Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN SINKRON ASINKRON

TOPIK : GENERATOR SINKRON 3 PHASA BERBEBAN


DENGAN PENGATURAN DAN EFISENSI

Nama : Nany Pratiwy Manurung


NIM : 1805051041
Kelas : EN – 6A
Dosen pembimbing : Burhanuddin Tarigan, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK MESIN


PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Energi listrik merupakan bentuk energi yang sangat umum digunakan bagi
masyarakat secara luas. Penggunaan energi listrik tidak sekedar terbatas pada daerah atau
konsumen kelas atas, namun energi listrik juga dikonsumsi oleh masyarakat menengah
dan bawah. Bahkan kegiatan pedesaan juga ditunjang oleh ketersediaan pasokan listrik.
Generator sinkron tiga fasa merupakan sumber utama pembangkit daya listrik yang
sudah tidak asing lagi dalam dunia kelistrikan. Hampir seluruh sistem pembangkit tenaga
listrik di dunia ini menggunakan generator sinkron sebagai sumber daya listrik, kecuali
pada pembangkit dengan tujuan dan kondisi tertentu.Generator sinkron bekerja dengan
mengubah energi mekanis yang dihasilkan pada poros turbin menjadi energi listrik tiga
fasa.
Konstruksi umum dari suatu generator sinkron adalah rotor atau bagian yang berputar,
stator atau bagian yang diam, dan celah udara antara stator dan rotor. Di samping itu juga
perlu rangkaian eksitasi sebagai penghasil tegangan induksi pada terminal jangkar.
Generator tiga fasa dituntut untuk bekerja stabil (tegangan dan frekuensi yang dihasilkan
tetap stabil). Salah satu penyebab alternator bekerja tidak stabil adalah faktor daya dari
beban yang dipikul yang mana hal itu mempengaruhi arus beban. Beban yang dipikul
altenator dapat bersifat resistif, induktif, dan kapasitif, yang mana ketiga beban tersebut
memiliki faktor daya yang berbeda.
Tegangan generator sinkron dalam keadaan berbeban akan lebih rendah nilainya
daripada tegangan generator sinkron dalam keadaan tanpa beban. Bila generator diberi
beban yang berubah-ubah dan terjadi ketidakseimbangan beban maka diduga tegangan
tidak akan stabil. Ketidakstabilan tegangan sangat berpengaruh terhadap beban terutama
beban elektronik. Perubahan beban yang dilayani oleh generator sinkron akan
mempengaruhi tegangan sehingga menyebabkan perubahan pengaturan tegangan.
2. Tujuan Percobaan :

a. Dapat menjalankan Generator Sinkron berbeban


b. Dapat menggambarkan karakteristik berbeban dengan pengaturan:
Pada percobaan berbeban dengan pengaturan dilakukan bagaimana
mengatur/membuat tegangan terminal dan putaran tetap walaupun terjadi
perubahan beban, karakteristiknya adalah Iex = Iex ( Ia ), Vt,n
c. Dapat menggambarkan karakteristi effisiensi, yaitu pengaruh perubahan beban
terhadap effisiensi pada tegangan terminal dan putaran yang tetap  η = η (Ia),
Vt,n
BAB 2
LANDASAN TEORI

1. Teori dasar.
Mesin Sinkron merupakan mesin listrik dinamis, dimana Kumparan Jangkar berada pada
Stator dan Bahan magnit dan Kumparan Penguatnya berada pada Rotor. Mesin Sinkron dapat
beroperasi/digunakan sebagai Generator maupun Motor Kapasitor. Umumnya Mesin Sinkron
digunakan sebagai Generator disebut juga Alternator baik untuk skala kecil maupun besar.
Prinsip kerja Generator adalah jika suatu konduktor/kumparan mengalami perubahan fluksi
maka pada konduktor/kumparan tersebut akan terjadi/dibangkitkan tegangan ( hukum M

Faraday). Dalam bentuk matematik dituliskan Ggl induksi = e = - N [ Volt atau

E = E = 4,44. Kd. Kp. Nph. .Фm = C. n. Фm [V] . Jadi pada Generator Sinkron tegangan

yang dibangkitkan adalah sebanding dengan fluksi dan putarannya


Pada Generator agar Konduktor/kumparan mengalami perubahan fluksi maka dilakukan
dengan memutar kumparan pada magnit yang diam atau memutar magnit pada kumparan
yang diam. Pada Generator 3 phasa belitan/kumparan statornya terdiri dari tiga bagian yang
terpisah yang masing-masing mempunyai besaran yang sama seperti gambar 1.

Gambar 1. Generator 3 phasa


Ke3 kumparan stator tersebut dalam kerja/operasionalnya selalu dibuat/dirangkai menjadi
hubungan bintang sehingga Genartor ini disebut Generator 3 phasa hubungan bintang seperti
gambar 2a atau menjadi hubungan delta sehingga disebut Generator 3 phasa hubungan delta
seperti gambar 2b.
a b
Gambar 2. Generator 3 Phasa a. hubungan bintang dan b hubungna delta
Generator Sinkron 3 phasa dapat bekerja sendiri melayani beban disebut Alternator
berbeban bekerja sendiri ( Alternator bekerja Sendiri) ataupun bekerja sama lebih dari 1
generator melayani beban yang disebut Alternator berbeban bekerja Paralel ( Generator
bekerja Paralel).
Alternator berbeban kerja sendiri
Kumparan jangkar merupakan konduktor yang dililitkan pada inti jangkar sehingga
mempunyai tahanan jangkar Ra, Induktansi L dan Inti jangkar merupakan bahan magnetik
yang dapat bersifat magnit yang menghasilkan fluksi.
Dalam keadaan berbeban berarti ada arus yang mengalir pada kumparan jangkar sehingga
terjadi reaksi jangkar juga terjadi tegangan jatuh karena tahanan jangkar dan reaktansi
jangkar.
Pada keadaan berbeban Ea = Vt + Ia. Ra + Ia.j XL + Ia.jXa = C n
Ea = Vt + Ia. Ra + Ia.j( XL + Xa) = Vt + Ia. Ra + Ia. jXs = Vt + Ia. (Ra + j Xs )
Ea = Vt + Ia.Zs = C n
Jadi kumparan (belitan) jangkar mempunyai Impedansi Z yang disebut Impedansi
Sinkron Zs yang terdiri dari Tahanan murni jangkar ( tahanan jangkar) R a, Reaktansi Bocor
Jangkar ( Reaktansi Jangkar) XL dan Reaktansi Karena Reaksi Jangkar (Reaktansi
Reaksi Jangkar) Xa Reaktansi jangkar dan Reaktansi Reaksi Jangkar di gabung disebur
Reaktansi Sinkron Xs.
Karena ke 3 kumparan jangkar adalah indentik maka rangkaian ekivalen dari kumparan
jangkar dapat di gambar/dianalisa 1 phasa saja seperti gambar 3
Gambar 3 Rangkaian ekipalen per phasa dari Generator 3 phasa
Maka pada keadaan berbeban untuk beban resitif dan induktif, tegangan terminal (Vt)
akan berkurang jika beban bertambah, sedangkan jika beban bersifat kapasitif maka
tegangan terminal bertambah, umumnya beban bersifat induktif tak murni dan pada beban
yang berbeda maka putaran juga berubah.
Generator diinginkan bekerja mempunyai tegangan terminal dan frekuensi yang tetap
walaupun bebannya berubah.
Generator berbeban dengan pengaturan maksudnya setelah Generator di jalankan ,
mempunyai tegangan dan putaran (frekuensi) yang nominal. Generator dibebani dengan
beban yang berubah besarnya maka tegangan terminal Vt dan putaran n akan berubah sesuai
rumus tegangan Generator, pada percobaan ini tegangan dan putaran dijaga/diatur tetap.
Untuk menjaga tegangan dan putaran tetap maka dilakukan pengaturan arus penguat
Generator IfG ( pada percobaan ini IfG diatur manual sedangkan di Pembangkit biasa diatur
otomatis dengan AVR)dan mengatur putaran dari peggerak Generator. Pada percobaan ini
Penggerak Generator (penggerak mula) digunakan Motor DC Penguat Bebas, untuk mengatur
putaran Motor DC Penguat bebas adalah dengan mengatur arus penguatnyaIfM atau tegangan
jangkarnya, sesuai dengan rumus putaran Motor DC yaitu n = di Lab.Teknik.

Konversi Energi pengaturan putaran Motor DC dalam keadaan berbeban hanya dapat
dilakukan dengan merubah arus penguat Motor yang pada kondisi belum jenuh arus penguat
sebanding dengan fluksi ( If ).
Maka untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk menggambar Karakteristik
Pengaturan dilihat pengaruh perubahan beban terhadap arus penguat yang dibutuhkan untuk
menjaga tegangan dan putaran yang konstan, pangambilan data dilakukan pada setiap beban
setelah tegangan dan frekuensi Generator diatur/dijaga konstan baik untuk hubungan
bintang maupun hubungan delta. Pembebanan yang dilakukan adalah pembebanan dengan
beban seimbang ( beban pada setiap phasa di buat sama sehingga pada tabel dibuat 1 saja ).
Effiisensi adalah x 100 % , Po adalah daya keluaran Generator atau daya listrik yang dapat

digunakan = VICos [W] dan Pin adalah daya mekanik yang dibutuhkan/digunakan
Generator ( Daya mekanik yang masuk ke Generator).
Pin = Po + Rugi total
Rugi total = Rugi Mekanik + Rugi Magnetik + Rugi tembaga + Rugi Sikat
Rugi Mekanik adalah Rugi Gesek dan Angin disebut juga rugi gesek dan angin. Rugi ini
terjadi pada bahagian yang berputar karena adanya gesekan di bantalan dan ventilasi/angin.
Rugi atau daya ini tergantung pada kecepatan (putaran) mesin  Rmek.
Rugi Magnetik adalah Rugi hiterisis dan arus Eddy (arus putar). Rugi ini terjadi ketika
kumparan jangkar dipotong oleh fluksi yang berubah-ubah yang menyebabkan terjadinya
kerugian karena histerisis magnit dan arus putar, rugi ini disebut juga rugi besi atau rugi inti.
Rugi tembaga ada dua yaitu rugi tembaga kumparan jangkar dan rugi tembaga kumparan
penguat.- Rmag
Rugi tembaga jangkar dan sikat jika disatukan ( Ra + 2Rsi) terjadi ketika Generator melayani
beban maka arus mengalir pada jangkar dan sikat yang besarnya sama Ia maka dengan meng
ukur tahanan kumpara jangkar dan sikat seperti pada percobaan statis dan dengan mengukur
arus jangkar dapat dihitung rugi tembagajangkar dan sikat = Ia2 (Ra+2Rsi) di kali 3 untuk 3
phasa dimana masing-masing phasa indentik.-Rcu J,Si
Rugi tembaga penguat terjadi ketika arus penguat mengalir pada kumparan penguat If, maka
dengan meng ukur tahanan kumparan penguat seperti pada percobaan statis dan dengan
mengukur arus penguat dapat dihitung rugi tembaga penguat RcuP = If2Rf RcuP
Daya keluaran atau Po dapat diukur dengan menggunakan Wattmeter atau dengan
menggunakan Voltmeter dan Ampermeter untuk beban Resistif ( Po = VI Cos umtuk beban
resistif Cos =1)-Po = V I, untuk 3 phasa , Po = 3 VI, I= arus phasa beban = arus phasa
jangkar atau I = Ib =Ia
Pengambilan data karakteristik Effiisensi maka dilakukan dengan mendapatkan rugi-rugi dan
daya output .
Kontruksi dari mesin sinkron baik sebagai generator maupun sebagai motor adalah
sama, perbedaannya hanya pada prinsip kerjanya.Sebagaimana pada generator arus searah,
belitan (kumparan) jangkar ditempatkan pada rotor sedangkan belitan medan ditempatkan
pada stator, demikian pula untuk generator sinkron untuk kapasitas kecil.
Akan tetapi pada generator sinkron yang dipergunakan untuk pembangkitan dengan
kapasitas besar, belitan atau kumparan jangkar ditempatkan pada stator sedangkan belitan
medan ditempatkan pada rotor dengan alasan :
1. Belitan jangkar lebih kompleks dari belitan medan sehingga lebih terjamin jika
ditempatkan pada struktur yang diam.
2. Lebih mudah mengisolasi dan melindungi belitan jangkar terhadap tegangan yang tinggi.
3. Pendinginan belitan jangkar mudah karena inti stator yang terbuat cukup besar sehingga
dapat didinginkan dengan udara paksa.
4. Belitan medan mempunyai tegangan rendah sehingga efisien bila digunakan pada
kecepatan tinggi.Pada umumnya generator sinkron ukurannya lebih besar dari pada
generator arus searah demikian pula kapasitasnya.

Kontruksi Mesin Sinkron.Kontruksi mesin sinkron baik untuk generator maupun untuk
motor terdiri dari :
1. Stator adalah bagian yang diam dan berbentuk silinder.
2. Rotor adalah bagian yang berputar juga berbentuk silinder.
3. Celah udara adalah ruangan antara stator dan rotor.

Kontruksi mesin sinkron ini seperti yang diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
Kotruksi stator seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah atas terdiri dari :
1. Kerangka terbuat dari besi tuang untuk menyangga inti jangkar.
2. Inti jangkar terbuat dari besi lunak (baja silikon).
3. Alur (slot) untuk meletakan belitan (kumparan).
4. Belitan jangkar terbuat dari tembaga yang diletakan pada alur (slot).

Gambar Kerangka dan Inti Stator Mesin Sinkron.

Kontruksi rotor terdiri dari dua jenis :


1. Jenis kutub menonjol (salient pole) untuk generator kecepatan rendah dan menengah.
Kutub menonjol terdiri dati inti kutub dan sepatu kutub. Belitan medan dililitkan pada
badan kutub, pada sepatu kutub juga dipasang belitan peredam (damper winding). Belitan
kutub terbuat dari tembaga, sedangkan badan kutub dan sepatu kutub terbuat dari besi
lunak.
2. Jenis kutub silinder untuk generator dengan kecepatan tinggi terdiri dari alur-alur sebagai
tempat kumparan medan. Alur-alur tersebut terbagi atas pasangan-pasangan kutub.
BAB 3
RANGKAIAN PERCOBAAN
Gambar percobaan Generator Sinkron berbeban dengan pengaturan sama dengan gambar
percobaan berbeban tanpa pengaturan, dapat dengan menambahkan beban pada gambar
Generator 3 phasa tanpa beban pada materi ke 2, Beban yang ditambahkan sesuai dengan
bentuk hubungan Generatornya ( Generator 3Ф hubungan bintang maka bebannya juga
hubungan bintang dan Generator 3Ф hubungan delta maka bebannya juga hubungan delta.
1. Generator 3 phasa hubungan bintang seperti gambar 4,pada gambar ini tidak
ditunjukkan saklar (saklar = penghubung/pemutus arus rangkaian)
2. Generator 3 phasa hubungan delta seperti gambar 5 ( tugas supaya digambar
bebannya juga buat hubungan delta)

Gambar 4.Rangkaian Percobaan Generator Sinkron hubungan bintang berbeban dengan


beban hubungan bintang.

Gambar 5 Rangkaian Percobaan Generator 3 phasa hubungan delta berbeban dengan


beban hubungan delta
BAB 4
TABEL DATA

Tabel data seharusnya diisi dari hasil percobaan dengan berpedoman pada data di plat nama
(data di plat nama jangan dilewati)

1. Tabel data Generator 3 phasauntuk karakteristik pengaturan

1a. Hubungan bintang beban resistif seimbang untuk karakteristik pengaturan

Ia = Ia (If), Vt, n dapat juga diukur tegangan phasa ke phasa ( VL)


No Arus jangkar Ia pada Arus Tegangan Putaran n Beban
setaiap phasa (Ip) [A] Penguat IfG Terminal Vt [rpm] Resistif
Iu Iv Iw [A} [V] [Ώ]
1 0 0 0 0,5
2 2 2 2 0,53 105
3 2,4 2,4 2,41 0,58 220 3.000 90
4 2,9 2,9 2,92 0,63 75
5 3,6 3,6 3,6 0,74 60
6 4,8 4,8 4,8 0,9 45
7 7 7 7 1,0 30
laporan
1b. Tabel data Generator 3 phasa hubungan delta beban resistif seimbang.
Pada percobaan ini jika Ampermeter di pasang di Line ( kawat/penghantar penghubung
antara Generator dengan beban) sehingga yang terukur Arus Line IL, maka pengukuran
yang dimasukkan ke tabel dibagi dengan √ , tapi jika Ampermeter dipasang di
kumparan jangkar misal rangkaian yang kamu buat adalah melanjutkan rangkaian
percobaan tanpa beban lalu Ampermeter itu dipasang diantara terminal U1- V2, V1-W2
dan W1 – U2 maka yang terukur adalah Arus Phasa Ip maka pengukuran langsung
menjadi data yang dimasukkan ke tabel.
1b. Ia = Ia (If), Vt, n dapat juga diukur tegangan phasa ke phasa ( VL)
No Arus jangkar Ia pada Arus Tegangan Putaran n Beban
setaiap phasa (Ip) [A] Penguat IfG Terminal Vt [rpm] Resistif
Iu Iv Iw [A} [V] [Ώ]
1 0 0 0 0,5
2 2 2 2 0,53 105
3 2,4 2,4 2,41 0,58 220 3.000 90
4 2,9 2,9 2,92 0,63 75
5 3,6 3,6 3,6 0,74 60
6 4,8 4,8 4,8 0,9 45
7 7 7 7 1,0 30

2. Tabel data Generator 3 phasa hubungan bintang beban resistif seimbang untuk
karakteristik effisiensi η = η (Ia), Vt,n
No RMek RMag RCuJSi RCuP Tegangan Arus Putaran Beban Po = 3 Pin [%]
[w] [W] x3 x3 dan arus Penguat n [rpm] R [Ώ] Vt.Ib [W]

[W] [W] beban If [A] [W]

Vt Ib
[V] [A]
1 100 50 0 12,5 0 0,5 0 162,5 0
2 100 50 15 14 2 0,53 105 1320 1499 88,06
3 100 50 21,6 17 220 2,4 0,58 3.000 90 1584 1772,6 89,36
4 100 50 31,5 20 2,9 0,63 75 1914 2115,5 90,47
5 100 50 48,6 27 3,6 0,74 60 2376 2601,6 91,33
6 100 50 86,4 40,5 4,8 0,9 45 3168 3444,9 91,96
7 100 50 184 50 7 1,0 30 4620 5004 92,33
BAB 5
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
1. Generator Sinkron 3 phasa
2. Motor DC penguat bebas
3. Beban Resistif
4. Reostart
5. Tahanan Geser
6. Amper meter
7. Volt meter
8. Tacho meter
9. Sumber tegangan DC
10. Kabel
BAB 6
LANGKAH PERCOBAAN
Pada Gambar 4.Rangkaian Percobaan Generator Sinkron hubungan bintang berbeban, tidak
ditunjukkan saklar tetapi jika dilakukan di laboratorium maka akan terdapat 4 saklar yaitu :
 Saklar 1 ( S1) saklar ini berfungsi untuk menghubungkan/memutuskan Sumber
Tegangan Kumparan Penguat Motor dengan Kumparan Penguatnya (arus ke/dari
kumparan penguat Motor DC Penguat Bebas)
 Saklar 2 ( S2) saklar ini berfungsi untuk menghubungkan/memutuskan Sumber
Tegangan Kumparan Jangkar Motor dengan Kumparan Jangkarnya (arus ke/dari
kumparan Jangkar Motor DC Penguat Bebas)
 Saklar 3( S3) saklar ini berfungsi untuk menghubungkan/memutuskan Sumber
Tegangan Kumparan Penguat Generator Sinkron dengan Kumparan Penguatnya
(arus ke/dari kumparan penguat Generator Sinkron)
 Saklar 4 ( S1) saklar ini berfungsi untuk menghubungkan/memutuskan Tegangan yang
dibangkitkan Generator (Terminal Kumparan Jangkar Generator) dengan Beban 3
phasa (Generator dengan Bebannya).
 Saklar menghubungkan jika di tutup dan memutuskan jika di buka.
 Untuk gambar 5 rangkaian percobaan Generator 3 phasa hubungan delta
berbeban , kamu buat dengan melanjutkan gambar rangkai Generator 3 phasa
hubungan delta tanpa beban dengan menambahkan bebannya
Sehingga pada Langkah Percobaannya terdapat/disebut Saklar-saklar.
Atau bisa juga Langkah 2,3 dan 4 disebut menjalankan motor sampai putaran nominal,
langkah 5 dan 6 mengatur asrus penguat Generator sampai tegangannya nominal, dan
langkah berikutnya pengambilan data dengan merubah beban.

a. Ia = Ia (If), Vt, n untuk tabel 1a dan 1b


1. Membuat rangkaian seperti gambar sesuaikan dengan tabel datanya
2. Tutup saklar 1 (S1) pada saat ini dipastikan tahanan depan(geser) maksimum
3. Tutup saklar 2 (S2) pada saat ini dipastikan tahanan start maksimum kemudian
tahanan start diminimumkan.
4. Atur tahanan depan sehingga putaran nominal sesuai di plat nama
5. Tutup saklar 3 (S3) pada saat ini pengatur tegangan pada posisi minimum
6. Naikkan arus penguat Generator secara bertahap sampai tegangannya nominal (sesuai
data pada plat nama ).
7. Tutup Saklar 4 (S4), pada saat ini besar beban dari tak terhingga ( tanpa beban).
Kemudian naikkan beban secara bertahap sampai nominal (disesuaikan dengan besar
beban yang tersedia tapi tidak boleh melewati arus nominal).
Setiap kenaikan beban atur putaran dan tegangan terminal konstan lalu baca besar
tegangan terminal (beban) Vt pada Voltmeter dan arus jangkar Ia pada Ampermeter
dan catat ke tabel data 1a untuk Generator hubungan bintang dan 1b untuk Generator
hubungan delta.
Setelah beban nominal maka dapat juga diambil data untuk penurunan beban sampai
beban nol (Ia = 0) dan setiap penurunan beban atur juga putaran dan tegangan
terminal konstan di tabel belum dibuat .
8. Percobaan selesai, Jika beban telah minimum (beban diminimumkan) S4 dibuka, Arus
penguat Generator diminimumkan S3 dibuka, tahanan start dimaksimumkan S2 dibuka
kemudian tahanan depan dimaksimumkan S1 dibuka
9. Peralatan alat ukur di buka dan dikembalikan ke tempatnya.

η = η (Ia), Vt,n untuk tabel 2.


Langkah percobaan mendapatkan data yang dibutuhkan untuk karakteristik effiisensi
(tabel 2) menggunakan beberapa gambar rangkaian percobaan yang sebahagian sudah
dilakukan atau sedikit perubahan saja
1. Untuk mendapatkan rugi mekanik (Rmek) ,
i. Lepaskan kopling antara Motor dengan Generator, jalankan Motor DC pada
putaran nominal ukur daya ( V dan I ) yang masuk ke Motor DC ( P mekanik o=
Pm o) rangkaian seperti percobaan tanpa beban tetapi Generator Sinkron
dilepas.
ii. Pasang kopling antara Motor dengan Generator, jalankan Motor DC pada
putaran nominal ukur daya ( V dan I ) yang masuk ke Motor DC ( P mekanik 1=
Pm 1) rangkaian seperti percobaan tanpa beban Generator Sinkron diputar
tetapi arus penguat Generator Sinkron dibuat 0 ( tanpa arus penguat)
iii. Selisih antara Pm1 dengan Pm o adalah rugi mekanik ( Rmek = Pm1-Pmo) [W]
2. Untuk mendapatkan rugi magnetik atau rugi inti ( Rmag).
i. Pasang kopling antara Motor dengan Generator, jalankan Motor DC pada
putaran nominal naikkan arus penguat Generator Sinkron sampai tegangan
keluarannya nominal ukur daya ( V dan I ) yang masuk ke Motor DC
( Pmekanik 2 = Pm 2) rangkaian seperti percobaan tanpa beban Generator Sinkron
diputar dan diberi arus penguat sehingga tegangan keluarannya nominal.
ii. Selisih antara Pm 2 dengan Pm 1 adalah rugi magnetik ( Rmag = Pm 2-Pm 1) [W]
3. Untuk mendapatkan rugi tembaga jangkar dan sikat ( Rcu J Si)
i. Ukur tahanan kumparan Jangkar dan sikat menggunakan metode Volt Ampere
rangkaian seperti percobaan statis Ra + Rsi ( sudah dilakukan)
ii. Ukur arus jangkar Ia pada setiap pembebanan ( perubahan beban sesuai tabel)
iii. Rugi tembaga dan sikat = Rcu J Si = 3 x Ia2( Ra +2 Rsi) [W]
4. Untuk mendapatkan rugi tembaga kumparan penguat ( Rcu P)
i. Ukur tahanan kumparan Penguat menggunakan metode Volt Ampere
rangkaian seperti percobaan statis Rf ( sudah dilakukan)
ii. Ukur arus Penguat If pada setiap pembebanan ( perubahan beban sesuai tabel)
iii. Rugi tembaga kumparan penguat = Rcu P = If2 Rf [W]
5. Untuk mendapatkan daya keluaran Generator Sinkron 3 phasa
i. Ukur mendapatkan daya keluaran (Po) Generator Sinkron 3 phasa dapat
digunakan data yang diperoleh dari percobaan Generator Sinkron 3 phasa
berbeban dengan pengaturan untuk yaitu Tegangan dan Arus ( daya) beban
pada setiap pembebanan atau beban yang berbeda.
ii. Po = 3 VtIb Cos umtuk beban resistif Cos =1) Po = 3Vt Ib [W], untuk 3
phasa pada setiap pembebanan atau beban yang berbeda
6. Untuk mendapatkan daya yang masuk Pin ke Generator Sinkron 3 phasa
Pin = Po + Rugi total = Po + Rmek + R mag + R cuJ Si + R cu P[W] pada setiap pembebanan
atau beban yang berbeda.
7. Untuk mendapatkan effisiensi η.
η= x 100 % rumus effisiensi ini digunakan untuk setiap besar beban, jadi Po dan

Pin diambil pada beban yang sama.


BAB 7
ANALISA DATA

a. Analisa data
- Hubungan antara arus dengan tegangan
Pada generator sinkron 3 phasa berbeban dengan pengaturan dan efisiensi, pada
saat arus semakin tiggi maka tegangan akan tetap konstan (dijaga).

- Hubungan antara putaran dengan arus


Pada generator sinkron 3 phasa berbeban dengan pengaturan dan efisiensi, pada
saat arus meningkat maka putaran akan tetap konstan (dijaga).

b. Gambar Karakteristik

Gambar Karakteristik antara Vt dengan Ia


Gambar Karakteristik antara n dengan Ia
BAB 8
PENUTUP

1. Kesimpulan
 Mesin Sinkron merupakan mesin listrik dinamis, dimana Kumparan Jangkar
berada pada Stator dan Bahan magnit dan Kumparan Penguatnya berada pada
Rotor. Belitan jangkar (stator) yang umum digunakan oleh mesin sinkron tiga
phasa, ada dua tipe yaitu belitan satu lapis (Single Layer Winding)., belitan
berlapis ganda (Double layer Winding).
 Pada generator sinkron 3 phasa berbeban dengan pengaturan dan efisiensi, pada
saat arus semakin tiggi maka tegangan akan tetap konstan (dijaga).
 Pada generator sinkron 3 phasa berbeban dengan pengaturan dan efisiensi, pada
saat arus meningkat maka putaran akan tetap konstan (dijaga).

2. Saran

Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya mahasiswa diberikan modul agar pada saat
praktikum mahasiswa mengerti materi yang akan dipraktikkan. Sebelum praktikum, alat, dan
bahan yang digunakan diperiksa terlebih dahulu agar saat praktikum tidak ada alat dan bahan
yang rusak.

Anda mungkin juga menyukai