Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan pada akhirnya harus

diajukan pada upaya mewujudkan sebuah masyarakat yang ditandai dengan

adanya keseluhuran budi dalam diri individu, keadilan dalam negara, dan sebuah

kehidupan yang lebih bahagia dan saleh dari setiap individunya. Penyelenggaraan

pendidikan pada hakekatnya memiliki tujuan utama untuk menghasilkan dan

menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Selain itu juga menghasilkan

lulusan dan anak didik yang bisa mengikuti perkembangan jaman.

Pendidikan yang bermutu ditunjang oleh guru yang bermutu dan

profesional. Keberhasilan pendidikan dapat dicapai apabila didukung oleh

kurikulum yang bermutu, materi pendidikan yang berbobot dan berdaya guna,

tenaga pendidik yang profesional, penentu kebijakan pendidikan yang

berkompeten, lingkungan masyarakat yang turut berperan, dan tersedianya sarana

dan prasarana yang menunjang. Kualitas pendidikan merupakan hal yang

signifikan bagi keberhasilan lembaga pendidikan.

1
2

Masalah klasik dalam pendidikan di Indonesia adalah masih rendahnya

kualitas hasil belajar dan kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran di

sekolah. Salah satu penyebab permasalahan tersebut adalah kurangnya partisipasi

siswa dalam pembelajaran. Proses pembelajaran akan lebih efektif dan bermakna

apabila siswa berpartisipasi secara aktif, karena sebagian ciri kebermaknaan

dalam proses pembelajaran adanya keterlibatan siswa. Tugas guru selanjutnya

adalah membentuk iklim pembelajaran yang kondusif, sehinggga menciptakan

situasi yang merangsang siswa untuk belajar dengan melibatkan berbagai

komponen pembelajaran. Iklim pembelajaran yang kondusif dapat dicapai dengan

perencanaan yang baik. Perencanaan pembelajaran yang baik akan ikut

mempengaruhi pengembangan keaktifan dan kreatifitas siswa.

Peningkatan mutu pendidikan di sekolah berkaitan langsung dengan siswa

sebagai anak didik dan guru sebagai tenaga pendidik. Tolok ukur keberhasilan

pendidikan di sekolah dapat diketahui dari intensitas siswa dalam belajar.

Intensitas siswa dalam belajar juga menunjukkan tingkat kedisiplinan dalam

mematuhi tata tertib sekolah. Siswa dengan intensitas belajar tinggi akan memiliki

tingkat disiplin yang tinggi terhadap tata tertib sekolah, demikian sebaliknya.

Sekolah merupakan lembaga formal sebagai wadah untuk kegiatan pembelajaran.

Proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, jika seluruh siswa mematuhi

tata tertib dengan rasa disiplin yang tinggi. Tata tertib sekolah sebagai bentuk

peraturan dalam tingkatan hierarki terendah tata perundang-undangan memuat

adanya aspek pendidikan moral dan rule of law. Peraturan yang dibuat tidak
3

hanya legal formal, tetapi menuntut adanya penerapan nilai-nilai moral di

dalamnya. Internalisasi nilai-nilai moral kepada siswa dapat dilakukan antara lain

dengan penerapan kedisiplinan mematuhi tata tertib sekolah.

Disiplin menurut Andi Rasdiyanah (1995: 28) adalah kepatuhan untuk

menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk

tunduk pada keputusan, perintah, atau peraturan yang berlaku. Dalam proses

pembelajaran, kedisiplinan diperlukan untuk menunjang keberhasilan siswa.

Kedisiplinan tercermin salah satunya dari aktivitas pembelajaran sebagai

pembentukan sikap yang sangat positif bagi perkembangan siswa di masa yang

akan datang. Siswa yang memiliki disiplin dan kepatuhan tinggi akan

menunjukkan kesiapannya dalam mengikuti pelajaran di kelas, memperhatikan

dan melaksanakan proses pembelajaran dengan lebih baik.

Proses pembelajaran tidak hanya menekankan pada aspek akademis saja,

tetapi faktor non akademis juga perlu diperhatikan. Kedisiplinan merupakan

aspek non akademis yang perlu diberdayakan secara optimal dalam diri siswa.

Karena sifatnya yang abstrak, maka penanaman nilai-nilai kedisiplinan ini harus

terintegrasi dalam setiap pembelajaran. Tata tertib disusun oleh sekolah sebagai

aturan yang mengikat, sehingga diperlukan kedisiplinan dalam mematuhinya.

Belajar merupakan suatu perubahan dalam kepribadian (Winkel, 1987:

161). Pengertian tersebut menyiratkan bahwa hasil belajar sangat erat dengan

usaha pembiasaan siswa dan pembiasaan itu muncul karena ada kedisiplinan.

Iklim sekolah merupakan lingkungan belajar yang mendorong perilaku positif dan
4

kepribadian sama sehingga menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Iklim

sekolah yang kondusif dipadu dengan kesadaran yang tinggi untuk mentaati tata

tertib sekolah, akan meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan belajar siswa.

Implementasinya tidak hanya dilihat dan dirasakan di sekolah, tetapi juga dalam

kehidupan siswa di rumah dan lingkungannya.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata

pelajaran yang memiliki arti penting dalam perkembangan dan pembentukan diri

siswa. Pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk membentuk diri siswa

menjadi warganegara yang dapat memahami serta mampu melaksanakan hak dan

kewajibannya sebagai warga negara. Pembelajaran PKn tidak hanya bertujuan

menanamkan pengetahuan saja, tetapi juga mampu menerapkan pembentukan

sikap positif dan kreatifitas siswa. Pembentukan pola pikir ke arah cermat dan

kritis terhadap permasalahan yang berhubungan dengan kewarganegaraan

merupakan tujuan penting dari upaya menerapkan strategi pembelajaran PKn

bagi siswa.

Studi awal peneliti terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pringapus

Kabupaten Semarang menunjukkan bahwa siswa yang memiliki beberapa

pelanggaran terhadap tata tertib sekolah memperoleh hasil belajar PKn yang lebih

rendah dibandingkan dengan yang memiliki kedisiplinan tata tertib. Berdasarkan

keterangan dari guru mata pelajaran PKn, diketahui beberapa siswa yang sering

melakukan pelanggaran dan tidak mematuhi tata tertib, baik di tingkat kelas

maupun sekolah sebenarnya prestasi belajar PKn-nya masih berada di bawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Tetapi karena tuntutan dari sekolah bahwa

nilai PKn tidak boleh berada di bawah KKM, maka guru PKn terpaksa
5

memberikan nilai pada batas KKM tersebut. Hal ini tentu menjadi dilema bagi

guru, karena di satu sisi pemberian nilai yang murni tersebut sudah sesuai dengan

ketentuan, tetapi di sisi lain guru harus mengikuti aturan dari sekolah.

Beberapa bentuk pelanggaran terhadap tata tertib sekolah yang

dilakukan oleh siswa SMP Negeri 1 Pringapus, antara lain: membolos, berkelahi,

meroko, seragam tidak sesuai ketentuan, mencontek, penampilan yang tidak

sesuai peraturan sekolah, dan berperilaku tidak sopan. Jika dilihat dari bentuk

pelanggaran tersebut, maka sebenarnya pelanggaran yang terjadi masih bersifat

umum dan belum ada pelanggaran yang sangat berat dilakukan oleh siswa. Tetapi,

ternyata perolehan nilai siswa yang sering melakukan pelanggaran tersebut

menunjukkan hasil yang lebih rendah pada beberapa mata pelajaran dibandingkan

siswa yang tidak melakukan pelanggaran di sekolah. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa siswa dengan tingkat kedisiplinan mematuhi tata tertib

rendah akan memiliki hasil belajar yang tidak maksimal.

Bertolak dari uraian tersebut, maka peneliti kemudian tertarik untuk

melakukan penelitian tentang pengaruh kedisiplinan tata tertib terhadap hasil

belajar PKn siswa dalam judul skripsi: ”Pengaruh Kedisiplinan Mematuhi Tata

Tertib terhadap Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pringapus

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011.

B. Perumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini sesuai dengan latar belakang yang telah

diuraikan adalah sebagai berikut.


6

”Adakah pengaruh yang signifikan kedisiplinan mematuhi tata tertib terhadap

prestasi belajar siswa SMP Negeri 1 Pringapus Kabupaten Senarang semester

genap tahun pelajaran 2010/2011?”

C. Tujuan Penelitian

Secara objektif, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan

penerapan tata tertib sekolah di SMP Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang.

Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk

ketidakdisiplinan siswa dalam mematuhi tata tertib sekolah di SMP Negeri 1

Pringapus Kabupaten Semarang.

Sedangkan secara subjektif, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh kedisiplinan mematuhi tata tertib terhadap prestasi

belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang

semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya, maupun masyarakat

pada umumnya mengenai pengaruh kedisiplinan mematuhi tata tertib

terhadap prestasi belajar PKn pada siswa.


7

b. Memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan, khususntya

mengenai kedisplinan mematuhi tata tertib dan prestasi belajar PKn

siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Menyebarluaskan informasi mengenai arti pentingnya kedisiplinan

mematuhi tata tertib untuk mendukung pencapaian prestasi belajar

secara optimal.

b. Sebagai dasar untuk memecahkan masalah yang muncul sehubungan

dengan pencapaian prestasi belajar PKn siswa.

c. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk

pengambilan kebijakan selanjutnya.

E. Penegasan istilah

Penegasan istilah dimaksudkan untuk menghindari terjadinya perbedaan

penafsiran judul penelitian. Beberapa penegasan istilah dalam penelitian ini

sebagai berikut.

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu (seperti benda, orang) yang

membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 1989: 595). Pengertian pengaruh pada penelitin ini adalah

daya yang diakibatkan oleh disiplin dan kepatuhan tata tertib terhadap prestasi

belajar siswa.
8

2. Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan kepatuhan menaati peraturan atau ilmu pengetahuan

(Totok Santoso, 1998:1). Kedisiplinan dalam penelitian ini dibatasi pada

kedisiplinan terhadap tata tertib sekolah.

3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

dikembangkan (Depdikbud, 1982:4). Prestasi belajar yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah hasil belajar PKn pada Ulangan Tengah Semester Genap

Tahun Pelajaran 2010/2011.

4. Siswa

Siswa atau peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada

jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu, (Undang-undang nomor 20/2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Jadi yang dimaksud pengaruh kedisiplinan mematuhi tata tertib terhadap

prestasi belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pringapus Kabupaten

Semarang semester genap tahun pelajaran 2010/2011 adalah pengaruh

kedisiplinan mematuhi tata tertib sekolah terhadap pengetahuan atau ketrampilan

yang ditunjukkan oleh nilai hasil belajar PKn pada siswa kelas VIII SMP Negeri

1 Pringapus Kabupaten Semarang semester genap tahun pelajaran 2010/2011.


9

F. Sistematika Skripsi

Skripsi ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian pokok, dan bagian

akhir.

1. Bagian awal skripsi ini memuat tentang halaman judul, persetujuan

pembimbing, halaman pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, kata

pengantar, sari, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar bagan, dan daftar

lampiran.

2. Bagian pokok skripsi terdiri lima bab, sebagai berikut.

a. Bab 1 Pendahuluan

Bertujuan untuk memberikan gambaran latar belakang permasalahan yang

dibahas, meliputi: latar belakang, perumusan masalah, tujuan peneitian,

manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika skripsi.

b. Bab II Landasan Teori

Bertujuan untuk membahas permasalahan penelitian berdasarkan teori yang

merupakan tinjauan dari buku-buku referensi, meliputi: kedisiplinan, tata

tertib, dan prestasi belajar. Selain itu juga dikemukakan kerangka berpikir dan

pengajuan hipotesis.

c. Bab III Metode Penelitian

Berisi metode-metode yang digunakan dalam melakukan penelitian, meliputi:

jenis penelitian, lokasi penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel

penelitian, metode pengumpulan data, dan analisis data.


10

d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi tentang uraian hasil penelitian dan pembahasannya dengan teori-teori

pendukung.

e. Bab V Penutup

Berisi tentang simpulan dan saran terkait penelitian yang telah dilakukan.

3. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang mendukung

penelitian ini.
11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Kedisiplinan

a. Pengertian Kedisiplinan

Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin “disibel” yang

berarti pengikut. Seiring dengan perkembangan jaman, kata tersebut

mengalami perubahan menjadi “disipline” yang artinya kepatuhan atau yang

menyangkut tata tertib. Sekarang ini kata disiplin telah berkembang mengikuti

kemajuan ilmu pengetahuan, sehingga banyak pengertian disiplin yang

berbeda antara ahli yang satu dengan yang lain.

Disiplin menuruti Andi Rasdiyanah (1995: 28) adalah kepatuhan untuk

menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk

tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku. Dengan kata

lain disiplin adalah kepatuhan mentaati peraturan dan ketentuan yang telah

ditetapkan. Depdikbud (1992:3) memberikan arti disiplin adalah tingkat

konsistensi dan konsekuensi seseorang terhadap suatu komitmen atau

kesepakatan bersama yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai.

Dalam proses pembelajaran, kedisiplinan diperlukan untuk menunjang

keberhasilan siswa. kedisiplinan tercermin salah satunya dari aktivitas

pembelajaran sebagai pembentukan sikap yang positif bagi perkembangan


12

siswa di masa yang akan datang. Siswa yang memiliki kedisiplinan dan

kepatuhan yang tinggi akan menunjukkan kesiapannya dalam mengikuti

pembelajaran di kelas, memperhatikan dan melaksanakan proses

pembelajaran dengan lebih baik.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut,maka dapat disimpulkan bahwa

pengertian disiplin adalah kepatuhan terhadap suatu komitmen atau

kesepakatan bersama untuk sebuah tujuan yang ingin dicapai.

b. Fungsi Kedisiplinan dalam Belajar

Disiplin penting bagi perkembangan anak karena memenuhi beberapa

kebutuhan-kebutuhan tertentu antara lain sebagai berikut.

1) Memberi rasa aman dengan memberi tahu apa yang boleh dan apa yang

tidak boleh dilakukan.

2) Sebagai pendorong ego yang mendorong anak mencapai apa yang

diharapkan darinya.

3) Anak belajar menafsir, bahwa pujian sebagai tanda rasa kasih sayang dan

penerimaan.

4) Memungkinkan hidup menurut standar yang disetujui kelompok siswa.

5) Membantu anak mengembangkan hati nurani, suara hati, membimbing

dalam mengambil keputusan dan pengembangan tingkah laku.

Keinginan untuk mempunyai sikap disiplin belajar bagi setiap anak

berbeda-beda antara anak yang satu dengan anak yang lainnya. Ada anak yang
13

memiliki disiplin belajar yang rendah sementara yang lain memiliki disiplin

belajar yang tinggi. Keadaan seperti perlu disadari bahwa disiplin bagi anak

adalah sebagai proses perkembangan yang dipengaruhi oleh beberapa factor

baik yang datang dari luar maupun dari dalam diri siswa itu sendiri.

Disiplin dalam belajar hendaknya dimiliki oleh setiap siswa, yang

akhirnya nanti bisa menjadi kebiasaan, sehingga akan terbentuk etos belajar

yang baik. Belajar bukan lagi sebagai beban melainkan sudah dianggap

sebagai kebutuhan hidup siswa. Disiplin diharapkan mampu mendidik anak

untuk berperilaku sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Menurut Subari (1991: 132) siswa yang disiplin dalam belajar

memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Mengarahkan energi untuk belajar secara kontinu.

2) Melakukan belajar dengan kesungguhan dan tidak membiarkan waktu

luang.

3) Patuh terhadap rambu-rambu yang diberikan guru dalam belajar.

4) Patuh dan taat terhadap tata tertip belajar di sekolah.

5) Menunjukkan sikap antusias dalam belajar.

6) Mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas dengan gairah dan partisipatif

7) Menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru dengan baik.

8) Tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh guru berkenaan dengan

kegiatan belajar, seperti mencontek, membolos, berkelahi, membuat gaduh

di kelas dan mengerjakan tugas dengan baik.


14

c. Unsur-unsur dan Indikator Kedisiplinan

Menurut Sofchah Sulistiyowati (2001: 3) agar seorang siswa dapat

belajar dengan baik maka ia harus bersikap disiplin, terutama disiplin dalam

hal-hal sebagai berikut.

1) Disiplin dalam menepati jadwal pelajaran.

2) Disiplin dalam mengatasi godaan yang akan menunda waktu belajar.

3) Disiplin terhadap diri sendiri

4) Disiplin dalam menjaga kondisi fisik agar selalu sehat

Disiplin mempunyai empat unsur pokok sebagai berikut.

1) Peraturan

Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku. Pola tersebut

mungkin ditetapkan orang lain, guru, atau teman bermain.Tujuannya

membekali anak dengan perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu

misalnya peraturan sekolah dan peraturan di rumah. Fungsi peraturan

adalah mempunyai nilai pendidikan, sebab peraturan memperkenalkan

kepada anak perilaku yang disetujui anggota kelompok. Anak belajar dari

peraturan tentang memberi dan mendapatkan bantuan dalam tugas

sekolahnya, bahwa menyerahkan tugas yang dibuat sendiri merupakan

satu-satunya metode yang dapat diterima di sekolah untuk menilai

prestasinya. Fungsi peraturan yang lainnya adalah membantu mengekang

perilaku yang tidak diinginkan. Pembudayaan disiplin tidak cukup hanya

melalui peraturan tata tertib yang dirumuskan secara lisan atau tertulis
15

saja. Keteladanan, dorongan, serta bimbingan dalam bentuk-bentuk

kongkrit sangat diperlukan bahkan keikutsertaan semua warga sekolah

secara langsung akan lebih tepat dan berhasil.

2) Hukuman

Fungsi hukuman ada tiga macam, yaitu: pertama menghalangi, maksudnya

hukuman menghalangi pengulangan tindakan yang tidak diinginkan oleh

masyarakat. Kedua mendidik, sebelum anak mengerti peraturan mereka

akan dapat belajar bahwa tindakan tertentu benar dan yang lain salah

dengan mendapat hukuman karena melakukan tindakan yang salah dan

tidak menerima hukuman bila mereka melakukan tindakan yang

diperbolehkan. Sedangkan fungsi ketiga memberi motivasi untuk

menghindari perilaku yang tidak diterima masyarakat. Untuk penegakan

disiplin, hukuman harus memenuhi suatu persyaratan yang baik, yaitu

sebagai berikut.

a) Hukuman harus disesuaikan dengan pelanggaran, dan harus mengikuti

pelanggaran sedini mungkin sehingga anak-anak akan

mengasosiasikan keduanya.

b) Hukuman yang diberikan harus konsisten sehingga ank itu akan

mengetahui kapan saja suatu peraturan dilanggar, hukuman tidak dapat

dihindari.

c) Hukuman harus konstruktif sehingga memberi motivasi untuk yang

disetujui secara sosial di masa mendatang.


16

d) Bentuk hukuman yang diberikan, sifatnya harus impersonal sehingga

anak itu tidak akan menginterpretasikannya sebagai “kejahatan” si

pemberi hukuman.

e) Hukuman tidak boleh membuat anak merasa terhina atau

menimbulkan rasa permusuhan.

f) Hukuman harus mengarah ke pembentukan hati nurani untuk

menjamin pengendalian perilaku dari dalam di masa mendatang.

(E. B. Hurlock, 1999: 89).

3) Penghargaan

Istilah penghargaan berarti tiap bentuk penghargaan untuk suatu hasil

yang baik. Penghargaan tidak perlu berbentuk materi, tetapi dapat berupa

kata-kata pujian, senyuman, atau tepukan di punggung. Fungsi

penghargaan ada tiga macam, yaitu pertama mempunyai nilai mendidik.

Bila suatu tindakan disetujui, anak merasa hal itu baik. Kedua

penghargaan berfungsi sebagai motivasi untuk mengulangi perilaku yang

disetujui secara sosial. Ketiga penghargaan berfungsi untuk memperkuat

perilaku yang disetujui secara sosial, tiada penghargaan melemahkan

keinginan untuk mengulangi perilaku ini.

4) Konsistensi

Konsistensi adalah tingkat keseragaman atau stabilitas. Jika disiplin itu

konstan akan ada kebutuhan perkembangan yang berubah konsistensi ini

harus menjadi ciri semua aspek disiplin. Harus ada konsistensi dalam
17

peraturan yang digunakan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam

cara peraturan yang diajarkan dan dipaksakan, dalam hukuman yang

diberikan pada mereka yang tidak menyesuaikan pada standar, dan dalam

penghargaan bagi mereka yang menyesuaikan. Fungsi konsistensi ada tiga

macam, yaitu pertama mempunyai nilai mendidik yang besar. Kedua

konsistensi mempunyai nilai motivasi yang kuat. Sedangkan ketiga

konsistensi mempertinggi penghargaan terhadap peraturan dan orang yang

berkuasa.

Setiap sekolah memiliki peraturan dan tata tertib yang harus

dilaksanakan dan di patuhi oleh semua siswa. Peraturan yang dibuat sekolah

merupakan kebijakan sekolah yang tertulis dan berlaku sebagai standar untuk

tingkah laku siswa sehingga siswa mengetahui batasan-batasan dalam

bertingkah laku. Dalam disiplin terkandung pula ketaatan dan mematuhi

segala peraturan dan tangungjawab, misalnya disiplin belajar. Dalam hal ini

sikap patuh siswa ditunjukkan pada peraturan yang telah ditetapkan. Siswa

yang disiplin dalam belajar akan menunjukkan ketaatan dan keteraturan

terhadap kegaiatan belajarnya serta taat terhadap peraturan yang ada

disekolah.
18

2. Tata Tertib Sekolah

a. Pengertian Tata Tertib Sekolah

Menurut Mulyono (2000: 14), tata tertib adalah kumpulan aturan-

aturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat anggota masyarakat. Dalam

Dekdikbud (1989: 37) dikemukakan bahwa tata tertib sekolah adalah aturan

atau peraturan yang baik dan merupakan hasil pelaksanaan yang konsisten

(tatap azas) dari peraturan yang ada. Aturan-aturan ketertiban dalam

keteraturan terhadap tata tertib sekolah, meliputi kewajiban, keharusan dan

larangan-larangan. Tata tertib sekolah merupakan patokan atau standar untuk

hal-hal tertentu.

Secara umum tata tertib sekolah dapat diartikan sebagai ikatan atau

aturan yang harus dipatuhi setiap warga sekolah tempat berlangsungnya

proses belajar mengajar. Pelaksanaan tata tertib sekolah akan dapat berjalan

dengan baik jika Guru, aparat sekolah dan siswa telah saling mendukung

terhadap tata tertib sekolah itu sendiri, kurangnya dukungan dari siswa akan

mengakibatkan kurang berartinya tata tertib sekolah yang diterapkan di

sekolah. Peraturan sekolah yang berupa tata tertib sekolah merupakan

kumpulan aturan-aturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat di

lingkungan sekolah.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa tata tertib

sekolah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan

yang lain sebagai aturan yang berlaku di sekolah agar proses pendidikan dapat

berlangsung dengan efektif dan efisien. Tujuan utama dibuatnya tata tertib
19

sekolah adalah agar agar semua warga sekolah mengetahui apa tugas, hak dan

kewajiban serta melaksanakan dengan baik sehingga kegiatan sekolah dapat

berjalan dengan lancar. Prinsip tata tertib sekolah adalah diharuskan,

dianjurkan, dan ada yang tidak boleh dilakukan dalam pergaulan di

lingkungan sekolah. Tata tertib sekolah harus ada sanksi atau hukuman bagi

yang melanggarnya. Menjatuhkan hukuman sebagai jalan keluar terakhir,

harus dipertimbangkan perkembangan siswa, sehingga perkembangan jiwa

siswa tidak dan jangan sampai dirugikan.

b. Tujuan Tata Tertib Sekolah

Tata tertib sekolah dibuat dengan tujuan sebagai berikut.

1) Agar siswa mengetahui tugas, hak dan kewajibannya.

2) Agar siswa mengetahui hal-hal yang diperbolehkan dan kreatifitas

meningkat serta terhindar dari masalah-masalah yang dapat menyulitkan

dirinya.

3) Agar siswa mengetahui dan melaksanakan dengan baik dan sungguh-

sungguh seluruh kegiatan yang telah diprogramkan oleh sekolah baik

intrakurikuler maupun ektrakurikuler.

Tata tertib sekolah termasuk dalam administrasi ko-kurikulum, yaitu

merupakan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di sekolah untuk

menunjang dan meningkatkan daya dan hasil guna kegiatan kurikulum.


20

Suharsimi Arikunto (1990: 123) berpendapat batasan antara peraturan dan tata

tertib sekolah sebagai berikut.

1) Peraturan menunjuk pada patokan atau standar yang sifatnya umum yang

harus dipenuhi oleh siswa. Misalnya peraturan tentang kondisi yang harus

dipenuhi oleh siswa di dalam kelas pada waktu pelajaran sedang

berlangsung.

2) Tata tertib sekolah menunjuk pada patokan atau standar yang sifatnya

khusus yang harus dipenuhi oleh siswa. Tata tertib sekolah menunjuk pada

patokan atau standar untuk aktifitas khusus, seperti penggunaan pakaian

seragam, penggunaan laboratorium, mengikuti upacara bendera,

mengerjakan tugas rumah, pembayaran SPP dan sebagainya.

Tata tertib sekolah bukan hanya sekedar kelengkapan dari sekolah,

tetapi merupakan kebutuhan yang harus mendapat perhatian dari semua pihak

yang terkait, terutama dari pelajar atau siswa itu sendiri. Sehubungan dengan

hal tersebut, maka sekolah pada umumnya menyusun pedoman tata tertib

sekolah bagi semua pihak yang terkait baik guru, tenaga administrasi, maupun

siswa. Isi tata tertib sekolah secara garis besar adalah berupa tugas dan

kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan, dan sanksi.

c. Kedisiplinan Mematuhi Tata Tertib

Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun

khusus meliputi tiga unsur, yaitu sebagai berikut.


21

1) Perbuatan atau tingkah laku yang diharuskan dan yang dilarang.

2) Akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab pelaku atau pelanggar

peraturan.

3) Cara atau prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subjek yang

dikenai tata tertib sekolah tersebut.

(Suharsimi Arikunto, 1990: 123-124)

Berkaitan dengan kepatuhan, maka tipe-tipe kepatuhan terhadap tata

tertib, menurut Graham (dalam Sanjaya, 2006: 272-273) dapat dikelompokkan

menjadi empat sebagai berikut.

1) Normativist.

Biasanya kepatuhan ini berlaku pada norma-norma hokum. Tipe kepatuhan ini

terdapat dalam tiga bentuk, yaitu, (1) Kepatuhan terhadap nilai atau norma itu

sendiri; (2) Kepatuhan pada proses tanpa memedulikan normanya sendiri; dan

(3) Kepatuhan pada hasilnya atau tujuan yang diharapkannya dari peraturan

itu.

2) Integralist, yaitu kepatuhan yang didasarkan pada kesadaran dengan

pertimbangan-pertimbangan yang rasional.

3) Fenomenalist, yaitu kepatuhan berdasarkan suara hati atau sekadar basa basi.

4) Hedonist, yaitu kepatuhan berdasarkan kepentingan diri sendiri.

Berdasarkan keempat tipe yang menjadi dasar kepatuhan setiap individu

tersebut, tentu saja yang kita harapkan adalah kepatuhan yang bersifat

normativist, sebab kepatuhan semacam ini adalah kepatuhan didasari kesadaran


22

akan nilai, tanpa memedulikan apakah tingkah laku itu menguntungkan untuk

dirinya atau tidak. Selanjutnya dalam sumber yang sama dijelaskan, dari empat

faktor ini terdapat lima tipe kepatuhan:

1) Otoritarian, yaitu suatu kepatuhan tanpa reserve atau kepatuhan yang ikut-

ikutan.

2) Conformist, kepatuhan tipe ini mempunyai tiga bentuk, yaitu: (1) conformist

directed, yaitu penyesuaian diri terhadap masyarakat atau orang lain; (2)

conformist hedonist, yakni kepatuhan yang berorientasi pada untung-rugi; dan

(3) conformist integral, adalah kepatuhan yang menyesuaikan kepentingan

diri sendiri dengan kepentingan masyarakat.

3) Compulsive deviant, yaitu kepatuhan yang tidak konsisten.

4) Hedonik psikopatik, yaitu kepatuhan pada kekayaan tanpa memperhitungkan

kepentingan orang lain.

5) Supramoralist, yaitu kepatuhan karena keyakinan yang tinggi terhadap nilai-

nilai moral.

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran diperlukan adanya evaluasi

yang nantinya akan dijadikan sebagai tolok ukur maksimal yang telah dicapai

siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama waktu yang telah ditentukan.

Jika pemberian materi telah dirasa cukup, guru dapat melakukan tes yang
23

hasilnya akan digunakan sebagai ukuran dari prestasi belajar yang bukan

hanya terdiri dari nilai mata pelajaran saja tetapi juga mencakup nilai tingkah

laku siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar. Prestasi

merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau

kegiatan tertentu. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya

ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru (Tulus

Tu`u, 2004: 75).

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa prestasi belajar

adalah hasil kemampuan seseorang pada bidang tertentu dalam mencapai

tingkat kedewasaan yang langsung dapat diukur dengan tes. Penilaian dapat

berupa angka atau huruf. Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tingkat kecerdasan yang baik,

pelajaran sesuai dengan bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang

tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar

yang baik dan strategi pembelajaran yang dikembangkan guru. Suasana

keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain itu lingkungan sekolah

yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong dalam proses

pencapaian prestasi belajar (Tulus Tu`u, 2004: 81).


24

b. Faktor-faktor Prestasi Belajar

Menurut Merson U. Sangalang yang dikutip oleh Tulus Tu’u

(2004:78) ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam

mencapai hasil belajar yang baik, antara lain sebagai berikut.

1) Faktor kecerdasan

Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki siswa sangat menentukan

keberhasilannya mencapai prestasi belajar, termasuk prestasi-prestasi lain

yang ada pada dirinya.

2) Faktor bakat

Bakat-bakat yang dimiliki siswa apabila diberi kesempatan untuk

dikembangkan dalam pembelajaran akan dapat mencapai prestasi belajar

yang diharapkan.

3) Faktor minat dan perhatian

Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian

adalah melihat dan mendengar dengan baik serta teliti terhadap sesuatu.

Jika siswa menaruh minat pada satu pelajaran tertentu biasanya cenderung

untuk memperhatikannya dengan baik. Minat dan perhatian yang tinggi

pada mata pelajaran akan memberi dampak yang baik bagi prestasi belajar

siswa.
25

4) Faktor motif

Motif selalu selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta

kegiatanseseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Jika dalam

belajar, siswa mempunyai motif yang baik dan kuat, hal ini akan

memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi.

5) Faktor cara belajar

Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh cara belajar siswa. Cara

belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi belajar yang lebih

tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efektif.

6) Faktor lingkungan keluarga

Keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif member

pengaruh pada prestasi siswa. Terutama dalam hal mendorong, memberi

semangat, dan memberi teladan yang baik kepada anaknya.

7) Faktor sekolah.

Sekolah merupakan faktor pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki

sistem, dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etika, moral,

mental, spiritual, disiplin, dan ilmu pengetahuan.

(Tulus Tu’u, 2004:78).

Pencapaian prestasi belajar yang baik tidak hanya diperoleh dari

tingkat kecerdasan siswa saja, tetapi juga didukung oleh lingkungan keluarga

dan sekolah dimana guru dan alat belajar dijadikan sebagai sumber belajar

bagi kelancaran proses pembelajaran. Sedangkan Syah (1999: 144) secara


26

global menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibagi

menjadi tiga macam, sebagai berikut.

1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani

dan rohani siswa.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di

sekitar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Jadi, keberhasilan siswa mencapai hasil belajar yang baik dipengaruhi

oleh berbagai macam faktor. Faktor itu terdiri dari tingkat kecerdasan yang

baik, pelajaran sesuai bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi

dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik

dan strategi pembelajaran variatif yang dikembangkan guru. Suasana keluarga

yang memberi dorongan anak untuk maju. Selain itu, lingkungan sekolah

yang tertib, teratur, disiplin, yang kondusif bagi kegiatan kompetisi siswa

dalam pembelajaran.

c. Prestasi Belajar PKn

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu pelajaran

bermuatan moral yang dilaksanakan oleh seluruh jenjang pendidikan, baik di

tingkat dasar, menengah, maupun atas. Sebagai pembelajaran bermuatan


27

moral, maka unsure-unsur penilaian hasil belajar PKn tidak semata-mata

didasarkan pada nilai akademis (tugas, ulangan, dan tes), tetapi juga

mempertimbangkan nilai non akademis (akhlak dan kepribadian). Dengan

demikian, hasil belajar PKn yang dicapai siswa merupakan akumulasi dari

niai-nilai tersebut. Seorang siswa yang pandai secara akademis pada mata

pelajaran PKn belum tentu mendapatkan nilai maksimal di rapor jika nilai

akhlak dan kepribadiannya berada dalam kategori cukup atau bahkan kurang.

Nilai akhlak dan kepribadian sangat dijadikan bahan pertimbangan untuk nilai

akhir rapor.

Penentuan nilai akhir rapor mata pelajaran PKn di kelas VIII SMP

Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang juga didasarkan atas nilai akademis

dan non akademis. Untuk nilai akademis, diambilkan dari nilai tugas, nilai

ulangan harian, nilai ulangan tengah semester, dan nilai ulangan akhir

semester. Sedangkan nilai non akademis diperoleh dari nilai akhlak dan

kepribadian.

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini hanya membatasi

pada pencapaian hasil belajar PKn siswa yang bersifat akademis, yaitu nilai

ulangan tengah semester genap tahun pelajaran 2010/2011. Sesuai data nilai

ulangan tengah semester yang diperoleh dari guru PKn kelas VIII, maka

diketahui masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan, yaitu 70. Bahkan ada beberapa

kelas seara klasikal belum tercapai ketuntasan belajarnya, karena rerata nilai

masih di bawah KKM. Secara keseluruhan, niai belajar siswa juga hanya 70,6
28

yang berarti sama dengan KKM. Berikut rerata hasil Ulangan Tengah

Semester Genap kelas VIII SMP Negeri 1 Pringapus Tahun Pelajaran

2010/2011.

Tabel 2.1 Rerata Nilai Ulangan Tengah Semester Genap Kelas VIII
No Kelas Rerata Nilai
1 VIII A 72,45
2 VIII B 68,04
3 VIII C 70,23
4 VIII D 72,20
5 VIII E 69,21
6 VIII F 74,42
7 VIII G 67,65
Rerata 70,60

B. Kerangka Berpikir

Kegiatan belajar merupakan kegiatan pokok dan sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan proses pendidikan di sekolah. Kualitas pendidikan di

sekolah salah satunya ditentukan oleh hasil belajar siswa. Belajar secara

psikologis merupakan perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya. Sedangkan menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.

Pada dasarnya hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang

berasal dari dalam diri siswa (intern) maupun yang berasal dari luar diri siswa

(ekstern). Disiplin belajar dan kepatuhan tata tertib merupakan faktor intern yang

dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Prestasi belajar yang baik selain
29

karena adanya tingkat kecerdasan yang baik, juga didukung oleh adanya disiplin

sekolah yang ketat dan konsisten, disiplin individu dalam belajar, dan juga karena

perilaku yang baik Disiplin individu dan kepatuhan tata tertib merupakan

prasyarat agar dapat menjadi pribadi yang unggul. Disiplin belajar dan kepatuhan

tata tertib di pandang sebagai salah satu faktor yan mempengaruhi hasil belajar

siswa. Dengan demikian semakin tinggi disiplin belajar dan kepatuha tata tertib

siswa diduga semakin tinggi pula hasil belajar yang diperolehnya, sebaliknya

semakin rendah disiplin belajar dan kepatuhan tata tertib siswa diduga semakin

rendah pula hasil belajar yang diperolehnya.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini secara singkat dapat dijelaskan

dalam skema berikut.


Disiplin Mematuhi Tata Tertib (X)
Perilaku disiplin dalam kelas
Kedisiplinan mengerjakan
tugas-tugas Prestasi Belajar (Y)
Disiplin menaati jadwal Prestasi belajar ditunjukkan
belajar oleh nilai rata-rata UTS PKn
Keteraturan dalam belajar siswa kelas VIII Semester
Kesadaran akan tugas dan Pengaruh Genap Tahun Pelajaran
kewajiban 2010/2011
Kepatuhan terhadap larangan
Kepatuhan terhadap
pemberian sangsi atau
hukuman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Disiplin Mematuhi Tata Tertib


terhadap Prestasi Belajar Siswa
30

C. Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap suatu permasalahan penelitian sampai terbukti data yang terkumpul

(Suharsimi Arikunto, 2006: 67). Dalam penelitian ini dikemukakan dua hipotesis

sebagai berikut.

1. Hipotesis alternatif (Ha) : Ada pengaruh positif kedisiplinan mematuhi tata

tertib terhadap prestasi belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pringapus

Kabupaten Semarang semester genap tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Hipotesis nol (Ho) : Tidak ada pengaruh positif kedisiplinan mematuhi tata

tertib terhadap prestasi belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pringapus

Kabupaten Semarang semester genap tahun Pelajaran 2010/2011.


31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Ditinjau dari permasalahan penelitian ini yaitu tentang pengaruh

kedisiplinan mematuhi tata tertib sekolah terhadap prestasi belajar PKn siswa,

maka penelitian ini bersifat non eksperimen berjenis penelitian kuantitatif

deskriptif dengan menekankan analisis pada data numerik (angka) yang diolah

menggunakan metotode statistik.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Pringapus Kabupaten

Semarang. Dasar pemikiran pemilihan SMP Negeri 1 Pringapus sebagai

lokasi penelitian sebagai berikut.

1. Alasan objektif

Berdasarkan pengamatan awal penelitian, beberapa siswa di SMP Negeri

1 Pringapus Kabupaten Semarang yang sering melanggar tata tertib

sekolah, memiliki nilai hasil belajar PKn yang rendah, dan sebaliknya

siswa yang disiplinnya tinggi dalam mematuhi tata tertib sekolah,

memiliki prestasi belajar PKn yang lebih baik. Sehingga, terdapat

pengaruh yang cukup signifikan antara kedisiplinan mematuhi tata tertib

terhadap prestasi belajar PKn siswa.

31
32

2. Alasan subjektif

Peneliti memilih SMP Negeri 1 Pringapus sebagai lokasi penelitian

dengan pertimbangan kedekatan dengan tempat tinggal peneliti, sehingga

kegiatan penelitian dapat dilaksanakan secara efektif.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006: 99). Dalam penelitian

ini terdapat dua variable, yaitu variable bebas dan variabel terikat, sebagai

berikut.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah kedisiplinan mematuhi tata tertib

(X), dengan indikator pengukuran sebagai berikut.

a. Perilaku disiplin dalam kelas

b. Kedisiplinan mengerjakan tugas-tugas

c. Disiplin menaati jadwal

d. Keteraturan dalam belajar

e. Kesadaran akan tugas dan kewajiban

f. Kepatuhan terhadap larangan

g. Kepatuhan terhadap pemberian sangsi atau hukuman

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mata

pelajaran PKn siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pringapus Kabupaten


33

Semarang semester genap tahun pelajaran 2010/2011. Untuk mengetahui

prestasi belajar tersebut diambil dari nilai akhir mata pelajaran PKn yang

didapat dari nilai ulangan harian, nilai tugas, ulangan tengah semeskter,

dan tes akhir semester.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian (Suharsimi

Arikunto, 2006: 115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

delapan (VIII) yang terdiri dari tujuh kelas yaitu kelas VIIII A, B, C, D, E, F,

dan G SMP Negeri 1 Pringapus yang berjumlah 224 siswa.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian


Kelas VIIII Laki-laki Perempuan Jumlah
A 15 17 32
B 13 20 33
C 12 22 34
D 16 17 33
E 14 17 31
F 12 19 31
G 13 17 30
Jumlah 95 129 224
Sumber: Data Siswa SMP Negeri 1 Pringapus Tahun Pelajaran 2010/2011

Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Suharsimi Arikunto, 2006: 117). Karena dalam penelitian ini populasi

penelitiannya berjumlah lebih dari 100, maka dalam menentukan jumlah

sampel peneliti menggunakan rumus Slovin (Husein, 2003: 141), dengan

tingkat kepercayaan 95. Untuk memperoleh jumlah sampel dalam penelitian

ini, digunakan rumus sebagai berikut:


34

224
n
1  224(5%) 2

n = 143,6 ( 144 dibulatkan)

Keterangan:

n : Jumlah sampel

N : Ukuran populasi

e : Persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan

              sampel yang masih dapat ditolelir, yaitu 5%. Peneliti menggunakan

taraf kesalahan 5% karena yang diteliti adalah siswa yang tergolong

homogen.

Jadi jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 144

siswa yang tersebar dalam tujuh kelas. Teknik pengambilan sampel yang

dipergunakan adalah random sampling. Cara pengambilan sampel dengan

sistem acak, yaitu dalam penentuan sampel, peneliti tidak memilih responden

yang didasarkan pada pilihan peneliti melainkan melalui pengambilan undian

secara acak. Sehingga antara siswa perempuan dan laki-laki mempunyai

kesempatan yang sama untuk menjadi sampel.


35

E. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian

ini sebagai berikut.

1. Metode Angket

Angket adalah pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan tertulis

yang tersusun dan disebarkan untuk mendapat informasi dari sumber data

atau responden. Untuk mengukur variabel disiplin dan kepatuhan tata

tertib ditentukan dengan memberi skor dari jawaban angket yang diisi

responden dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Untuk jawaban pertanyaan yang bersifat positif

1) Jika jawaban a maka diberi nilai 4

2) Jika jawaban b maka diberi nilai 3

3) Jika jawaban c maka diberi nilai 2

4) Jika jawaban d maka diberi nilai 1

b. Untuk jawaban pertanyaan yang bersifat negatif

1) Jika jawaban a maka diberi nilai 1

2) Jika jawaban b maka diberi nilai 2

3) Jika jawaban c maka diberi nilai 3

4) Jika jawaban d maka diberi nilai 4

2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, legger, agenda
36

dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2006: 36). Metode ini dilakukan

untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar, penulis menggunakan

alat bantu daftar nilai akhir mata pelajaran PKn kelas VIII semester genap

tahun pelajaran 2010/2011.

F. Analisis Data

1. Uji Instrumen

a. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2006:

160). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa

yang diinginkan. Untuk mengukur validitas tidaknya setiap faktor, rumus

korelasi yang digunakan adalah yang dikemukakan oleh Pearson yang

dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut.

 XY    X  Y
rxy 
N X 2    X  2N  Y 2    Y  2
Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antara X dan Y

X : skor butir

Y : skor total

N : jumlah responden
37

(Suharsimi Arikunto, 2006: 162)

Hasil uji validitas angket penelitian selanjutnya dikonsultasikan dengan

harga rproduct moment pada taraf signifikansi 5%. Jika harga r hitung > r tabel, maka

instrumen dikatakan valid, dan sebaliknya jika harga rhitung < r tabel maka

dikatakan instrumen tersebut tidak valid.

b. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2006: 170).

Untuk mengetahui reliabilitas dengan cara menganalisis data dari suatu

hasil pengetesan yang dilakukan dengan rumus alpha sebagai berikut.

 k  Σσ b 
2
r11    1 
 k  1  Σσ t 2 

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

 b 2 = jumlah varians butir

Σσ t 2 = varians total

(Suharsimi Arikunto, 2006: 193)


38

Selanjutnya hasil uji reliabilitas angket penelitian dikonsultasikan dengan

harga rproduct moment pada taraf signifikansi 5%. Jika harga r 11 > r tabel, maka

instrumen dikatakan reliabel, dan sebaliknya jika harga r11 < r tabel maka

dikatakan instrumen tersebut tidak reliabel.

2. Analisis Deskriptif

Metode ini digunakan untuk mengkaji variabel-variabel yang ada dalam

penelitian. Untuk mengukur variabel disiplin dan kepatuhan tata tertib

serta prestasi belajar ditentukan dengan perhitungan indeks persentase.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis ini

adalah sebagai berikut.

a. Membuat tabel distribusi jawaban angket.

b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang

telah ditetapkan.

c. Menjumlah skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden.

d. Memasukkan skor tersebut kedalam rumus sebagai berikut

n
% x100%
N

Keterangan :

n : Jumlah nilai yang diperoleh

N : Jumlah nilai ideal (jumlah reponden x jumlah soal x

tertinggi).

(Muhammad Ali, 1984 :184)


39

e. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel kategori.

Untuk menentukan kategori deskriptif prosentase yang diperoleh,

maka dibuat tabel kategori yang disusun melalui perhitungan sebagai

berikut.

1) Persentase maksimal = (4/4) x 100% = 100%

2) Persentase minimal = (1/4) x 100% = 25%

3) Rentang persentase = 100% - 25% = 75%

75%
4) Interval kelas persentase =  19%
4

5) Membuat tabel interval kelas persentase dan kategori sebagai

berikut.

Tabel 3.2 Interval Kelas Persentase dan Kategori Disiplin Tata


Tertib
No Interval Kategori Disiplin
1 81% < % < 100% Sangat Tinggi
2 63% < % < 81% Tinggi
3 44% < % < 63% Cukup Tinggi
4 25% < % < 44% Rendah

Langkah berikutnya dalam penyajian data adalah memberikan

deskripsi terhadap hasil analisis angket. Penguatan deskripsi dilakukan

dengan pemaparan hasil dokumentasi dan wawancara. Pemilihan

bentuk penyajian data ini didasarkan pada. pertimbangan bahwa dalam

penelitian ini, antara data satu dengan yang lain saling berkaitan, tidak

terlepas dari konteks latar belakangnya.

4. Analisis Statistik
40

a. Uji Korelasi

Uji korelasi digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel

bebas dengan variabel terikat, yang dalam penelitian ini digunakan

untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kedisiplinan mematuhi

tata tertib terhadap prestasi belajar PKn siswa. Rumus yang digunakan

untuk melihat pengaruh kedisiplinan mematuhi tata tertib terhadap

prestasi belajar PKn siswa adalah korelasi product moment. Kegunaan

dari korelasi ini adalah yaitu untuk menguji dua signifikansi dua

variabel dan kuat lemah hubungan antar keduanya. Rumus yang

digunakan sebagai berikut.

XY
rxy 
(X ) 2 (Y ) 2

Dimana :

(X )(Y )
xy  XY 
N

(X ) 2
x 2  X 2 
N

(Y ) 2
y 2  Y 2 
N

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi antara X dan Y

X : skor kedisiplinan mematuhi tata tertib

Y : Skor hasil belajar PKn


41

N : Jumlah pasangan X dan Y

(Sutrisno Hadi, 1994: 295)

Penghitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan program SPSS

17. Kriteria penilaian korelasi pada penelitian ini tampak pada tabel

berikut.

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Korelasi


No Interval Kriteria
1 0.00 – 0.199 Sangat Rendah
2 0.20 – 0.399 Rendah
3 0.40 – 0.599 Cukup
4 0.60 – 0.799 Kuat
5 0.80 – 1.000 Sangat Kuat

Sugiyono (2003 ; 216)

b. Uji Regresi

Rumus yang digunakan sebagai berikut.

Y = a + bX

Dengan :

(Y )(X 2 )  (X )(XY )


a
nX 2  (X ) 2

XY  (X )(Y )


b
nX 2  (X ) 2

(Sudjana, 1996: 315)


42

c. Uji Determinan

Uji determinan digunakan digunakan untuk mengetahui seberapa

besar variabel X (kedisiplinan mematuhi tata tertib) memberikan

kontribusi terhadap perubahan variabel Y (hasil belajar PKn).

Koefisien determinasi diperoleh dengan cara mengkuadratkan

koefisien korelasi yang diperoleh dan dinyatakan dalam bentuk

persen (%).

d. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan rumus student t

sebagai berikut.

r n2
t , dk = n-2
1 r2

Keterangan :

t : student t

r : koefisien korelasi antara x dan y

n : jumlah sampel

(Sudjana, 1996: 377)

Pengujian hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut.

1. Jika thitung lebih besar dari ttabel berarti H0 ditolak dan Ha

diterima

2. Jika t hitung lebih kecil dari t tabel berarti H 0 diterima dan Ha

ditolak.
43

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rhineka Cipta.

Daryono, dkk. 1998. Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hadi, Sutrisno. 1990. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.

Husein. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rhineka Cipta.

Kartono, Kartini. 1996. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Jakarta: CV. Mandar
Maju

Mishad. 2012. Pendidikan Karakter: Prespektif Islam. Malang: MPA

Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Sulistyowati, Sofchah. 2001. Cara Belajar Yang Efektif dan Efisien. Pekalongan:
Cinta Ilmu. 74

Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdikbud.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Grasindo
44

60

PENGARUH KEDISIPLINAN MEMATUHI TATA TERTIB


TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 1 PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan


Akademik Sarjana Pendidikan

Oleh:

Parin Priyanto
NIM 07310007

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS DARUL ULUM ISLAMIC CENTRE SUDIRMAN GUPPI
45

(UNDARIS)
2011
46

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Pengaruh Kedisiplinan Mematuhi Tata Tertib terhadap

Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1                                       

Pringapus Kabupaten Semarang Semester Genap Tahun

Pelajaran 2010/2011.

Nama Mahasiswa : Parin Priyanto

NPM : 07310007

Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing pada hari........................,

tanggal .............................................

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Hj. Edy Dwi Kurniati, SE. MM. Drs. Moh. Fakih, M.Si.

ii
47

PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Judul Skripsi : Pengaruh Kedisiplinan Mematuhi Tata Tertib terhadap

Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1                                       

Pringapus Kabupaten Semarang Semester Genap Tahun

Pelajaran 2010/2011.

Nama Mahasiswa : Parin Priyanto

NPM : 07310007

Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, UNDARIS pada hari................., tanggal...................................

Tim Penguji Skripsi,


Ketua, Anggota, Anggota,

.................................. Drs. Hj. Edy Dwi Kurniati, SE. MM. Drs. Moh. Fakih, M.Si.

Mengetahui,
Dekan FKIP Undaris,

Dra. Hj. Sri Widayati, M.Si.

iii
48

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI...........................................................iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................................iv
KATA PENGANTAR...............................................................................................v
ABSTRAK.................................................................................................................vii
DAFTAR ISI..............................................................................................................viii
DAFTAR TABEL......................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................1
B. Perumusan Masalah..............................................................................5
C. Penegasan Istilah...................................................................................5
D. Tujuan Penelitian..................................................................................6
E. Manfaat Penelitian................................................................................7
BAB II Landasan Teori
A. Kajian Pustaka
1. Kedisiplinan ...................................................................................7
2. Tata Tertib.......................................................................................14
3. Prestasi Belajar................................................................................19
B. Kerangka Berpikir.................................................................................22
C. Hipotesis Tindakan................................................................................23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian......................................................................................25
B. Lokasi Penelitian...................................................................................25
C. Variabel Penelitian................................................................................26
vii
49

D. Populasi dan Sampel Penelitian............................................................27


E. Teknik Pengumpulan Data....................................................................28
F. Teknik Analisa Data..............................................................................30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.....................................................................................25
B. Pembahasan ..........................................................................................25
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan...............................................................................................25
B. Saran......................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................37
LAMPIRAN

viii

Anda mungkin juga menyukai