Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PATOFISIOLOGI

Nama : ihsanul afdhal


No bp : 19011154
Kelas : 2019- A
Waktu perkulihaan: 10/03/2021(10.00-1140)

Sekolah tinggi ilmu farmasi


Padang
2021
A
1. Definisi patofisiologi,patologi dan patologi klinik
Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari gangguan fungsi pada organisme
yang sakit meliputi asal penyakit permulaan perjalan dan akibat.
Merupakan ilmu yang bersifat integrative yang menggambarkan konsep-konsep
dari banyak ilmu dasar dan klinis,termasuk anatomi,fisiolofi,biokimia,biologi sel dan
molekuler,genetika,farmakologi dan patologi
Patologi adalah ilmu yang mempelajari penyakit, analisis, dan pengambilan
sampel jaringan, sel, dan cairan tubuh. Patolog biasanya akan memeriksa sampel darah,
air mani, air liur, cairan pleura yang diambil dari paru-paru, cairan perikard yang diambil
dari jantung, cairan asites yang diambil dari hati, dan cairan serviks. Sampel-sampel ini
akan dilihat melalui mikroskop, lalu patolog akan mencari setiap kelainan seluler.
Pertumbuhan abnormal dalam tubuh juga akan diperiksa untuk memastikan apakah
bersifat kanker atau non-kanker.
Patologi kinik adalah menekankan penelitiannya pada diagnosis, pemulihan, dan
pencegahan berbagai jenis penyakit. Secara umum, pemeriksaan suatu penyakit
dideteksi berdasarakan perubahan berbagai jenis proses biokimia yang berlangsung di
dalam tubuh pasien.

2. Definisi epidemiologi,etiologi,factor resiko,manifestasi klinis dan prognosis


Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pola penyebaran penyakit
atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan, beserta faktor-faktor yang dapat
memengaruhi kejadian tersebut.
etiologi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang asal muasal dari
suatu penyakit atau suatu gangguan kesehatan. Dengan kata lain, etiologi merupakan
suatu ilmu yang digunakan untuk mengetahui atau mengenali suatu gangguan
kesehatan atau penyakit. Artinya, etiologi sangat berkaitan serta diaplikasikan dalam
bidang kesehatan.
Factor resiko adalah faktor-faktor yang berhubungan dgn peningkatan terjadinya
suatu penyakit. Contoh : - obat-obatan - lingkungan – kebiasaan.
Manifestasi klinis ialah merupakan sebuah gejala klinis yang dimana ditemukan
mengennai suatu penyakit yang diderita seseorang atau dapat dikatakan sebuah
perkembangan dan dampak yang muncul dari perkembangan satu atau beberapa
penyakit didalam tubuh.
Prognosis adalah istilah kedokteran yang mengacu kepada prediksi mengenai
perkembangan suatu penyakit, misalnya mengenai apakah tanda dan gejala suatu
penyakit akan membaik atau malah memburuk (dan seberapa cepat), atau apakah akan
terjadi komplikasi atau apakah pasien akan sembuh. Prognosis dibuat sesuai dengan
deskripsi penyakit, kondisi fisik dan kejiwaan pasien, obat dan terapi yang tersedia, serta
faktor-faktor lainnya

B.
1.Jelaskanlah kenapa obat sitotoksik dapat menyebabkan menurunnya produksinsel darah
pasien?

Senyawa sitotoksik merupakan suatu senyawa atau zat yang dapat merusak sel normal
atau sel kanker, serta digunakan untuk menghambat pertumbuhan dari sel tumor maligna
(Purwanto, et al., 2015). Senyawa sitotoksik berpotensi sebagai obat antikanker dengan cara
mengambat pertumbuhan sel kanker (Lindholm, 2005). Dewasa ini, telah banyak obat-obat
yang telah dikembangkan untuk melawan kanker. Namun, kebanyakan obat antikanker
menimbulkan efek-efek yang berbahaya. Tidak satupun dapat memberikan efek yang
memuaskan tanpa efek samping yang merugikan. Hal ini umumnya disebabkan antineoplastik
yang digunakan untuk pengobatan kanker menyebabkan toksisitas karena menghambat
pembelahan sel normal yang proliferasinya cepat (Yuandani, et al., 2011)

1. Jelaskanlah kenapa pada pasien covid-19 bisa terjadi Demam?

Suhu tubuh normal manusia berkisar 37 derajat celcius. Jika berada di atas itu, maka
seseorang memasuki wilayah demam. Namun, angka suhu tubuh yang semakin tinggi tidak
serta merta menunjukkan tingkat keparahan demam. Seseorang bisa saja mengalami
demam 38,5 derajat celcius dan benar-benar tidak sehat, namun orang lainnya dapat
memiliki suhu 41 derajat celcius tetapi tidak terlihat sakit. Demam adalah gejala suatu
penyakit, bukan penyakit itu sendiri. Dalam istilah yang paling dasar, ini adalah respons
peradangan tubuh kita terhadap serangan asing, seperti Covid-19. Untuk anak di bawah dua
tahun, demam juga dapat menyebabkan kejang yang kerap membuat orangtua khawatir.
Menurut sebuah makalah terbaru, jika seseorang mengalami demam dengan Covid-19,
kemungkinan itu akan menjadi gejala pertama yang terjadi. Peneliti dari University of
Southern California menganalisa lebih dari 55.000 kasus dan menemukan, Covid-19
biasanya ditandai dengan demam terlebih dahulu, diikuti batuk, mual dan/atau muntah,
kemudian diare. Sedangkan jika kamu terserang flu, kemungkinan besar kamu akan batuk
lebih dulu, baru kemudian demam. Meski begitu, tidak ada perbedaan urutan gejala ketika
mereka membandingkan kasus Covid-19 ringan dan serius.
2. Jelaskan kenapa tubuh kita dapat menggigil saat berada pada daerah/ruangan
yang sangat dingin?

Saat suhu udara menjadi dingin, otot kita juga mendingin,. Hal ini mengakibatkan otot tidak
dapat bekerja. , karena kedinginan, otot akan bergetar supaya tubuh bisa menghangat.
Fenomena otot yang bergetar dan terus bergerak ini disebut menggigil. Itulah sebabnya
saat kedinginan kita menggigil untuk membuat tubuh menjadi lebih hangat.
REFERENSI

1. Abdulmuthalib. 2009 . Prinsip dasar terapi Sistemik Pada Kanker. In: Sudoyo, A.W.,
Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II
Edisi V. Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 1446.

2. Worldometers. Coronavirus. Diperoleh 2 Mei 2020 dari


https://www.worldometers.info/coronavirus
3. CDC. Coronavirus. Diperoleh 2 Mei 2020 dari https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-
ncov/prepare/prevention’
4. Donadear, Anastasya, Prawesti, Ayu, Anna, Anastasia. 2012. Gambaran Pelaksanaan
Kemoterapi Di Rsup Dr. Hasan Sadikin Bandung. Jurnal Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat
5. Jack , Zakifman. 2009 . Diagnosis Dan Penatalaksanaan Sindrom Lisis Tumor. In: Sudoyo,
A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I Edisi V. Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 311

Anda mungkin juga menyukai