PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Manfaat
Pelayanan Kefarmasian
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan
harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran untuk
menghindari kekosongan persediaan obat. Pedoman perencanaan instalasi farmasi
meliputi daftar obat esensial nasional (DOEN), formularium rumah sakit hewan,
standar terapi rumah sakit hewan, ketentuan yang berlaku pada rumah sakit
hewan, data catatan medik, anggaran yang tersedia, penetapan skala prioritas,
siklus penyakit, sisa persediaan, data pemakaian periode sebelumnya, serta
rencana pengembangan. Tahapan perencanaan kebutuhan pembekalan farmasi
yaitu pemilihan, komplikasi, dan perhitungan kebutuhan (Depkes 2006).
2. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merelisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan disetujui melalui pembelian, produksi atau pembuatan sediaan
farmasi, sumbangan (drooping atau hibah). Pembelian dengan penawaran yang
kompetitif (tender) merupakan suatu metode yang penting untuk mencapai
keseimbangan yang tepat antara mutu dan harga. Jika ada dua atau lebih pemasok,
apoteker harus mendasarkan pada kriteria yaitu mutu produk, reputasi produsen,
harga, syarat kelegalan produk, ketepatan waktu pengiriman, mutu pelayanan
pemasok, tingkat kepercayaan, kebijakan tentang barang yang dikembalikan, dan
pengemasan. Tujuan pengadaaan adalah mendapatkan perbekalan farmasi dengan
harga yang terjangkau, mutu yang baik, pengiriman barang terjamin, dan tepat
waktu. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pengadaan, yaitu pengadaan
dilakukan secara teliti untuk menghindari harga yang lebih tinggi, penyusunan
dan persyaratan kontrak kerja, dan order dilakukan sesuai barang, waktu, dan
tempat.
3. Pembelian
Pembelian merupakan proses pengadaan untuk mendapatkan pembekalan
farmasi. Ada empat metode pada proses pembelian yaitu tender terbuka, tender
terbatas, pengembalian dengan tawar-menawar, dan pembelian langsung. Tender
terbuka, berlaku untuk semua rekanan yang terdaftar dan sesuai dengan kriteria
yang telah ditentukan. Tender terbatas atau sering disebut lelang tertutup hanya
dilakukan pada rekanan tertentu yang sudah terdaftar dengan riwayat yang baik.
Pembelian dengan tawar-menawar, dilakukan bila item tidak penting, tidak
banyak, dan biasanya dilakukan pendekatan langsung untuk item tertentu.
Pembelian langsung biasanya untuk pembelian dalam jumlah kecil, perlu segera
tersedia dengan harga tertentu sehingga relatif lebih mahal.
4. Penyimpanan
Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan dan memelihara perbekalan
farmasi yang diterima pada tempat yang aman dan terhindar dari gangguan yang
dapat menyebabkan kerusakan. Penyimpanan bertujuan untuk memelihara mutu
sediaan farmasi, menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab,
menjaga ketersediaan, dan memudahkan pencarian serta pengawasan. Metode
penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, menurut bentuk sediaan,
dan abjad dengan menerapkan prinsip first in first out (FIFO) dan first expired
first out (FEFO), serta sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan
perbekalan farmasi sesuai kebutuhan. Penyimpana perbekalan farmasi biasanya
diletakan di gudang penyimpanan. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
merancang bangunan gudang adalah kemudahan bergerak, memiliki sirkulasi
udara yang baik, tempat penyimpanan obat, kondisi penyimpanan khusus untuk
sediaan obat psikotropika dan vaksin, serta dilengkapi dengan alat pencegah
kebakaran. Pengaturan penyimpanan obat digudang dapat dikelompokkan menjadi
7 berdasarkan kelompok farmakologi terapeutik, indikasi klinik, kelompok
alphabetis, tingkat penggunaan, bentuk sediaan, random bin, maupun kode
barang. Selain itu, penyimpanan harus dalam temperatur yang sesuai dan sediaan
obat disimpan dalam keadaan yang mudah terambil sehingga tetap terlindung dari
kerusakan (Siregar dan Amalia 2003).
5. Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan penyebarluasan perbekalan farmasi di rumah
sakit untuk pelayanan proses terapi pengobatan pasien rawat inap maupun rawat
jalan. Tujuan pendistribusian adalah tersedianya perbekalan farmasi di unit-unit
pelayanan secara tepat waktu, jenis, dan jumlah sediaan obat. Jenis sistem
distribusi meliputi resep perorangan, persediaan lengkap di ruangan instalasi
rumah sakit, dan sistem distribusi dosis di setiap unit satelit instalasi farmasi yang
ada di rumah sakit.
1. Rawat Inap
Pasien rawat inap merupakan pasien yang tinggal di rumah sakit paling
sedikit menginap satu hari berdasarkan rujukan dari pelaksana pelayanan
kesehatan tempat pasien melakukan chek up atau rujukan dari rumah sakit lain.
a. Distribusi Rawat Inap
Pelayanan resep untuk pasien rawat inap sama seperti pasien
rawat jalan. Setelah pemeriksaan, dokter akan memberikan resep
pengobatan untuk pasien selama rawat inap. Resep didistribusikan ke
layanan farmasi, yaitu apotek di RSHP, lalu dilakukan pemeriksaan
untuk melihat kelengkapan resep dan ketersediaan, serta harga obat di
layanan farmasi. Setelah itu, dilakukan peracikan obat sesuai dengan
resep. Distribusi obat untuk pasien rawat inap didistribusikan setiap
waktu pemberian obat ke penanggungjawab pasien rawat inap yang ada
di RSHP, sehingga tidak didistribusikan secara menyeluruh. Petugas
farmasi setiap jam pemberian obat akan memberikan obat setiap pasien
ke masing-masing penanggunjawab pasien tersebut. Penanggungjawab
pasien yang akan memberikan obat yang sudah dibuat oleh petugas
farmasi kepada pasien.
b. Penyimpanan
Penyimpanan obat untuk pasien rawat inap dilakukan di apotek
RSHP. Semua obat untuk pasien rawat jalan berada dalam tanggung
jawab apoteker. Ketika jam pemberian obat, maka petugas farmasi akan
mengantar ke poli rawat inap dan memberikan kepada
penanggungjawab pasien. Obat disimpan di dalam plastik beretiket dan
diletakkan secara rapi sesuai jam pemberian obat.
2. Rawat jalan
Rawat jalan adalah pelayanan medis pada pasien dengan tujuan observasi
diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik, dan pelayanan kesehatan lainnya, tanpa
mengharuskan pasien untuk dirawat inap. Pasien yang melakukan perawatan
kesehatan di rumah tanpa pengawasan dokter atau perawat, sepenuhnya tanggung
jawab ada pada penanggung jawab pasien.
a. Pelayanan Non Resep
Pelayanaan obat non Resep merupakan pelayanaan pada pasien
yang ingin melakukan pengobataan sendiri atau swamedikasi.
Obat- obat yang dapat digunakan tanpa resep yaitu obat yang wajib dari
apotek, obat bebas terbatas, dan obat bebas. Rumah sakit Hewan
memberikan pelayanan non resep jika stok obat yang di butuhkan tidak
tersedia di apotek, maka pemilik hewan akan membeli obat-obat yang
di butuhkan di apotek lain dengan resep yang sudah di tuliskan oleh
dokter hewan. Selain itu pelayanan non resep dilakukan jika dokter
hewan memutuskan untuk memberikan terapi tanpa melibatkan obat.
b. Pelayanan Resep
Pelayanan resep bagi pasien rawat jalan didapat dengan adanya
resep dari dokter hewan setelah dilakukan pemeriksaan. Dokter hewan
akan memberikan resep jika dibutuhkan pengobatan untuk pasien.
Resep kemudian diberikan ke layanan farmasi untuk diracik. Sebelum
proses peracikan, petugas farmasi akan skrining resep dan
mempersiapkan obat-obatan yang dibutuhkan dan melihat daftar harga
obat tersebut. Obat-obatan yang sudah diracik, diberikan ke bagian
administrasi untuk dilakukan pendataan dan setelah itu obat diberikan
ke pemilik hewan.
BAB III
PEMBAHASAN
TUGAS KHUSUS: NUTRISI DIET PAKAN
PADA KASUS GANGGUAN GINJAL
Gangguan Ginjal pada Hewan
Ginjal merupakan salah satu organ yang memegang peranan penting dalam
metabolisme tubuh hewan. Ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk
mengatur cairan, elektrolit, dan keseimbangan asam-basa, serta ekskresi limbah
metabolisme (Eldridge dan Edman 2004). Fungsi utama ginjal yaitu menyaring
(filtrasi) sisa hasil metabolisme dan toksin dari darah serta mempertahankan
homeostatis cairan dan elektrolit yang dieksresikan melalui urin. Pembentukan
urin adalah fungsi ginjal yang paling esensial dalam mempertahankan homeostatis
tubuh. Selain itu, ginjal juga berperan terhadap fungsi endokrin, eritropoiesis,
produksi 1,25-dihidroksi vitamin D3, dan sintesis glukosa (Vasudevan et al.
2017).
Seperti manusia, hewan berpotensi memiliki penyakit ginjal (renal
disease/renal failure) (Maryam 2013). Kelainan pada ginjal atau gagal ginjal
dapat disebabkan oleh cacat bawaan, infeksi (bakteri, virus, jamur), racun, obat-
obatan, trauma, batu ginjal, tumor, dan cedera ginjal sebelumnya (Sheri dan Ross
2012). Beberapa faktor risiko terjadinya kelainan pada ginjal yaitu usia lanjut,
breed yang spesifik, dan ukuran tubuh (O’Neill et al. 2013). Penyakit ginjal dapat
menyebabkan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversible. Kondisi ini
membuat ginjal gagal mempertahankan fungsi metabolisme serta keseimbangan
cairan dan elektrolit. Fungsi ginjal untuk filtrasi zat-zat yang tidak digunakan
tubuh akan terganggu dan menyebabkan akumulasi produk limbah di aliran darah.
Gejala klinis yang muncul bervariasi seperti poliuri, polidipsi, anoreksia, muntah,
turunnya berat badan, membrana mukosa pucat, ulserasi mulut, halitosis, dan
kebutaan akut.
Nutrisi dan diet tepat menjadi faktor penting untuk mengatasi gejala
penyakit ginjal. Pengaturan nutrisi dan diet dapat membantu kinerja ginjal yang
rusak dalam metabolisme. Prescription diet adalah produk pakan komersil yang
dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan pasien dengan spesifik penyakit.
Pakan diet untuk penyakit ginjal memiliki formulasi dengan jumlah protein lebih
rendah, kandungan fosfor rendah, asam lemak omega-3, serta mengandung
antioksidan dan vitamin (Moats 2019). Berikut merupakan contoh produk pakan
komersil untuk diet ginjal pada anjing dan kucing:
Kandungan nutrisi:
Protein kasar : 21.0%
Lemak kasar : 9.0%
Serat kasar : 6.5%
Kadar air : 12.0%
Abu kasar : 8.5%
Kalsium : 0.9%
Fosfor : 0.7%
Gambar 3 Produk Purina ONE® Urinary Tract Health Formula Cat Food
Kandungan nutrisi:
Protein kasar : 31.0%
Lemak kasar : 12.5%
Serat kasar : 2.0%
Kadar air : 10.0%
Abu kasar : 6.2%
Asam linoleat : 1.4%
Kalsium : 0.8%
Fosfor : 0.7%
Magnesium : 0.08%
Taurin : 0.15%
Asam lemak Omega-3 : 1.6%
Manfaat:
- Membantu menjaga kesehatan saluran kemih dengan mengurangi pH
urin dan memberikan magnesium yang rendah,
- Omega-6 berfungsi membuat rambut kucing menjadi bercahaya dan
kulit sehat,
- Kibble (sereal atau olahan pakan hewan yang kering dalam potongan
seragam kecil) yang renyah membantu mengurangi penumpukan plak
dan memutihkan gigi, dan
- Vitamin dan mineral untuk memperkuat tulang dan persendian.
BAB IV
PENUTUP
Simpulan
Saran
Penggunaan pakan diet pada hewan normal tidak disarankan karena dapat
menyebabkan malnutrisi. Penggunaan pakan diet ginjal dengan jangka yang
melebihi ketentuan harus berdasarkan rekomendasi dokter hewan.
DAFTAR PUSTAKA