Anda di halaman 1dari 1

1.

Menurut kalian mampukah identitas nasional kita yang berwujud kebudayaan asli bisa
meng-internasional seperti Hallyu?

Menurut saya pribadi memang jika kita melakukan perbandingan dengan Hallyu sendiri
cukup berbeda dari segi konsep dan juga cara pengemasan yang diikut sertakan dalam sebuah
implementasi kebudayaan didalamnya seperti K-Drama dikemas dengan konsep yang sangat
berbeda dengan serial-serial drama dari negara lain, yaitu cerita yang cenderung romantis-
komedi, jumlah episode yang sedikit, dan sinematografi yang memikat penonton. Tentu hal itu
juga kita dapat terapkan dan wujudkan jika memang terdapat sebuah keinginan dan juga
kekreatifan yang mumpuni dari beberapa factor terpenuhi secara baik walaupun tidak
sepenuhnya harus sama agar juga terhindar dari misrepresentasi. Apalagi di Indonesia sendiri
kaya akan budaya dan juga banyak hal yang dapat diimplementasikan.

Pada dasarnya dari sisi acting sudah bagus hanya saja dari segi konsep dan juga
pengemasannya kurang. Disisi lain factor dari actor pemeran juga sangat perpengaruh karena
hal yang paling mendominan keyataanya sebuah paras ketampanan maupun kecantikan yang
dimiliki pemeran. Beberapa flim Indonesia juga pernah mendunia seperti The Raid dan beberapa
flim lainnya, akan tetapi flim yang disajikan dengan konsep yang cukup seris seperti horror
maupun sebuah tantangan yang keseruannya hanya sebatas pada fiksi walaupun didalamnya
juga terkadang juga diikut sertakan budaya Indonesia. Akan tetapi pada kenyataanya hal yang
paling menjadi sasaran akan mendunianya sebuah kebudayaan didominasi oleh para kalangan
remaja yang rentan pada umur 19 – 25 tahun.

Tentu dari situlah tantangan yang paling utama bagaimana budaya kearifan lokal Indonesia
bisa dikombinasi dengan baik dengan sebuah keinginan pada masyarakat umumnya, akan tetapi
terkadang juga banyak yang juga misrepresentasi akan flim-flim Indonesia yang sudah
ditanyangkan seperti contoh yang bertemakan cinta yang bebrapa flim sudah mampu membuat
kagum para penggemar, akan tetapi seperti apa yang dijelaskan tadi jika kesuksesan sebuah flim
Indonesia sendiri dibanding-bandingkan dengan budaya Hallyu yang sudah mendunia. Maka dari
tidak hanya dari segi produktifitasnya sendiri akan tetapi juga dari sisi konsumen juga mampu
mempresentasikan sebuah pemikiran yang didapat saat menerima hal yang dilihat. Maka dari itu
dari kedua factor itu sendiri yakni produser maupun konsumen harus menyeimbangkan,
mungkin yang menjadi hal tersulit dan menjadi tantang juga bagaimana cara membuat pola fikir
terhadap budaya yang memang sudah sedikit pudar karena kemajuan teknologi yang sudah
berkembang pesat, maka dari tantangan yang ada tersebut harus kita brantas dengan konsep
yang memang mampu diterima semua kalangan khususnya bagi para remaja.

Anda mungkin juga menyukai