Anda di halaman 1dari 14

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE

DEMONSTRASI

DI KELAS IV SD NEGERI 2 PENUKAL

TUTOR PEMBIMBING :
AKMAL RAMDHAN, M.Pd.

DI SUSUN OLEH:

GEA AGITA (835906517)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

UPBJJ PALEMBANG KELOMPOK BELAJAR PENDOPO


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan
cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi,
penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian
seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain, Abdullah
(1998:18). Oleh karena itu IPA mempunyai hubungan yang sangat luas terkait
dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses
pendidikan dan juga perkembangan teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk
membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang
mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia
sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan
alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu
pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis. Sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja,
melainkan juga merupakan suatu proses penemuan. Dengan demikian, pada
hakikatnya IPA adalah ilmu untuk mencari tahu, memahami alam semesta secara
sistematik dan mengembangkan pemahaman ilmu pengetahuan tentang gejala
alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip, dan hukum yang teruji
kebenarannya (Siti Fatonah dan Zuhdan K. Prasetyo. 2014. Pembelajaran Sains.
Yogyakarta: Ombak)
Apalagi melihat kurangnya pendidik yang menerapkan konsep IPA.
Permasalahan ini terlihat pada cara pembelajaran IPA serta kurikulum yang
diberlakukan belum sesuai atau malah mempersulit pihak sekolah dan siswa
didik. Banyak masalah yang dihadapi oleh pembelajaran IPA, oleh sebab itu
untuk memperbaiki pendidikan IPA di tingkat SD diperlukan pembenahan
kurikulum dan metode pembelajaran yang tepat dalam pendidikan IPA. Masalah
ini juga yang mendasari adanya kurikulum yang disempurnakan dan yang saat
ini sedang di kembangkan di sekolah-sekolah, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
menyebutkan, bahwa setiap tingkat satuan pendidikan berhak menyusun
kurikulum sendiri sesuai eksistensi satuan pendidikan yang bersangkutan, atau
dikenal dengan istilah KTSP. Dengan KTSP ini, guru berhak menambah indikator
yang sesuai dengan lingkungan anak, dengan begitu guru lebih leluasa untuk
menerapkan metode yang tidak membosankan bagi. Oleh karena itu saya sebagai
guru dan sebagai peneliti ingin pmemperbaiki proses pembelajaran dengan
menggunakan metode penemuan terbimbing. Adapun alasan pemilihan metode
ini yaitu metode demonstrasi akan membuat siswa aktif, tidak mengantuk atau
focus dalam pembelajaran, hal ini disesuaikan dengan pendapat Zakiah (2002)
Kelebihan dari metode demostrasi ini yaitu perhatian anak didik dapat
dipusatkan pada demonstrasi yang telah dilakukan dan ketika anak didik ikut
aktif dalam percobaan yang bersifat dmeonstrasi maka siswa akan memperoleh
pengalaman yang melekat dalam dirinya, sehingga dapat diingat siswa dalam
memorinya sehingga dapat membantu siswa mempermudah belajarnya. Maka
dari itu perlu dilakukan upaya peningkatan hasil belajar siswa dengan berjudul
“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Gaya melalui metode
demonstrasi di Kelas IVB SD Negeri 2 Penukal”.
1. Identifikasi Masalah
Masalah yang ditemukan yaitu:
a. Hasil belajar siswa rendah
b. Kurangnya perhatian siswa dalam pemahaman materi
c. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas diketahui analisis masalah yang
ditemukan yaitu:
a. Guru masih menggunakan metode ceramah
b. Guru belum menggunakan variasi dalam mengajar
3. Alternatif Masalah
Masalah-masalah yang ditemukan di atas, alternative masalah yang dapat
dilakukan yaitu dengan cara “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi
Gaya melalui metode demonstrasi di Kelas IVB SD Negeri 2 Penukal”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan metode demonstrasi di
kelas IVB SD Negeri 2 Penukal pada materi gaya?”

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dalam penelitian ini yaitu:
Mendeskripsikan penerapan penggunaan metode demonstrasi dalam
meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IVB SD Negeri 2 Penukal pada materi
gaya.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Hasil dari penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat untuk memberi
konstribusi dunia pendidikan secara umum, adapun manfaat yang diharapkan dari
terlaksananya penelitian ini yaitu:
1. Meningkatkan hasil belajar kognitif.
2. Menciptakan proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
3. Meningkatkan keaktifan siswa pada proses pembelajaran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah “kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif
maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti
proses belajar mengajar” (Kunandar, 2013:62). Hasil belajar yaitu “perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar” (Susanto, 2013:5).
Menurut Kunandar (2013:68) menyebutkan fungsi penilaian hasil belajar yang
dilakukan guru adalah sebagai berikut:
1. Menggambarkan seberapa dalam seorang peserta didik telah menguasai suatu
kompetensi tertentu. 
2. Mengevaluasi hasil belajar siswa dalam rangka membantu siswa memahami
dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan
program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan. 
3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa
dikembangkan siswa serta sebagai alat diagnosis yang membantu guru
menentukan apakah siswa perlu mengikuti remedial atau pengayaan. 
4. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang
berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya. 
5. Kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan peserta didik.

Sedangkan manfaat penilaian hasil belajar yang dilakukan guru adalah: 


1. Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi selama dan setelah proses
pembelajaran berlangsung. 
2. Memberi umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan
kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi. 
3. Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta
didik. 
4. Umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan
sumber belajar yang digunakan. 
5. Memberikan pilihan alternatif penilaian kepada guru. 
6. Memberikan informasi kepada orang tua tentang mutu dan efektivitas
pembelajaran yang dilakukan di sekolah
Menurut teori Gestal, belajar merupakan suatu proses perkembangan,
artinya bahwa secara kodrat jiwa raga anak mengalami perkembangan.
Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu baik yang berasal dari diri siswa
sendiri maupun pengaruh dari lingkungan. Berdasarkan teori ini, hasil belajar
siswa dipengaruhi oleh dua hal yaitu siswa itu sendiri dan lingkungannya.
Pertama, siswa; dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual,
motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua,
lingkungan; yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru,
sumber-sumber belajar, metode, serta dukungan lingkungan keluarga. 
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman (dalam Susanto,
2013:12), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal maupun
eksternal. Secara rinci diuraikan sebagai berikut: 
1. Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam
diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal
ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap,
kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. 
2. Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat

B. Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran adalah cara sistematis dalam bentuk konkret
berupa langkah-langkah untuk mengefektifkan pelaksanaan suatu pembelajaran.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat Iskandarwassid dan Sunendar
(2011, hlm. 56) yang mengatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara kerja
yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan atau ditentukan.
Sementara itu, Sutikno (2014, hlm. 33) berpendapat bahwa pengertian “metode”
secara harfiah berarti “cara”, metode adalah suatu cara atau prosedur yang
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran adalah cara kerja sistematis yang memudahkan pelaksanaan
pembelajaran berupa implementasi spesifik langkah-langkah konkret agar
terjadi proses pembelajaran yang efektif mencapai suatu tujuan tertentu seperti
perubahan positif pada peserta didik

Metode demonstrasi adalah metode panyajian pelajaran dengan


menunjukkan kepada sisiwa tentang proses, situasi, maupun benda tertentu baik
asli maupun tiruan. Dengan metode ini siswa dapat dengan lebih mudah
menerima materi karena lebih kongkret menurut Sanjaya, W ( 2006: 152).
Menurut Muhibbin Syah (2010:205), “Metode demonstrasi adalah metode
mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan
melakukan suatu kegiatan baik secara langsung maupun melalui penggunaan
media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
disajikan”. Menurut Roestiyah (dalam Huda 2013: 231-
232).Demonstrasi/peragaan merupakan salah satu strategi mengajar dimana
guru memperlihatkan suatu benda asli, benda tiruan, atau suatu proses dari
materi yang diajarkan kepada seluruh siswa (Roestiyah 2008). Metode
Demonstrasi adalah cara yang digunakan oleh guru untuk memperagakan suatu
hal dalam proses pembelajaran baik secara langsung atau dengan media
sehingga siswa juga dapat mencoba melakukan.
Metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan kekuranga sebagai berikut:
1. Kelebiha Metode Demonstrasi
a. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan konkret, sehingga
menghindari verbalisme ( pemahama secara kata-kata atau kaimat )
b. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
c. Proses pengajaran lebih menarik
d. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori
denga kenyataan dan mencoba Melaukannya sendiri.
2. Kekuranga Metode Demonstrasi
a. Metode ini memerluka keterampila guru secara khusus, karena tapa
ditunjuang denga hal itu pelasanaan demonstrasi tidak aka efektif
b. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya ynag memadai tidak selalu
tersedia denga baik
c. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang
disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yag mungkin
terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain

Manfaat psikologis pedadogis dari metode demonstrasi adalah :


a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam
diri siswa (Darajat, 1985)

Menurut Suprijono (2013: 130) menjelaskan bahwa langkah-langkah


demonstrasi adalah sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan.
3. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan.
4. Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai skenario
yang telah disiapkan.
5. Seluruh siswa memerhatikan demonstrasi dan menganalisanya.
6. Tiap siswa mengemukakan hasil analisisnya dan juga pengalaman siswa
didemonstrasikan.
7. Guru membuat kesimpulan

C. Materi Gaya
Gaya adalah dorongan atau tarikan yang dapat menyebabkan benda bergerak
atau berubah bentuk. Gaya dapat diukur alat untuk mengukur gaya adalah
dinamometer atau neraca pegas.
1. Sifat Gaya
Sifat-sifat Gaya adalah sebagai berikut :
a. Gaya dapat merubah posisi sebuah benda.
b. Gaya dapat merubah bentuk benda
2. Macam-macam Gaya
Macam-macam gaya antara lain: gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya
gravitasi, gaya pegas dan gaya gesek.
a. Gaya Otot
Gaya otot dilakukan oleh makhluk hidup yang mempunyai otot. Gaya ini
sering digunakan oleh manusia. Contohnya saat kita mendorong meja.
b. Gaya Listrik
Gaya listrik adalah gaya yang dihasilkan benda bermuatan listrik. Gaya ini
juga sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah
lampu yang menyala, Televisi, AC, dll
c. Gaya Magnet
Gaya magnet adalah gaya tarik atau gaya tolak yang dihasilkan oleh ketika
dua magnet atau lebih saling berinteraksi. Contohnya besi dan magnet.
d. Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi adalah gaya yang disebabkan oleh gaya tarik yang
dihasilkan bumi. Gaya gravitasi ini akan menyebabkan semua benda yang
berada pada permukaan bumi selalu tertarik menuju bumi. Contohnya
buah yang jatuh dari pohonnya
e. Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda bergerak. Contohnya mendorong meja.
f. Gaya Pegas
Gaya pegas dihasilkan oleh sebuah benda elastis. Gaya tersebut
terjadi karena pegas bersifat elastis dan lentur sehingga memungkinkan
kembali ke bentuknya semula. Contohnya adalah ketapel, panah
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu


1. Subjek
Subjek penelitian ini adalah mata pelajaran IPA dengan materi Gaya
2. Tempat
Tempat penelitian di SD Negeri 2 Penukal kelas IV B tahun ajaran
2020/2021 dengan jumlah siswa sebanyak 19 orang yang terdiri dari 15
orang laki-laki dan 4 orang perempuan.
3. Waktu
Waktu penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus pembelajaran. Siklus
1 dilaksanakan pada hari senin 3 Mei 2021 dan siklus 2 diadakan pada hari
kamis, tanggal 6 Mei 2021.
4. Pihak yang Membantu
Pihak yang telah membantu dalam penelitian ini adalah Dosen
pembimbing (Akmal Rmadhan, M.Pd.), sebagai supervisor dan penilai
( Elmisah, S.Pd.) Serta siswa kelas IV B SD Negeri 2 Penukal.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Siklus 1
1. Tahap Perencanaan
Adapun kegiatan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut: (1)
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
metode demonstrasi (2) Menyiapkan materi (3) Membuat Lembar Kerja
Siswa (LKS) untuk proses pembelajaran (4) Membuat lembar penilaian
berupa instrument tes (pilihan ganda, isian) beserta kunci jawaban (6)
Membuat media yang akan digunakan yaitu berupa PPT tentang gaya (7)
Membuat lembar penilaian siswa (8) membuat lembar pengamatan guru

2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini tindakan yang dilakukan adalah menerapkan dan
mengimplementasikan perencanaan yang sudah dibuat. Tindakan yang
dilakukan adalah: (1) Guru menjelaskan materi dan menampilkan gambar
dan video (2) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (3) Guru menjelaskan
proses pelaksanaan pembelajaran metode demonstrasi (4) Siswa melakukan
demonstrasi gaya merubah arah gerak pada benda (5) Guru memberikan
motivasi atau penguat-penguat bila anak berhasil ataupun kurang berhasil
(6) Siswa mencatat materi penting yang ditemukan pada demonstrasi yang
telah dilakukannya (7) Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /
rangkuman hasil belajar. (9) Siswa mengumpulkan hasil tugas yang telah
diberikan guru (10) Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)

3. Tahap observasi
Pada tahap ini, dilaksanakan observasi terhadap kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan lembar observasi Alat Penilaian Kemampuan Guru
(APKG) yang dilakukan oleh pengamat. Pengamat memberikan penilaian
terhadap aspek-aspek yang diamati dan memberikan catatan tambahan yang
diperlukan pada setiap siklus. disimpulkan bahwa guru telah menggunakan
variasi dalam pembelajaran, semua siswa berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran.

4. Tahap refleksi
Hasil dari observasi maka dilakukan refleksi, sehingga diketahui apa yang
sudah tercapai dan yang berlum tercapai, kelemahan yang muncul di siklus I
akan diperbaiki dan dilanjutkan pada siklus II. Kelemahan pada siklus 1 ini
yaitu kurang kurang dapat mengelola kelas dengan baik, tidak memberikan
latihan untuk menambah pemahan siswa terhadap materi gaya
mempengaruhi arah gerak benda dan tidak menyampaikan tindak lanjut.

Siklus 2
1. Tahap Perencanaan
Adapun kegiatan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut: (1)
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
metode demonstrasi (2) Menyiapkan materi (3) Membuat Lembar Kerja
Siswa (LKS) untuk proses pembelajaran (4) Membuat lembar penilaian
berupa instrument tes (pilihan ganda, isian) beserta kunci jawaban (6)
Membuat media yang akan digunakan yaitu berupa PPT tentang gaya (7)
Membuat lembar penilaian siswa (8) membuat lembar pengamatan guru

2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini adalah melaksanakan tindakan Pada tahap ini tindakan
yang dilakukan adalah menerapkan dan mengimplementasikan perencanaan
yang sudah dibuat. Tindakan yang dilakukan adalah: (1) Guru menjelaskan
materi dan menampilkan gambar dan video (2) Guru membagikan Lembar
Kerja Siswa (3) Guru menjelaskan proses pelaksanaan pembelajaran metode
demonstrasi (4) Siswa melakukan demonstrasi gaya merubah arah gerak
pada benda (5) Guru memberikan tugas latihan pilihan ganda dan isian (6)
Siswa mengumpulkan hasil tugas yang telah diberikan guru (7) Guru
melakukan tanya jawab dengan siswa untuk meningkatkan pemahaman
siswa (8) Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil
belajar. (9) Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)

3. Tahap observasi
Pada tahap ini, dilaksanakan observasi terhadap kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan lembar observasi Alat Penilaian Kemampuan Guru
(APKG) yang dilakukan oleh pengamat. Pengamat memberikan penilaian
terhadap aspek-aspek yang diamati dan memberikan catatan tambahan yang
diperlukan pada setiap siklus. disimpulkan bahwa guru telah menggunakan
variasi dalam pembelajaran, semua siswa berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran.

4. Tahap refleksi
Hasil dari observasi maka akan dilakukan refleksi, sehingga diketehui apa
yang sudah tercapai dan belum tercapai. Pada siklus II ini aktifitas guru dan
siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang ingin dicapai oleh karena
itu hasil dari refleksi ini dapat dibuat hasil penelitian
C. Teknik Analisis Data
Peneliti menggunakan teknik analisis data secara kuantitatif yakni
kegiatan mengolah data berupa angka yang berhubungan dengan hasil belajar
siswa disetiap siklus perbaikan pembelajaran melalui lembar latihan soal.
Melalui lembar latihan soal peneliti dapat menganalisis data nilai rata – rata
kelas dan menentukan tingkat ketuntasan belajar siswa yang mengacu pada
keputusan Depdiknas (2004) bahwa siswa dinyatakan tuntas belajar secara
individual apabila nilai yang diperolehnya mencapai 70 ke atas dan proses
belajar mengajar dinyatakan tuntas apabila siswa yang memperoleh nilai 70 ke
atas adalah sebanyak 80%.
Berdasarkan hasil latihan soal yang diberikan kepada siswa sebanyak 10
soal pilihan ganda dengan skor 2, 5 soal isian dengan skor 5 dan 5 essay dengan
skor 10 dan jika dijawab dengan benar semua akan mendapat nilai 100. Data
kuantitatif yang disajikan menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Nilai rata – rata hasil belajar siswa
∑x
X=
N
Keterangan :
X = nilai rata – rata kelas
∑x = jumlah nilai semua siswa
N = jumlah siswa yang mengikuti tes
(Sudjana, 2002: 67)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

SIKLUS 1

Anda mungkin juga menyukai