Anda di halaman 1dari 6

ASPEK UU No.

36 TH 2014
JUDUL TENAGA KESEHATAN
LATAR BELAKANG bahwa ketentuan mengenai tenaga kesehatan masih tersebar dalam berbagai
peraturan perundangundangan dan belum menampung kebutuhan hukum
masyarakat sehingga perlu dibentuk undangundang tersendiri yang mengatur
tenaga kesehatan secara komprehensif.
DASAR HUKUM - Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
- Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063).
KETENTUAN Definisi: Tenaga Kesehatan, Asisten Tenaga Kesehatan, Fasilitas Pelayanan
UMUM Kesehatan, Upaya Kesehatan, Kompetensi, Uji Kompetensi, Sertifikat Kompetensi,
Sertifikat Profesi, Registrasi, Surat Tanda Registrasi, Surat Izin Praktik, Standar
Profesi, Standar Pelayanan Profesi, Standar Prosedur Operasional, Konsil Tenaga
Kesehatan Indonesia, Organisasi Profesi, Kolegium masing-masing Tenaga
Kesehatan, Penerima Pelayanan Kesehatan, Pemerintah Pusat yang selanjutnya
disebut Pemerintah, Pemerintah Daerah, Menteri.
TUJUAN - memenuhi kebutuhan masyarakat akan Tenaga Kesehatan;
- mendayagunakan Tenaga Kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat;
- memberikan pelindungan kepada masyarakat dalam menerima
penyelenggaraan Upaya Kesehatan;
- mempertahankan dan meningkatkan mutu penyelenggaraan Upaya Kesehatan
yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan; dan
- memberikan kepastian hukum kepada masyarakat dan Tenaga Kesehatan
MATERI Kualifikasi dan pengelompokan tenaga kesehatan,, Perencanaan, Pengadaan, Dan
MUATAN/ASPEK Pendayagunaan, konsil tenaga kesehatan Indonesia, registrasi dan perizinan tenaga
YANG DIATUR kesehatan, Organisasi Profesi, tenaga kesehatan warga negara indonesia lulusan
luar negeri dan tenaga kesehatan warga negara asing, hak dan kewajiban tenaga
kesehatan, penyelenggaraan keprofesian, penyelesaian perselisihan, pembinaan
dan pengawasan, sanksi administrative, ketentuan pidana, ketentuan peralihan,
ketentuan penutup.
MATERI FARMASI Tenaga Kesehatan, Asisten Tenaga Kesehatan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
Upaya Kesehatan, Kompetensi, Uji Kompetensi, Sertifikat Kompetensi, Sertifikat
Profesi, Registrasi, Surat Tanda Registrasi, Surat Izin Praktik, Standar Profesi,
Standar Pelayanan Profesi, Standar Prosedur Operasional, Konsil Tenaga Kesehatan
Indonesia, Organisasi Profesi, Kolegium masing-masing Tenaga Kesehatan,
Penerima Pelayanan Kesehatan
SANKSI Setiap orang yang bukan Tenaga Kesehatan melakukan praktik seolah-olah sebagai
Tenaga Kesehatan yang telah memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.
ATURAN - Bukti Registrasi dan perizinan Tenaga Kesehatan yang telah dimiliki oleh Tenaga
PERALIHAN/PENU Kesehatan, pada saat berlakunya Undang-Undang ini, dinyatakan masih tetap
TUP berlaku sampai habis masa berlakunya.
- Tenaga Kesehatan yang belum memiliki bukti Registrasi dan perizinan wajib
menyesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang ini paling lama 2 (dua) tahun
sejak Undang-Undang ini diundangkan
ASPEK PP No. 51 TH 2009
JUDUL PEKERJAAN KEFARMASIAN
LATAR BELAKANG bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 63 Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang
Pekerjaan Kefarmasian.
DASAR HUKUM - Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);
KETENTUAN Definisi: Pekerjaan Kefarmasian, Sediaan Farmasi, Tenaga Kefarmasian, Pelayanan
UMUM Kefarmasian, Apoteker, Tenaga Teknis Kefarmasian, Fasilitas Kesehatan, Fasilitas
Kefarmasian, Fasilitas Produksi Sediaan Farmasi, Fasilitas Distribusi atau
Penyaluran Sediaan Farmasi, Fasilitas Pelayanan Kefarmasian, Pedagang Besar
Farmasi, Apotek, Toko Obat, Standar Profesi, Standar Prosedur Operasional,
Standar Kefarmasian, Asosiasi, Organisasi Profesi, Surat Tanda Registrasi Apoteker,
Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian, Surat Izin Praktik Apoteker,
Surat Izin Kerja selanjutnya disingkat SIK, Rahasia Kedokteran, Rahasia
Kefarmasian, Menteri.
TUJUAN - memberikan perlindungan kepada pasien dan masyarakat dalam memperoleh
dan/atau menetapkan sediaan farmasi dan jasa kefarmasian;
- mempertahankan dan meningkatkan mutu penyelenggaraan Pekerjaan
Kefarmasian sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta peraturan perundangan-undangan; dan
- memberikan kepastian hukum bagi pasien, masyarakat dan Tenaga
Kefarmasian.
MATERI Penyelenggaraan Pekerjaan Kefarmasian, Tenaga Kefarmasian, Disiplin Tenaga
MUATAN/ASPEK Kefarmasian, Pembinaan Dan Pengawasan, Ketentuan Peralihan, Ketentuan
YANG DIATUR Penutup.
MATERI FARMASI Pekerjaan Kefarmasian, Sediaan Farmasi, Tenaga Kefarmasian, Pelayanan
Kefarmasian, Apoteker, Tenaga Teknis Kefarmasian, Fasilitas Kesehatan, Fasilitas
Kefarmasian, Fasilitas Produksi Sediaan Farmasi, Fasilitas Distribusi atau
Penyaluran Sediaan Farmasi, Fasilitas Pelayanan Kefarmasian, Pedagang Besar
Farmasi, Apotek, Toko Obat, Standar Profesi, Standar Prosedur Operasional,
Standar Kefarmasian, Asosiasi, Organisasi Profesi, Surat Tanda Registrasi Apoteker,
Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian, Surat Izin Praktik Apoteker,
Surat Izin Kerja selanjutnya disingkat SIK, DISIPLIN tenaga kefarmasian, pembinaan
dan pengawasan, Rahasia Kefarmasian.
SANKSI Surat Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) batal demi hukum apabila
Pekerjaan Kefarmasian dilakukan pada tempat yang tidak sesuai dengan yang
tercantum dalam surat izin
ATURAN - Apoteker yang telah memiliki Surat Penugasan dan/atau Surat Izin Apoteker
PERALIHAN/PENU dan/atau SIK, tetap dapat menjalankan Pekerjaan Kefarmasian dan dalam
TUP jangka waktu 2 (dua) tahun wajib menyesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
ini.
- Asisten Apoteker dan Analis Farmasi yang telah memiliki Surat Izin Asisten
Apoteker dan/atau SIK, tetap dapat menjalankan Pekerjaan Kefarmasian dan
dalam jangka waktu 2 (dua) tahun wajib menyesuaikan dengan Peraturan
Pemerintah ini.
ASPEK PERMENKES No. 83 TH 2019
JUDUL REGISTRASI TENAGA KESEHATAN
LATAR BELAKANG bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2013 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan hukum dan
perkembangan teknologi sehingga perlu diganti
DASAR HUKUM - Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
- Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
KETENTUAN Definisi: Tenaga Kesehatan, Sertifikat Kompetensi, Sertifikat Profesi, Registrasi,
UMUM Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR, Surat Tanda Registrasi
Sementara yang selanjutnya disebut STR Sementara, Dokumen Elektronik, Menteri.
TUJUAN untuk pemberian izin praktik, pembinaan dan pengawasan mutu pelayanan
kesehatan
MATERI Pelaksanaan Registrasi, Pembinaan dan Pengawasan, Pendanaan, Ketentuan
MUATAN/ASPEK Peralihan, Ketentuan Penutup.
YANG DIATUR
MATERI FARMASI Tenaga Kesehatan, Sertifikat Kompetensi, Sertifikat Profesi, Registrasi, Surat Tanda
Registrasi yang selanjutnya disingkat STR, Surat Tanda Registrasi Sementara yang
selanjutnya disebut STR Sementara, Pelaksanaan Registrasi, Pembinaan dan
Pengawasan, Pendanaan
SANKSI Bagi tenaga kesehatan kefarmasian yang tidak memiliki STR tidak diwajibkan untuk
melakukan praktik kefarmasian.
ATURAN - Penyelenggaraan Registrasi Tenaga Kesehatan tetap dilaksanakan oleh Komite
PERALIHAN/PENU Farmasi Nasional dan Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia sampai dengan
TUP diangkatnya anggota konsil masing-masing Tenaga Kesehatan dan dapat
melaksanakan tugas
- Penyelenggaraan Registrasi Tenaga Kefarmasian mengikuti prosedur
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga
Kefarmasian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 322) sampai
dengan diangkatnya anggota konsil masing-masing Tenaga Kesehatan dan dapat
melaksanakan tugas.
- Tenaga kesehatan yang belum memiliki STR sebelum diberlakukannya uji
kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
kepadanya diberikan STR berdasarkan Peraturan Menteri ini.
- Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 46 Tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 977), dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku
HIRARKI PERUNDANG-UNDANGAN

REGISTRASI TENAGA KESEHATAN

BAB VI :REGISTRASI DAN


UU NO. 36 TH PERIZINAN TENAGA KESEHATAN

2014

PP NO.51 TH Pasal
39,40,41,42,43,44,46,47,48,49,50,51,52,5
2009 3,54 dan 55 : REGISTRASI DAN PERIZINAN
TENAGA KESEHATAN

PERMENKES REGISTRASI TENAGA


KESEHATAN
NO. 83 TH 2019
a. DefinisiFarmasi (Minimal 4)
- Suatu displin ilmu yang mempelajari tentang cara membuat, mencampur,
meracik, memformulasi, mengidentifikasi, mengombinasi, menganalisis, serta
menstandarkan obat dan pengobatan juga sifat-sifat obat beserta
pendistribusian dan penggunaannya secara aman.
Sumber :Khusna
(http://farmasikhusnakaka.blogspot.com/2015/11/pengertian-farmasi.html)
- Farmasi merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara membuat, meracik,
memformulasi, mengidentifikasi, mengkombinasi, serta menganalisis obat-
obatan dan pengobatannya.
Sumber: Syamsuni H.A, 2006, IlmuResep, EGC, Jakarta
- Farmasi sendiri yaitu seni dan ilmu dalam penyediaan bahan-bahan sumber
alam dan bahan sintetis yang sesuai untuk didistribusikan dan juga dipakai
dalam pengobatan serta pencegahan suatu penyakit
Sumber : http://www.pengertianku.net/2015/01/pengertian-farmasi-yang-
lebih-jelas.html
Farmasi (bahasaInggris: pharmacy, bahasaYunani: pharmacon, yang
berarti: obat) adalah salah satu ilmu kombinasi antara
ilmu kesehatan danilmu kimia yang mempelajari tata cara
penyediaan obat menjadi bentuk tertentu sehingga siapun tuk dijadikan obat
untuk suatu penyakit.
Sumber :https://id.wikipedia.org/wiki/Farmasi
b. PerbedaanPraktekKefarmasian dan Pekerjaan Kefarmasian
- DasarHukum : Praktek Kefarmasian Diatur dalam UU No. 36 TH 2009 pasal
108 ayat (1) tentang kesehatan sedangkan Pekerjaan Kefarmasian diatur
dalam PP No. 51 TH 2009 tentang PekerjaanKefarmasian.
Sumber : UU No. 36 TH 2009 dan PP No. 51 TH 2009
- Definisi : PraktekKefarmasian Adalah pembuatan termasuk pengendalian
mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi
obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
sesua dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Sedangkan
Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu
Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi
atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep
dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan
obat tradisional.
Sumber :Sumber : UU No. 36 TH 2009 dan PP No. 51 TH 2009
c. Perbedaan cosmetic dancosmetical
Perbandingan kosmetik vs cosmeceutical dapat dijabarkan seperti ini :
- KOSMETIK
1. Menurut  FD&C kosmetik diciptakan dengan tujuan membersihkan,
mempercantik, memberikan tampilan yang menarik atau merubah
penampilan

2. Produk kosmetik hanya mampu menembus lapisan paling atas


permukaan kulit
3. Tidak memiliki efek anti aging karena hanya bekerja pada permukaan atas
kulit.
- Cosmeceutical
1. Memiliki efek farmakologis bagi kulit

2. Produk cosmeceutical memiliki ingredients yang aktif yang bekerja pada


sruktur selular kulit melalui aplikasi topikal

3. Cosmeceutical lebih terkonsentrasi, murni dan lebihe fektif.


Sumber : https://doctorafree.wordpress.com/2018/04/19/definisi-
kosmetik/#more-93
d. pH Arinya ?
pH (Power of Hydrogen) adalah derajat keasaman yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. P
yang berarti logaritma sedangkan H adalah Hydrogen
Sumber :https://id.wikipedia.org/wiki/Farmasi

Anda mungkin juga menyukai