Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDUVIDU

MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Rasisme dan Diskriminasi

Guna memenuhi tugas yang disampaikan

Oleh Dosen Handri Raharjo,SH.MH

Disusun oleh

Azalia Dara Ninggar Agusta (NIM : 20323193)

Kelas B

PRODI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2020


b. kasus pengepungan mahasiswa papua di Surabaya

tahun lalu telah terjadi kasus pengepungan asrama mahasiswa papua di surabaya akibat
beredarnya foto bendera merah putih yang dirusak lalu dibuang di selokan sekitar asrama
oleh ormas surabaya. Pada tanggal 16 Agustus 2019, pukul 16.00 WIB para aparat dan
sejumlah organisasi massa mengepung dan menyerang asrama.

Kejadian ini disayangkan oleh para aktivis-aktivis dan beberapa masyarakat, karena pada
kejadian itu para mahasiswa papua langsung diserang dan dikepung tanpa adanya investigasi
atau penanyaan secara langsung terkait perusakan bendera merah putih.

Selama semalaman para aparat yang mengepung asrama dan disertai tindakan perusakaan
fasilitas asrama lalu diikuti dilepasnya gas air mata ke arah asrama mahasiswa papua, dan
mereka juga melontarkan makian bernada rasis kepada mahasiswa papua. Tindakan aparat
seperti in sangat disayangkan sebaiknya aparat yang berada di tempat dapat menetralkan
situasi antar mahasiswa dan ormas agar tidak terjadinya kericuhan dan menyebabkan
kerugian salah satu pihak, sebab tindakan aparat secara berlebihan telah mengakibatkan
kerusakan fasilitas, mahasiswa merasa terintimidasi dan sedikitnya lima mahasiswa papua
terluka.

Keesokan harinya pada tanggal 17 Agustus 2019, para aparat membawa penghuni mahasiswa
surabaya sebanya 43 orang kepolrestabes surabaya untuk menjalani pemeriksaan terkait isu
yang beredar. Setelah menjalani pemeriksaan akhirnya 43 mahasiswa dipulangkan kembali
ke asrama. Hasil dari investigasi mahasiswa papua mengaku tidak tahu perihal perusakan
bendera merah putih. Mereka bercerita siang itu keluar asrama untuk membeli makan, tetapi
saat pulang, mereka terkejut karena sudah melihat bendera merah putih rusak dan di selokan.

Dampak setelah peristiwa tersebut mahasiswa mengalami trauma sehingga mahasiswa


sempat menolak siapapun orang untuk mengujungi asrama, bahkan rombongan DPR RI yang
datang pada tanggal 21 Agustus 2019 ditolak masuk kedalam asrama. Hal ini dialami juga
oleh Gubenur Papua serta Gubenur Jawa Timur. Dan pada akhirnya polisi menetapkan
tersangka atas penyebaran informasi ujaran kebencian yang memicu keributan dan
diskriminasi di asrama Papua, yaitu Tri Susanti yang menjabat sebagai wakil ketua Forum
Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI/Polri Surabaya.
c. Analisis

Menurut filosofis, dalam keterangan secara objektif yakni manusia merupakan makhluk
Tuhan Yang Maha Esa, yang berpersatuan dan berkerakyakatan, terlihat dengan rakyat
indonesia yang toleransi, penuh perdamaian, memiliki solidaritas, bermusyawarah dalam
mengambil keputusan, mencintai kehangatan, kemakmuran, keadilan dan kenyamanan, .
Bahwa bangsa indonesia sebelum membentuk sebuah negara yaitu sebagai bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan. (Kaderi, Alwi, 2015)

Secara filosofis maka pandangan hidup didalam sebuah negara maka harus berpedoman pada
nilai-nilai Pancasila yang merupakan fondasi filsafat negara. Pancasila pun juga menjadi
sumber dari konsekuensi dalam segala aspek penyelenggara negara. Maka Pancasila
merupakan sumber dari segala sumber. (Kaderi, Alwi, 2015)

Dalam bahasa Sansekerta, pancasila berasal dari dua kata yaitu panca dan sila yakni memiliki
arti lima sila atau lima dasar. Sila merupakan kata lain dari susila yang berarti tingkah laku
baik. Sehingga Pancasila merupakan lima sila atau lima tingkah laku yang baik.
(Basyir,Kunawa, dkk, 2013)

Pancasila menjadi pedoman hidup bangsa Indonesai, pancasila menjadi ideologi negara
Indonesia. Maka seharusnya rakyat Indonesia mengamalkan nilai pancasila dalam semua
aspek kehidupan dan harus memilik etika. Isi pancasila yaitu abstrak umum universal yang
memiliki arti bahwa pancasila tetap tidak berubah dan berlaku dimanapun. Tetapi
kenyataannya masih sangat banyak masalah atau kasus yang terjadi di Indonesia. Dari
masalah diatas yang bertentangan dengan sila ke-2 dan ke-5 maka rakyat indonesia belum
mengamalkan kedua sila itu, karna kasus seperti itu tidak jarang kita temui entah
dilingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan daerah. Rasisme, persekusi, deskriminasi,
main hakim, dan intoleransi masih kerap dilakukan oleh berbagai pihak. Bisa disimpulkan
bahwa rakyat Indonesia belum sepenuhnya memiliki tingkahlaku yang baik.

Sila ke-2 pancasila yang berbunyi kemanusiaan yang adil dan beradab, pada hakikatnya sila
kemanusian yaitu manusia monopluralis, manusia terdiri dari 3 monodualis yakni susunan
kodrat, sifat kodrat, dan kedudukan kodrat. Maka manusia itu adalah makhluk Tuhan yang
mempunyai kodrat dan martabat yang sama dengan manusia lain tidak ada perbedaan budaya,
suku, ras , keturunan, di mata Tuhan Yang Maha Esa. (Nurwadani, Pariswiyanti, dkk, 2016)
Nurwadani, Pariswiyanti, dkk, (2016) mengungkapkan sila ke-5 yang berbunyi keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, pada hakikat sila ke-5 akan terpenuhi apabila keadilan,
distributif, dan komutatif dilaksanakan.

Dalam kasus diatas maka telah bertetangan dengan sila ke-2 karena seluruh rakyat indonesia
seharusnya bersikap adil dan beradab. Tetapi sikap rasis adalah pembedaan sikap terhadap
kaum tertentu khususnya bagi minoritas, apalagi di Indonesia ini banyak sekali suku, ras,
bahasa, dan budaya. Hal ini akhirnya dapat menimbulkan sikap diskriminasi ,membedakan
perilaku tehadap seseorang atau sekelompok induvidu. Orang-orang minoritas disuatu daerah
kerap mendapatkan perilaku tidak adil dari masyarakat. Dalam kasus diatas mahasiswa Papua
mendapatkan perilaku tidak adil dari ormas maupun aparat. Mahasiswa dianggap telah
merusak bendera merah putih padahal mereka belum sempat dimintai keterangan tapi sudah
menghakimi bahwa mereka yang melakukannya. Sikap aparat yang mengepung dan merusak
fasilitas asrama merupakan tindakan yang membuat mahasiswa merasa terimintidasi,
sehingga mereka tidak berani keluar asrama. Para aparat juga meleparkan gas air mata dan
membuat 5 mahasiswa terlua tindakan itu telah memperkusi para mahasiswa, dan diikuti oleh
makian yang bernada rasis. Pada kenyataanya aparat yang seharusnya membuat sistuasi
menjadi aman malah menjadi ricuh.

Hak asasi manusia dalam Pancasila yaitu dengan menempatkan manusia sesuai dengan
kodrat, harkat dan martabatnya. Kodrat seorang manusia adalah sifat asli yang tidak mungkin
hilang daari manusia. Dan harkat manusia yaitu berhak mendapat perilaku yang layak atau
sama dengan induvidu lain atau masyarakat lainnya, karena manusia adalah makhluk Tuhan
Yang Maha Esa semua sama dihadapan Tuhan. Harkat seorang manusia adalah berbudi luhur
dan beretika, dan harkat manusia yang tinggi adalah membentuk manusia menjadi induvidu
yang bermartabat luhur. (Kaderi, Alwi, 2015)

Kurangnya pemaknaan nilai Pancasila dalam pandangan hidup, dari masalah diatas
menjadikan manusia yang bertindak represif, intoleransi, mengintimidasi, rasis, dan
memperkusi, yang akhirnya dapat menimbulkan korban dan pecahnya rasa persatuan sesama
bangsa. Dan disayangkan bahwa sikap aparat keamanan yang tidak berperilaku adil dan
profesional dalam menangani permasalahan, begitu juga ormas-ormas yang telah main hakim
, rasis dan bertindak represif kepada mahasiswa asrama Papua. Indonesia harusnya
menghentikan tindakan-tindakan inkonstitusional, tindakan seperti diskriminasi, rasis
seharusnya tidak terjadi pada negara Pancasila ini.
Sikap yang perlu diambil adalah bersikap toleransi. Toleransi merupakan sikap menghargai
perbedaan pendapat, agama, ras, suku, budaya, dan adat istiadat. Jika toleransi ini sudah
dilakukan dan berdampak damai dalam pergaulan, aman dan nyaman dalam hidup
bermasyarakat sehingga dapat diambil hikmahnya. Sikap toleransi menjadikan setiap manusia
menjadi dapat lebih menerima perbedaan pendapat, pandangan politik, dan terbatasnya
pengetahuan mengenai kebenaran tersebut, dan perbedaan perselisihan penafsiran. Dengan
toeransi realitas keberagaman manusia maka akan menjadi positif dan berdampak
keselamatan bagi umat manusia.( Basyir,Kunawa, dkk, 2013)

Sila keadilan sosial merupakan adanya keseimbangan dan pembagian yang proposional
terhadap hak dan kewajiban yang mencakup aspek berbangsa dan bernegara. Dalam esensial
masyarakat memiliki hak yang dalam memperoleh wewenang yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Untuk dapat mewujudkan keadilan makalangkah yang harus diambil adalah :

a. Membentuk atau membangun solidaritas


b. Tidak bersikap diskriminasi terhadap sesama atau berperilaku adil
c. Bersikap adil antara hak dan kewajiban
d. Menghargai hak setiap orang
e. Tidak menggunakan wewenang atau hak milik untuk berperilaku represif

Dengan demikian pancasila merupakan way of life bangsa Indonesai, juga disusun untuk
memberikan panduan beretika dan bertingkah laku yang luhur. Sehingga setiap keputusan
atau tindakan yang diambil tidak terkait diri sendiri melainkan berimplikasi dalam
bermasyarakat. Pancasila sebagai sistem etika merupakan moral guidance yang bisa
diaktualisasikan kedalam perilaku atau tindakan yang konkrit. Sebagai warga bangsa
Indonesia maka juga harus terlibat dan berkontribusi lansung dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.( Nurwadani, Pariswiyanti, dkk, 2016)

d) Daftar Pustaka

Nurwadani, Pariswiyanti, dkk, 2016. Pendidikan Pancasila. Jakarta: Ristekdikti

Basyir,Kunawa, dkk, 2013. Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta : Sunan Ampel Press
(SAP)

Kaderi, Alwi, 2015. Pendidikan Pancasila. Banjarmasin : Antasari Press

Anda mungkin juga menyukai