Anda di halaman 1dari 6

Modul MATEMATIKA EKONOMI-2 ANGGA PRATAMA, S.E., M.M.

PERTEMUAN KE- 16
PENERAPAN ALJABAR MATRIKS

A. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah selesai mempelajari
modul ini, Anda diharapkan mampu:
16.1 Memahami penggunaan matriks dan determinan dalam Bisnis dan
Ekonomi.
16.2 Menggunakan matriks transaksi dan teknologi untuk melakukan analisis
input dan output.

B. URAIAN MATERI

PENERAPAN ALJABAR MATRIKS

ANALISIS MASUKAN – KELUARAN (M-K)

Salah satu terapan aljabar matriks dalam ilmu ekonomi adalah analisis
masukan dan keluaran. Prinsip dasar analisis ini ialah bagaimana caranya
menentukan agar setiap n sektor dalam prosedur ekonomi tepat memproduksi
sejumlah jenis barang untuk dapat memenuhi permintaan dari sektor-sektor lain,
dan sisanya untuk keperluan masyarakat (permintaan akhir).
Kesimpulan yang dapat ditarik ialah bahwa setiap sektor dalam
perekonomian saling berkaitan atau dengan kata lain sektor yang satu tergantung
pada sektor yang lain. Misalnya perekonomian suatu daerah dinyatakan dengan
ketergantungan antara sektor pertanian, sektor pabrikasi dan sektor jasa.
Ketergantuan antar ketiga sektor tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

S-1 MANAJEMEN [ 110 ]


Modul MATEMATIKA EKONOMI-2 ANGGA PRATAMA, S.E., M.M.

Pabrikasi Pertanian Jasa Permintaan Jumlah


Akhir Keluaran
Pabrikasi 30 50 10 60 150
Pertanian 20 60 30 90 200
Jasa 10 40 50 80 180
Matriks A C X
Metode untuk menyelesaikan persoalan masukan dan keluaran ini dapat
dilakukan sebagai berikut:
1. Misalkan keluaran sektor ke-i sebanyak xi, digunakan untuk n sektor dan
sisanya, ci. aij adalah koefisien masukan sektor ke-i dan keluaran sektor ke-
j (i = 1,2,3...,n dan j = 1,2,...,n)
2. Jumlah keluaran sektor ke-i dinyatakan dengan persamaan:
x1 = a11 x1 + a12 x2 +a13 x3 +... +a1n xn +c1
x2 = a21 x1 + a22 x2 +a23 x3 +... +a2n xn +c2
...
xn = an1 xn + an2 xn +an3 xn +... +ann xn +cn
Persamaan ini jika ditulis dalam bentuk matriks:
𝑥1 𝑎11 𝑎12 … 𝑎1 𝑥1 𝑐1
𝑥2 𝑎2 1𝑎22 …. 𝑎2 𝑥2 𝑐2
. = . . . . + .
. . . . . . .
(𝑥𝑛 ) …
( 𝑎𝑛1 𝑎𝑛2 𝑎𝑛 ) (𝑥𝑛 ) (𝑐𝑛 )

3. Jumlah keluaran dapat dicari dengan cara berikut:


X = AX + C  X – AX = C
Atau (I – A)A = C
Dimana:
X = jumlah keluaran
A = matriks masukan
C = matriks permintaan akhir
Jika matriks I-A bukan matriks singular yakni |I-A| ≠ 0, maka:
X = (I – A)-1 . C

S-1 MANAJEMEN [ 111 ]


Modul MATEMATIKA EKONOMI-2 ANGGA PRATAMA, S.E., M.M.

Contoh:
1. Tentukan jumlah keluaran untuk sektor P,Q dan R, jika diketahui matriks
koefisien:
0,4 0,3 0,1 140
𝐴 = [0,2 0,2 0,3] dan jumlah permintaan akhir 𝐶 = [220]
0,2 0,4 0,2 150
Jawab:
X = (I – A)-1 . C
1 0 0 0,4 0,3 0,1 0,6 −0,3 −0,1
I – A = [0 1 0] − [0,2 0,2 0,3] = [−0,2 0,8 −0,3]
0 0 1 0,2 0,4 0,2 −0,2 −0,4 0,8

det (I-A) = |I-A| = (0,6)(0,8)(0,8)+(-0,3)(-0,3)(-0,2)+(-0,1)(-0,2)(-0,4) –


(0,2)(0,8)(-0,1)-(-0,4)(-0,3)(0,6)-(0,8)(-0,2)(-0,3)
= 0,384 - 0,018 - 0,008 – 0,016 – 0,072 – 0,048
= 0,384 – 0,162
= 0,222 ≈ 0,2

𝑎22 𝑎23 𝑎12 𝑎13 𝑎12 𝑎13


|𝑎 𝑎33 | − |𝑎32 𝑎33 | |𝑎22 𝑎23 |
32
𝑎21 𝑎23 𝑎11 𝑎13 𝑎11 𝑎13
Adj(I-A) = −|𝑎 𝑎33 | |𝑎31 𝑎33 | − |𝑎21 𝑎23 |
31
𝑎21 𝑎22 𝑎11 𝑎12 𝑎11 𝑎12
[ |𝑎31 𝑎32 | − |𝑎31 𝑎32 | |𝑎21 𝑎22 | ]
0,8 −0,3 −0,3 −0,1 −0,3 −0,1
| | −| | | |
−0,4 0,8 −0,4 0,8 0,8 −0,3
−0,2 −0,3 0,6 −0,1 0,6 −0,1
= −| | | | −| |
−0,2 0,8 −0,2 0,8 −0,2 −0,3
−0,2 0,8 0,6 −0,3 0,6 −0,3
| | −| | | |
[ −0,2 −0,4 −0,2 −0,4 −0,2 0,8 ]
0,64 − 0,12 −(−0,24 − 0,04) 0,09 + 0,08
= [−(−0,16 − 0,06) 0,48 − 0,02 −(−0,18 − 0,02)]
0,08 + 0,16 −(−0,24 − 0,06) 0,48 − 0,06
0,52 0,28 0,17
= [0,22 0,46 0,20]
0,24 0,30 0,54

S-1 MANAJEMEN [ 112 ]


Modul MATEMATIKA EKONOMI-2 ANGGA PRATAMA, S.E., M.M.

0,52 0,28 0,17


1 1
(I – A) = det 𝐼−𝐴 . 𝑎𝑑𝑗 (𝐼 − 𝐴) = 0,2 [0,22
-1
0,46 0,20]
0,24 0,30 0,54
2,6 1,4 0,9
= [1,1 2,3 1,0]
1,2 1,5 2,7
2,6 1,4 0,9 140 364 + 308 + 135 807
X = [1,1 2,3 1,0] 𝑥 [220] = [154 + 506 + 150]= [810]
1,2 1,5 2,7 150 168 + 330 + 405 903

Jadi kebutuhan barang P = 807 ; Q = 810 dan R = 903.

2. Tentukan jumlah keluaran untuk sektor P,Q dan R, jika diketahui matriks
koefisien:
0,3 0,4 0,2 1000
𝐴 = [0,2 0 0,5] dan jumlah permintaan akhir 𝐶 = [ 40 ]
0,1 0,3 0,1 50
Jawab:
X = (I – A)-1 . C
1 0 0 0,3 0,4 0,2 0,7 −0,4 −0,2
I – A = [0 1 0] − [0,2 0 0,5] = [−0,2 1 −0,5]
0 0 1 0,1 0,3 0,1 −0,1 −0,3 0,9

1.87 1,05 1
𝑎𝑑𝑗 (𝐼−𝐴)
(I – A) =
-1
= [1,57 1,52 0,99]
det 𝐼−𝐴
0,40 0,62 1,55
1.87 1,05 1 1000 270
X = [1,57 1,52 0,99] 𝑥 [ 40 ] = [167,3]
0,40 0,62 1,55 50 142,3

S-1 MANAJEMEN [ 113 ]


Modul MATEMATIKA EKONOMI-2 ANGGA PRATAMA, S.E., M.M.

C. LATIHAN SOAL/TUGAS
1. Hasil analisis masukan dan keluaran antar sektor dalam suatu perekonomian
adalah sebagai berikut:

Sektor Pertanian Manufaktur Jasa Permintaan Akhir


Pertanian 50 50 40 60
Manufaktur 40 80 80 40
Jasa 60 80 60 40
Hitunglah koefisien masukan dan keluaran setiap sektor!

2. Hubungan input-output antar sektor dalam suatu perekonomian ditunjukkan


oleh tabel berikut:

Permintaan
Sektor A Sektor B Sektor C
Akhir
Sektor A 80 100 100 40
Sektor B 80 200 60 60
Sektor C 80 100 100 20

a. Hitunglah masing-masing koefisien inputnya


b. Berapa output total per sektor bila permintaan akhir terhadap setiap
sektor yang diharapkan merata menjadi sama-sama 60?
c. Hitung juga perubahan nilai tambah setiap sektor!

D. DAFTAR PUSTAKA

Badrudin, R. & Algifari. 2003. Matematika Bisnis. Yogyakarta: BPFE-


Yogyakarta.

Dumairy, 2010. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi, BPFE,


Yogyakarta.

Danang Sunyoto, Matematika Ekonomi, Ardana, Yogyakarta, 2007.

S-1 MANAJEMEN [ 114 ]


Modul MATEMATIKA EKONOMI-2 ANGGA PRATAMA, S.E., M.M.

Kalangi, JB. 2005, Matematika Ekonomi dan Bisnis, Jilid 2. Cetakan kelima.
Jakarta: Salemba Empat.

Silaen, S.. 2011, Matematika untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta: Mitra
Wacana Media.

Supranto. J, Matematika untuk Bisnis dan Ekonomi, Universitas Indonesia,


Jakarta, 2002.

S-1 MANAJEMEN [ 115 ]

Anda mungkin juga menyukai