Berdasarkan dari tabel 4.1 untuk nilai SNR 10
dB-15 dB ini sangat lemah dan troughput-nya
bars) Terlalu rendah. Maka hasil suara yang di hasilkan tidak
begitu bagus.
Stabil

5 5 dB – 10 dB - Koneksi F. Monitoring Menggunakan Mode LSB

SNR Sangat Tidak Pada saat proses menerima signal LSB (Lower
Side Band) 3-30MHz terdapat gelombang signal
Stabil yang ditangkap, Proses monitoring di lakukan pada
jam 15:01 WIT tanggal 25, mei 2021.

Tabel 2 Hasil monitoring mengunakan mode


LSB

No Frekuensi (MHz) NF (dB) SNR (dB)


1 3.395 -40,5 2,5
2 3.397 -39,6 1,7
3 3.427 -39,6 1,7
4 3.465 -40,5 1,4
5 3.709 -40,7 2,2
6 4.438 -44 17,1

Gambar 7 Hasil monitoring mengunakan mode 7 4.646 -40,4 4,8


WFM 8 4.672 -40,4 4

Gambar 7 memperlihatkan bentuk signal 9 5.360 -41,1 2,2


frekuensi yang ditampilkan menggunakan mode 10 5.650 -43 15,5
WFM dan memiliki VFO (Variabel Frequency
11 5.847 -39,5 5,1
Oscillator) 4,092 Mhz , peak -27,5 dBFS, Floor -
39,8 dBFS dan SNR (Signal To Noise Ratio) 12,2 12 5.881 -42,4 5,2
dB. Berdasarkan tabel 4.1 maka harga SNR ini
13 6.120 -38,3 2,7
masuk kategori (Very Low Singnal), artinya nilai
SNR ini sangat lemah dan troughput-nya rendah. 14 6.565 -41,7 2,1
Maka hasil suara yang di hasilkan tidak begitu
15 7.141 -42,4 2,9
bagus.
16 7.717 -40,2 3,1
17 7.732 -36,9 2,9
18 7.760 -36,6 1,6
19 7.775 -41,5 1,6
20 7.796 -38,3 1,8
21 7.801 -40,8 1,3
22 8.773 -32,1 4,9
23 9.059 -41,3 3,2
24 9.655 -37,9 3,2
Gambar 9 Hasil monitoring mengunakan mode
LSB 25 9.680 -40,6 3
26 9.720 -36 1,2
Gambar 9 memperlihatkan bentuk signal
frekuensi yang ditampilkan menggunakan mode 27 10.475 -40,9 1,9
LSB dan memiliki VFO (Variabel Frequency
9

28 10.765 -31,4 3,8 Tabel 3 Hasil monitoring mengunakan mode


WFM
29 11.505 -37,9 2,7
30 11.645 -39,2 3 No Frekuensi (MHz) NF (dB) SNR (dB)
31 12.685 -28,5 0,9 1 3.641 -44,5 12,8
32 13.670 -37,5 11,5 2 4.093 -46,6 9,1
33 14.135 -41,8 18,9 3 4.542 -50,6 11,3
34 15.130 -42,3 26,6 4 4.745 -42,3 12,7
35 15.515 -30,4 1,8 5 5.195 -44,4 8
36 20.675 -41,7 9,8 6 5.655 -47,6 10,2
37 20.915 -43,1 6,9 7 5.870 -44,8 12
38 22.530 -44,2 16,3 8 6.330 -42,4 10
39 22.825 -41,5 11,6 9 6.805 -45,8 11,2
40 24.135 -45 17,4 10 7.035 -46,2 14,1
41 24.998 -38,4 6 11 7.440 -46,3 6
42 25.391 -41,2 11 12 7.800 -49,6 11,1
43 25.830 -38,8 6,7 13 8.555 -47,6 10,9
44 26.085 -37,8 4,9 14 8.780 -46,3 14,1
45 26.285 -38,1 5,7 15 9.200 -45,1 9,3
46 26.625 -38,6 18,5 16 9.565 -49 13,6
47 27.185 -39 7,2 17 9.895 -43,3 7,7
48 27.795 -43,1 12,5 18 10.320 -46 12,3
49 28.121 -42,2 11,9 19 10.770 -43,7 9,4
50 28.232 -41 10,3 20 11.620 -46,9 8,9
51 28.461 -41 33,1 21 12.915 -47,5 11
52 28.800 -41,4 33,6 22 13.130 -41,4 10,3
53 29.143 -43 25,4 23 13.565 -51,3 6,8
54 29.483 -41,9 16,3 24 14.350 -43,2 23,3
55 29.952 -43,7 33,2 25 14.262 -43,3 10,1
26 16.136 -45,3 12,3
Pada hasil monitoring menggunakan mode LSB 27 16.225 -43,6 25,9
terdapat nilai SNR >33,6 yang lebih tinggi dari
28 17.106 -46,2 12,3
semua nilai yang diperoleh, nilai tersebut dapat
dilihat pada tabel 4.2. Dari hasil monitoring di kota 29 17.505 -46 11,8
ternate menunjukan bahwa spectrum High 30 17.945 -44,3 12,4
Frequency (HF) pada band 3-30 MHz masih
banyak yang kosong. 31 18.035 -43,4 23,8
32 18.965 -46,6 13,5
G. Monitoring Mengunakan Mode WFM
33 21.222 -45,2 7,7
Pada saat proses menerima signal WFM 34 21.670 -43,6 11,1
(Wideband Frequency Modulation) 3-30 MHz
terdapat gelombang signal yang ditangkap, Proses 35 21.755 -43,7 23,2
monitoring dilakukan pada jam 21:11 WIT tanggal 36 22.640 -46,4 13,4
26, mei 2021.
37 23.035 -45,6 9,6
38 23.480 -44,3 12,1
10

39 24.630 -45,7 9,3 Fathoni A, Susetyo W, Hendrantoro G.


PEMODELAN MARKOV UNTUK KANAL HF
40 25.027 -46,1 8,5 AVAILABILITY PADA LINK MALANG-
41 25.471 -46 10,6 SURABAYA. 2010(semnasIF).
42 25.556 -43,8 24,1 Bacharuddin F, Budiyanto S, Wuryanto H.
43 28.262 -44,5 12,4 Optimasi Prediksi High Frekuensi Untuk
Komunikasi Jarak Jauh Guna Pemantauan Laut
44 29.188 -44,6 26,2 Wilayah Indonesia 2016.
Pada hasil monitoring menggunakan mode Australian Government - IPS Radio and Space
WFM terdapat nilai SNR >26,2 yang lebih tinggi Services. Introduction to HF Radio Propagation.
dari semua nilai yang diperoleh, nilai tersebut dapat Published online 2010:1-25.
dilihat pada tabel 4.5. Dari hasil monitoring di kota
ternate menunjukan bahwa spectrum High SinduGusti. Propagasi Gelombang Radio.
Frequency (HF) pada band 3-30 MHz masih Published online 2015:86-119.
banyak yang kosong. https://repository.unikom.ac.id/32993/1/ANTENA
PROPAGASI.pdf
V. KESIMPULAN
Riwayat Pendidikan
berdasarkan pada rumusan masalah yang ada
sehingga dapat ditarik beberapa kesimpulan Darwin Lambuo Adalah penulis
sebagai berikut : Skripsi ini. Penulis dilahirkan di Kupal
pada tanggal 07 Oktober 1998 sebagai
1. Monitoring High Frequency (HF) 3-30 MHz anak ke dua dari dua bersaudara.
menggunakan software SDRSharp untuk Penulis lahir dari pasangan Bapak
beberapa mode demodulasi yaitu AM Fahmi Sangkali dan Ibu Kalasum
(Amplitude Modulation), WFM (Wide band Lambuo. Penulis memulai jenjang Pendidikan SD,
Frequency Modulation), USB (Upper Side di SD.N Kupal, Halmahra Selatan Bacan Selatan
Band), dan LSB (Lower Side Band). (Lulus pada tahun 2010), Melanjutkan ke MTs.N
2. Hasil monitoring menunjukkan masih Ternate, Kota Ternate Utara (Lulus pada tahun
terdapatnya kanal HF yang belum terpakai. 2013), dan melanjutkan ke MA-Alkhairaat Labuha,
Berikut adalah availability bandwidth HF diatas Halmahera Selatan (Lulus pada tahun 2016). Pada
500 KHz untuk mode demodulasi LSB, AM, tahun 2016 penulis Melanjutkan studi di perguruan
USB dan FM : tinggi di salah satu Universitas yang ada di Kota
 LSB : 3,710-4,437 MHz; 7,02-8,772 MHz dan Ternate, Atau lebih tepatnya di Universitas Khairun
27,186-27,794 MHz. Ternate, Fakultas Teknik Program Studi Teknik
 AM : 3,446-3,534 MHz; 9,486-9,574 MHz; Elektro. Dalam rangka menyelesaikan pendidikan
23,326-24,239 MHz dan 27,552-27,646 MHz. dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
 USB : 7,946-8,834 MHz; 9,836-10,734 MHz; gelar serjana (S1) di Fakultas Teknik Program
24,716-25,724 MHz dan 28,051-29,420 MHz. Studi Teknik Elektro, Penulis melakukan penelitian
 FM : 7,801-8,554 MHz; 11,621-12,914 MHz; dan menyusun skripsi dengan judul “Monitoring
14,351-16,224 MHz; 16,226 MHz-17,105 Availability Frequency Pada Kanal HF
MHz; 18,966-21,221 MHz; 22,641-23,034 Menggunakan Antena Dipole Band 30 Meter” di
MHz dan 25,557-28,261 MHz. bawa bimbingan Bapak Muhammad Said, S.T.,M.T
sebagai pembibing 1 dan Bapak Achmad P. Sardju,
S.T.,M.T sebagai pembibing 2.
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyo F, Studi P, Elektro T, Pascasarjana P, Ilmu


B, Indonesia U. Manajemen Sistem Monitoring
Frekuensi Radio Nasional. Published online 2008.

Bacharuddin F, Wuryanto H, Yuliza, Nugraha B.


Optimum Work Frequency for marine monitoring
based on Genetic Algorithm. Telkomnika
(Telecommunication Comput Electron Control.
2018.

Anda mungkin juga menyukai