Anda di halaman 1dari 9

DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PASIEN PENYAKIT

JANTUNG KORONER
FAMILY SUPPORT AND OBEDIENCE IN DIETARY THERAPY OF PATIENTS WITH
CORONARY HEART DISEASE

Lenny Juliani Lestari1; Devi Darliana2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
e-mail: lennyjulianilestari@gmail.com; devi.darliana@yahoo.co.id

ABSTRAK
Pasien penyakit jantung koroner mengalami kendala dalam melakukan terapi diet seperti kejenuhan dan
kurangnya waktu khusus dalam mempersiapkan makanan sesuai diet. Untuk itu, dibutuhkan dukungan keluarga
dalam meningkatkan kepatuhan diet agar keberhasilan pengobatan tercapai. Tujuan penelitian untuk mengetahui
hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pasien penyakit jantung koroner di Poliklinik Jantung
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jenis penelitian adalah deskriptif korelatif dengan
desain cross sectional study. Responden penelitian sebanyak 96 pasien dengan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terpimpin menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh
peneliti dengan skala Likert. Analisis data menggunakan uji Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan ada
hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pasien penyakit jantung koroner ( p-value 0,03); secara
khusus ada hubungan antara dukungan sosial (p-value 0,008), dukungan penilaian (p-value 0,012), dukungan
tambahan (p-value 0,001), dukungan emosional (p-value 0,043) dengan kepatuhan diet pasien penyakit jantung
koroner. Keluarga diharapkan dapat memberikan dukungan secara berkelanjutan. Bagi tenaga kesehatan dapat
memberikan informasi pentingnya pengaturan diet. Bagi pengambil kebijakan di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh agar dapat meningkatkan pelayanan dengan memfasilitasi pemberian informasi
tentang diet melalui media booklet, leaflet dan poster.

Kata kunci : Dukungan Keluarga, Kepatuhan Diet, Penyakit Jantung Koroner

ABSTRACT
Patients with coronary heart disease may be some obstacles in undergoing the therapy. For example, this
therapy may be boring for the patients and the patients may have no time to prepare appropriate food for their
dietary menu. Therefore, family support is needed in order to increase the obedience in the therapy. The
objective of this research was to identify the correlation between family support and obedience in dietary
therapy of patients with coronary heart disease at Heart Polyclinic of Regional Public Hospital dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh. Descriptive-explorative design with cross sectional study approach was employed in this
research. A number of 96 patients were chosen as the research samples by using purposive sampling technique.
The data were collected by means of interview and questionnaires with Likert. Spearman Rank Test was
employed in analyzing the data that have been collected. The results indicated that there is a correlation
between family support and obedience in dietary therapy of patients with coronary heart disease (p-value =
0.03). In addition, the obedience in dietary therapy of patients with coronary heart disease is correlated to social
support (p-value = 0.008), appraisal support (p-value = 0.012), additional support (p-value = 0.001), and
emotional support (p-value = 0.043). Hence, it is suggested that the families keep giving support to the patients.
It is also suggested that the health workers give some information related to the dietary therapy. Moreover, the
policy makers at Regional Public Hospital dr. Zainoel Abidin Banda Aceh are expected to facilitate the
information related the dietary therapy by providing the media, such as booklet, leaflet, and poster.

Keywords : Family Support, Obedience in Dietary Therapy, Coronary Heart Disease

1
PENDAHULUAN
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah menjalani terapi diet adalah kejenuhan yang
gangguan fungsi jantung akibat otot jantung dirasakan pasien dalam mengikuti terapi diet
kekurangan darah karena penyempitan (Akgüllü, Eryɩmaz, Sɩrɩken, Akdeniz, Ömürlü,
pembuluh darah koroner (Badan Penelitian dan Kurtoĝlu, Hekim, Güngör & Zencir, 2013)..
Pengembangan Kesehatan, 2013, p. 91). Selain itu, pasien PJK yang kurang dukungan
Penyempitan ini disebabkan oleh plak ateroma dari keluarga akan sulit patuh terhadap dietnya.
(aterosklerosis) yaitu endapan lemak, Tantangan yang dihadapi pasien dalam
kolesterol serta sisa sel lainnya (Brown dalam melaksanakan terapi diet, yaitu harus
Price & Wilson, 2005, p. 578). Menurut Word mengurangi jumlah makanan kesukaannya,
Health Organization (2016) penyakit jantung menyediakan waktu khusus untuk memilih dan
merupakan penyebab kematian nomor satu di mempersiapkan makanan sesuai diet (Yehle,
dunia. Pada tahun 2012 sebanyak 17,4 juta Chen, Plake, Yi & Mobley, 2012, p.5).
kematian disebabkan oleh penyakit Keluarga bertanggungjawab dalam
kardiovaskuler, diantaranya sebanyak 7,4 juta pemilihan makanan, memantau asupan
kematian yang disebabkan PJK. Kementerian makanan serta mengkaji status nutrisi.
Kesehatan Republik Indonesia (2011) (Friedman, Bowden & Jones, 2010, p. 405).
mengemukakan pada tahun 2007 PJK Kepatuhan diet adalah secara sederhana
menempati peringkat ke-3 penyebab kematian sebagai perluasan perilaku individu untuk
di Indonesia dengan diagnosis dokter sebesar mengikuti pengobatan, merubah serta menjaga
0,5% serta berdasarkan diagnosis dokter atau gaya hidup yang sesuai dengan petunjuk medis
gejala sebesar 1,5%. Prevalensi kasus PJK di (Novian, 2014, p. 2).
Aceh merupakan provinsi tertinggi ke-4 di Hasil pengambilan data awal pada
Indonesia dengan diagnosis dokter sebanyak Maret 2017 di Poliklinik Jantung Rumah Sakit
0,7% dan didiagnosis dokter atau gejala Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
sebanyak 23% (Badan Penelitian dan tercatat pasien melakukan kunjungan pada
Pengembangan Kesehatan, 2013, p. 91-92). bulan Februari 2017 sebanyak 512 orang.
Fenomena masyarakat di Indonesia Berdasarkan wawancara dengan 6 pasien PJK
mengkonsumsi makanan berlemak, didapatkan 4 (empat) orang pasien menyatakan
mengandung kolesterol dan makanan gorengan bahwa keluarga hanya peduli pada awal
meningkatkan resiko terjadi PJK (Badan perawatan dan keluarga kurang memperhatikan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, dan menjaga asupan makan pasien, hanya 2
2013, p. 143). PJK dapat menyebabkan gejala (dua) orang pasien mulai menjaga asupan
sekunder seperti angina pektoris, sindrom makan dengan mengurangi jumlah asupan
koroner akut, infark miokardium (MI atau makanan berlemak, berkolesterol dan
serangan jantung), disritmia, gagal jantung, pengunaan garam serta menyatakan keluarga
dan bahkan kematian mendadak (LeMone, mendengarkan keluhan-keluhan dan memberi
Burke & Bauldoff, 2015, p. 1133). Untuk motivasi selama perawatan. Berdasarkan
meningkatkan kemampuan pasien dalam uraian di atas maka peneliti tertarik untuk
pencegahan sekunder faktor resiko sekunder melakukan penelitian lebih lanjut untuk
PJK diperlukan dukungan keluarga (Indrawati, mengetahui dukungan keluarga dengan
2014, p.35 ). Keparahan dari gejala sekunder kepatuhan diet pada pasien penyakit jantung
juga dapat diturunkan dengan kepatuhan koroner di Poliklinik Jantung Rumah Sakit
terhadap diet. Namun, kendala utama dalam Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

2
METODE Gemuk 26 27,1
Penelitian ini termasuk penelitian Obesitas 19 19,8
kuantitatif menggunakan desain deskriptif 2 Usia
Dewasa akhir 13 13,5
korelatif dengan pendekatan cross sectional
Lansia awal 21 21,9
study yang dilaksanakan pada 02 Maret – 02 Lansia Akhir 38 39,6
Juni 2017 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Manula 24 25,0
Zainoel Abidin Banda Aceh. Sampel dalam 3 Jenis Kelamin
Laki-laki 71 74,0
penelitian ini adalah 96 pasien PJK di
Perempuan 26 27,1
Poliklinik Jantung dengan teknik purposive 4 Status pernikahan
sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan Menikah 89 92,7
wawancara terpimpin menggunakan kuesioner Janda/duda 7 27,1
5 Status dalam keluarga
yang terdiri dari tiga bagian, yaitu data
Ayah/suami 71 74,0
demografi, kuesioner dukungan keluarga dan Ibu/istri 25 26,0
kepatuhan diet yang dikembangkan oleh 6 Pendidikan terakhir
peneliti.. Semua pernyataan menggunakan Rendah 15 15,6
Menengah 52 54,2
skala Likert dengan dengan 3 (tiga) alternatif
Tinggi 29 30,2
jawaban yaitu: “selalu” diberi skor 3, “jarang” 7 Pekerjaan
diberi skor 2, “tidak pernah” diberi skor 1. Petani 14 14,6
Data diolah dengan langkah-langkah: editing, Wiraswasta 15 15,6
PNS/POLRI/TNI 10 10,4
coding, transferring, dan tabulating.
Pegawai swasta 4 4,2
Penelitian dilakukan setelah Pensiunan/ 53 55,2
mendapatkan surat lulus uji etik dari Komite tidak bekerja
Etik Fakultas Keperawatan Universitas Syiah 8 Lama sakit
< 2 tahun 46 47,9
Kuala yang bertujuan untuk melindungi dan ≥ 2 tahun 50 52,1
menjamin kerahasiaan responden. Peneliti 9 Jaminan Kesehatan
dalam penelitian ini menekankan beberapa Askes 33 34,4
etika yaitu: respect for human dignity, respect BPJS 55 57,3
Jamkesmas 3 3,1
for privacy and confidentiality, respect for JKN 1 1,0
justice an inclusiveness, dan balancing harms JKRA 3 3,1
and benefits. Analisa data terdiri dari analisa KIS 1 1,0
univariat dan bivariat. Analisa univariat Berdasarkan data demografi 96
digunakan untuk melihat distribusi frekuensi responden pada tabel 1 menunjukkan bahwa
dan frekuensi dari setiap variabel dan analisa indeks massa tubuh (IMT) pada pasien
bivariat dilakukan untuk melihat hubungan penyakit jantung koroner berada pada kategori
antar variabel. Penelitian ini menggunakan uji normal 45,8% dan umumnya pada usia lansia
Spearman Rank dengan derajat kemaknaan 5% akhir 39,6%. Jenis kelamin responden
(0,05) dan melihat kekuatan hubungan dari terbanyak adalah laki-laki 74,0% dan hampir
tabel nilai koefisien korelasi Spearman Rank. seluruh responden dengan status menikah
92,7%. Status dalam keluarga tertinggi yaitu
HASIL ayah/suami 74,0% dan pendidikan terakhir
Tabel 1. Karakteristik responden paling banyak adalah menengah yaitu 54,2%.
No. Kategori f % Mayoritas responden adalah pensiunan/tidak
1 IMT bekerja 55,2% dan paling banyak telah
Kurus 7 7,3 menderita PJK lebih dari 2 tahun 52,1%.
Normal 44 45,8

3
Responden menggunakan kartu jaminan Total 96 100
kesehatan Askes 34,4%. Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 96
Tabel 2. Dukungan responden sebagian besar memiliki dukungan
Dukungan f % keluarga yang terdiri dari dukungan sosial
Sosial yang baik (64,6%), dukungan penilaian yang
Kurang 9 9,4 baik (47,9%), dukungan tambahan yang baik
Cukup 25 26,0
Baik 62 64,6 (62,5%), dukungan emosional yang baik
Penilaian (64,6%), dan dukungan keluarga yang baik
Kurang 7 7,3 (68,8%).
Cukup 43 44,8
Baik 46 47,9
Tambahan Tabel 3. Kepatuhan diet
Kurang 6 6,3 Kepatuhan Diet f %
Cukup 30 31,3 Tidak Patuh 42 43,8
Baik 60 62,5
Emosional Patuh 54 56,3
Kurang 5 5,2 Total 96 100
Cukup 22 22,9
Baik 69 71,9 Tabel 3 menunjukkan bahwa
Keluarga responden patuh terhadap diet 56,3%.
Kurang 3 3,1
Cukup 27 28,1
Baik 66 68,8

Tabel 4. Dukungan keluarga dengan kepatuhan diet


Kepatuhan Diet
Total r a
Dukungan Keluarga Tidak Patuh Patuh
f % f % F %
Kurang 2 66,7 1 33,3 3 100
Cukup 16 59,3 11 40,7 27 100 0,222 0,03
Baik 24 36,4 42 63,6 66 100
Total 42 43,8 54 56,2 96 100
Berdasarkan tabel 4 dapat disimpulkan baik dukungan yang diberikan keluarga, maka
bahwa dari 96 responden dengan dukungan semakin patuh terhadap diet PJK. Setelah
keluarga yang baik, sebanyak 63,6% dilakukan uji statistik didapatkan p-value 0,03
diantaranya patuh terhadap diet PJK. Nilai yang berarti p-value ≤ 0,05, sehingga hipotesa
koefisien korelasi diketahui sebesar 0,222 nol (Ho) ditolak yang berarti ada hubungan
menunjukan tingkat hubungan yang lemah antara dukungan keluarga dengan kepatuhan
antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien penyakit jantung koroner di
diet. Korelasi bernilai positif yaitu hubungan Poliklinik Jantung Rumah Sakit Umum Daerah
kedua variabel searah yang berarti semakin dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

Tabel 5. Dukungan sosial dengan kepatuhan diet


Kepatuhan Diet
Total r α
Dukungan Sosial Tidak Patuh Patuh
f % f % F %
Kurang 6 66,7 3 33,3 9 100
0,271 0,008
Cukup 15 60,0 10 40,0 25 100
Baik 21 33,9 41 66,1 62 100

4
Total 42 43,8 54 56,2 96 100
Berdasarkan tabel 5 dapat disimpulkan yang diberikan keluarga, maka semakin patuh
bahwa dari 62 responden dengan dukungan terhadap diet PJK. Setelah dilakukan uji
sosial yang baik, 66,1% diantaranya patuh statistik didapatkan p-value 0,008 yang berarti
terhadap diet PJK. Nilai koefisien korelasi p-value ≤ 0,05, sehingga hipotesa nol (Ho)
diketahui sebesar 0,271 menunjukan tingkat ditolak yang berarti ada hubungan antara
hubungan yang lemah antara dukungan sosial dukungan sosial dengan kepatuhan diet pada
dengan kepatuhan diet. Korelasi juga bernilai pasien penyakit jantung koroner di Poliklinik
positif yaitu hubungan kedua variabel searah Jantung Rumah Sakit Umum Daerah dr.
yang berarti semakin baik dukungan sosial Zainoel Abidin Banda Aceh.

Tabel 6. Dukungan penilaian dengan kepatuhan diet


Kepatuhan Diet
Total r a
Dukungan Penilaian Tidak Patuh Patuh
f % F % F %
Kurang 6 85,7 1 14,3 7 100
Cukup 21 48,8 22 51,2 43 100 0,255 0,012
Baik 15 32,6 31 67,4 46 100
Total 42 43,8 54 56,2 96 100
Berdasarkan tabel 6 dapat disimpulkan penilaian yang diberikan keluarga, maka
bahwa dari 46 responden dengan dukungan semakin patuh terhadap diet PJK. Setelah
penilaian yang baik, 67,4% diantaranya patuh dilakukan uji statistik didapatkan p-value 0,012
terhadap diet PJK. Nilai koefisien korelasi yang berarti p-value ≤ 0,05, sehingga hipotesa
diketahui sebesar 0,255 menunjukan tingkat nol (Ho) ditolak yang berarti ada hubungan
hubungan yang lemah antara dukungan antara dukungan penilaian dengan kepatuhan
penilaian dengan kepatuhan diet. Korelasi juga diet pada pasien penyakit jantung koroner di
bernilai positif yaitu hubungan kedua variabel Poliklinik Jantung Rumah Sakit Umum Daerah
searah yang berarti semakin baik dukungan dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

Tabel 7. Dukungan tambahan dengan kepatuhan diet


Kepatuhan Diet
Total r α
Dukungan Tambahan Tidak Patuh Patuh
f % F % F %
Kurang 5 83,3 1 16,7 6 100
Cukup 18 60,0 12 40,0 30 100 0,328 0,001
Baik 19 31,7 41 68,3 60 100
Total 42 43,8 54 56,2 96 100
Berdasarkan tabel 7 dapat disimpulkan tambahan yang diberikan keluarga, maka
bahwa dari 60 responden dengan dukungan semakin patuh terhadap diet PJK. Setelah
tambahan yang baik, 68,3% diantaranya patuh dilakukan uji statistik didapatkan p-value 0,001
terhadap diet PJK. Nilai koefisien korelasi yang berarti p-value ≤ 0,05, sehingga hipotesa
diketahui sebesar 0,328 menunjukan tingkat nol (Ho) ditolak yang berarti ada hubungan
hubungan yang lemah antara dukungan antara dukungan tambahan dengan kepatuhan
tambahan dengan kepatuhan diet. Korelasi juga diet pada pasien penyakit jantung koroner di
bernilai positif yaitu hubungan kedua variabel Poliklinik Jantung Rumah Sakit Umum Daerah
searah yang berarti semakin baik dukungan dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

5
Tabel 8. Dukungan keluarga dengan kepatuhan diet
Kepatuhan Diet
Total r α
Dukungan Emosional Tidak Patuh Patuh
f % f % F %
Kurang 4 80,0 1 20,0 5 100
Cukup 12 54,5 10 45,5 22 100 0,207 0,043
Baik 26 37,7 43 62,3 69 100
Total 42 43,8 54 56,2 96 100
Berdasarkan tabel 8 dapat disimpulkan untuk meningkatkan diet. Penelitian lainnya
bahwa dari 69 responden dengan dukungan yang dilakukan oleh Dewi, Prapti dan Saputra
emosional yang baik, 62,3% diantaranya patuh (2016) menunjukkan bahwa ada hubungan
terhadap diet PJK. Nilai koefisien korelasi antara dukungan keluarga dengan tingkat
diketahui sebesar 0,207 menunjukan tingkat kepatuhan penatalaksanaan diet lansia dengan
hubungan yang lemah antara dukungan hipertensi di lingkungan Kelurahan Tonja
emosional dengan kepatuhan diet. Korelasi tahun 2015.
juga bernilai positif yaitu hubungan kedua Dukungan sosial keluarga berfungsi
variabel searah yang berarti semakin baik dalam pencarian informasi yang berhubungan
dukungan emosional yang diberikan keluarga, dengan masalah yang dialami salah satu
maka semakin patuh terhadap diet PJK. anggota keluarga. Informasi yang diberikan
Setelah dilakukan uji statistik didapatkan p- keluarga dapat membantu anggota keluarga
value 0,043 yang berarti p-value ≤ 0,05, untuk mengenali dan mengatasi masalah
sehingga hipotesa nol (Ho) ditolak yang berarti dengah lebih mudah (Friedman, Bowden, dan
ada hubungan antara dukungan emosional Jones, 2010, p. 446).
dengan kepatuhan diet pada pasien penyakit Hasil penelitian ini sejalan dengan
jantung koroner di Poliklinik Jantung Rumah penelitian yang dilakukan oleh Yehle, Chen,
Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Palke, Yi dan Mobley (2012) mengatakan
Aceh. bahwa dukungan sosial dari keluarga dapat
meningkatkan kepatuhan diet pasien PJK.
PEMBAHASAN Dukungan sosial dapat membantu dalam
Pada penelitian ini ditemukan terdapat mengelola perubahan pola makan. Istri atau
hubungan yang signifikan antara dukungan pasangan memantau diet dengan sangat hati-
keluarga dengan kepatuhan diet dan secara hati dan mengingat untuk mematuhi
khusus ada hubungan dukungan sosial, rekomendasi diet. Sedangkan pasien PJK yang
penilaian, tambahan dan emosional dengan mendapatkan dukungan yang kurang dari
kepatuhan diet pasien PJK. Hasil penelitian ini kelurga mengalami kesulitan mengikuti
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh perubahan pola makan. Hal ini diakibatkan
Schumacher, Burrows, Thompson, Callister, oleh waktu, seperti waktu yang dibutuhkan
Spratt, dan Collins (2016) yang lebih lama dalam mencari dan menyiapkan
mengemukakan bahwa peran serta dukungan makanan sehat.
keluarga berhubungan terhadap peningkatan Dukungan penilaian keluarga
kepatuhan diet pasien jantung di wilayah berfungsi sebagai sistem pembimbing umpan
Hunter New South Wales, Australia. Keluarga balik, membimbing dan menjadi penengah
sebagai pengaruh positif terhadap pola diet dan dalam pemecahan masalah. Dukungan yang
meningkatkan kepatuhan terhadap diberikan berupa dukungan (support),
rekomendasi diet. Anggota keluarga yang baik penghargaan, perhatian dan dorongan
merupakan bentuk signifikan dari dukungan (Friedman, Bowden, & Jones, 2010, p. 446).

6
Hasil penelitian ini sejalan dengan Penyakit kronis seperti PJK
dengan penelitian yang dilakukan oleh Hastuti menimbulkan berbagai perasaan negatif yang
dan Tyastuti (2016) yang mengatakan terdapat dialami pasien, diantaranya kurang percaya
hubungan antara dukungan penilaian keluarga diri, hilang harapan, cemas dan kemarahan dan
dengan kepatuhan diet rendah garam pada menyebabkan pasien kurang nafsu makan
pasien hipertensi di Kampung Mekar Sari maupun bosan terhadap pembatasan menu
Kabupaten Tanggerang. Lamanya proses makan (Smeltzer & Bare, 2001, p. 145)..
pengobatan dapat mengakibatkan pasien jenuh Dukungan emosional yang diberikan
sehingga berisiko mengalami putus asa yang keluarga dapat memberikan rasa nyaman,
dapat mengakibatkan pengobatan tidak tuntas merasa dicintai, diperhatikan sehingga individu
dan sulit disembuhkan. Oleh karena itu dengan merasa berharga (Friedman, Bowden, & Jones,
adanya bimbingan, dukungan serta perhatian 2010, p. 446). Hal ini meminimalkan perasaan
dari keluarga, merubah persepsi dan penilaian negatif. Hasil penelitian ini sejalan dengan
pasien terhadap penyakit dan pengobatannya penelitian yang dilakukan oleh Karve dan
menjadi positif sehingga meningkatkan Candrilli (2012) yang mengemukakan bahwa
semangat dan kepatuhan terhadap dietnya. ada hubungan antara dukungan emosional dan
Dukungan tambahan keluarga berupa status kesehatan saat ini pada orang dewasa
pertolongan praktis dan konkret bagi pasien. Amerika Serikat dengan penyakit jantung.
Dukungan tambahan ini meliputi penyediaan Sebagian besar pasien dengan penyakit jantung
bantuan materi yang dapat memberikan menerima dukungan emosional. Penerimaan
pertolongan langsung seperti melakukan tugas dukungan emosional ini berkaitan dengan
rumah tangga, merawat anggota keluarga yang status kesehatan yang membaik. Adanya
sakit dengan menggunakan peralatan yang dukungan emosional keluarga seperti motivasi,
memadai, menjaga kesehatan pasien, kenyamanan dan kasih sayang kepada pasien
membantu memenuhi kebutuhan makan dan penyakit jantung membantu meningkatkan
minum, istirahat serta terhindarnya pasien dari kesejahteraan fisik dan mental pasien.
kelelahan (Friedman, Bowden & Jones, 2010, Kepatuhan diet pada pasien penyakit
p. 446). jantung koroner adalah pasien harus mentaati
Penelitian ini sejalan dengan hasil dietnya dengan mengontrol kadar kolesterol
penelitian yang dilakukan oleh Mayberry dan HDL dan kadar kolesterol LDL dalam darah.
Osborn (2012) yang menjelaskan ada Misalnya mengganti lemak yang berkadar
hubungan antara dukungan tambahan keluarga tinggi akan asam lemak jenuh dengan lemak
dan kepatuhan terhadap terapi pengobatan sebagian terdiri dari asam lemak tidak jenuh,
diabetes tipe 2 pada orang dewasa. Penelitian seperti gula tebu diganti dengan gula yang
dengan metode fokus grup diskusi ini berasal dari jagung. Apabila penderita tidak
menunjukan dukungan tambahan keluarga dapat mengontrol maka akan menaikkan
adalah dukungan yang paling sering diberikan tingkat kolesterol LDL dan memacu penyakit
dan dapat diamati. Membantu pasien dalam jantung koroner (Almatsier, 2013, p. 150).
menjalani pengobatan seperti keluarga yang
merawat dan berkonsultasi dengan medis dan KESIMPULAN
menyediakan makanan yang sesuai diet pasien, Berdasarkan hasil penelitian dapat
sehingga meningkatkan kepatuhan terhadap disimpulkan sebagai berikut:
terapi. 1. Ada hubungan antara dukungan keluarga
dengan kepatuhan diet pada pasien penyakit

7
jantung koroner di Poliklinik Jantung informasi terkait pentingnya pengaturan diet
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel serta memberikan contoh menu diet yang
Abidin Banda Aceh dengan p-value 0,03 sesuai dengan takaran rumah tangga. Keluarga
dan correlation coefficient 0,222 (tingkat pasien harapkan dapat memberikan dukungan
hububungan lemah). secara berkelanjutan sebagai upaya untuk
2. Ada hubungan antara dukungan sosial meningkatkan diet pasien, serta memantau,
dengan kepatuhan diet pada pasien penyakit mengingatkan dan menyediakan menu diet
jantung koroner di Poliklinik Jantung yang sesuai dengan takaran rumah tangga.
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh dengan p-value 0,008 REFERENSI
dan correlation coefficient 0,271 (tingkat Akgüllü, C., Eryɩmaz, U., Sɩrɩken, F., Akdeniz,
hububungan lemah). M., Ömürlü, I. K., Kurtoĝlu, T.,
3. Ada hubungan antara dukungan penilaian Hekim, T., Güngör, H., Zencir, C.
(2013). The relationship between
dengan kepatuhan diet pada pasien penyakit
adherence to the mediterranean diet
jantung koroner di Poliklinik Jantung and the severity of coronary
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel atherosclerosis. Journal of the
Abidin Banda Aceh dengan p-value 0,012 American College of Cardiology, 62
dan correlation coefficient 0,255 (tingkat (18). Retrieved from
hububungan lemah). http://content.onlinejacc.org.
4. Ada hubungan antara dukungan tambahan Almatsier, S. (2013). Penuntun Diet Edisi
Baru: Instalasi gizi perjan rumah sakit
dengan kepatuhan diet pada pasien penyakit
dr. Cipto Mangunkusumo dan asosiasi
jantung koroner di Poliklinik Jantung dietisien Indonesia. Jakarta: Gramedia
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Pustaka Utama.
Abidin Banda Aceh dengan p-value 0,001 Badan Penelitian dan Pengembangan
dan correlation coefficient 0,328 (tingkat Kesehatan. (2013, Desember 1). Riset
hububungan lemah). Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013:
5. Ada hubungan antara dukungan emosional Laporan nasional. Jakarta: Badan
Litbangkes Riskesdas. Dikutip pada
dengan kepatuhan diet pada pasien penyakit
tanggal 06 Oktober 2016 di
jantung koroner di Poliklinik Jantung www.depkes.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Brown, C. T. (2005). Penyakit Aterosklerotik
Abidin Banda Aceh dengan p-value 0,043 Koroner. In Price, S. A., & Wilson, L.
dan correlation coefficient 0,207 (tingkat W. Patofisiologi: konsep klinis proses-
hububungan lemah). proses penyakit (576-610). Edisi 6.
Jakarta: EGC.
Saran untuk penelitian diharapkan bagi
Dewi, K. C. C., Prapti, N. G. P. & Saputra, I.
pengambil kebijakan di Rumah Sakit Umum K. (2016). Hubungan dukungan
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh agar keluarga dengan tingkat kepatuhan
bisa meningkatkan pelayanan dengan penatalaksanaan diet lansia dengan
memfasilitasi pemberian informasi tentang diet hipertensi di lingkungan Kelurahan
pada penyakit jantung koroner dalam Tonja. Jurnal Keperawatan
meningkatkan dan menjaga kepatuhan diet Community of Publishing in Nursing
(COPING) Ners.
pasien seperti penyediaan booklet, poster,
Friedman, M. M., Bowden, V. R. & Jones, E.
leaflet dan seminar. Bagi tenaga kesehatan di G (2010). Buku ajar keperawatan
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel keluarga: Riset, teori dan praktek.
Abidin Banda Aceh agar dapat memberikan Jakarta: EGC.

8
Hastuti, H. & Tyastuti, I. A. (2016). Hubungan Retrieved from
dukungan keluarga dengan kepatuhan http://www.who.int/mediacentre/factsh
diet rendah garam pada pasien eets/fs317/en/
hipertensi di Kampung Mekar Sari Yehle, K.S., Chen, A. M. H., Plake, K. S., Yi,
Kabupaten Tanggerang. Jurnal J. S., & Mobley A. R. (2012). A
Kesehatan Fikes Tanggerang, 2, 51- qualitsative analysis of coronary heart
58. disease patien views of dietary
Indrawati, L. (2014). Hubungan antara adherence and web-based and mobile-
pengetahuan, sikap, persepsi, motivasi, based nutrition tools. National
dukungan keluarga, sumber informasi Institutes of Health Public Acces, 32
pasien pjk dengan tindakan (4), 203-209
pencegahan sekunder faktor resiko.
Jurnal Ilmiah WIDYA, 2 (3), 30-36.
Karve, S. & Candrilli, S. D. (2012).
Association between emotional
support ang current health status
among adults with cardiovacular
disorders. RTI Health Solutions, 2-6.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
(2011, Agustus 18). Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas): Penyakit tidak
menular (ptm) penyebab kematian
terbanyak di Indonesia. Retrieved
from www.depkes.go.id
LeMone, P., Burke, K. M. & Bauldoff, G.
(2015). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Volume 5, Edisi 5.
Jakarta: EGC.
Mayberry, L. S. & Osborn, C. Y. (2012).
Family support, medication adherence,
and glicemic control among adults
with type 2 diabetic. Diabetes Care
Journa, 35. Retrieved from
http://www.care.diabetesjournals.org
Novian, A. (2014). Faktor yang berhubungan
dengan kepatuhan diet pasien
hipertensi. Unnes Journal of Public
Health, 3 (3).
Schumacher, T. L., Burrows, T. L., Thompson,
D. I., Callister, R., Spratt, N. J. &
Collins, E. C. (2016). The role of
family in a dietary risk reduction
intervention for cardiovascular disease.
Journal Healthcare, 4 (74). Retrieved
from http://www.mdpi.com.
Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2001). Buku
ajar keperawatan medikal bedah
Brunner & Suddarth. Edisi 8. Volume
1. Jakarta: EGC.
World Health Organization. (2016).
Cardiovaskular Disease (CVDs).

Anda mungkin juga menyukai