Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu hal yang penting dan mutlak bagi manusia,
melalui pendidikan manusia mengembangkan kemampuan dan kepribadiannya.
Bentuk kongkret dari pendidikan yang dilakukan manusia tersebut tampak
dalam aktifitas pembelajaran sebagaimana Sudjana (1989:23) mengatakan
bahwa proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang atau peserta
didik secara pribadi dan sepihak, ditandai oleh adanya perubahan pengetahuan,
sikap, tingkah laku dan ketrampilan yang relative tetap dalam diri seseorang
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Belajar merupakan proses aktif
konstruktif yang terjadi melalui mental proses dan bersifat komulatif.
Pembelajaran terkait dengan bagaimana membelajarkan siswa atau bagaimana
membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan dorongan oleh kemauannya
sendiri untuk mempelajari apa yang teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai
kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran berupaya menjabarkan
nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum.
Menurut Sudjana, Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya
yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi
edukatif antara dua pihak yaitu antara peserta didik “warga belajar” dan
pendidik “sumber belajar” yang melakukan kegiatan membelajarkan.
Pendidikan Agam Islam (PAI dan BP) merupakan salah satu
pembelajaran yang umumnya diberikan baik di sekolah dasar, lanjutan,
maupun tingkat SMA/SMK. Mata pelajaran ini diberikan selain untuk
mendasari peserta didik dengan kajian-kajian Islami, juga untuk meningkatkan
pemahaman tentang ajaran-ajaran agama Islam untuk implementasikan dalam
kehidupan sehari-hari demi mencapai kebahagiaan di dunia dan akherat kelak.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pada kenyataannya praktek-praktek mengajar
yang dilakukan disekolah-sekolah pada umumnya masih berpusat pada guru

1
2

atau berkonotasi teacher centered (berpusat pada guru). Metodologi


pembelajaran (khususnya agama Islam) yang diterapkan masih
mempertahankan cara-cara lama (tradisional) seperti ceramah, menghafal,
demonstrasi, praktik praktik ibadah dan sebagainya. Cara seperti itu diakui atau
tidak membuat siswa tampak bosan, jenuh, dan kurang bersemangat dalam
belajar agama Islam.
Guru seyogyanya mampu menentukan metode pembelajaran yang
dipandang dapat membelajarkan siswa secara aktif melalui proses
pembelajaran yang dilaksanakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara efektif dan hasil belajarpun dapat lebih ditingkatkan. Hal terpenting
dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar (learning proses)
pada diri siswa.
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh sebagian besar guru masih
ada yang cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih
mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini dapat
dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh
guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode yang
monoton seperti metode ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat, dan
mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa untuk
bertanya, sehingga siswa merasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran.
Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif karena siswa
menjadi pasif.
Untuk mengetahui keberhasilan siswa pada umumnya hasil belajar
dinilai dengan tes, baik uraian maupun objektif, hasil penilaian yang biasanya
berbentuk angka akan memberikan informasi bagi guru dan atau peserta didik
mengenai prestasi yang ia dapatkan. Hasil penelitian itulah yang selanjutnya
memberikan gambaran tentang ketuntasan belajar, kesulitan-kesulitan yang
dihadapi, maupun masalah-masalah yang timbul dalam proses pembelajaran
serta kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi. Kelemahan itu
diindikasikan ssebagai kurang tercapainya tujuan pembelajaran. Hal lain yang
juga bisa menjadikan kendala bagi para guru dalam menggunakan metode atau
3

model pembelajaran, adalah perbedaan dan karakteristik individu, seperti latar


belakang pendidikan yang kurang memadai hal ini bisa menghambat
kelancaran proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Kondisi seperti itu terjadi pula pada kegiatan pembelajaran
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di kelas XII. IPS. 3
SMAN 1 Lirik. Kondisi awal kegiatan belajar mengajar di kelas tersebut untuk
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menunjukkan hasil
belajar siswa rendah dan belum mencapai kriteria ketuntasan belajar (KKM),
ini dapat dilihat dari 26 siswa, sebanyak 20 orang siswa atau 66,92 % siswa
kelas XII nilainya kurang dari 80 sebagai batas KKM dan hanya terdapat 6
siswa atau 23,08% yang dinyatakan tuntas.
Hasil refleksi diri menunjukkan bahwa rendahnya prestasi belajar
tersebut diantaranya sikap pasif siswa dalam proses pembelajaran, proses
pembelajaran yang kurang bervariasi dan monoton, dominasi guru masih
sangat besar sehingga siswa kurang mandiri yang berpengaruh terhadap
prestasi belajar. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh guru untuk
lebih mengaktifkan belajar siswa di kelas yaitu dengan menggunakan metode
Jigsaw Learning. Model pembelajaran Jigsaw Learning bertujuan untuk
melatih peserta didik agar terbiasa berdiskusi dan bertangung jawab secara
individu untuk membantu memahamkan tentang suatu materi pokok pada
teman sekelasnya. Jigsaw Learning merupakan sebuah teknik yang dipakai
secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknik “pertukaran dari kelompok
ke kelompok” (group to group exchange) dengan suatu perbedaan penting
bahwa setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. (Silbirman, 2005: 159).
Untuk memahami permasalahan ini perlu kiranya dikaji melalui
kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) khususnya dengan menerapkan
metode Jigsaw Learning di kelas. Secara lengkap penelitian tindakan kelas ini
berjudul: “UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI
BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
MATERI KETENTUAN PERNIKAHAN DALAM ISLAM MELALUI
4

METODE JIGSAW LEARNING DI KELAS XI. IPS. 3 SMA NEGERI 1


LIRIK SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2019/2020”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Pembelajaran PAI dan BP tentang pernikahan dalam Islam belum
direncanakan dengan menggunakan metode pembelajaran yang dapat
mengembangkan aspek keterampilan sosial siswa dengan sesama temannya.
2. Proses pembelajaran PAI dan BP tentang pernikahan dalam Islam belum
menggunakan metode yang relevan sehingga materi yang disampaikan
verbalistis.
3. Dalam menjelaskan tentang pernikahan dalam Islam belum dilaksanakan
dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas
yang bermakna, sehingga pembelajaran mencerminkan teacher centered
dengan menjejali siswa secara teori dengan menggunakan metode ceramah
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan sebagaimana latar belakang dan identifikasi
masalah di atas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah dalam pelaksanaan
penelitian tindakan kelas sebagai berikut :
1. Apakah penerapan metode Jigsaw Learning dapat meningkatkan keaktifan
belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi pernikahan dalam
Islam siswa kelas XII. IPS.3 SMA Negeri 1 Lirik tahun pelajaran
2019/2020?”
2. Apakah penerapan metode Jigsaw Learning dapat meningkatkan prestasi
belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi pernikahan dalam
Islam siswa kelas XII. IPS. 3 SMA Negeri 1 Lirik tahun pelajaran
2019/2020?
D. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas maka tujuan dari pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini adalah :
5

1. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran


Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi pernikahan dalam Islam
melalui penerapan metode Jigsaw Learning siswa kelas XII
SMAN ..................... semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.
2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi pernikahan dalam Islam
melalui penerapan metode Jigsaw Learning siswa kelas XII
SMAN ..................... semester 1 tahun pelajaran 2016/2017
E. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian kelas ini diharapkan akan memberikan beberapa
manfaat antara lain:
1. Secara Teoritis
Dapat memberikan masukan serta informasi secara teori guna
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan terutama dalam bidang Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti, khususnya penggunaan strategi
pembelajaran metode Jigsaw Learning.
2. Secara Praktis
a. Bagi Peserta didik
1) Menumbuhkan aktivitas peserta didik pada Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti .
2) Meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti .
b. Bagi Guru
1) Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyelesaikan masalah
yang muncul pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti .
2) Membantu memberikan informasi tentang peningkatan hasil belajar
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti .
3) Sebagai motivasi guru untuk melakukan pendidikan tindakan kelas.
c. Bagi Sekolah
6

1) Hasil penelitian dapat dijadikan alternatif pilihan metode


pembelajaran.
2) Mendapatkan petunjuk dan panduan tentang model pembelajaran
pembelajaran metode Jigsaw Learning khususnya dalam bidang
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti .

Anda mungkin juga menyukai