25 482 1 PB
25 482 1 PB
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendapatan Asli Daerah
(PAD) secara simultan maupun parsial mempengaruhi kinerja keuangan pada pemerintah
kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Data yang digunakan adalah laporan APBD
dan Laporan Realisasi APBD kota di Provinsi Sulawesi Selatan dari tahun 2011-2016.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif, dengan model regresi
berganda.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability
sampling dengan cara purposive sampling, artinya setiap elemen populasi mempunyai
kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Hasil penelitian ini menyatakan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan bahwa Pajak
Daerah, Retribusi daerah, Penghasilan perusahaan dan Lain-lain pendapatan daerah yang
sah merupakan komponen pendapatan Asli daerah yang mempengaruhi Kinerja keuangan
pemerintah kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan, akan tetapi secara parsial Pajak
Bumi dan Bangunan dominan berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah Kota
Makassar.
Berdasarkan Hasil penelitian dan pembahasan Mengenai Pengaruh Pendapatan
Asli daerah (PAD) Kota Makassar terhadap kinerja keuangan Pemerintah Kota Makassar
Provinsi Sulawesi Selatan, dapat disimpulkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD)
yang secara simultan atau pun parsial berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada
pemerintah kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
Kata Kunci : Pendapatan Asli Daerah, Kinerja Keuangan.
ABSTRACT
The objective of this research was to find out how the local revenue (PAD)
simultaneously and partially influence the financial performance of the government
Makassar city South Sulawesi province. The data used were the APBD report and the
APBD realization report of the city in the South Sulawesi province from 2011-2016. The
analysis method used is quantitative analysis with multiple regression models.
The sampling in this research using technique of non-probability sampling by
purposive sampling means that each population element has same possibility to be
sampled. but partially the land tax and dominant building influence the financial
performance of the government Makassar city.
The research result shows that local revenue (PAD) simultaneously has influence
on financial performance, but partially only the earth and building taxes that dominantly
influence financial performance, while local tax, user charges, company result and loc al
wealth are not dominantly influence the financial performance on the government of
Makassar city South Sulawesi. Based on research result and the discussion of the
influence local revenue (PAD) Makassar city to the financial performance Makassar city
South Sulawesi, can be concluded that local revenue (PAD) simultaneously or partially
influence to the financial performance on government of Makassar city South Sulawesi
Province.
Keywords: Local Revenue, Financial Performance
I.PENDAHULUAN b. Komponen-komponen Pendapatan
I.I. Latar Belakang. Asli Daerah apa saja yang secara
Keuangan daerah di Indonesia dominan mempengaruhi kinerja
merupakan salah satu bidang dalam keuangan pemerintah Kota
akuntansi sektor publik yang mendapat Makassar Sulawesi Selatan periode
perhatian besar dari berbagai pihak 2011 – 2016.
semenjak reformasi di tahun 1998, hal 1.3. Tujuan Penelitian
tersebut disebabkan oleh adanya Tujuan penelitian ini adalah :
kebijakan baru dari pemerintah Republik 1. Untuk mengetahui Seberapa besar
Indonesia yang mereformasi berbagai pengaruh Pendapatan Asli Daerah
hal, termasuk pngelolaan. Keuangan (PAD) terhadap kinerja keuangan
daerah. Reformasi tersebut awalnya pemerintah Kota Makassar
dilakukan dengan mengganti Undang- Sulawesi Selatan
undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang 2. Untuk mengetahui perbedaan
pemerintahan pokok-pokok komponen-komponen
pemerintahan di daerah dengan Undang- Pendapatan Asli Daerah yang
undang No. 25 tahun 1999 yang secara dominan mempengaruhi
menggantikan Undang-Undang Nomor kinerja keuangan pemerintah
32 Tahun 1956 yang berkaitan dengan Kota Makassar Sulawesi Selatan
keuangan negara dan daerah (Abd. periode 2011 – 2016.
Halim, Muh.Syam Khusufi : 2010 Edisi 1.4. Manfaat Penelitian
Ke 4). Hasil penelitian ini diharapkan
Proses pengelolaaan keuangan dapat memberikan manfaat bagi
daerah dimulai dengan berbagai pihak diantanya adalah:
perencanaan/penyusunan anggaran A. Manfaat bagi instansi pemerintah
pendapatan belanja daerah (APBD). Hasil Penelitian ini diharapkan
APBD merupakan rencana keuangan dapat memberikan kontribusi
tahunan pemerintahan daerah yang sebagai bahan informasi dalam
dibahas dan disetujui bersama oleh rangka peningkatan kinerja
pemerintah daerah dan DPRD, dan Makassar di Sulawesi Selatan.
ditetapkan dengan peraturan daerah. B. Manfaat bagi Ilmu Pengetahuan
Karena itu APBD merupakan Dengan penelitian ini diharapkan
kesepakatan bersama antara eksekutif dapat menambah khasana ilmu
dan legislatif yang dituangkan dalam pengetahuan dibidang
peraturan daerah dan dijabarkan dalam pemerintahan dan keuangan daerah
peraturan kepala daerah. dalam mengelolah kinerja
1.2. Rumusan Masalah keuangan.
Bedasarkan Uraian latar C. Manfaat bagi Peneliti Selanjutnya
belakang, maka yang menjadi rumusan Diharapkan dapat dijadikan sebagai
permasalahan dalam penelitian ini bahan referensi bagi peneliti
adalah sebagai berikut: selanjutnya.
a. Seberapa besar pengaruh
Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2.TINJAUAN PUSTAKA
terhadap kinerja keuangan 2.1. Pengertian Pendapatan
pemerintah Kota Makassar Asli Daerah
Sulawesi Selatan
Pendapatan asli daerah (PAD) a. Pajak, adalah pembayaran iuran
merupakan semua penerimaan yang oleh rakyat kepada pemerintah
diperoleh daerah dari sumber-sumber yang dapat dipisahkan dengan
dalam wilahnya sendiri yang dipungut tanpa balas jasa secara langsung
berdasarkan peraturan daerah sesuai dapat ditunjuk.
dengan peraturan perundang-undangan b. Retribusi adalah suatu pembayaran
yang berlaku (Halim, 2004). Sektor dari rakyat kepada pemerintah
pendapatan daerah memegang peranan dimana kita dapat melihat adanya
yang sangat penting, karena melalui hubungan antara balas jasa yang
sektor ini dapat dilihat sejauh mana langsung diterima dengan adanya
suatu daerah dapat membiayai kegiatan pembayaran retribusi tersebut.
pemerintah dan pembangunan daerah. c. Keuntungan dari perusahaan-
2.5. Pendapatan Asli Daerah (PAD) perusahaan Negara. Penerimaan
Dan Kaitannya Dengan Keuangan dari sumber ini merupakan
Pusat penerimaan pemerintah dari hasil
A. Pendapatan Asli Daerah (PAD) penjualan barang-barang yang
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dihasilkan oleh perusahaan-
merupakan semua penerimaan daerah perusahaan Negara.
yang berasal dari sumber ekonomi asli d. Pinjaman. Pinjaman ini bisa dapat
daerah, kelompok pendapatan asli berasal dari luar Negeri maupun
daerah (PAD) dipisahkan menjadi empat dari dalam Negeri.
jenis pendapatan, yakni sebagai berikut: 2.6.1. Pengertian Kinerja Keuangan
1. Pajak daerah Kinerja keuangan adalah suatu
2. Retribusi Daerah usaha formal yang dilaksanakan
3. Hasil pengelolaan kekayaan milik perusahaan untuk mengevaluasi efisien
daerah yang dipisahkan dan efektivitas dari aktivitas perusahaan
4. Lain-lain PAD Yang sah. yang dilaksanakan pada periode waktu
B. Penerimaan Pemerintah Daerah tertentu.Menurut Sucipto (2003:34)
Penerimaan pemerintah daerah pengertian kinerja keuangan adalah
sesuai dengan undang-undang No.33 penentuan ukuran-ukuran tertentu yang
Tahun 2004 tentang perimbangan dapat mengukur keberhasilan suatu
keuangan antara pemerintah pusat dan organisasi atau perusahaan dalam
daerah (Samu,2005) di artikan sebagai menghasilkan laba.Sedangkan menurut
uang yang masuk ke kas daerah, atau AIA (2007:5) Kinerja keuangan adalah
penerimaan yang didapat pemerintah kemampuan perusahaan dalam
daerah meliputi pendapatan daerah dan mengelola dan mengendalikan sumber
pembiayaan. Pendapatan daerah daya yang dimilikinya.
bersumber dari PAD, dana perimbangan Pengertian kinerja keuangan
dan lain-lain pendapatan yang sah. menunjukkan kaitan yang cukup erat
Sedangkan pembiayaan bersumber dari dengan penilaian mengenai sehat atau
sisa lebih perhitungan anggaran daerah, tidak sehatnya suatu
penerimaan pinjaman daerah, dana perusahaan.Sehingga jika kinerjanya
cadangan daerah dan hasil penjualan baik, maka baik pula tingkat kesehatan
kekayaan daerah yang dipisahkan. perusahaan tersebut.
Secara garis besar sumber- Kinerja keuangan menurut
sumber penerimaan atau cara-cara yang Mulyadi (2007) adalah penentuan secara
ditempuh oleh pemerintah untuk periodic efektifitas operasional suatiu
mendapatkan dana pada dasarnya dapat organisasi atau karyawannya
digolongkan antara lain sebagai berikut: berdasarkan sasaran, standar,dan telah
ditetapkan sebelumnya.
2.5. Analisis Rasio Keuangan Daerah yang diperlukan daerah. Rasio ini juga
A. Rasio Kemandirian Keuangan menggambarkan ketergantungan
Daerah pemerintah daerah terhadap sumber dana
Rasio kemandirian keuangan eksternal. Semakin tinggi rasio ini, maka
daerah menunjukkan kemampuan tingkat ketergantungan daerah terhadap
pemerintah daerah dalam membiayai pihak eksternal semakin rendah, begitu
sendiri kegiatan pemerintahan, pula sebaliknya.
pembangunan dan pelayanan kepada B. Rasio Eefektivitas Keuangan
masyarakat. Rasio kemandirian dihitung Daerah
dengan membagi totall PAD dengan Pengertian efektivitas
total belanja daerah dalam satuan persen berhubungan dengan derajat
(Suyana, 2008). keberhasilan suatu operasi pada sektor
Semakin tinggi rasio ini berarti publik sehingga suatu kegiatan
tingkat ketergantungan daerah terhadap dikatakan efektif jika kegiatan tersebut
bantuan pihak pemerintah pusat dan mempunyai pengaruh besar terhadap
provinsi semakin rendah, demikian pula kemampuan menyediakan pelayanan
sebaliknya. Rasio ini juga masyarakat yang merupakan sasaran
menggambarkan tingkat partisipasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Rasio
masyarakat dalam pembangunan daerah. efektivitas merupakan tingkat
Semakin tinggi rasio ini berarti semakin pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan
tinggi partisipasi masyarakat dalam atau prestasi yang dicapai oleh
membayar pajak dan retribusi daerah pemerintah daerah yang diukur dengan
yang merupakan komponen dari PAD. membandingkan realisasi pendapatan
Secara sederhana rasio dengan anggaran pendapatan, dalam
kemandirian dapat diformulasikan satuan persen (Suyana, 2008).
sebagai berikut (Mahsun dalam Suyana, Rasio efektivitas diukur dengan
2008) : : (Suyana Utama, 2008).
Tabel 2.1 Pola Hubungan Tingkat Nilai efektivitas diperoleh dari
Kemandirian dan Kemampuan perbandingan sebagaimana tersebut
Keuangan Daerah diatas, diukur dengan kriteria penilaian
Kemampu Rasio Pola kinerja keuangan (Mahsun, 2006: 187).
an Kemandiri Hubungan Tabel 2.2 Efektivitas Keuangan
Keuangan an (%) Daerah
Rendah 0 – 25 Instr Efektifitas Keuangan Rasio
Sekali uktif Daerah Otonom dan Efektifitas
Rendah > 25 — 50 Konsu Kemampuan
ltatif Keuangan
Sedang > 50 — 75 Partisi Sangat Efektif > 100
patif Efektif >90 - 100
Tinggi > 75 —100 Dele Cukup Efektif >80 - 90
gatif Kurang Efektif >60 - 80
Sumber : Mashun (2006). Tidak Efektif ≤60
Rasio kemandirian keuangan Sumber : Mahsun (2006:187).
daerah atau yang sering disebut sebagai
otonomi fiskal menunjukkan C. Rasio Efisiensi Keuangan Daerah
kemampuan daerah dalam membiayai Rasio efisiensi merupakan
sendiri kegiatan pemerintahan, tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
pembangunan, dan pelayanan kepada kegiatan atau prestasi yang dicapai oleh
masyarakat yang telah membayar pajak pemerintah daerah yang diukur dengan
dan retribusi sebagai sumber pendapatan membandingkan realisasi belanja dengan
anggaran belanja yang telah ditetapkan, dan anggaran belanja daerah dengan
dalam satuan persen (Suyana, 2008). menggunakan ukuran efisiensi tersebut,
Semakin kecil rasio ini, maka semakin maka penilaian kinerja keuangan dapat
efisien, begitu pula sebaliknya. Pada ditentukan sebagai berikut (Mahsun,
sektor pelayanan masyarakat adalah 2006).
suatu kegiatan yang dilakukan dengan Tabel 2.4 Keserasian Belanja
baik dan pengorbanan seminimal Keuangan Daerah
mungkin. Keserasian Belanja Rasio
Rasio efisiensi diukur dengan Keuangan Daerah Efektifitas
(Suyana, 2008) . Otonom
Dengan mengetahui hasil Sangat Efisien 0 – 20
perbandingan antara realisasi belanja Efisien >20 – 40
dan anggaran belanja daerah dengan Cukup Efisien >40 – 60
menggunakan ukuran efisiensi tersebut, Kurang Efisien >60 – 80
maka penilaian kinerja keuangan dapat Tidak Efisien >90 – 100
ditentukan (Mahsun, 2006). Sumber : Mahsun (2006:187).
Berdasarkan table belanja daerah pada tahun 2014, belanja daerah yang tersedia
tahun 2011, belanja daerah yang tersedia sebesar Rp.84.690.454.000, yang
sebesar Rp. 75.428.724.000, yang digunakan sebesar Rp. 71.304.041.541,
digunakan sebesar Rp. 65.651.091.687 atau 84,19%, tahun 2015, belanja daerah
atau 87,04%, tahun 2012 belanja daerah yang tersedia sebesar
tersedia sebesar Rp. 92.528.981.000, Rp.88.646.140.900, yang digunakan
yang digunakan sebesar Rp. sebesar Rp. 64.640.408.341, atau
81.989.404.332, atau 88,61%, tahun 72,50%, tahun 2016, belanja daerah
2013, belanja daerah yang tersedia tersedia sebesar Rp. 134.075.758.000,
sebesar Rp. 81.989.404.332, yang yang digunakan sebesar Rp.
digunakan sebesar Rp. 73.373.004.705 69.501.978.759, atau 51,84 %
Tabel 4.1.4 Tabel Kontribusi PAD dan Dana Perimbangan terhadap
APBD Kota Makassar
No Tahun PAD % Dana Perimbangan % Jumlah Pendapatan
Descriptive Statistics
dari perhitungan rasio selama 6
N tahun yaitu data
Maximum Mean2011-2016.
Minimum 4.2. Uji Asumsi Klasik Std. Deviation
x1 6 ,84 4.2.1. Uji
4,22Normalitas
1,4583 1,35803
Data menyebar di sekitar garis
x2 6 ,88 diagonal
4,82dan mengikuti
1,7017 arah garis
1,53087
x3 6 ,89 diagonal
7,17 serta grafik
2,1933 histogramnya
2,44440
menunjukkan pola berdistribusi normal.
2,0833
x4 6 ,83 7,99 2,89700
Pengujian normalitas
2,4200 juga dilakukan
Y 6 ,72 9,97 3,70608
dengan menggunakan2,6050 uji statistik non
A 6 ,51 11,07 Kolmogrov-Smirnov (K-S).
parametrik 4,17822
Valid N (listwise) 6 Nilai K-S dari pengolahan data
Sumber : Hasil pengolahan data 2011- tersebut sebesar 0,618 dan signifikansi
2016 sebesar 0,840 (0,840 > 0,05), maka
Semua variabel memiliki nilai disimpulkan bahwa data terdistribusi
maksimum dan minimum positif. Data secara normal.
tabel tersebut secara rinci dijelaskan
sebagai berikut :
1. Variabel pajak daerah memiliki nilai
minimum 0,84 dan maksimum 4,22
dengan rata-rata pajak daerah
sebesar 1,4583 serta jumlah sampel
dari perhitungan rasio selama 6
tahun yaitu data 2011-2016.
2. Variabel retribusi daerah memiliki
nilai minimum 0,88 dan maksimum
4,82 dengan rata-rata retribusi Gambar 2: Histogram dan P-Plot
daerah sebesar 1,7017 serta jumlah
sampel dari perhitungan rasio
selama 6 tahun yaitu data 2011-
2016.
3. Variabel hasil perusahaan dan
kekayaan daerah memiliki nilai
minimum 0,89 dan maksimum
4,82 dengan rata-rata hasil
perusahaan dan kekayaan daerah
sebesar 2.1933 serta jumlah sampel
dari perhitungan rasio selama 6
Tabel 3 : Nilai Uji Statistik Non-Paramet
tahun yaitu data 2011-2016.
.4. Variabel lain-lain PAD yang sah One-S ample Kolmogorov-S mirno
memiliki nilai minimum 0,83 dan
Standa
maksimum 7,99 dengan rata-rata
N
lain-lain PAD yang sah sebesar Normal M ean
2,0833 serta jumlah sampel dari Parameters Std. Deviation
a,b
perhitungan rasio selama 6 tahun
M ost Absolute
yaitu data 2011-2016. Extreme Positive
5. Variabel kinerja memiliki nilai Differences Negative
minimum 0,72 dan maksimum 9,97 Kolmogorov-Smirnov Z
dengan rata-rata kinerja daerah Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 2,4200 serta jumlah sampel Sumber : Hasil pengolahan data 2017
4.3. Analisis Regresi Tabel 6 : Nilai Koefisien Regresi Untuk
4.3.1. Persamaan Regresi Kinerja Keuangan Dengan Komponen
PAD
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
M odel B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 128,354 151,282 ,848 ,552
x1 6,259 6,356 1,126 ,985 ,505
x3 17,802 167,181 ,164 ,106 ,932
x4 14,301 112,755 ,143 ,127 ,920
x6 41,620 51,728 ,609 ,805 ,569
Dependent Variable: Y
Sumber : Hasil pengolahan data 2017