Oleh :
Muhammad Fajrul Ilmi
101316065
Universitas Pertamina-i
Universitas Pertamina-i
LEMBAR PENGESAHAN
Jakarta,
MENGESAHKAN
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Astra Agus Pramana D.N., S.Si, M.Sc Iwan Setya Budi, M.T
116111 116158
MENGETAHUI
Ketua Program Studi
Universitas Pertamina- i
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir berjudul Analisis Penggunaan Lattice
Boltzmann Method pada Properti Petrofisik : Permeabilitas Relatif pada Batu Pasir
Menggunakan Digital Core Analysis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri dan tidak mengandung materi yang ditulis oleh orang lain kecuali telah dikutip
sebagai referensi yang sumbernya telah dituliskan secara jelas sesuai dengan kaidah
penulisan karya ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dalam karya ini, saya bersedia
menerima sanksi dari Universitas Pertamina sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Pertamina hak bebas royalti noneksklusif (non-exclusive royalty-free right) atas
Tugas Akhir ini beserta perangkat yang ada. Dengan hak bebas royalti noneksklusif ini
Universitas Pertamina berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam
bentuk pangkatan data (database), merawat, dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
4 September 2020
Jakarta,……………………..
Materai Rp 6.000
Universitas Pertamina- ii
ABSTRAK
Muhammad Fajrul Ilmi 101316065. Analisis Permeabilitas Relatif pada Batu Pasir
Menggunakan Data Digital Core.
Penelitian ini berisi tentang pencarian parameter petrofisik pada sampel digital Core dan
juga permodelan dalam bentuk 3D dengan sampel batu pasir sintesis a32_x1_y1_z1 yang
memiliki ukuran pixel sebesar 5123, yang bertujuan untuk menentukan nilai porositas,
permeabilitas absolut & relatif, permodelan arah aliran dan juga kurva hasil Kro&Krw vs
Sw. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Lattice Boltzmann yang
sudah diimplementasikan didalam aplikasi baik Palabos dan juga Avizo, untuk metode
perhitungan yang digunakan yaitu metode Corey-Exponent, dan juga Core-Logs. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan adanya kesamaan dalam hasil simulasi maupun perhitungan,
serta dengan membandingkan hasil simulasi dengan hasil laboratorium yang telah ada
menghasilkan nilai yang mendekati dengan hasil laboratorium tersebut, perbedaan hasil
yang terjadi dapat disebabkan oleh bermacam-macam hal baik karena faktor manusia
maupun faktor dari aplikasi tersebut, sehingga diperlukan kemampuan yang baik dalam
menjalankan aplikasi tersebut untuk meminimalisir error yang terjadi. Selain itu perlu
diperhatikan bahwa perangkat komputer yang digunakan juga mempengaruhi bagaimana
aplikasi tersebut berjalan, sehingga lebih baik jika komputer yang digunakan memiliki
spesifikasi yang diatas rata-rata. Pengambilan referensi lebih baik dan juga model
perhitungan serta kemampuan dalam mengolah data tersebut akan membuat hasil penelitian
sebaik baik dan teliti.
Kata kunci (sentence case ) : Porositas, Permeabilitas relatif, Permeabilitas absolut, Palabos,
Avizo, Kro&Krw, Sw.
Universitas Pertamina-iii
ABSTRACT
Universitas Pertamina- iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah SWT yang selalu memberikan nikmat, rejeki, dan juga semangat
kepada penulis untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, tidak luput juga semangat dari
kedua orang tua yang telah mendukung sepenuhnya dalam apapun yang penulis butuhkan.
Laporan ini ditujukan sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di
Universitas pertamina serta sebagai pembuktian penulis untuk siap bersaing didalam dunia
kerja. Semoga laporan ini dapat berguna dan menjadi inspirasi bagi pembaca.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada
seluruh pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung didalam
penyelesaian kerja praktik ini, antara lain:
1. Kedua Orang tua, atas segala kesabaran, perhatiannya dan segala kasih sayangnya, serta
saudara-saudara saya atas bantuan doa, motivasi dan bantuan moril maupun materil.
2. Bapak Dr. Astra Agus Pramana DN selaku Ketua Program Studi Teknik Perminyakan
dan juga selaku dosen pembimbing dari Universitas Pertamina.
3. Bapak Muhammad Anton Gibrata, Ph.D. selaku pembimbing dari ADNOC, dan juga
Bapak Dr. Fourier Dzar Eljabbar Latief, M.Si. selaku pembimbing dari ITB, Bandung.
4. Teman-teman dengan tema Tugas Akhir Digital Core Analisis yang sudah berjuang
bersama dari mulainya penelitian tentang tema Tugas Akhir ini.
5. Kawan seperjuangan Kost Syahril yang sudah berjuang bersama dari awal perkulihan
hingga akhir proses penyelesaian Tugas Akhir.
6. Maudy Awalia S yang selalu memberikan motivasi dan selalu mengingatkan didalam
proses pengerjaan Tugas Akhir.
7. Penulis mengucapkan terimakasih sebesar besarnya kepada pihak lain yang tidak dapat
diucapkan satu persatu, yang telah memberikan masukan selama proses pengerjaan
laporan.
Akhir kata penulis mengucapkan permintaan mohon maaf sebesar – besarnya jika didalam
penulisan laporan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, semoga laporan
ini bukan semata-mata sebagai syarat kelulusan mata kuliah Tugas Akhir, tetapi juga dapat
bermanfaat di kemudian hari.
Penulis
Universitas Pertamina-v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................................... i
ABSTRACT ............................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Pertamina- vi
4.2. Digital Core Analysis ................................................................................................... 21
4.2.1. Penentuan Nilai Porositas .................................................................................. 21
4.2.2. Penentuan Nilai Permeabilitas ............................................................................ 22
4.2.3 Analisis Hasil 3D Sampel Core ........................................................................... 25
4.3. Perhitungan Krw ........................................................................................................... 26
4.4. Analisis Perbandingan Hasil Digital Core Analysis dengan Hasil Laboratorium ........ 29
4.5. Validasi ........................................................................................................................ 30
Universitas Pertamina-vii
DAFTAR TABEL
Universitas Pertamina-ix
Universitas Pertamina- i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi di dunia ini dari tiap waktu akan selalu berubah, apalagi dengan era saat ini yang
merupakan termasuk era digital, maka seluruh aspek kehidupan mulai dipindahkan dari yang semula
bersifat manual, perlahan berubah menjadi sesuatu yang dapat dilakukan secara otomatis dan juga
sangat fleksibel dapat dilakukan dimana saja. Imbas dari perubahan zaman yang dikarenakan
semakin majunya teknologi juga mempengaruhi dunia minyak dan gas, hanya dengan menggunakan
alat elektronik yang memadai kita dapat dengan mudah melakukan kegiatan seperti analisis data,
simulasi, well design, dan lain sebagainya.
Dunia migas merupakan suatu ranah yang sangat fleksibel akan perubahan teknologi yang
memiliki dampak positif berupa semakin luasnya pandangan para pelaku di dunia migas mengenai
bagaimana teknologi sangat membantu dalam melawan musuh terbesar di dunia migas yaitu
uncertainty, yang mana ketidakpastian yang dulu merupakan penghalang terbesar ketika melakukan
kegiatan baik eksploitasi, eksplorasi, dan bahkan produksi, menjadi berkurang sedikit demi sedikit.
Dengan adanya bantuan dari inovasi yang dilakukan oleh orang-orang yang bertujuan untuk semakin
mempermudah bagaimana menaklukkan ketidakpastian yang ada dibawah tanah agar semakin
mudah kita untuk mendapatkan hasil minyak dan gas dengan jumlah yang optimum.
Salah satu yang menjadi fokus laporan ini yaitu mengenai penerapan teknologi digital untuk
dapat menganalisis parameter-parameter petrofisika yang biasanya harus menggunakan analisa
dengan laboratorium, sekarang dapat di komputasikan analisisnya dan juga mendapatkan hasil yang
lebih akurat dibandingkan dengan pengujian di laboratorium.
Digital Rock Physics merupakan salah satu aplikasi dari penerapan komputasi yang bertujuan
untuk mengkaji dan menganalisis bagaimana suatu sampel batuan dapat dilihat dan juga diprediksi
bagaimana parameter petrofisik nya seperti permeabilitas, porositas, wettabilitas, dan juga tekanan
kapilernya. Meskipun belum sepenuhnya secara digital karena sampel perlu direkam ataupun di scan
menggunakan alat CT-Scan, namun kombinasi dari alat CT-Scan dan juga aplikasi Digital Rock
Physics kita dapat mensimulasikan bagaimana keadaan didalam batuan secara 3D, bahkan dapat
mengetahui bagaimana aliran yang terbentuk ketika batuan tersebut diberi fluida, serta mengetahui
arah aliran dari fluida yang dimasukkan kedalam sampel batuan, semua itu dapat dilihat secara 3D.
Digital Core Analysis merupakan suatu kebutuhan yang harusnya sudah dipertimbangkan oleh
setiap perusahaan, dikarenakan potensi yang dimiliki oleh aplikasi ini dapat dikembangkan lebih jauh
lagi dan juga lebih banyak lagi yang dapat digali menggunakan aplikasi DCA ini. Pada saat ini
industri dapat mendapatkan potensi efek mengenai intoduksi dari teknologi digital dalam bentuk
semakin cepatnya pembuatan rencana, pembuatan proyek dan juga pemodelan ekonomi dan juga
desain pengembangan lapangan. (Nikolai Grachev,2012)
Universitas Pertamina-1
1.2 Rumusan Masalah
Penelitian ini memiliki beberapa masalah yang akan diangkat oleh penulis :
1. Bagaimana cara untuk memodelkan suatu sampel batuan dalam bentuk sudah
terkomputasi ?
2. Apa saja parameter petrofisik yang dapat didapatkan dengan metode DRP ?
3. Bagaimana cara untuk mendapatkan nilai permeabilitas dan porositas pada aplikasi
yang digunakan ?
4. Bagaimana cara untuk mendapatkan nilai permeabilitas relatif ?
5. Apakah metode yang digunakan sudah dapat mencerminkan data yang didapatkan
dengan analisa laboratorium ?
Universitas Pertamina - 2
1.7 Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan selama kurang lebih selama 4 bulan, diharapkan berada diantara
bulan Februari s/d Mei 2020, dan dapat melaksanakan Tugas Akhir dengan yang diharapkan. Untuk
perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu sebagai berikut :
Bulan
Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengumpulan
data
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
Penyusunan
akhir
Revisi
Bimbingan
Seminar
Kemajuan
Sidang
Universitas Pertamina-3
Universitas Pertamina- 4
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
2.1. Petrofisika
Petrofisika merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari tentang properti dari batuan
dan interaksi batuan dengan fluida reservoir. (Tiab & Donaldson, 1996)
Dalam mengidentifikasi properti yang ada didalam batu reservoir, tipe-tipe batuan, bagaimana
batu tersebut dapat terbentuk, memerlukan beberapa ilmu dasar agar mampu mengetahui sifat, jenis,
letak hidrokarbon dan bagaimana hidrokarbon diproduksikan, ilmu dasar tersebut ada dildalam
keilmuan petrofisika.
Sifat – sifat batuan yang sangat penting untuk analisis log adalah porositas, saturasi air, dan
permeabilitas. Dengan parameter porositas dan saturasi air banyaknya hidrokarbon di lapisan formasi
dapat dihitung, sedangkan dengan parameter permeabilitas, dapat ditunjukkan pada tingkat mana
hidrokarbon dapat diproduksi. (Harsono, 1997)
Batuan dan fluida memiliki karakteristik tersendiri yang membedakan jenis batuan dan juga
fluida tersebut, beberapa properti yang dimiliki yaitu :
A. Rock :
1) Porositas
2) Permeabilitas
3) Compressibilitas
4) Faktor sementasi
5) Tortuosity
B. Rock-Fluid Properties :
1) Wettabilitas
2) Resistivitas
3) Tekanan Kapiler
4) Permeabilitas relatif
2.2. Porositas
Porositas merupakan salah satu parameter petrofisik yang mana memiliki kemampuan untuk
dapat menyimpan fluida didalamnya, baik air maupun fluida hidrokarbon. Selain itu porositas
memiliki makna lain yaitu suatu perbandingan antara rongga (lubang) batuan terhadap volume
keseluruhan batuan, sehingga dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut:
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑜𝑟𝑖(𝑉𝑝)
𝑃𝑜𝑟𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠(%) = 𝑥100% (2.1)
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑢𝑙𝑘(𝑉𝑏)
Kandungan persentase dari porositas tergantung dari jenis batuan dan juga bagaimana batuan
tersebut terbentuk, sehingga untuk batuan berpori tersebut memiliki variasi persentase porositas yang
banyak. Reservoir karbonat memiliki porositas antara 1 – 35% dan, di Amerika Serikat, rata-rata
porositas 10% di reservoir dolomite dan 12% di reservoir limestone. (Hester & Schmoker, 1985)
Selain dari jenis batuan, beberapa hal yang juga mempengaruhi porositas suatu batuan antara
lain :
A. Susunan batuan
Susunan batuan merupakan bagian dasar dari suatu batuan yang mana memiliki
komponen seperti :
Universitas Pertamina - 4
1) Ukuran butir
Butir-butiran yang terdapat pada suatu batu sangat mempengaruhi seberapa besar
rongga yang terbentuk didalamnya, semakin kecil ukuran butirnya akan semakin kecil
juga rongga yang terbentuk, dan semakin besar ukuran butirnya semakin besar juga
rongga yang akan terbentuk dan akan diisi oleh butiran yang lebih kecil maupun diisi oleh
lempung, yang menambahkan porositas ketika ukuran partikel berkurang.
2) Susunan butir
Susunan butir merupakan bagaimana suatu batuan terbentuk dari butir-butir
pembentuknya, semakin rapih susunan suatu butir sehingga membentuk suatu kubus akan
memiliki porositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan sususan butir yang cak-acakan
( rhombohedral )
3) Sementasi
Sementasi juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi nilai tinggi rendahnya
suatu porositas batuan, yang mana sementasi biasanya akan mengurangi nilai dari
porositas batuan. Sementasi biasanya disebabkan oleh material semen seperti silica,
oksida besi dan mineral lempung. Sementasi biasanya akan membentuk suatu blokade
antar pori yang berhubungan sehingga pori-pori yang awalnya berhubungan menjadi
tidak berhubungan yang menyebabkan nilai dari porositas efektif batuan tersebut semakin
kecil. Sehingga seorang petroleum engineer sangat menyukai batuan yang tidak
tersementasi dengan baik, dikarenakan akan banyak pula porositas efektifnya.
4) Kompaksi
Kompaksi merupakan suatu kejadian dimana batuan akan mengalami suatu keadaan
dimana batuan tersebut terpendam dan juga tertindih oleh batuan yang lain sehingga
batuan tersebut mengalami tekanan dari batuan diatasnya ( tekanan overburden ), yang
menyebabkan batuan akan semakin terhimpit dan mengalami pengecilan porositas
dikarenakan tekanan yang dialami oleh batuan tersebut. Semakin dalam suatu batuan
tersebut, batuan itu akan semakin kecil nilai porositasnya dikarenakan adanya porositas
yang semakin merapat satu sama lain. Sehingga akan semakin baik jika suatu batuan
mengalami kompaksi yang semakin rendah.
5) Angularitas
Angularitas yaitu suatu hal yang berfokus pada bagaimana suatu bentuk dari butir
batuan. Semakin bundar suatu butir, maka semakin sedikit juga permukaan sentuhnya
yang menyebabkan akan semakin banyak diisi oleh fluida maupun semen. Sedangkan jika
suatu butir memiliki bentuk yang meruncing (menyudut), permukaan sentuhnya akan
semakin besar sehingga rongga yang terbentuk dari butir yang lancip-lancip akan semakin
sedikit.
6) Rekahan ( fracture )
Rekahan atau fracture merupakan suatu kejadian yang dialami oleh batuan yang
terkena tekanan dan melebihi dari batas elastisnya, maka batuan tersebut akan pecah atau
retak sehingga terbentuk suatu rongga tambahan pada batuan. Porositas dari batuan yang
mengalami rekahan tersebut bisa naik maupun turun tergantung dari seberapa besar
rekahan yang terjadi.
Selain itu, porositas dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
A. Porositas absolut
Porositas absolut merupakan persen volume pori-pori total terhadap volume batuan secara
total, dapat dirumuskan sebagai berikut :
Universitas Pertamina-5
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑜𝑟𝑖(𝑉𝑝)
𝑃𝑜𝑟𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠(%) = 𝑥100% (2.2)
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑢𝑙𝑘(𝑉𝑏)
B. Porositas efektif
Merupakan porositas yang dihitung berdasarkan perbandingan antara volume dari pori-
pori yang berhubungan terhadap volume batuan total, dapat dirumuskan sebagai berikut :
2.3. Permeabilitas
Permeabilitas (K) adalah sifat dari media berpori dan juga merupakan ukuran dari
kemampuan media berpori untuk mengalirkan suatu fluida tanpa merusak partikel pembentuk atau
kerangka dari batuan tersebut.
Definisi dari permeabilitas dapat dirumuskan menggunakan Darcy’s Law yang sudah
disesuaikan dengan kebutuhan engineer perminyakan sehingga dari Darcy’s Law tersebut dapat
dihasilkan suatu persamaan sebagai berikut :
𝑘𝐴(𝑃1 − 𝑃2 )
𝑄= (2.4)
𝜇𝐿
Keterangan :
Q : Laju alir ( cc/detik ) L : Panjang ( cm )
K : Permeabilitas ( darcy ) P : Tekanan ( atm )
µ : Viskositas ( Centipoise )
A : Luas Penampang ( m2)
Universitas Pertamina - 6
fluida, selain itu juga permeabilitas relatif bisa digunakan untuk memperkirakan residual
hydrocarbon saturation.
3. Permeabilitas Absolut
Merupakan ketika fluida yang mengalir di media berpori tersebut hanya terdiri dari 1 jenis
fluida saja, semisal hanya air, minyak, ataupun gas yang berada didalam satu media berpori tersebut.
Krw = A x Sw x n (2.5)
Kebanyakan model matematika dari permeabilitas relatif dapat digolongkan kedalam beberapa
kategori seperti :
1. Capillary Models
Model ini didasarkan pada asumsi bahwa media berpori tersusun atas sekumpulan
tabung kapiler dengan bermacam-macam diameter dan juga memiliki panjang jalur fluida
lebih panjang dari sampel. Model ini juga mengabaikan penggambaran pori yang saling
terhubung sehingga hasilnya sering tidak realistis.
Universitas Pertamina-7
2. Statistical Models
Model statistik juga merupakan model pengembangan dari model kapiler, hanya saja
tabung kapiler dengan diameter yang berbeda-beda itu didistribusikan secara acak. Model
ini dapat digambarkan dengan cara mengiris tipis pada bidang tegak lurus dengan sumbu
tabung, lalu irisan tersebut diatur ulang dan disusun kembali secara acak. Kelemahan dari
model ini sama seperti model kapiler yaitu masih kurangnya permodelan dari sifat media
berpori yang saling berhubungan.
3. Empirical Models
Model ini didasarkan pada hubungan model empiris yang menggambarkan
permeabilitas relatif dengan cara eksperimen dan secara umum. Pada model ini
ditunjukkan bahwa model ini terbilang yang paling berhasil menggambarkan model
batuan berpori.
4. Network Models
Model ini didasarkan pada permodelan aliran fluida dalam media berpori
menggunakan jaringan resistor elektrik sebagai sebuah komputer analog. Network
models pada biasanya merupakan alat dan model terbaik untuk dapat menentukan aliran
fluida didalam media berporos.
C. Faktor yang Mempengaruhi Permeabilitas Relatif Dua Fasa
Permeabilitas relatif antara air dengan minyak biasanya digambarkan sebagai fungsi dari
Sw ( water saturation ). Ketika pada irreducible water saturation ( Swc ), permeabilitas air
memiliki nilai 0 dan permeabilitas minyak dengan pengaruh dari air tersebut memiliki nilai
kurang dari 1. Hanya pada poin ini minyak dapat mengalir, dan kapabilitas dari minyak untuk
mengalir akan semakin berkurang karena adanya connate water.
Ilustrasi dari minyak yang mengalir melalui media berporos dan juga efek dari adanya
connate water yang menghambat laju alir dapat dilihat dengan gambar di bawah :
Universitas Pertamina - 8
Gambar 2.2 Gambar laju alir yang tereduksi oleh adanya air
Permeabilitas relatif dipengaruhi oleh saturasi fluida dan distribusi berbagai fluida yang
ada di celah-celah jaringan pori. Distribusi fluida tersebut juga berkaitan langsung dengan sifat
wettabilitas dari batuan, yang juga berpengaruh pada terbentuknya fenomena tekanan kapiler.
Nilai permeabilitas relatif juga dapat menjadi fungsi dari faktor-faktor seperti : faktor suhu,
tekanan overburden, kesetimbangan fasa, dan lain-lain.
Adapun beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai dari permeabilitas relatif
seperti :
1. Saturation States
2. Rock Properties
3. Wettability
4. Saturation History
5. Overburden Pressure
6. Porosity and Permeability
7. Temperature
8. Viscosity
2.6. Core
Core merupakan salah satu dari hasil eksplorasi ( pengeboran ) yang dilakukan di suatu
lapangan yang bertujuan untuk mendapatkan contoh batuan yang terdapat didalam tanah, sedangkan
Coring yaitu kegiatan untuk mengambil sampel Core batuan. Dengan adanya pengambilan sampel
Universitas Pertamina-9
batuan maka bisa diketahui seberapa besar nilai dari parameter petrofisik yang ada di dalam batuan
tersebut. Selain dengan tujuan seperti itu, Core juga dipakai untuk dapat diuji dengan menambahkan
fluida multi fasa dengan tujuan agar dimasa mendatang ketika lapangan tersebut sudah semakin kecil
produksinya dapat ditingkatkan lagi dengan menggunakan metode EOR ( Enhance Oil Recovery ).
Selain itu, tujuan lain dilakukannya coring adalah untuk mengetahui bagaimana keadaan atau kondisi
persebaran dari batuan tersebut pada sebuah lapangan. Sehingga ketika melakukan pengeboran
sumur baru di lapangan tersebut, para driller dan juga geologist sudah mengetahui batuan apa saja
yang akan ditembus sehingga mengetahui bagaimana penanganannya. (Howard C Pyle et al, 1939)
Coring merupakan kegiatan yang termasuk mahal, karena memerlukan alat khusus untuk
mendapatkan sampel Core dan mengangkutnya keatas. Biasanya pengambilan sampel Core
dilakukan pada lapangan baru dan juga oleh perusahaan yang mempunyai banyak uang untuk dapat
melakukannya. Core yang didapatkan juga terbatas panjangnya, oleh karena itu pengambilan Core
harus lah tepat dengan batuan yang perusahaan inginkan datanya. Data yang diambil yaitu seperti
jenis batuan, tekstur, struktur sedimen, dan juga berbagai macam sifat petrofisik yang terdapat
didalamnya, maka sangat perlu untuk mendapatkan data yang akurat dan juga maksimal pada sampel
Core. (Monicard et al, 1980)
Pengambilan Core pada saat ini memiliki 2 cara yaitu :
1. Conventional Core : Core yang diambil ketika sedang dalam proses drilling, biasanya
Core yang diambil ketika drilling dengan menggunakan alat khusus
2. Sidewall Core : Core yang diambil pada sisi dinding dari sumur, biasanya dilakukan
ketika wireline logging
Universitas Pertamina - 10
Konklusi yang didapatkan dengan model analisis DRP ini terbilang sangat bagus dan juga
sudah dapat disandingkan dengan data laboratorium yang ada, hasilnya dapat dilihat dengan grafik
di bawah ini :
Universitas Pertamina-11
penggunaan metode ini perlu menyelesaikan persamaan Poisson terlebih dahulu pada setiap
iterasinya. (Abdul Q, 2016)
Model lain yang digunakan yaitu model pendekatan molecular dynamics (MD). Dengan
konsep bahwa pada suatu aliran fluida dapat diasumsikan bahwa fluida terdiri dari partikel-partikel
yang kecil atau disebut mikroskopik, dan setiap partikel tersebut akan saling bertabrakan satu sama
lain, sehingga dalam model ini juga memerlukan analisis terhadap gaya antar partikel dan
menyelesaikan persamaan differensial dari Hukum II Newton (konservasi momentum). Pada
kenyataannya, model ini terlalu lama dalam proses perhitungan dalam memodelkan suatu fluida yang
memiliki skala besar, dikarenakan terlalu banyak partikel yang akan bertabrakan, sehingga
memerlukan waktu lebih untuk dapat menyelesaikan perhitungan tersebut.
Maka dari itu, LBM dikembangkan dengan konsep memperhatikan teknik dari dua pendekatan
awal tersebut, dengan memiliki dasar pemikiran sebagai jembatan dari dua pendekatan (makro dan
mikro) dengan menyatakan bahwa kumpulan partikel yang ada didalam fluida dijadikan menjadi satu
unit. Lalu, sifat dari kumpulan partikel tersebut dinyatakan dalam fungsi distribusi, sehingga
kumpulan dari partikel tersebut dapat diwakili oleh fungsi distribusi.
LBM ini memanfaatkan kelebihan dari kedua pendekatan yang sudah ada, sehingga tidak
membutuhkan komputer dengan spesifikasi yang mumpuni. Metode ini juga tidak melakukan
perhitungan untuk menyelesaikan persamaan Poisson pada setiap iterasinya.
Universitas Pertamina - 12
Gambar 2.6 properti batuan dan aliran dengan penggambaran 3D dari microstruktur batuan
(Gibrata, et al., 2012)
2.10. Palabos
Palabos merupakan suatu aplikasi yang mengandalkan Ubuntu sebagai wadah aplikasinya,
sedangkan Palabosnya sendiri merupakan suatu direktori yang akan membantu dalam proses iterasi
menggunakan aplikasi Ubuntu, aplikasi ini merupakan aplikasi penunjang untuk dapat melakukan
penelitan DRP, dikarenakan prosesnya yang tidak terlalu sulit dan juga waktu pemrosesan tidak
terlalu lama, hal itu juga berpengaruh terhadap spesifikasi dari media komputasi yang digunakan,
selama spesifikasi dari perangkat elektronik yang digunakan sudah cukup tinggi maka hanya perlu
waktu beberapa jam saja untuk memprosesnya, Palabos dan Ubuntu ini merupakan suatu kesatuan
aplikasi yang penggunaannya tidak dapat dipisahkan sehingga jika hanya menggunakan Ubuntu saja
tanpa men-download directory Palabos maka apapun input yang dilakukan tidak dapat diproses.
Palabos ini menggunakan dasar konsep perhitungan dengan metode LBM yang mana dapat
terlihat ketika proses analisis terdapat banyak iterasi yang dilakukan.
Universitas Pertamina-13
Palabos sendiri akan membaca file yang berjenis (.dat) yang mana file tersebut merupakan
file hasil pemrosesan dari MATLAB, untuk file output yang dihasilkan dari Palabos yaitu file
berjenis (.vti) yang mana berguna untuk dapat melihat bentuk 3D dari sampel Core dan juga
mengetahui bagaimana porositas, permeabilitas, dan juga mengetahui bagaimana arah aliran fluida
yang terjadi didalam sampel Core tersebut. Untuk dapat menampilkan hasil dari Palabos digunakan
suatu aplikasi pihak ketiga yang dapat menampilkan data dari hasil (.vti) tersebut. Aplikasi yang
digunakan yaitu ParaView, di bawah ini merupakan tampilan hasil Palabos yang dibaca
menggunakan ParaView.
Gambar 2.8 Gambar Hasil output Palabos yang sudah dalam bentuk 3D
2.11. Avizo
Avizo merupakan suatu software yang dikembangkan oleh ThermoFisher scientific company
yang memang mempunyai berbagai produk software yang khusus pada penggambaran secara 3D.
Avizo merupakan salah satu produk buatan perusahaan tersAebut, yang mana Avizo berfokus kepada
visualisasi dan analisis 3D dari data yang kita masukkan untuk dapat mengetahui struktur material,
properti dan juga performa dari data yang di analisis. Selain menganalisis pada bidang digital rock,
Avizo ini juga bisa digunakan untuk bidang makanan dan agriculture, biomaterials, energy materials,
dan bahkan bidang paleontology, anthropology, archeology. (Lowe, 2020)
Avizo ini memiliki keunikan dimana input data yang dapat dibaca yaitu data CT, baik secara
x-ray maupun micro-CT. Selain itu, data yang berasal dari electron microscopy dan synchrotron,
data itu sudah dipastikan dapat terbaca oleh Avizo pada berbagai skala, berbagai ukuran bahkan data
yang sangat besar dapat di baca dan diproses oleh Avizo. Untuk visualisasinya sendiri yaitu dapat
secara mudah dan otomatis di ubah kedalam bentuk 2D maupun 3D.
Sebelum menggunakan Avizo ini, baiknya terlebih dahulu mengenal apa saja fitur yang
terdapat pada aplikasi ini. Ada 2 fitur utama yang digunakan dalam analisis sampel Core ini yaitu :
A. Segmentasi
Segmentasi yaitu merupakan teknik untuk membagi suatu citra menjadi beberapa wilayah
atau bagian yang homogen sesuai dengan kemiripan dari aspek tertentu antara tingkat keabuan
suatu pixel dengan tingkat keabuan pada pixel disebelahnya atau disekelilingnya. Segmentasi
ini memiliki beberapa metode salah satu metodenya yaitu thresholding.
Universitas Pertamina - 14
B. Thresholding
Thresholding yaitu metode segmentasi citra yang membedakan antara objek dengan
background dalam suatu citra berdasarkan dengan tingkat gelap terangnya. Bagian citra yang
cenderung lebih gelap akan dibuat semakin gelap atau hitam sempurna dengan nilai intensitas
sebesar 0 , sedangkan bagian citra yang cenderung terang akan dibuat semakin terang atau
putih sempurna dengan nilai intensitas sebesar 1. Hal itu menyebabkan segmentasi dengan
metode thresholding hasil akhir atau output berupa citra biner dengan nilai intensitas pixel
sebesar 0 atau 1. (Utami, 2017)
Untuk dapat menjalankan Avizo ini, terutama untuk mendapatkan nilai porositas dan juga
permeabilitas. Hal pertama yang harus dilakukan yaitu dengan cara memasukkan data sampel Core
yang akan di analisis, kemudian melakukan inisiasi dan batasan pada data, lalu dengan melakukan
segmentasi pada data akan membuat data menjadi lebih tersortir ( lebih terlihat ) bagian yang dibaca
sebagai poros dan bagian yang akan terbaca sebagai padatan. Setelah itu melakukan thresholding
(interactive thresholding) yang dilanjutkan dengan menentukan bagian poros mana yang terhubung
satu sama lain dengan cara menghitung axis connectivity, dengan begitu akan didapatkan nilai
porositas efektif. Untuk mendapatkan nilai dari permeabilitas dilakukan suatu perhitungan tambahan
(sudah tersedia pilihannya di aplikasi) lalu akan didapatkan nilai permeabilitas absolut yang
didapatkan pada perhitungan tersebut. (Lowe, 2020)
Gambar 2.9 gambar multiscale imaging : form Core to pore (Lowe, 2020)
Universitas Pertamina-15
Universitas Pertamina- 4
BAB III
METODE PENELITIAN
2563 64 1 11 MB
5123 32 1 58 MB
Universitas Pertamina - 16
Tabel 3.2 Data Laboratorium
Mean Total
Resolusi Ukuran Porositas Spesific
Curvature Curvature
(µm) (voxel) (%) Surface (mm-1)
(mm-2) (mm-3)
3
16 256 28,8412 15,5884 106,124 -6911,31
3
8 512 29,0001 20,2203 303,091 33354,3
3
4 1024 29,4577 29,5054 1619,21 506456
2 20483 30,0681 - - -
3
1 4096 30,6351 - - -
3
1,4 (1) 1000 32,1689 48,3124 6529,29 2500000
3
1,4 (2) 1000 29,4119 48,2883 7095,59 2590000
0,7 (1) 10003 28,5329 57,1416 10913,7 3280000
3
0,7 (2) 1000 27,4749 53,7597 10105,9 3030000
Keterangan : (1) & (2) menandakan berapa kali percobaan dilakukan pada sampel yang sama
Universitas Pertamina-17
3.5 Diagram Alir
Universitas Pertamina - 18
Universitas Pertamina- 18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sampel yang digunakan merupakan sampel yang sudah dalam bentuk gambar 3 dimensi yang
terbagi-bagi menjadi bagian kecil yang berbentuk 2 dimensi. Karena adanya perbedaan dimensi
tersebut, potongan gambar 2 dimensi yang terbentuk memiliki jumlah yang cukup banyak, untuk
sampel sandstone kali ini menggunakan potongan 2 dimensi sejumlah 512 potongan , di bawah ini
merupakan beberapa sampel Core yang sudah di convert dalam bentuk 2 dimensi.
Universitas Pertamina-19
Untuk tampilan dalam aplikasi Avizo dapat dilihat dari gambar dibawah :
Sedangkan untuk aplikasi Palabos, tidak dapat secara langsung memperlihatkan bentuk 2D
maupun 3D dikarenakan aplikasi Palabos hanya berupa command prompt dari ubuntu yang sudah
dimodifikasi dengan penambahan berbagai penambahan rumus dan juga repository, sehingga tidak
Universitas Pertamina - 20
dapat memperlihatkan gambar dengan aplikasi tersebut. Untuk Palabos sendiri menggunakan 3rd
party aplikasi yang bernama Paraview, yang hanya bertujuan untuk dapat melihat hasil iterasi serta
hasil gambar 2D maupun 3D, dikarenakan dapat membaca file output dari Palabos. Dibawah ini
merupakan tampilan gambar pada Paraview :
Universitas Pertamina-21
Tabel 4.2 Tabel hasil porositas efektif
Dari data diatas, volume fraction dapat sebutkan sebagai nilai porositas yang terhitung,
sedangkan untuk label volume sendiri merupakan hasil output dari Avizo yang menyatakan
nilai dari volume pori, untuk total volume sendiri menyatakan besaran nilai dari volume total
dari batuan, sehingga dapat dihitung dengan rumus (2.2) maupun (2.3). Perbedaannya dengan
perhitungan secara manual yaitu pada satuan nya yang berbeda, dengan menggunakan Avizo
satuan nya berupa voxel yang berarti volume pixel. Volume pixel sendiri berarti bahwa suatu
gambar yang memiliki ruang yang mana dalam hal ini sampel yang sudah dalam bentuk 3D,
untuk sampel yang berbentuk 2D satuan nya masih disebut pixel. Terakhir yaitu slice index
yang memiliki makna sebagai penunjuk letak dari data yang dihasilkan didapatkan dari slice
nomor berapa, contohnya nilai minimal berupa slice pertama pada sampel dan nilai maksimal
berupa slice terakhir yang ada di dalam sampel tersebut.
Kedua tabel diatas menunjukkan perbandindan antara porositas absolut dengan
porositas efektif bahwa perbedaan keduanya sangatlah kecil yang sesuai dengan sampel
tersebut dikarenakan sampel sintesis yang pastinya tidak ada zat pengotor ataupun clay. Dapat
dilihat juga hal itu sesuai dengan teori bahwa porositas absolut akan selalu lebih besar nilainya
dibandingkan dengan porositas efektif, dimana porositas absolut menghitung keseluruhan pori
yang ada di sampel Core tersebut, sedangkan porositas efektif hanya menghitung porositas
yang tersambung atau terkoneksi satu sama lain. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
sangat kecil atau sedikit pori-pori yang tidak terhubung, malah sebaliknya kebanyakan dari
pori tersebut saling berhubungan satu sama lain.
Untuk nilai mean median dan juga nilai minimal serta maksimal didapatkan dikarenakan
sampel Core terdiri dari 512 gambar 2D, sehingga pada prosesnya menghitung porositas dari
masing-masing gambar tersebut. Pada penelitian kali ini porositas yang akan digunakan yaitu
menggunakan data mean dari porositas efektif yang memiliki nilai sebesar 0,288781 ≈ 0,29
ataupun dapat dituliskan dalam persentase sebesar 29%.
Universitas Pertamina - 22
A. Palabos
Palabos merupakan suatu aplikasi yang dapat dijalankan dengan bantuan aplikasi
lain yaitu Ubuntu, konsep utama dari Palabos ini menggunakan suatu metode yang akan
menghitung dan melakukan iterasi pada sampel dengan dasar acuan perhitungan Lattice
Boltzmann Method. Metode tersebut digunakan pada penelitian kali ini hanya untuk
menghitung permeabilitas absolut dari sampel Core yang sudah disediakan dan juga hasil
permeabilitas yang pertama keluar yaitu permeabilitas dengan satuan pixel, sehingga
memerlukan adanya konversi dari satuan pixel ke darcy, perhitungan konversi itu dapat
dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
µ𝑚 1000
𝐾(𝑚𝐷) = 𝐾(𝑝𝑖𝑥𝑒𝑙 2 ) 𝑥𝑃𝑖𝑥𝑒𝑙 𝑆𝑖𝑧𝑒 2 ( 2
)𝑥 ( ) (4.1)
𝑝𝑖𝑥𝑒𝑙 0.9869233
Keterangan :
K : permeabilitas
Pixel size : resolusi spasial
(rumus diatas didapatkan dari bahan ajaran perkuliahan program studi Fisika, ITB,
Bandung, oleh Dr. Fourier Dzar Eljabbar Latief, M.Si )
Sampel Core yang diuji dalam penelitian kali ini penulis bagi menjadi 4 bagian yang
mana pembagian tersebut penulis lakukan dengan tujuan mempercepat waktu pemrosesan
dan juga untuk menghindari kerusakan pada perangkat komputer yang penulis gunakan.
Dalam prosesnya untuk melakukan simulasi ¼ bagian dari sampel Core tersebut
membutuhkan waktu kurang lebih selama 45-60 menit dengan jumlah iterasi mencapai
1300-1380 iterasi pada setiap bagiannya, dibawah ini merupakan tabel bagaimana hasil
simulasi beserta dengan hasil perhitungannya setelah di konversi :
Palabos
Dari tabel bisa didapatkan suatu hasil bahwa sampel Core yang digunakan
termasuk sampel Core yang memiliki jenis homogen isotropik, terlihat dari perbedaan
permeabilitas yang sangat kecil dari bagian 1 dengan 3 bagian lainnya. Didapatkan bahwa
tiap bagian memilikii niilai permeabilitas senilai 3829-3876 mD dengan rata-rata nilai
permeabilitasnya sebesar 3857,29 mD atau 3,86 D. Nilai tersebut didapatkan ketika sudah
dikonversi dari hasil simulasi menggunakan aplikasi Palabos.
Universitas Pertamina-23
B. Avizo
Avizo digunakan pada penelitian kali ini tidak hanya ditujukan untuk mencari
porositas semata, namun juga untuk mencari nilai permeabilitas dari sampel digital Core
yang sama, hanya saja untuk proses pengerjaan dan limitasinya berbeda. Avizo memiliki
konsep yang sama dengan Palabos, hanya saja Avizo dapat dibilang lebih maju
dibandingkan dengan Palabos, dikarenakan banyaknya fitur yang ada dan juga
kemudahan untuk menjalankannya, pada Avizo ini kita tidak perlu untuk membuat suatu
coding untuk dapat mencari suatu parameter yang akan dicari, kita hanya perlu untuk
melakukan segmentasi dan juga menyesuaikan input pada Avizo dengan sampel digital
Core yang disediakan. Ketika segmentasi dan juga input dianggap sudah benar, lalu
langkah selanjutnya yaitu tinggal melakukan thresholding yang mana thresholding itu
sudah ada dan dilakukan secara otomatis oleh Avizo tersebut.
Simulasi perhitungan permeabilitas biasanya dilakukan setelah mencari porositas,
hal itu dikarenakan untuk memastikan apakah hasil porositas yang didapat sama dengan
nilai porositas pada data laboratorium, jika sudah sama maka langsung dapat mencari
nilai permeabilitasnya. Namun, ketika hasil porositasnya berbeda otomatis nilai
permeabilitasnya juga pasti akan berbeda. Di bawah ini merupakan tabel hasil
perhitungan permeabilitas menggunakan aplikasi Avizo :
Dari tabel tersebut dapat ditarik hasil bahwa dengan menggunakan aplikasi Avizo,
hasil permeabilitasnya sebesar 323 mD. Kelebihannya menggunakan metode ini yaitu
hasil yang didapatkan langsung dalam satuan mD yang memudahkan pengguna karena
tidak perlu adanya konversi.
C. Metode Core-Logs
penentuan nilai permeabilitas dapat dilakukan dengan perhitungan manual
menggunakan rumus permeabilitas (Core-Logs), rumus ini hanya memerlukan nilai
porositas yang sudah didapatkan pada penelitian sebelumnya. Rumus yang akan
digunakan sebagai berikut :
𝑎 𝑥 100000 𝑥∅𝑏
𝐾= (4.2)
10𝑐 𝑥 𝑉𝑐𝑙𝑎𝑦
Dimana :
a : (0,9-1,5)
b : (3-4)
c : (4-5)
Vclay : volume clay (5%-10% untuk batuan karbonat, untuk batu pasir <5%)
(Gibrata, An Integrated Petrophysical Evaluation for Reservoir Characterization and
Modeling for Field Development, 2020)
Universitas Pertamina - 24
Dengan nilai a, b, c, merupakan konstanta yang telah ditetapkan sehingga pada
perhitungan kali ini penulis menggunakan nilai dari a, b, c, yang memiliki hasil akhir
permeabilitas sesuai atau mendekati dari hasil penelitian maupun uji laboratorium.
Menggunakan rumus tersebut, dan konstanta acak (masih di dalam range yang
ditentukan) didapatkan nilai permeabilitas seperti pada tabel dibawah :
Tabel 4.5 Tabel nilai permeabilitas dengan Rumus (Core-Logs)
Perhitungan permeabilitas
A 1,5
B 3
C 4
poro 0,288
Vclay 0,001
permeabilitas 3815,551
Universitas Pertamina-25
Gambar 4.7 Gambar flowline pada aplikasi Paraview
Dari kedua gambar diatas didapatkan bahwa kedua gambar memiliki ciri yang sama yaitu arah
aliran yang searah dan juga tidak terlalu banyak bercabang ataupun berkelok-kelok yang
menunjukkan bahwa sampel digital Core ini tersusun atas pasir yang memiliki sifat homogen
dan juga dibuat secara hati-hati, hal ini sejalan dengan gambar (4.1)
(Corey,1954)
Dengan nilai no maupun nw merupakan suatu konstanta yang menandakan tingkat kualitas
batuan yang dilihat dengan parameter keseragaman butir, kompaksi, kebundaran butir, dan ada
tidaknya pengotor (clay) dalam batuan tersebut. Nilai minimun n sebesar 2, jika n > 2 maka batuan
tersebut akan semakin rendah kualitas dari parameternya. Dengan menggunakan rumus tersebut
maka akan didapatkanlah suatu nilai permeabilitas relatif baik permeabilitas dari minyak maupun
permeabilitas dari air itu sendiri, hasil dari permeabilitas relatif tersebut tersedia pada tabel dibawah
ini :
Universitas Pertamina - 26
Tabel 4.6 Tabel Kro & Krw pada n = 2
Universitas Pertamina-27
sw sor Krw Kro n(krw) n(kro) swc
0,85 0,15 1,00000 0,00000 4 4 0,06
0,90 0,15 1,27823 0,00002 4 4 0,06
0,95 0,15 1,61084 0,00026 4 4 0,06
1,00 0,15 2,00449 0,00130 4 4 0,06
Dari kedua tabel diatas, kemudian dibuatlah suatu kurva perbandingan antara Kro & Krw
dengan Sw, hal tersebut dilakukan untuk melihat bagaimana perbedaan bentuk dari masing-masing
kurva yang memiliki nilai n yang berbeda. Kurva tersebut ditampilkan dalam gambar dibawah ini :
1,20
Permeabilitas Relatif (D)
1,00
0,80
0,60
Kro
0,40 Krw
0,20
-
- 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00
Sw
1,10
0,90
0,70
Krw
0,50
0,30 Kro
0,10
-0,10 - 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00
Sw
Universitas Pertamina - 28
Kedua kurva tersebut menggambarkan bahwa dengan nilai n yang berbeda kurvanya juga
berbeda dikarenakan penurunan kualitas dari batuan. Hal tersebut sesuai dengan adanya hasil dengan
n=2 memiliki batuan dengan jenis strongly water-wet (perpotongan kro&krw diatas 50% Sw)
sedangkan kurva dengan n=4 memiliki batuan dengan jenis strongly oil-wet (perpotongan kro&krw
dibawah 50% Sw), hal itu juga sesuai dengan kualitas batuan akan menentukan bagaimana suatu
wettabilitas dari batuan tersebut.
4.4 Analisis Perbandingan Hasil Digital Core Analysis dengan Hasil Laboratorium
Tujuan utama dalam penelitian kali ini yaitu untuk memastikan apakah penelitian yang
dilakukan selama ini sesuai dengan hasil yang sudah ada atau sudah tersedia yang telah dipastikan
kebenarannya. Sehingga pada penelitian ini dilakukan suatu perbandingan baik porositas dan juga
permeabilitas dengan hasil laboratorium yang telah penulis dapatkan.
Mean Total
Resolusi Ukuran Porositas
Spesific Curvature Curvature
(µm) (voxel) (%)
Surface (mm-1) (mm-2) (mm-3)
16 2563 28,8412 15,5884 106,124 -6911,31
8 5123 29,0001 20,2203 303,091 33354,3
4 10243 29,4577 29,5054 1619,21 506456
2 20483 30,0681 - - -
1 40963 30,6351 - - -
1,4 (1) 10003 32,1689 48,3124 6529,29 2500000
1,4 (2) 10003 29,4119 48,2883 7095,59 2590000
0,7 (1) 10003 28,5329 57,1416 10913,7 3280000
0,7 (2) 10003 27,4749 53,7597 10105,9 3030000
Dari tabel diatas sampel yang digunakan untuk penelitian ini yaitu sampel dengan ukuran
3
512 , dengan nilai porositas sebesa 29,0001 % atau 29%. Dari data tersebut dapat dipastikan
bahwa nilai porositas pada sampel digital Core yang digunakan memiliki nilai porositas yang
mendekati, hanya saja memiliki selisih yang terbilang kecil antara hasil simulasi penulis
dibandingkan dengan hasil simulasi oleh para pembuat paper tersebut.
Universitas Pertamina-29
B. Permeabilitas hasil penelitian vs permeabilitas hasil uji laboratorium
Konsep dari perbandigan ini sama dengan yang porositas, hanya saja perbedaannya pada
parameter yang dibandingkan saja, dengan parameter permeabilitas akan dihasilkan beberapa
hasil seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.9 Tabel perbandingan permeabilitas pada setiap metode yang digunakan
Perhitungan 3815,55 mD
Core-logs
Dari tabel diatas didapatkan bahwa nilai permeabilitas yang dihitung dengan yang
disimulasikan menghasilkan hasil yang berbeda sedikit, perbedaan yang terjadi disebabkan
oleh berbagai sebab, semisal saja pada kurang tepatnya pada saat melakukan simulasi maupun
kurang pada saat melakukan segmentasi. Gambar dibawah ini menjelaskan bagaimana
seharusnya nilai permeabilitas yang sesuai :
Gambar 4.10 Gambar nilai persebaran dari permeabilitas hasil uji laboratorium
4.5 Validasi
Validasi pada penelitian kali ini dinyatakan dalam perbandingan hasil antara simulasi pada
batuan sandstone dengan simulasi pada batuan karbonat, yang masing-masing memiliki data hasil
laboratoriumnya sendiri, hasil dari validasi tersebut dinyatakan dalam tabel dibawah :
Universitas Pertamina - 30
Tabel 4.10 Tabel Validasi Porositas
Porositas
Sandstone Data Lab Karbonat Data Lab
Mean 0,288 0,290 0,183 0,183
Min 0,274 - 0,125 -
Max 0,302 - 0,236 -
Median 0,289 - 0,185 -
permeabilitas (mD)
Data
Data Lab
Sandstone Karbonat Lab
Palabos 3857,29 - -
3500 -5000
Avizo 323 - -
Perhitungan 3815,55 8,17102 8,5
Permeabilitas Relatif
Sandstone Karbonat
Kro Krw Kro Krw
1,02548 0,00016 1,212786 0,000641
0,90130 0,00256 1,077391 0,007851
0,78513 0,01298 0,950008 0,023073
0,67697 0,03141 0,830636 0,046307
0,57683 0,05784 0,719276 0,077552
0,48470 0,09229 0,615927 0,116808
0,40058 0,13475 0,520591 0,164076
0,32447 0,18523 0,433264 0,282647
0,25637 0,24371 0,353951 0,353951
0,19628 0,31021 0,282647 0,433264
0,14421 0,38471 0,164076 0,520591
0,10014 0,46723 0,116808 0,615927
0,06409 0,55776 0,077552 0,719276
0,03605 0,65631 0,046307 0,830636
0,01602 0,76286 0,023073 0,950008
0,00401 0,87742 0,007851 1,077391
0,00000 1,00000 0,000641 1,212786
Tabel diatas menunjukkan bagaimana masing-masing sampel digital Core yang digunakan untuk
simulasi hasilnya memiliki nilai yang mendekati atau bahkan sama. Baik untuk batu pasir maupun
batu karbonat, meskipun untuk dua macam batu yang berbeda, hanya saja cara pengerjaan dan juga
langkah-langkah penelitian yang digunakan sama, hasil dari analisis dua batu tersebut mendekati dari
hasil laboratoriumnya masing-masing. Sehingga mendapatkan suatu kesimpulan bahwa penelitian
ini dapat dibilang berhasil atau valid.
Universitas Pertamina-31
Universitas Pertamina- 31
BAB V
KESIMPULAN dan SARAN
5.1 Kesimpulan
Simpulan pada penelitian ini yaitu :
1. Permodelan sampel dalam bentuk 3D dilakukan dengan berbagai cara dan juga berbagai
aplikasi, 3 aplikasi yang dapat memunculkan sampel digital Core dalam bentuk 3D yaitu :
Fiji(1), Paraview(2) , Avizo(3)
2. Parameter petrofisik yang didapatkan dalam analisis DRP ini yaitu permeabilitas dan
porositas saja.
3. Nilai porositas yang disimulasikan sebesar 28,8% sedangkan untuk nilai permeabilitas
mendapatkan 3 nilai, yaitu : 3857,29mD (aplikasi Palabos), 323mD (aplikasi Avizo),
3815,55 (perhitungan manual dengan metode Core-Logs)
4. Nilai permeabilitas relatif memiliki dua hasil yaitu Kro dan Krw. Untuk nilai Krw memiliki
rentang nilai dari 0,00016– 1, dan nilai Kro dari rentang nilai 0 – 1,02.
5. Nilai porositas dari hasil simulasi sebesar 28,8% untuk uji laboratoriumnya sebesar 29%
dan nilai permeabilitas dari simulasi bernilai 3857,29mD dan hasil uji laboratoriumnya
memiliki rentang nila 3500mD – 5000mD.
5.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan pada penelitian ini yaitu :
1. Diharapkan melakukan perhitungan dengan korelasi yang berbeda, dengan harapan hasil
penelitiiannya menjadi lebih akurat
2. Diharapkan ketersediaan media komputasi yang memadai agar dapat dengan mudah
mendapatkan hasil yang tepat dan lebih cepat
Universitas Pertamina - 32
Universitas Pertamina- 32
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. (2020, 08 16). Palabos Unige. Diambil kembali dari Universite De Geneve:
https://Palabos.unige.ch/
Biswal, B., Held, R. J., Khanna, V., Wang, J., & Hifler, R. (2009). Towards precise prediction of
transport properties fro synthetic computer tomoghraphy of reconstructed porous media.
Physical Review, 1-13.
Gibrata, M. A., Ayoub, M. R., Kalam , M. Z., Basioni, M. A., AL-Amrie, O. Y., Hendrawan , I., &
Lopez, O. (2012). Digital Rock Physics and Challenge in Formation Evaluation of Carbonate
Reservoir, Case Study. Society of Petroleum Engineers, 1-8.
Harsono, A. (1997). Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log. Jakarta: Schlumberger Oilfield Services.
Hester, T. C., & Schmoker, J. W. (1985). Porosity, Grain-density, and Inferred Aragonite-content
Data From The Miami Area and Lower Florida Keys. U.S. Geological Survey.
Honarpour, M., Koederitz, L., & Harvey, H. A. (1986). Relative Permeability of Petroleum
Reservoirs. Boca Raton: CRC Press.
Lowe, T. (2020, 08 16). ThermoFisher Scientific. Diambil kembali dari ThermoFisher Scientific :
Avizo Software: https://www.thermofisher.com/id/en/home/industrial/electron-
microscopy/electron-microscopy-instruments-workflow-solutions/3d-visualization-
analysis-software/Avizo-materials-science.html
Maulana, M. I., Utama, W., & Hilyah, A. (2016). Analisis Petrofisika dan Penentuan Zona Potensi
Hidrokarbon Lapangan "Kaprasida" Formasi Baturaja Cekungan Sumatera Selatan. Jurnal
Teknik ITS, 1.
Tiab, D., & Donaldson, E. C. (1996). Petrophysics : Theory and Practice of Measuring Reservoir
Rock and Fluid Transport Properties. Burlington: Gulf Professional Publishing.
Utami, A. T. (2017). Implementasi Metode Otsu Thresholding untuk Segmentasi Citra Daun.
Surakarta: UMS.
Universitas Pertamina-33
Universitas Pertamina - 34
Form TA-2 Bimbingan Tugas Akhir
FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
1. Penentuan Judul
2. Pembahasan Outline bahasan
Paraf Pembimbing:
No.2 Hari/Tanggal: Selasa/4 Februari 2020
Hal yang menjadi perhatian:
Paraf Pembimbing:
Universitas Pertamina-34
Form TA-2 Bimbingan Tugas Akhir
FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
Paraf Pembimbing:
No.4 Hari/Tanggal: Rabu/19 Februari 2020
Hal yang menjadi perhatian:
Paraf Pembimbing:
Universitas Pertamina-35
Form TA-2 Bimbingan Tugas Akhir
FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
Paraf Pembimbing:
No.6 Hari/Tanggal: Sabtu/14 Maret 2020
Hal yang menjadi perhatian:
Paraf Pembimbing:
Universitas Pertamina-36
Form TA-2 Bimbingan Tugas Akhir
FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
Paraf Pembimbing:
No.8 Hari/Tanggal: Rabu/25 Maret 2020
Hal yang menjadi perhatian:
Paraf Pembimbing:
Universitas Pertamina-37
Form TA-2 Bimbingan Tugas Akhir
FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
Paraf Pembimbing:
No.10 Hari/Tanggal: Rabu/8 April 2020
Hal yang menjadi perhatian:
Paraf Pembimbing:
Universitas Pertamina-38
Form TA-2 Bimbingan Tugas Akhir
FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
Paraf Pembimbing:
No.12 Hari/Tanggal: Rabu/22 April 2020
Hal yang menjadi perhatian:
Paraf Pembimbing:
Universitas Pertamina-39
Form TA-2 Bimbingan Tugas Akhir
FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
Paraf Pembimbing:
No.14 Hari/Tanggal: Rabu/ 3 Juni 2020
Hal yang menjadi perhatian:
Paraf Pembimbing:
Universitas Pertamina-40
Form TA-2 Bimbingan Tugas Akhir
FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
Paraf Pembimbing:
No.16 Hari/Tanggal: Selasa/16 Juni 2020
Hal yang menjadi perhatian:
Paraf Pembimbing:
Universitas Pertamina-41