Angkatan : IV
Tengah
A. Latar Belakang
Nasionalisme berasal dari kata "Nasional" yang artinya bangsa, negara, dan
"Isme" yang artinya paham atau ajaran. Sehingga, secara harfiah Nasionalisme adalah
paham atau ajaran bagaimana kita mencintai bangsa dan negara kita
sendiri. Pandangan tentang rasa cinta tanah air dan sikap mencintai yang wajar
terhadap bangsa dan negara sekaligus menghormati bangsa lain. Sikap nasionalisme
tidak boleh terlalu berlebihan sampai menganggap bangsa atau negara lain itu lebih
memiliki rasa kebangsaan yakni rasa yang lahir secara alamiah karena adanya
kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan
sehingga bangsa kita harus berkarakter kuat. Secara khusus bagi kita Warga Negara
Indonesia, kita harus memiliki sikap Nasionalisme dengan cara mematuhi hukum dan
nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan nasional yang
jelas. Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan itu, timbul semangat kebangsaan atau
semangat patriotisme.
Indonesia terhadap tanah air, bangsa dan negara yang didasari pada nilai-nilai
Pancasila. Kecintaan terhadap tanah air dengan mengingat dan menghargai jasa para
kemerdekaan dan mengisinya dengan pembangunan. Sebagai ASN kita harus memiliki
rasa nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat yang kemudian diaktualisasikan
ke dalam fungsi dan tugas kita yang didasari Pancasila dan UUD 1945. Selanjutnya
diharapkan Nasionalisme dapat menjadikan kita sebagai ASN yang berorientasi pada
kepentingan publik, bangsa, negara, dan menghindari pemikiran yang mementingkan
Nilai dasar nasionalisme sebagai ASN yang menerapkan Pancasila sebagai dasar
dalam menjalankan tugasnya dibagi menjadi lima sesuai dengan jumlah sila dari
Pancasila.
1. Sila ketuhanan yang maha esa memiliki nilai religious, toleran, transparan, etos
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki nilai humanis, tenggang rasa,
3. Sila persatuan Indonesia memiliki nilai cinta tanah air, rela berkorban, menjaga
5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki nilai bersikap adil, tidak
ASN yang memiliki Nasionalisme kuat akan memahami dan memiliki kesadaran
No. 5 tahun 2010 tentang Aparatur Sipil Negara. ASN sebagai eksekutor yang
kebijakan publik ASN harus memiliki karakter dan orientasi kepublikan yang kuat
(konsisten/istiqomah dalam tindakan, nilai, prinsip, dlsb menjadi pribadi yang jujur
2. Pelayanan Publik
penerima layanan, dan kepuasan pelanggan. ASN harus memiliki integritas tinggi
dalam melayani publik yang disesuaikan dengan kode etik dan kode perilaku
ASN. Sebagai pelayan publik kita harus bersikap adil dan tidak
masyarakat. Selain itu, ASN harus menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan,
tidak korupsi, transparan, akuntabel, dan memiliki kinerja yang memuaskan
publik dengan motto “melayani dengan amanah memberikan yang terbaik”. Untuk
perhatian dan sorotan masyarakat maka harus diketahui diera keterbukaan informasi
Sebagai pemersatu bangsa ASN akan senantiasa setia dan taat sepenuhnya
kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan Pemerintah (UU No. 5 Tahun 2014 pasal
seperti adanya kelompok yang tidak setuju dengan ideologi negara Pancasila,
wilayah, konflik pilkada, pilpres, daerah perbatasan dst. Sebagai ASN kita harus
memiliki jiwa nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran
yang tinggi untuk menjaga kedaulatan negara, menjadi perekat dan pemersatu bangsa
serta mengupayakan situasi yang damai di seluruh wilayah Indonesia dan terus
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Peran ASN dalam
menciptakan kondisi damai adalah dengan bersikap netral dan adil, mengayomi
B. Penerapan
Nasionalisme adalah sebuah rasa yang ada didalam hati warga negara Indonesia
untuk selalu mencintai tanah air dan memengang teguh pancasila dimanapun dan
dapat dilakukan misalnya dalam pembelajaran di sekolah baik di luar kelas maupun di
luar kelas baik di lingkungan sekolah ataupun di lingkungan masyarakat. Sebagai guru
kelas, nilai-nilai nasionalisme secara utuh dapat diterapkan mulai dari sikap
nasionalisme yang didasari penerapan sila pertama sampai sila kelima. Siswa juga perlu
Berdasarkan cita-cita luhur bangsa Indonesia, maka untuk mengisi dan meneruskan
kemerdekaan saat ini, sangat diperlukan jiwa-jiwa nasionalisme yang tinggi dari tiap-tiap
warga negara. Dalam rangka mewujudkan cita-cita tersebut, diperlukan usaha yang keras
dan serius, dan untuk mewujudkannya tidaklah harus selalu tampak dimata orang lain,
akan tetapi bisa dimulai dari hal-hal yang paling sederhana sampai pada hal-hal yang
kompleks.
Adapun pelaksanaan mengimplementasikan nilai nasionalisme dilaksanakan
sebagai berikut:
guru transparan dalam melakukan penilaian sikap untuk siswa yang terdapat di
dalam nilai keterampilan 1 ( KI 1 ) yaitu siswa harus memiliki sikap yang religius.
yaitu keikutsertaan para peserta didik dalam mengikuti upacara bendera, kesadaran
para peserta didik pada saat pengibaran penghormatan bendera merah putih sebagai
cinta tanah air, dan kesadaran para peserta didik untuk disiplin dalam mematuhi
nasionalisme di era global sekarang ini, salah satu lembaga formal yang ikut
bertanggung jawab adalah satuan pendidikan, dan salah satunya sekolah dasar.
Sekolah dasar merupakan lembaga formal yang menjadi pondasi awal untuk
memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin dalam jam masuk dan keluar kelas
dan mengerjaka tugas. Hal ini merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan
dalam proses pembelajaran, karena jangan sampai siswa hanya “pintar” secara
semua civitas akademika seperti kepala sekolah, guru- guru di sekolah, penjaga
sekolah, teman di sekolah, dan orang- orang yang ada di sekitar sekolah., sebagai
penanaman nilai sila kedua kemanusiaan khususnya persamaan derajat dan saling
menghormati.
penanaman nilai gotong royong dan tolong menolong. Selain itu, sebagai guru kita
pendapat siswa dan bijaksana sebagai bentuk mengalaman nilai sila ke-4
kerakyatan.
dan keterampilan. Sebagai guru harus adil dalam menilai sikap siswa.
4 Bapinang Hilir yang terletak di Jalan Handil Kalimantan Desa Bapinang Hilir
Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur sangat relevan karena dalam
nasionalisme yang ditanamkan kepada peserta didik dalam setiap kegiatan berbeda-beda.
Misalnya pada saat upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari Senin itu, nilai-nilai
meningkatkan kemampuan mempimpin, membuat siswa patuh pada aturan yang ada,
cinta tanah air, patriotisme, semangat dan nilai-nilai kepahlawanan, idealisme serta
membangkitkan peran siswa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kegiatan rutin
yang dilakukan diwujudkan sebagai bentuk keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, mengenal kebersihan dan kesehatan, berlatih untuk selalu tertib dan
kebersihan lingkungan, dan melatih keberanian. Adapun bentuk kegiatan rutin yang
bendera yang dilaksanakan setiap hari Senin dan hari-hari besar nasional, senam pagi,
kerja bakti, jadwal piket harian, dan kegiataan sebelum proses belajar mengajar. Selama
kegiatan rutin itu dilakukan guru selalu berusaha mendampingi siswa. Seperti pada saat
kegiatan kerja bakti dan senam pagi, guru turut serta mendampingi siswa dengan
mengikuti kegiatan tersebut. Pada saat upacara bendera juga guru mengajarkan untuk
bersikap disiplin dan tertib. Semua siswa harus mengikuti kegiatan pembiasaan rutin di
sekolah. Apabila ada siswa yang tidak mengikuti kegiatan tersebut maka akan diberi
teguran atau sanksi dari guru. Pembiasaan dalam kegiatan spontan dilakukan dengan
cara spontanitas, misalnya saling menyapa antar teman maupun antar guru, membuang
Siswa diajarkan untuk saling menghormati dan menyayangi antar sesama. Sikap ini
terlihat pada saat masuk ke sekolah, siswa mengucapkan salam dan mencium tangan saat
bertemu dengan bapak/ibu guru. Selain itu, siswa diajarkan untuk mengantre. Karena
mengantre merupakan implementasi dari sikap tertib, disiplin, dan toleran. Di SD Negeri
4 Bapinang Hilir, pendidik berusaha untuk memberikan teladan yang baik kepada para
contoh tentang pembelajaran pembiasaan yang baik, sehingga diharapkan akan menjadi
panutan bagi para siswa. Keteladanan para pendidik mempunyai kontribusi yang besar
Kesadaran diri dari seorang siswa juga mempunyai peranan penting dalam
menunjang jiwa nasionalisme siswa. Karena kesadaran akan jiwa nasionalisme itu
tumbuh dari dalam diri seseorang. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di
lapangan menunjukkan bahwa ada sebagian dari siswa yang mempunyai kesadaran diri
yang cukup tinggi dibandingkan dengan teman yang lain. Kesadaran diri sendiri
diharapkan nantinya dapat memberikan contoh atau teladan kepada yang lain.
LEARNING JOURNAL
Angkatan : IV
Tengah
A. Latar Belakang
publik pada peserta Diklat melalui pembelajaran kode etik dan perilaku pejabat
publik, bentuk-bentuk kode etik dan implikasinya, aktualisasi kode etik PNS.
Kompetensi dasar yang ingin dicapai melalui modul ini adalah: Setelah mengikuti
sikap dan perilaku patuh kepada standar etika publik yang tinggi.
Perkataan etika sering dikaitkan dengan masalah prilaku, akhlak, moral dan
orang lain orang lain. Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
ini seorang ASN akan terus berhadapan dengan masyarakat luas. Oleh karena itu
teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh karena itu, perlu
dipahami etika dan kode etik pejabat publik. Tanpa memiliki kompetensi etika,
pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan bahkan seringkali
masyarakat secara luas. Masyarakat memiliki ekspektasi dan harapan yang tinggi
kepada ASN, sehingga ketika ada ASN yang melakukan perbuatan tidak terpuji
akan menjadi bulan-bulanan, sindiran, bahkan caci makian. Lebih jauh lagi
itu, sebagai ASN harus memiliki etika yang berlandakan dengan kode etik dan
publik adalah refleksi tentang standar atau norma yang menentukan baik-buruk dan
Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok
khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk
ketentuan-ketentuan tertulis. Dengan kata lain, kode etik merupakan aturan tertulis
yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada
dan pada saat yang dibutuhkan akan dapat difungsikan sebagai alat untuk
tertentu.
dan norma, serta prinsip moral, sehingga etika publik membentuk integritas
pelayanan public;
3. Dimensi tindakan integritas publik, tindakan yang sesuai dengan nilai, tujuan dan
kesederhanaan hidup.
Kita sebagai calon ASN wajib mengaktualisasikan etika publik, karena pada
dasarnya fungsi ASN menurut UU No. 5 tahun 2014 adalah sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik dan perekat pemersatu bangsa. Tugas seorang
ASN adalah melayani masyarakat sesuai etika publik yang ada. Etika publik
memberikan aturan atau standar pelayanan yang sesuai dengan norma yang berlaku.
Bagaimana ASN bertanggung jawab terhadap tugas dan jabatan yang diemban dalam
melayani masyarakat.
pikir/mindset dan perilaku pejabat publik dari ‘penguasa’ menjadi ‘pelayan’, dari
Nilai-nilai etika harus selalu melekat baik sebagai ASN maupun sebagai anggota
masyarakat, Setiap aktifitas baik sebagai ASN maupun masyarakat biasa harus selalu
dengan nilai-nilai etika yang harus selalu dijunjung dan ditegakkan. Etika publik
pelayanan publik yang berkualitas, relevan, dan berpihak pada kepentingan rakyat.
Seorang ASN diharapkan memiliki kekuatan integritas moral publik. Secara singkat,
pelayan publik itu dituntut memiliki karakter-karakter moral publik seperti kejujuran,
B. Penerapan
Etika publik diakui sebagai salah satu faktor kunci dalam menggapai
pendidikan, Capaian pelayanan publik yang baik, unggul, berkualitas serta sesuai
dengan tuntutan kebutuhan zaman sangat ditentukan oleh kemampuan dan etika
Guru adalah salah satu profesi yang langsung berhadapan dengan masyarakat,
yang mana dalam hal ini adalah siswa/murid. Oleh kareana itu seorang harus bisa
memiliki etika yang baik. Kunci sukses pendidikan itu ada di tangan guru dan sebagai
ujung tombak peningkatan mutu pendidikan bilamana seorang guru masih beramasalah
dengan etikanya bagaimana dengan peserta didiknya. Sebagaimana pepatah
menyebutkan guru digugu dan ditiru, bila guru kencing berdiri maka anak murid
kencing berlari.
Perilaku yang ditampilkan seorang guru harus mencerminkan nilai- nilai luhur
yang terkandung dalam kode etik sehingga makna kode etik itu menjelma dalam
perilakunya. Berikut ini adalah uraian penerapan kode etik di unit kerja ASN yakni
proses pembelajaran.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat.
kesetiakawanan sosial.
8. Guru secara bersama- sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi sebagai
sarana perjuangan.