SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Budiastuti Nurrochmah
NIM : 088114157
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Budiastuti Nurrochmah
NIM : 088114157
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keluarga
Teman-temanku
dan Almamaterku
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
skripsi yang berjudul “Optimasi Film Agent Polyvinyl Alcohol Dan Humektan
Gliserin Dalam Formula Gel Masker Peel-Off Antiacne Dari Ekstrak Daun
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam meraih gelar Sarjana
mendapatkan banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
1. Ibu, Bapak, dan Kakak, atas pengertian, dukungan, doa, kesabaran, kasih,
4. Prof. Dr. Sri Noegrohati, Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pak Iswandi, Mas Agung, Mas Ottok, Mas Kunto, Pak Parlan, Pak Heru, Mas
Yo, Pak Wagiran yang telah banyak membantu kelancaran penulis dalam
melakukan penelitian.
9. Ayu, Fita, Maya, Imerssion family, Nancy “si mbah”, atas doa, dorongan,
10. Dian “tetangga sebelah kamar”, Mariana “Chan-chan”, Tika “Mama”, sebagai
11. Teman-teman kos “99999”, yana/i, lorin, dian “iyoo2”, oli, ella, kris, teman
makan, cerita, terima kasih banyak atas dukungan dan keceriaan. Semua anak
12. Teman lantai 1 : Arum, Intan, Edi, Silvia, Elen, Dessy, Dewi, Noveli, Nanda,
Anna, Pius, Agnes, Siska, Nindi, Lala, Sinlie, Yessi, Dea, terima kasih atas
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
laboratorium.
13. Teman-teman kelompok praktikum “C 2” usie, tika, dian, sasa, yuni, satya,
14. Teman-teman kuliah kelas C 2008, FST A dan FST B 2008, atas suka duka
selama kuliah, praktikum, semoga kita bisa berhasil lewat cara kita masing-
masing.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
skripsi ini, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis
menuju perubahan yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
Penulis
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii
1. Permasalahan .........................................................................................3
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Manfaat Penelitian.................................................................................4
B. Tujuan ........................................................................................................5
A. Jerawat .......................................................................................................6
B. Kemangi .....................................................................................................7
C. Ekstraksi .....................................................................................................9
E. Gel ............................................................................................................11
F. Masker......................................................................................................12
G. Humektan .................................................................................................14
J. Landasan Teori.........................................................................................17
K. Hipotesis ..................................................................................................19
C. Bahan .......................................................................................................22
D. Alat ...........................................................................................................23
A. Kesimpulan ..............................................................................................59
B. Saran ........................................................................................................59
LAMPIRAN ........................................................................................................64
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I. Rancangan Desain Faktorial dengan Dua Faktor dan Dua Level...16
Tabel II. Level Tinggi dan Level Rendah Polyvinyl Alcohol dan Gliserin ...20
Tabel VI. Level Tinggi dan Level Rendah Polyvinyl Alcohol dan Gliserin
Tabel IX. Sifat Fisis dan Stabilitas Fisis Gel Masker Peel-Off Antiacne .......41
Sifat Fisis dan Stabilitas Fisis Gel Masker Peel-Off Antiacne .......41
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. Lempeng KLT yang Menunjukkan Jarak Elusi Bercak dan Fase
Gerak ..............................................................................................10
Gambar 9. Grafik Hubungan Polyvinyl alcohol (a) dan Gliserin (b) terhadap
Gambar10. Grafik Hubungan Polyvinyl alcohol (a) dan Gliserin (b) terhadap
Gambar 11. Grafik Hubungan Polyvinyl alcohol (a) dan Gliserin (b) terhadap
Gambar 12. Grafik Hubungan Polyvinyl alcohol (a) dan Gliserin (b) terhadap
Gambar 13. Contour Plot Daya Sebar Gel Masker Peel-Off Antiacne ..............54
Gambar 14. Contour Plot Viskositas Gel Masker Peel-Off Antiacne ................55
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 5. Data Uji Sifat Fisis dan Stabilitas Fisis Gel Masker Peel-Off ........68
Lampiran 10. Material Safety Data Sheet Bahan-Bahan Yang Digunakan ..........86
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Kata kunci : gel masker peel-off antiacne, ekstrak daun kemangi, gliserin,
polyvinyl alcohol, desain faktoria, dan metode Draize.
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Jerawat atau acne vulgaris merupakan penyakit kulit yang sering ditemui
dan bukan merupakan jenis penyakit yang berbahaya (Efendi, 2003), tetapi dapat
berujung menutup diri dari kegiatan di lingkungan (Thomas, 2005). Pada wanita
jerawat muncul di usia 12-13 tahun, dua tahun lebih cepat dibanding pria. Namun,
prevalensi terjadinya jerawat pada pria (16-17 tahun) lebih besar, yaitu sekitar 95-
100%, sedangkan pada wanita sekitar 83-85% dalam rentang usia sama (Kapoor
and Saraf, 2011). Jerawat tidak hanya muncul pada usia tersebut, banyak juga
ditemui pada usia lebih muda atau lebih tua (Efendi, 2003). Timbulnya jerawat
penumpukan sel-sel kulit mati, pengaruh bakteri dan respon inflamasi (Kapoor
and Saraf, 2011). Bakteri pemicu jerawat antara lain Propionibacterium acnes,
kimia, karena produk herbal berasal dari bahan alam yang memiliki sifat organis
yang dapat diterima oleh tubuh dengan baik, sehingga kemungkinan terjadinya
efek samping menjadi relatif lebih kecil bahkan dapat dianggap tidak ada
(Purwanto, 2011). Salah satu tanaman yang dapat diformulasikan menjadi produk
herbal dan digunakan dalam penelitian ini adalah kemangi. Kemangi dapat
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
melawan bakteri penyebab jerawat (Koga, Hirots, Takumi, 1999, dan Sawarkar,
Khadabadi, Mankar, Farooqui, and Jagtap, 2010), dengan senyawa kimia yang
kemangi cukup mudah diperoleh dan telah dikenal masyarakat serta dimanfaatkan
karena bentuk sediaan ini masih jarang ditemui di pasaran, padahal pemakaiannya
sangat mudah, cepat kering, tanpa menimbulkan rasa sakit, dan tidak dibutuhkan
air sebagai pembilas (Harry, 1982), sehingga lebih praktis dan efisien. Sediaan gel
dengan tipe hydrogel dinilai cocok dalam formulasi sediaan antiacne karena tidak
mengandung minyak yang dapat memicu atau memperparah jerawat, tidak lengket
dan memberikan rasa dingin (Price dan Wilson, 1985). Akan tetapi, penggunaan
yang lama dapat menyebabkan kulit kering, maka diperlukan humektan untuk
menjaga kelembaban kulit (Paye, Barel and Maibach, 2006). Humektan yang
digunakan pada penelitian ini yaitu, gliserin dan polietilen glikol 400. Gliserin
lebih stabil secara kimiawi. Gliserin dijadikan faktor karena pemerian yang kental
dapat mempengaruhi daya sebar dan stabilitas fisis sediaan (Barry, 1983). Selain
gliserin, ada polyvinyl alcohol sebagai faktor yang akan diteliti dalam menentukan
penting dalam membentuk lapisan yang membuat sediaan dapat diangkat dari
memberikan model hubungan antara satu atau lebih faktor (variabel bebas)
fisis dan stabilitas fisis sediaan, serta dapat mengetahui komposisi optimum dari
polyvinyl alcohol dan gliserin yang memiliki sifat dan stabilitas fisis gel masker
1. Permasalahan
keduanya dalam menentukan sifat dan stabilitas fisis gel masker peel-off
c. Apakah gel masker peel-off antiacne dari ekstrak daun kemangi dapat
mengiritasi area kulit hewan uji yang diteliti dengan menggunakan metode
Draize?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Keaslian Penelitian
tentang optimasi film agent polyvinyl alcohol dan humektan gliserin dalam
sediaan gel masker peel-off antiacne dari ekstrak daun kemangi dengan
a. Optimasi Formula Sediaan Gel Antiseptik Tangan Ekstrak Daun Sirih (Piper
al.,2010).
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
gliserin dalam gel masker peel-off antiacne dari ekstrak daun kemangi.
b. Manfaat praktis
sediaan gel masker peel-off antiacne yang memenuhi persyaratan sifat fisis
dan stabilitas fisis gel masker peel-off antiacne, serta tidak mengiritasi kulit
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
alcohol, gliserin atau interaksi keduanya dalam menentukan sifat fisis dan
pembentuk massa sediaan gel masker peel-off ekstrak daun kemangi pada
c. Memperoleh gel masker peel-off antiacne yang tidak mengiritasi pada area
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Jerawat
dapat berupa komedo, peradangan pustula multipel atau kista. Penyebab jerawat
ialah sekresi sebum tinggi, gangguan hormon, pemakaian kosmetik dan pelembab,
yang suka mengusap, menggesek muka yang kotor (Price dan Wilson, 1985).
bebas. Asam lemak bebas yang terbentuk akan menimbulkan peradangan pada
kulit, dan dapat berkembang menjadi pustula dan kista (Webster, 2001).
infeksi superficial pada kelenjar sebasea yang menghasilkan nanah sebagai tanda
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
(a) (b)
Gambar 1. (a) Struktur Acne (Becca,2011); (b) Acne diakibatkan komedo (Anonim, 2011 c)
B. Kemangi
1. Keterangan Botani
Tanaman kemangi dikenal dengan nama lampes (Sunda), kemangi (Madura), uku-
2. Deskripsi
dengan tinggi 30-150 cm. Sedangkan batangnya memiliki ciri berkayu, segi
empat, memiliki alur dan cabang, berbulu, serta berwarna hijau. Daun memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3. Kegunaan
(Ocimum sanctum L.) sering dimanfaatkan sebagai pengurang bau badan, bau
keringat, bau mulut, badan lesu, panas dalam, sariawan, peluruh gas perut,
peluruh haid, peluruh ASI, dan ejakulasi prematur (Hambali, Nasution, dan
Hasil penelitian Koga et al., (1999) dan Sawarkar et al., (2010) juga menunjukkan
penyebab jerawat.
4. Kandungan Kimia
Tekwani, and Khan, 2008). Dengan senyawa kimia yang bertanggungjawab dalam
antibakteri. Eugenol larut dalam etanol, eter, kloroform, dan minyak lemak. Sukar
larut dalam air. Pemerian eugenol tidak berwarna atau kuning pucat, bau cengkeh
kuat dan menusuk, rasa pedas, bila terpapar udara menjadi lebih tua dan
C. Ekstraksi
dalam cairan penyari dari suatu simplisia yang dilarutkan dalam suatu penyari
yang sesuai (Depkes RI, 1986). Salah satu metode ekstraksi yang umum
penyari. Fungsi perendaman adalah agar cairan penyari dapat menembus dinding
sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan
larut dalam cairan penyari, hal ini menyebabkan terjadi perbedaan konsentrasi
antara larutan zat aktif di dalam maupun di luar sel, maka larutan terpekat akan
antara larutan di luar maupun di dalam sel. Proses maserasi dapat dipercepat
kekurangannya ialah proses pengerjaan yang membutuhkan waktu lebih lama dan
Pada kromatografi lapis tipis (KLT), terdiri dari fase diam atau adsorben
dan fase gerak atau eluen. Prinsip pemisahan dengan KLT adalah campuran
dipisahkan berdasarkan kelarutannya pada fase gerak, yang bisa dalam bentuk
fase gerak tunggal atau kombinasi dari beberapa macam pelarut. KLT biasa
digunakan sebagai teknik analisis daripada metode preparatif (Anonim, 2011 f).
Jarak yang ditempuh oleh bercak akan dibandingkan dengan jarak yang
ditempuh fase gerak untuk sampai batas, pada gambar 4 ditunjukkan dengan
solvent “front”, hal ini tergantung pada struktur molekular dari senyawa. KLT
terbentuk. Hubungan antara jarak yang ditempuh fase gerak dan bercak senyawa
ditunjukkan dengan nilai Rf (Anonim, 2011 f). Jika bercak yang timbul memiliki
warna, maka dapat diamati secara langsung, namun jika bercak tidak berwarna,
maka deteksi bercak dapat dilakukan di bawah sinar ultraviolet, diuapi dengan
iodine atau dengan menyemprotkan reagen tertentu yang akan bereaksi dengan
Rf value =
Pada fase diam silika gel dengan campuran fosfor anorganik ketika
dilihat di bawah sinar UV akan berfluoresensi hijau dan ketika banyak komponen
pada fase diam, fluoresensi akan quenched dan menunjukkan bercak dengan
menggunakan fase diam Silika Gel GF254 dan fase gerak yang digunakan adalah
E. Gel
dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kulit kering, maka perlu dilakukan
sebagai gelling agent pada sediaan farmasi atau kosmetik (Zatz dan Kushla,
rentang 0,5 - 2,0 % (Allen and Loyd, 2002). Carbopol jenis ini, paling efisien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dibandingkan jenis resin carbopol yang lain dan memiliki sifat non-drip, serta
dapat membentuk gel dengan viskositas yang tinggi dan memiliki kejernihan
sangat baik (Allen and Loyd, 2002). Kelarutan Carbopol 940® sangat baik dalam
air, alkohol, dan gliserin. Jika didispersikan dalam kondisi asam (pH 3,5-4,0)
yang optimal. Sedangkan pada pH lebih dari 10, akan merusak struktur gel dan
pengaplikasian produk pada kulit dan dapat melembutkan kulit (Nairn, 1997).
Gambar 5. Mekanisme Pembentukan House of Cards Pada Sistem Gel (Anonim, 2011 d)
F. Masker
wajah dan leher. Masker bisa dalam bentuk pasta (setengah padat) atau cairan
yang kemudian dioleskan secara merata dan dibiarkan hingga mengering. Syarat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
masker sebagai sediaan kosmetik yang baik dan dapat diterima oleh pengguna
- Dalam bentuk sediaan pasta (setengah padat) tidak boleh terdapat partikel
dibersihkan dari kulit, baik dengan cara diangkat (peeling off) atau dicuci
resin vinyl acetate sebagai pembentuk lapisan (film) (Harry, 1982). Tipe masker
jenis ini bisa berbentuk sediaan gel, pasta, maupun bubuk yang terlebih dahulu
angkat dari kulit akan timbul rasa lembab, lembut dan sangat bersih (Mitsui,
1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
G. Humektan
tinggi, humektan dapat menarik air dari lingkungan sehingga stratum corneum
tidak kering dan tetap memiliki fungsi biologis yang baik (Rawlings, Harding,
Gliserin atau gliserol memiliki sifat jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
kental, higroskopis, dan memiliki rasa yang manis 0,6 kali mendekati sukrosa.
Gliserin memiliki kelarutan yang baik dalam air, etanol (95%), dan metanol,
sedikit larut dalam aseton, dan praktis tidak larut dalam benzen, kloroform, dan
gliserin sebagai humektan hingga 30% (Rowe, Sheskey, and Owen, 2006).
H. Film agent
resin vinyl acetate sebagai pembentuk lapisan (film) (Harry, 1982). Jelly –form
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
peel-off type, setelah pengaplikasian di kulit dan kering akan membentuk lapisan
tersebut di angkat dari kulit akan timbul rasa lembab, lembut dan sangat bersih
(Mitsui, 1997). Polyvinyl alcohol (PVA) ialah polimer sintetis yang memiliki
kelarutan yang baik dalam air, sedikit larut dalam etanol (95%), dan tidak larut
penstabil, peningkat viskositas. PVA tidak menimbulkan iritasi pada kulit dan
mata jika digunakan pada konsentrasi kurang dari sama dengan 10% dan biasanya
dalam pembuatan kosmetik, PVA yang digunakan hingga konsentrasi 7%, (Rowe
et al., 2006).
I. Desain Faktorial
model interaksi antara variabel respon dengan satu atau lebih variabel bebas.
Desain faktorial digunakan untuk mencari efek dari beberapa faktor dan
Tabel I. Rancangan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level (Bolton, 1997).
Percobaan Faktor A Faktor B Interaksi
1 - - +
a + - -
b - + -
ab + + +
Efek faktor A =
Efek faktor B =
Efek faktor interaksi =
(Bolton, 1997).
efek masing-masing faktor, maupun efek interaksi antar faktor. Metode desain
yang menggunakan dua efek faktor secara terpisah (De Muth, 1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
J. Landasan Teori
kulit wajah berbentuk gel dan setelah diaplikasikan pada kulit dengan pendiaman
beberapa waktu akan membentuk suatu lapisan tipis tembus pandang yang dapat
diangkat dari kulit. Sediaan ini sangat praktis dan efisien, karena penggunaannya
Diharapkan massa gel yang memiliki kekentalan yang tidak terlalu encer
dan tidak terlalu kental. Karena, sediaan yang terlalu encer dapat menetes saat
sediaan yang memiliki viskositas terlalu tinggi juga tidak diharapkan karena sulit
untuk meratakan sediaan pada kulit wajah, membutuhkan tenaga lebih untuk
meratakan sediaan, dapat pula timbul iritasi akibat tekanan yang diberikan. Oleh
mempengaruhi sifat fisis dan stabilitas fisis gel masker peel-off diteliti, agar
didapatkan massa gel masker peel-off antiacne dengan sifat dan stabilitas fisis
yang diharapkan.
diperhitungkan efeknya terhadap respon sifat fisis dan stabilitas fisis sediaan.
Dipilih Polyvinyl alcohol sebagai faktor karena memiliki peranan penting dalam
membentuk lapisan yang merupakan ciri-ciri masker peel-off. Selain itu, memiliki
waktu yang lama dapat menimbukan kulit kering. Gliserin juga memiliki
sifat fisis (daya sebar, viskositas, lama pengeringan) dan stabilitas fisis gel (persen
pergeseran viskositas).
yang optimum untuk mendapatkan gel masker peel-off yang memenuhi sifat fisis
dan stabilitas fisis yang baik, sediaan topikal juga haruslah terjamin keamanannya,
terlebih gel masker peel-off ini digunakan pada area yang relatif sensitif, yaitu
kulit wajah. Uji iritasi primer dilakukan untuk mengetahui adanya respon
metode Draize.
untuk mengetahui komposisi optimum dari kedua faktor dan interaksi keduanya.
signifikan terhadap sifat fisis dan stabilitas fisis sediaan. Pengolahan data
K. HIPOTESIS
gliserin berpengaruh signifikan terhadap sifat fisis dan stabilitas fisis gel
masker peel-off antiacne ekstrak daun kemangi pada level yang diteliti.
dalam formula gel masker peel-off antiacne ekstrak daun kemangi pada level
yang diteliti.
3. Diperoleh sediaan gel masker peel-off antiacne yang tidak mengiritasi kulit,
dilihat dari area kulit punggung hewan uji dengan metode Draize.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
mencari komposisi optimum dari polyvinyl alcohol (film agent) dan gliserin
(humektan) dalam formula gel masker peel-off antiacne dari ekstrak daun
kemangi.
1. Variabel Penelitian
- Variabel bebas pada penelitian ini adalah komposisi polyvinyl alcohol (film
agent) dan gliserin (humektan) pada level tinggi dan level rendah.
Tabel II. Level tinggi dan level rendah polyvinyl alcohol dan gliserin
Level Polyvinyl alcohol (g) Gliserin (g)
Rendah 21 22,5
Tinggi 30 45
- Variabel tergantung pada penelitian ini adalah sifat fisis gel masker peel-off
kulit, pH dan uji iritasi) dan stabilitas fisis gel masker peel-off (pergeseran
viskositas).
lama penyimpanan, hewan uji dan luas kulit punggung yang digunakan.
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
- Variabel pengacau tak terkendali pada penelitian ini adalah suhu dan
2. Definisi Operasional
a. Ekstrak daun kemangi ialah hasil penyarian serbuk daun kemangi yang
b. Gel masker peel-off antiacne ialah sediaan semipadat antiacne berupa gel
dengan kandungan ekstrak daun kemangi dan saat diaplikasikan pada kulit
gel akan menghasilkan lapisan seperti topeng yang dapat diangkat setelah
kering. Sediaan ini dibuat sesuai dengan formula dan cara kerja pada
penelitian ini.
c. Film agent ialah senyawa yang dapat membuat lapisan seperti topeng, pada
kulit dengan cara menarik lembab dari lingkungan, pada penelitian ini
e. Sifat fisis gel masker peel-off antiacne ialah parameter yang digunakan
untuk mengetahui sifat fisis gel masker peel-off antiacne, meliputi daya
f. Daya sebar ialah diameter penyebaran gel pada alat uji setelah diberi beban
125 gram selama 1 menit. Kriteria daya sebar optimum ialah 5,0 - 7,0 cm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
antiacne untuk membentuk lapisan yang dapat diangkat dari kulit. Lama
k. Area optimum adalah area pertemuan arsiran dari contour plot daya sebar,
peel-off antiacne dengan sifat fisis dan stabilitas fisis yang memenuhi
syarat.
C. Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun
D. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain blender (PHILIPS),
E. Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan adalah kelinci putih sehat galur albino dengan
umur 2-3 bulan, yang diperoleh dari peternak kelinci di daerah Condong Catur,
Yogyakarta.
1. Determinasi Tanaman
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ialah daun kemangi yang
kemangi yang masih segar dan memiliki lebar daun yang cukup besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Tanaman kemangi segar dipetik daunnya (dipilih daun yang masih utuh),
dicuci bersih lalu dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari secara
tidak langsung yaitu dengan ditutupi kain hitam sampai kering. Kemudian
diserbuk dengan cara diblender dan diayak dengan pengayak mesh 30. Serbuk
larutan etanol 70% sebanyak 375 mL setiap harinya, dalam kondisi gelap dan
rotary vacuum evaporator dengan suhu 70°C. Pelarut yang tersisa dihilangkan
tipis silika gel GF254. Kemudian, dimasukkan dalam chamber yang berisi fase
gerak berupa toluena-etil asetat (93 : 7) v/v (Anonim, 2011 g), dan telah
dilakukan dengan vanilin asam sulfat dan dipanaskan hingga suhu 100oC. Hasil
dua formula, yaitu formula pertama dari New Cosmetic Science (Mitsui, 1997)
Dari formula pada tabel V, maka dengan pendekatan teoritis didapatkan level
Tabel VI. Level tinggi dan level rendah polyvinyl alcohol dan gliserin pada tiap formula
Faktor A Faktor B
Formula
Poliyvinyl alcohol (g) Gliserin (g)
1 21 22,5
a 30 22,5
b 21 45
ab 30 45
dalam mortir.
suhu 90oC, diaduk sampai larut di atas hotplate, setelah larut dibiarkan
gel ditimbang sebanyak 1 gram dan diletakkan di tengah lempeng kaca bulat
yang telah ditimbang beratnya dan ditambahkan beban hingga 125 gram.
- Uji viskositas
seri VT 04. Kemudian, dilakukan repetisi tiga kali, dengan pendiaman selama 5
- Pengukuran pH
manusia, dengan mengoleskan 0,1 gram gel masker peel-off antiacne pada luas
2,5 x 2,5 cm2, didiamkan hingga terbentuk lapisan kering, kemudian dicatat
dan dibandingkan dengan lama pengeringan standar (gel masker peel-off merk
sediaan. Uji pergeseran viskositas dilakukan setelah 48 jam pembuatan gel dan
Uji iritasi primer yang dilakukan adalah metode Draize. Hewan uji yang
digunakan yaitu kelinci albino. Gel masker peel-off antiacne diambil sebanyak 0,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
gram dan dioleskan pada kulit punggung kelinci yang telah dicukur seluas 2,5 cm
x 2,5 cm. Area kulit yang diolesi dengan sediaan ditutup dengan perban selama 4
jam, kemudian dibuka dan diamati terjadinya eritema dan edema pada interval
waktu 1 jam, 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Terjadinya eritema dan edema diberi
Skor eritema dan edema keseluruhan pada jam ke-1, 24, 48, dan 72 jam
dirata-rata. Rata-rata ini disebut indeks iritasi primer. Kriteria iritasi dicocokkan
9. Analisis Hasil
Data yang diperoleh dari uji sifat fisis dan stabilitas fisis gel masker peel-
off antiacne, meliputi: daya sebar, viskositas, lama pengeringan dan pergeseran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dapat diketahui efek yang dominan dalam menentukan setiap sifat fisis dan
BAB IV
A. Determinasi Tanaman
yang digunakan dalam suatu penelitian. Determinasi dapat dilakukan dengan cara
morfologi tanaman dengan pustaka menurut Van Steenis (1992). Dari hasil
melawan bakteri penyebab jerawat. Pada penelitian ini, tidak digunakan atau
dipilih tanaman lain yang mengandung eugenol dalam jumlah lebih besar, seperti
pada cengkeh, karena mempertimbangkan dari hal efek yang akan ditimbulkan,
yaitu rasa panas dan bau khas cengkeh yang sangat menyengat. Kedua hal
ditujukan untuk kulit wajah dengan jerawat. Adanya rasa panas yang ditimbulkan
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
bau khas yang menyengat kurang cocok apabila diaplikasikan pada kulit wajah.
Daun kemangi yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari pasar
STAN, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Dipilih daun yang masih segar dan
hilangnya kandungan kimia di dalam daun tersebut akibat terserang hama atau
perlakuan kurang tepat, yang dapat menyebabkan daun terluka. Adanya hama
pada daun, dapat memberhentikan proses fotosintesis dan produksi senyawa kimia
akan berkurang, maka dari itu daun yang terserang hama tidak dipilih dalam
debu, tanah, serangga dan bahan asing lain yang dapat mengganggu perolehan
hasil dalam penelitian. Sortasi basah dilakukan dengan cara mencuci daun
dengan panas matahari tak langsung, dengan menggunakan kain hitam untuk
menghilangkan air sisa pencucian dan mengurangi kandungan air di dalam daun.
Kain hitam yang digunakan dapat pula melindungi simplisia dari kotoran-kotoran
yang mungkin dapat menempel pada saat proses pengeringan. Proses pengeringan
dilakukan untuk menurunkan kadar air dalam daun dengan tujuan untuk
mencegah tumbuhnya jamur, bakteri dan organisme lain yang dapat merusak
sudah dapat dipatahkan dengan mudah. Pada umumnya simplisia yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kering memiliki kadar air ± 8 - 10%. Dengan jumlah kadar air tersebut kerusakan
bahwa tidak ada pengotor akibat proses pengeringan atau yang masih tertinggal
partikel maka akan memperluas kontak antara simplisia dengan cairan penyari,
Namun, ukuran partikel yang terlalu kecil juga tidak diinginkan, karena dapat
membentuk ikatan yang kuat antar partikel sehingga larutan penyari yang
digunakan pada proses ekstraksi tidak dapat masuk dan proses ekstraksi tidak
mendapatkan ukuran partikel yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Dari
4 kg daun segar diperoleh 1,5 kg serbuk kering halus, berwarna hijau muda dan
berbau khas.
proses pemanasan selama penyarian, adanya pemanasan suhu tinggi pada saat
penyarian dapat merusak senyawa kimia yang terkandung dalam daun sehingga
sesuai dengan Dirjen POM RI, (1995) yang mencantumkan waktu lama maserasi
antara 4-10 hari, dan Voigt, (1994) menyatakan bahwa waktu lama maserasi 5
senyawa yang terlarut akan berpindah dari dalam sel yang memiliki konsentrasi
lebih besar menuju konsentrasi pelarut di luar sel yang lebih rendah. Etanol 70%
dan bakteri yang kemungkinan terdapat dalam simplisia. Selain itu, etanol 70%
sangat efektif digunakan sebagai penyari, karena campuran etanol-air ini dapat
menarik bahan aktif dalam jumlah optimal (Voigt,1994). Penggunaan etanol 70%
dalam proses ekstraksi dengan metode maserasi ini disesuaikan dengan penelitian
terkait seperti, penggunaan daun kemangi dalam formulasi gel antiacne (Sawarkar
et al., 2010).
dengan tujuan untuk melindungi larutan dari paparan cahaya langsung dan
mencegah reaksi dikatalisis oleh cahaya, seperti perubahan warna (Voigt, 1994).
mana senyawa yang berada di dalam simplisia akan terus berpindah menuju
larutan penyari, sehingga kondisi larutan tidak jenuh dan proses ekstraksi
setiap dilakukan proses maserasi dilakukan dengan lama waktu dan jumlah pelarut
didapatkan ekstrak kental dengan bobot tetap. Pengeringan dengan bobot tetap,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
artinya perbedaan antara dua kali penimbangan berturut-turut tidak lebih dari
0,50 mg untuk tiap gram zat yang digunakan, dengan selisih waktu antara
penimbangan pertama dan penimbangan kedua adalah selama satu jam (Dirjen
POM RI, 1995). Dari 150 g serbuk simplisia yang kemudian di ekstraksi dengan
penyari etanol 70% sebanyak 1125 mL, dibagi dalam tiga bagian sama banyak
senyawa tertentu di dalam suatu sampel. Sampel dalam penelitian ini, berupa
ekstrak kental daun kemangi. Penyari yang digunakan saat ekstraksi, yaitu etanol
70%. Etanol 70% dapat melarutkan alkaloid basa, minyak menguap, glikosida,
lemak malam, tanin, dan saponin hanya sedikit yang larut, sehingga zat
(Anonim cit., Kusumadewi, 2008). Oleh karena itu, etanol 70% dipilih, karena
dapat menarik kandungan senyawa kimia di dalam ekstrak daun kemangi yang
(Zheljazkov, Cantrell, Tekwani, and Khan, 2008). Pada penelitian ini, hanya
dalam daun kemangi dan memiliki peran yang diharapkan sebagai antibakteri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dipilih karena metode ini tergolong sederhana, cukup mudah dilakukan, dan
umum digunakan dalam mengidentifikasi suatu senyawa kimia (Dirjen POM RI,
1995). Lempeng KLT dengan fase diam berupa Silika Gel GF 254 dan fase gerak
yang digunakan adalah campuran toluena-etil asetat (93 : 7) v/v. Chamber yang
noda seperti minyak pada lempeng KLT, namun setelah dilakukan pendeteksian
dengan vanilin asam sulfat dan dipanaskan, maka muncul warna merah keunguan.
Standar Sampel
kemangi dan nilai Rf standar memiliki selisih nilai Rf yang cukup jauh, namun
mendekati standar serta warna bercak sama, yaitu merah keunguan. Sehingga
dapat dikatakan bahwa ekstrak mengandung senyawa yang sama dengan standar.
Hal ini, didukung dengan hasil penelitian dari Zheljazkov et al., (2008), pada
dengan konsentrasi hingga 10%, carbopol 940® biasa digunakan sebagai gelling
agent pada konsentrasi 0,5 – 2,0%, metil paraben dapat digunakan secara tunggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
hingga konsentrasi 0,4% (Rowe et al., 2006). Gliserin biasa digunakan dalam
Tahap pertama polyvinyl alcohol sebagai film agent dilarutkan dalam aquadest
alcohol terlebih dahulu, kemudian dilarutkan dalam aquadest suhu panas (90oC)
di atas hot plate. Proses pelarutan polyvinyl alcohol dibantu dengan peningkatan
suhu, karena kelarutan polyvinyl alcohol dalam suhu tinggi lebih cepat dibanding
aquadest hangat. Tahap ketiga, ekstrak kental daun kemangi dilarutkan terlebih
dahulu dalam etanol 70%, hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam proses
pencampuran, jika ekstrak tidak dilarutkan terlebih dahulu, ekstrak kental tidak
dapat homogen dalam sediaan, sehingga akan menurunkan estetika dan dapat
yang digunakan, yaitu metil paraben atau nipagin dilarutkan dalam etanol 70%,
kelarutan metil paraben dalam etanol sangat baik (Paye et al., 2006). Tahap akhir,
pembasa untuk menaikkan pH dari gelling agent yang asam (pH 2 - 3) menjadi
mengembang. Hal ini, sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa saat gelling
agent didispersikan dalam kondisi asam (pH 3,5 - 4,0) menunjukkan viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
yang rendah dan pada pH 5-10 menunjukkan viskositas yang optimal. Sedangkan,
pada pH lebih dari 10, akan merusak struktur gel dan menurunkan viskositasnya
Ditambahkan humektan, gliserin dan polietilen glikol 400. Digunakan dua macam
gel yang lebih stabil, dibandingkan jika digunakan secara tunggal. Gliserin
memiliki pemerian yang lebih kental daripada polietilen glikol 400. Apabila
digunakan secara tunggal, gliserin dapat membentuk suatu sistem gel yang kaku,
Begitu juga, jika polietilen glikol 400 digunakan secara tunggal akan memberikan
massa gel yang kurang viskos, sehingga dapat pula menyulitkan saat
propilen glikol (Loden,2001) atau polietilen glikol lebih stabil secara kimiawi.
Ekstrak kental dan pengawet yang telah dilarutkan dalam etanol 70%
sistem gel, dimaksudkan agar carbopol 940® sudah membentuk ikatan house of
cards dengan agen pembasa terlebih dahulu, sehingga sistem gel yang terbentuk
lebih stabil. Gel masker peel-off antiacne ini, sebagian besar mengandung air
adalah metil paraben yang cenderung larut dalam air, untuk menjaga stabilitas gel
masker peel-off dari serangan mikroba dan jamur. Terakhir, ditambahkan perfume
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
mengetahui seberapa baik kualitas sediaan yang telah dibuat. Pengujian sifat fisis
sebagai data pendukung terhadap sifat fisis gel masker peel-off antiacne. Faktor
sediaan gel masker peel-off antiacne dapat ditentukan dari perhitungan desain
faktorial, grafik efek faktor dan analisis statistik dengan menggunakan ANOVA
setiap faktor dan interaksinya terhadap respon. Nilai efek positif, menunjukkan
bahwa faktor berpengaruh dalam meningkatkan respon, sedangkan jika nilai efek
negatif maka faktor berpengaruh dalam menurunkan respon. Pada penelitian ini
dalam penelitian. Dari interpretasi grafik dapat dilihat efek dari masing-masing
signifikan terhadap sifat fisis dan stabilitas fisis sediaan dilihat dari nilai F hitung,
jika nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel maka berbeda signifikan. Nilai
F hitung lebih kecil dibanding nilai F tabel maka berbeda tidak signifikan.
Tabel IX. Sifat fisis dan stabilitas fisis gel masker peel-off antiacne
Daya Viskositas Pergeseran Lama
Formula Sebar Awal Viskositas pH Pengeringan
(cm) (d.Pa.s) (%) (menit)
(1) 5,700±0,130 85,111±5,059 2,908±1,154 5.402 25,36±2,846
A 4,986±0,100 221,111±13,977 3,783±1,488 5.364 26,26±3,918
B 5,580±0,201 93,111±13,133 6,342±5,61 5.394 23,56±5,964
Ab 4,753±0,162 268,333±24,664 1,825±0,713 5.350 25,50±6,946
Tabel X. Efek polyvinyl alcohol, gliserin dan interaksi keduanya terhadap sifat fisis dan
stabilitas fisis gel masker peel-off antiacne
Daya Pergeseran Lama
Efek Viskositas
Sebar Viskositas Pengeringan
Polyvinyl alcohol 155,611 1,42
Gliserin 27,611
Interaksi 19,611 0,52
Keterangan :
(+) = meningkatnya respon dikarenakan adanya peningkatan efek
(-) = menurunkan respon dikarenakan peningkatan efek
kaca bundar dan alat ukur penggaris. Semakin besar nilai daya sebar, semakin
mudah dalam pengolesan dan pemerataan gel masker peel-off antiacne pada kulit,
memberikan efek yang lebih maksimal. Nilai daya sebar yang diinginkan pada
sediaan gel masker peel-off antiacne, yaitu 5,0 - 7,0 cm, sesuai dengan penelitian
Garg et al. (2002), di mana tipe semifluid memiliki diameter penyebaran lebih dari
5 cm namun tidak lebih dari 7 cm, sedangkan untuk sediaan semistiff diameter
penyebaran kurang dari sama dengan 5 cm. Dipilih semifluid, karena gel masker
peel-off antiacne yang dibuat dalam penelitian ini ditujukan untuk penggunaan di
kulit wajah, sehingga diinginkan bentuk sediaan yang tidak terlalu kaku agar
akseptabilitas. Dari tabel IX, menunjukkan bahwa respon daya sebar dari formula
kurang dari 5 cm, sedangkan formula a batas rentang atas masih memenuhi
persyaratan.
Hasil perhitungan nilai efek dari faktor terhadap respon daya sebar gel
dalam menentukan respon daya sebar adalah polyvinyl alcohol. Efek polyvinyl
alcohol, gliserin, dan interaksi keduanya menunjukkan nilai negatif, artinya ketiga
daya sebar gel masker peel-off antiacne, terlihat pada gambar 9. Pada gambar 9
(a), menunjukkan semakin besar jumlah polyvinyl alcohol yang digunakan dalam
formula dengan gliserin level rendah dan level tinggi akan menurunkan respon
daya sebar sediaan. Sedangkan pada gambar 9 (b), dapat dilihat bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
penambahan jumlah gliserin pada formula dengan polyvinyl alcohol level rendah
5.8 5.8
5.6 5.6
Daya sebar (cm)
signifikan karena kedua garis (faktor level tinggi dan level rendah) dari masing-
masing grafik tidak sejajar. Efek yang dominan berpengaruh dalam menurunkan
respon daya sebar adalah polyvinyl alcohol. Efek gliserin juga menurunkan respon
daya sebar gel masker peel-off antiacne, namun kurang dominan jika
ANOVA untuk memastikan faktor yang berpengaruh terhadap respon daya sebar
gel masker peel-off antiacne. Taraf kepercayaan yang digunakan adalah 95%,
dimaksudkan jika terjadi kesalahan maksimal hanya 5% saja. Pada tabel XI, nilai
F hitung dari faktor polyvinyl alcohol bermakna secara statistik karena nilai F
respon daya sebar, serta analisis variansi, maka dapat disimpulkan bahwa
daya sebar gel masker peel-off antiacne. Pengujian daya sebar berhubungan
dengan respon viskositas sediaan, karena semakin luas daya sebar suatu sediaan,
semakin kecil viskositasnya, hubungan antara daya sebar dan viskositas adalah
berbanding terbalik (Garg et al., 2002). Menurut Zatz dan Kushla (1996) pada
sediaan yang memiliki viskositas tinggi, dengan pemberian shearing stress yang
konstan maka rate of shear yang didapat akan semakin kecil, sehingga
kemampuan penyebaran sediaan juga semakin kecil. Dari hasil penelitian sesuai
dengan kedua teori, di mana nilai viskositas berbanding terbalik dengan nilai daya
sebar, yaitu semakin tinggi viskositas gel masker peel-off antiacne, memiliki daya
2. Uji viskositas
Menurut Garg et al., (2002) sediaan topikal yang digunakan sebagai pengobatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
umumnya bersifat tidak terlalu kaku dan lembut, sedangkan sediaan topikal yang
dibuat dengan tujuan untuk melindungi kulit memiliki sifat lebih kaku dan keras.
Pada penelitian ini, diformulasikan sediaan gel untuk tujuan pengobatan dan
stress yang diberikan, sehingga hasil yang didapat tidak sesuai. Diharapkan
setelah 48 jam, sediaan sudah stabil dan tidak terpengaruh oleh proses
pencampuran pada saat pembuatan sediaan. Selain itu, matriks tiga dimensi gel
diasumsikan telah tertata baik dan stabil. Viskositas yang diharapkan adalah
sekitar 60 - 240 d.Pa.s., dari tabel IX, dapat dilihat bahwa respon viskositas
sediaan gel masker peel-off antiacne dari formula ab tidak masuk dalam rentang
respon viskositas yang diharapkan, dengan viskositas lebih dari 250 d.Pa.s. hasil
antiacne dalam penelitian ini sesuai dengan teori, di mana semakin tinggi
viskositas maka akan semakin kecil daya sebarnya (Garg et al., 2002). Kemudian,
viskositas sediaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
300.000 300.000
250.000 250.000
Viskositas (d.Pa.s)
Viskositas (d.Pa.s)
200.000 200.000
150.000 150.000
100.000 100.000
50.000 50.000
0 0
0 20 40 0 20 40
Polyvinyl alcohol (g) Gliserin (g)
Gliserin level tinggi polyvinyl alcohol level tinggi
Gliserin level rendah polyvinyl alcohol level rendah
a b
Gambar10. Grafik Hubungan Polyvinyl alcohol (a) dan Gliserin (b) terhadap Viskositas Gel
masker peel-off antiacne
Dari gambar 10, dapat diketahui faktor polyvinyl alcohol, gliserin dan
viskositas pada formula dengan polyvinyl alcohol level rendah. Dapat diketahui
pula, bahwa terjadi interaksi yang cukup signifikan karena kedua garis (faktor
level tinggi dan level rendah) dari masing-masing grafik tidak sejajar. Efek yang
alcohol. Efek gliserin juga meningkatkan respon viskositas gel masker peel-off
terhadap respon viskositas gel masker peel-off antiacne. Pada tabel XII, nilai F
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
hitung dari faktor polyvinyl alcohol bermakna secara statistik karena nilai F hitung
respon daya sebar, serta analisis variansi, maka dapat disimpulkan bahwa
viskositas gel masker peel-off antiacne. Menurut Zatz dan Kushla (1996) pada
sediaan yang memiliki viskositas tinggi, dengan pemberian shearing stress yang
konstan maka rate of shear yang didapat akan semakin kecil, sehingga
kemampuan penyebaran sediaan juga semakin kecil. Dari hasil penelitian sesuai
dengan teori, di mana nilai viskositas berbanding terbalik dengan nilai daya sebar,
yaitu semakin tinggi viskositas gel masker peel-off, memiliki daya sebar semakin
kecil.
3. Lama pengeringan
dibuat dalam penelitian ini merupakan masker peel-off, di mana sediaan harus
dapat mengering setelah diaplikasikan pada kulit setelah beberapa waktu dan
dapat terangkat sempurna dari kulit, hal ini juga mempengaruhi kenyamannan
penelitian ini adalah sekitar 15 - 30 menit. Lama waktu tersebut didapatkan dari
hasil pengamatan waktu lama pengeringan produk gel masker peel-off yang telah
beredar di pasaran, yaitu Garnier® dan Biokos® (Lampiran 3), yang kemudian
digunakan. Hasil yang didapat (tabel IX), menunjukkan semua formula memenuhi
tercepat.
faktor yang dominan dalam menentukan waktu lama pengeringan gel masker
peel-off antiacne.
26.5 26.5
Lama pengeringan (menit)
26
Lama pengeringan (menit)
26
25.5
25.5
25
25
24.5
24.5
24
24
23.5
23.5
23
0 20 40 60 23
Polyvinyl alcohol (g) .0 20.0 40.0 60.0
Gliserin (g)
Gliserin level tinggi Polyvinyl alcohol level tinggi
Gliserin level rendah Polyvinyl alcohol level rendah
a b
Gambar 11. Grafik Hubungan Polyvinyl alcohol (a) dan Gliserin (b) terhadap Lama
Pengeringan Gel masker peel-off antiacne
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Dari gambar 11, dapat diketahui bahwa terjadi interaksi yang cukup
signifikan, karena kedua garis (faktor level tinggi dan level rendah) dari masing-
masing grafik tidak sejajar. Kemudian pada gambar 11 (a), menunjukkan bahwa
dengan gliserin level tinggi maupun gliserin level rendah, akan meningkatkan
respon waktu lama pengeringan. Sedangkan pada gambar 11 (b), dapat dilihat
efek gliserin yang ditambahkan ke dalam formula dengan polyvinyl alcohol level
tinggi dan level rendah, akan menurunkan waktu lama pengeringan gel masker
gel masker peel-off antiacne. Pada tabel XIII, nilai F hitung dari faktor polyvinyl
alcohol dan gliserin bermakna secara statistik karena nilai F hitung lebih besar
respon lama pengeringan, serta analisis variansi, maka dapat disimpulkan bahwa
4. Pengukuran pH
matriks tiga dimensi yang dibutuhkan dalam pembuatan sediaan, karena pada pH
sangat asam, antara 2-3, gelling agent tidak mampu mengembang sempurna, dan
jika pH dinaikkan maka kemampuan gelling agent untuk mengembang akan lebih
iritasi ketika diaplikasikan di kulit, terlebih pada kulit yang sensitif atau luka, hal
ini dapat memperburuk kondisi kulit. Menurut Couturaud, (2009) kulit memiliki
mendekati pH kulit. Hasil penelitian, pada tabel IX, didapatkan bahwa seluruh
formula ab memiliki keasaman sedikit lebih tinggi dibanding ketiga formula yang
lain, sedangkan formula (1) kurang asam. Namun, keempat formula tersebut
memiliki tingkat keasaman yang tidak berbeda jauh. Uji pH ini juga dilakukan
terhadap hewan uji dengan metode Draize. Timbulnya ruam merah (eritema) pada
punggung hewan uji ketika dilakukan uji iritasi primer terhadap sediaan,
kulit normal antara 4,2 - 6,0, maka dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Semakin
dimensi dalam sistem gel, yang dapat menjerap medium air, menghasilkan
struktur yang kaku dan menurunkan energi kinetik medium, sehingga akan
membentuk massa gel yang relatif cukup stabil dalam penyimpanan. Walaupun
begitu, tidak menutup kemungkinan dapat terjadi ketidakstabilan fisis dari sistem
gel tersebut. Ketidakstabilan sistem gel yang mungkin dapat terjadi ialah
syneresis, lepasnya pelarut dari sistem gel dan pergeseran viskositas. Peristiwa
ketidakstabilan fisis dari sistem gel, dapat disebabkan oleh perubahan kondisi,
dan dibandingkan dengan viskositas awal. Pada penelitian ini, dipilih waktu
viskositas dan profil pergeseran viskostas gel masker peel-off antiacne. Hasil
masih di bawah 10%, hal ini sesuai dengan pergeseran viskositas yang
kurang dari atau sama dengan 10%. Pergeseran viskositas tertinggi terjadi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
formula b, dengan komposisi polyvinyl alcohol level rendah dan gliserin level
tinggi. Formula a juga memiliki pergeseran viskositas yang cukup tinggi, namun
Dari tabel X, dapat dilihat bahwa efek yang dominan berpengaruh dalam
menentukan pergeseran viskositas dari gel masker peel-off antiacne ialah interaksi
dari polyvinyl alcohol dan gliserin. Efek polyvinyl alcohol dalam menentukan
interaksi keduanya.
7.000 7.000
Pergeseran viskositas (%)
6.000 6.000
5.000 5.000
4.000 4.000
3.000 3.000
2.000 2.000
1.000
1.000
0
0
0 20 40
0 20 40 60
Polyvinyl alcohol (g)
Gliserin (g)
Gliserin level tinggi Polyvinyl alcohol level tinggi
Gliserin level rendah Polyvinyl alcohol level rendah
a b
Gambar 12. Grafik Hubungan Polyvinyl alcohol (a) dan Gliserin (b) terhadap Pergeseran
viskositas Gel masker peel-off antiacne
alcohol pada gliserin level tinggi dapat menurunkan respon pergeseran viskositas
sediaan. Sedangkan pada formula dengan polyvinyl alcohol level rendah, terlihat
viskositas. Dilihat dari ketidaksejajaran garis antara faktor level tinggi maupun
pergeseran viskositas.
viskositas.
memenuhi sifat fisis dan stabilitas fisis gel masker peel-off dalam level yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
diteliti. Pada penelitian ini untuk mendapatkan formula optimum, maka dilakukan
pembuatan gel masker peel-off dengan 4 formula, yaitu formula (1), a, b, dan ab.
1. Daya Sebar
dari 0,05. Berdasarkan persamaan tersebut, maka dapat dibuat contour plot.
Gambar 13. Contour Plot Daya Sebar Gel Masker Peel-off Antiacne
Pada penelitian ini dalam menentukan area optimum daya sebar gel
penelitian Garg et al., (2002), yaitu diameter penyebaran semifluid, lebih dari 5
cm namun kurang dari 7 cm. Area yang berwarna hijau (Gambar 13)
2. Viskositas
sebesar 1.055 x 10-6, artinya persamaan tersebut signifikan karena nilai p kurang
dari 0,05. Berdasarkan persamaan tersebut, maka dapat dibuat contour plot.
yaitu, 60 - 240 d.Pa.s. Viskositas sediaan semi padat yang menggunakan carbopol
940® sebagai gelling agent di pasaran bervariasi, namun tidak ada standar
viskositas yang ditetapkan secara pasti. Pada gambar 14, area yang diarsir dengan
massa gel yang tidak kaku dan lembut. Selain mempertimbangkan estetika,
dalam kemasan tube, oleh karena itu dipilih viskositas yang tidak terlalu tinggi
agar memudahkan dalam pengisian dan pengeluaran gel masker peel-off antiacne
dari kemasan. Viskositas berkaitan dengan daya sebar, semakin tinggi viskositas
3. Lama Pengeringan
.XA.XB. Persamaan lama pengeringan gel masker peel-off antiacne ini tidak
signifikan memiliki nilai p sebesar 0,929, sehingga tidak dapat dibuat contour
untuk membentuk lapisan seperti topeng yang dapat diangkat beberapa waktu
4. Pergeseran Viskositas
memiliki nilai p sebesar 0,3545, sehingga tidak dapat dibuat contour plot.
besar pergeseran viskositas maka sistem gel semakin tidak stabil. Pergeseran
viskositas yang diharapkan kurang dari sama dengan 10% setelah penyimpanan
selama 4 minggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
terdapat dua persamaan yang tidak signifikan, yaitu pergeseran viskositas dan
lama pengeringan.
mengetahui daya iritasi sediaan saat diaplikasikan pada kulit. Iritasi primer
mengenai batas keamanan penggunaan bahan, hal ini dilakukan untuk mengetahui
sejak awal kemungkinan adanya potensi iritasi dari masing-masing bahan. Setelah
pH, untuk mengetahui seberapa besar pH sediaan. pH yang didapat dari hasil
penelitian pada masing formula (tabel IX), masih dalam rentang pH yang dapat
diterima oleh kulit, yaitu antara 4,2 – 6,0 (Couturaud, 2009). Sehingga dapat
dikatakan sediaan gel masker peel-off antiacne ini tidak mengiritasi kulit.
dilakukan uji iritasi primer menggunakan hewan uji berupa kelinci albino. Dipilih
kelinci jenis ini, karena kulit kelinci albino tidak memiliki pigmen sehingga dapat
mungkin timbul. Iritasi yang timbul dapat ditandai dengan adanya eritema (ruam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
kemerahan) dan edema (pembengkakan) ketika diberikan sediaan pada area kulit
peel-off memberikan nilai indeks iritasi primer 0, artinya tidak mengiritasi (Lu,
1995). Hasil ini cukup menggambarkan bahwa sediaan gel masker peel-off
BAB V
A. Kesimpulan
2. Area komposisi optimum dari polyvinyl alcohol dan gliserin dalam formula
gel masker peel-off antiacne ekstrak daun kemangi pada level yang diteliti
3. Gel masker peel-off antiacne dari ekstrak daun kemangi tidak mengiritasi
kulit, terutama pada area kulit punggung hewan uji yang diteliti dengan
metode Draize.
B. Saran
efikasi terhadap jerawat) dari ekstrak daun kemangi dan sediaan gel masker
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
DAFTAR PUSTAKA
Allen, Jr., and Loyd, V., 2002, The Art, Science, and Technology of
Pharmaceutical Compounding, 2nd edition, American Pharmaceutical
Association, USA, pp. 301-324.
Ardina, Y., 2007, Pengembangan Formulasi Sediaan Gel Antijerawat Serta
Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum Ekstrak Daun Pepaya (Carica
papaya A Linn.), Tesis, Fakultas Farmasi Institut Teknologi Bandung,
Bandung.
Barry, B. W., 1983, Dermatological Formulation, Mercel Dekker Inc., New York,
pp. 300-304.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Kaur, L. P., Garg, R., Gupta, G. D., 2010, Development and Evaluation of Topical
Gel of Minoxidil in Application of Alopecia, IJPPS, Vol. 2, pp. 44,
http://www.ijppsjournal.com/Vol2Suppl3/246.pdf, diakses tanggal 25
Agustus2011.
Koga, T., Hirots, N., and Takumi, N., 1999, Bactericidal activities of essential oils
of basil and sage againts a range of bacteria and the effect of these
essential oils on Vibrio parahaemolyticus, Microbiol. Res, 154, pp. 267-
273.
Kumar, G. S., Jayveera, K. N., Ashok Kumar, C. K., Sanjay, Umachigi, P.,
Vrushabendra Swamy, B. M., dan Kishore Kumar, D.V., 2007,
Antibacterial Screening of Selected Indian Medicinal Plants Againts
Acneinducing Bacteria, Tropical Journal of Pharmaceutical Research, 6
(2) : 717-723
Kusumadewi, G.C., 2008, Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Ekstrak
Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Pada Kelinci
Jantan yang Dibebani Glukosa,Fakultas Farmasi Univeristas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta
Loden, M., 2001, Hydrating Substance, in Barrel, Andre O., Paye, Marc, dan
Maibach, Howard I., Handbook of Cosmetics Science and Technology,
Marcel Dekker Inc., New York, pp. 355-356.
Lu, F.C., 1995, Basic Toxicology:Fundamentals, Target Organs, and Risk
Assesment, diterjemahkan oleh Edi Nugroho, Edisi III, UI Press, Jakarta,
pp. 239-245.
Melani, D. H., Purwanti, T., dan Soeratri, W., 2005, Korelasi Kadar
Propilenglikol Dalam Basis dan Pelepasan Dietilammonium Diklofenak
dari Basis Gel Carbopol ETD 2020, Majalah Farmasi Airlangga, 5 (1),
pp 1-6.
Mitsui, T., 1997, New Cosmetic Science, 1st edition, Elsevier Science B.V,
Amsterdam, pp. 359-361.
Nairn, J.G., 1997, Topical Preparation, in Swarbick, J., and Boyland,J.c.,
Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, Marcel Dekker Inc., New
York, pp. 231-234.
Paye, M., Barel, A. O., and Maibach. H.I., 2006, Handbook of Cosmetic Science
and Technology, 2nd Edition, CRC Press Taylor and Francais Group,
New York, pp. 110.
Price, S. A., dan Wilson, M. L., 1985, Patofisiologi, Edisi Empat, EGC, Jakarta,
pp.1266-1269.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 5. Data uji sifat fisis dan stabilitas fisis gel masker peel-off
1. Daya sebar (cm)
Replikasi Formula (1) Formula a Formula b Formula ab
1 5,783 5,092 5,633 4,867
2 5,767 4,975 5,750 4,825
3 5,550 4,892 5,358 4,567
x 5,700 4,986 5,580 4,753
SD 0,130 0,100 0,201 0,162
Formula (1)
Setelah 48 Setelah Pergeseran
Replikasi jam penyimpanan viskositas
(d.Pa.s) 1 bulan (d.Pa.s) (%)
1 86 84.333 1.938
2 79.667 76.333 4.185
3 89.667 92 2.602
X 85.111 84.222 2.908
SD 5.059 7.834 1.154
Formula a
Setelah 48 Setelah Pergeseran
Replikasi jam penyimpanan viskositas
(d.Pa.s) 1 bulan (d.Pa.s) (%)
1 205.000 196.667 4.065
2 230.000 225 2.174
3 228.333 240 5.109
X 221.111 220.556 3.783
SD 13.977 22.006 1.488
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Formula b
Setelah Pergeseran
Setelah 48 jam
Replikasi penyimpanan viskositas
(d.Pa.s) 1 bulan (d.Pa.s) (%)
1 96.333 89.333 7.266
2 78.667 69.667 11.440
3 104.333 104 0.319
X 93.111 87.667 6.342
SD 13.133 17.227 5.618
Formula ab
Setelah Pergeseran
Setelah 48 jam
Replikasi penyimpanan viskositas
(d.Pa.s) 1 bulan (d.Pa.s) (%)
1 251.667 248.667 1.192
2 256.667 250 2.597
3 296.667 301.667 1.686
X 268.333 266.778 1.825
SD 24.664 30.222 0.713
b ab
Minggu Viskositas Pergeseran Viskositas Pergeseran
(d.Pa.s) Viskositas (%) (d.Pa.s) Viskositas (%)
0 (48jam) 93.111 0.000 268.333 0.000
1 85.889 7.757 263.889 1.656
2 88.222 5.251 267.222 0.414
3 86.889 6.683 265.111 1.201
4 87.667 5.847 266.778 0.580
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Efek gliserin = =
Efek interaksi = =
Persamaan :
y = b0 + b1.XA + b2.XB + b12.XA.XB
Jadi, persamaan desain faktorial untuk respon daya sebar gel masker peel-off
adalah :
y = 7,222330 - 0,066778.XA + 0,006385.XB - 0,000558.XA.XB
Persamaan :
y = b0 + b1.XA + b2.XB + b12.XA.XB
Jadi, persamaan desain faktorial untuk respon viskositas gel masker peel-off
adalah :
y = -148,704277 + 10,753109.XA - 3,711914.XB + 0,193689.XA.XB
Efek gliserin = =
Persamaan umum :
y = b0 + b1.XA + b2.XB + b12.XA.XB
Jadi, persamaan desain faktorial untuk respon pergeseran viskositas gel masker
peel-off adalah :
y = -15,148925 + 0,696330.XA + 0,711789.XB - 0,026627.XA.XB
Efek gliserin = =
Persamaan umum :
y = b0 + b1.XA + b2.XB + b12.XA.XB
Jadi, persamaan desain faktorial untuk respon lama peneringan gel masker peel-
off adalah :
y = 27,486760 - 0,015560.XA - 0,187856.XB + 0,005136 .XA.XB
Efek gliserin = =
Efek interaksi = =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
2. Viskositas
Factor or Experiment df M of squares F
interaction
Polyvinyl a 1 72645 290.0659
alcohol
Gliserin b 1 2287 9.1324
Interaksi ab 1 1154 4.6072
Experimental 8 250
error
Total 11
F (1, 8) dengan tingkat kepercayaan 95% adalah 101,3
Response: respon
Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)
a 1 72645 72645 290.0659 1.434e-07 ***
b 1 2287 2287 9.1324 0.01651 *
a:b 1 1154 1154 4.6072 0.06413 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
3. Pergeseran viskositas
Factor or Experiment df M of squares F
interaction
Polyvinyl a 1 9.9499 1.1175
alcohol
Gliserin b 1 1.6332 0.1834
Interaksi ab 1 21.7972 2.4482
Experimental 8 8.9035
error
Total 11
F (1, 8) dengan tingkat kepercayaan 95% adalah 1,25
Response: respon
Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)
a 1 9.950 9.9499 1.1175 0.3213
b 1 1.633 1.6332 0.1834 0.6797
a:b 1 21.797 21.7972 2.4482 0.1563
Residuals 8 71.228 8.9035
P>0,05 (not significant)
4. Lama pengeringan
Response: respon
Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)
a 1 6.063 6.0634 0.2261 0.6471
b 1 4.902 4.9024 0.1828 0.6802
a:b 1 0.816 0.8164 0.0304 0.8658
Residuals 8 214.538 26.8172
p>0,05 (not significant)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 10. Material Safety Data Sheet bahan – bahan yang digunakan
a. Polyvinyl alcohol
(http://www.fxsupply.com/msds/pva_msds.pdf)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
b. Carbopol 940
(http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9925741)
c. Gliserin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
(http://avogadro.chem.iastate.edu/MSDS/glycerine.htm)
(http://msds.orica.com/pdf/shess-en-cds-010-000030235703.pdf)
e. Metil paraben
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
(http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9926083)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Hotplate Mixer
Formula b Formula ab
Pengamatan replikasi I setelah kasa perban dibuka (1, 24, 48, dan 72 jam)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Pengamatan replikasi II setelah kasa perban dibuka (1, 24, 48, dan 72 jam)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Pengamatan replikasi III setelah kasa perban dibuka (1, 24, 48, dan 72 jam)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
BIOGRAFI PENULIS