Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“IMAN KEPADA NABI DALAM KEHIDUPAN”

AGAMA ISLAM

Dosen Pengampu : Syafiatul Mir‟ah Mas‟hum, S.HI.,M.H

Di Susun Oleh :

Kelompok 9

Fitriya Alfi ( 22001091096)

Laila Rahmawanti (22001091054)

Ham Sasono Yakfi (21701091051)

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


UNIVERSITAS ISLAM MALANG
TAHUN AKADEMIK 2020\202
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah filsafat ilmu
administrasi tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada junjungan kita
nabi besar Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan kelak syafa'at nya di yaumul kiamah.

Penulisan makalah berjudul "Iman Kepada Nabi Dalam Kehidupan” dapat


diselesaikan karena bantuan dari banyak pihak. Kami berharap makalah ini dapat memberi
manfaat bagi semua pihak untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam pembahasan
kami, khususnya bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama


pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demipenyempurnaan
makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
memberi manfaat..

Penyusun

Kelompok 9

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


Daftar Isi .................................................................................................................................. iii
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 5
1.3. TUJUAN ......................................................................................................................... 5
BAB II........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
2.1 Pengertian dari Nabi dan Rosul........................................................................................ 6
Persamaan Nabi dan Rosul..................................................................................................... 6
2.2 Sifat-sifat dan tugas Rosul................................................................................................ 7
2.3 Mukjizat para Nabi dan Rosul.......................................................................................... 9
2.4 Pengertian dari „Ulul Azmi, dan Rosul-rosul yang memiliki gelar „Ulul Azmi ............ 15
2.5. Mengimani para Nabi secara teoritis dan praktis .......................................................... 17
BAB III .................................................................................................................................... 21
KESIMPULAN ........................................................................................................................ 21
3.1 KESIMPULAN .............................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia merupakan makhluk Alloh yang paling sempurna karena Alloh telah
melengkapi manusia dengan akal pikiran. Namun dengan akalnya yang terbatas manusia
senantiasa berselisih, mendengki, bermusuhan, dan bertikai sehingga tidak mampu membuat
pedoman hidup yang dapat membawa mereka bahagia di dunia dan akherat. Itulah sebabnya
Alloh mengutus para Rosul untuk memperbaiki kehidupan umat manusia dan membimbing
hamba-Nya yang lain menuju jalan yang diridhoi-Nya. Tugas mereka sangat berat dan hanya
hamba-hamba Alloh terpilih saja yang sanggup melakukan hal tersebut atas izin-Nya.
Iman kepada Rasul adalah salah satu rukun iman yang ke empat. Oleh karena itu
sebagai orang muslim harus meyakini dengan sepenuh hati bahwasanya Allah telah mengutus
rasul-rasul-Nya kepada ummat manusia pada setiap zaman untuk mengarahkan manusia
kejalan yang benar. Para Rasul adalah hamba-hamba Allah, dimuliakan Allah dengan diutus
sebagai Rasul dan disifati Allah sebagai hamba yang paling tinggi kedudukannya. Allah
memilih manusia yang menjadi pilihannya untuk bertugas menyampaikan ajaran- ajaran
kebenaran dan aturan Allah swt. guna keselamatan manusia dunia dan akhirat. Untuk
meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Nabi dan Rosul?
2. Apa sifat-sifat dan tugas Rosul?
3. Apa saja mukjizat para Nabi dan Rosul?
4. Apa pengertian dari „Ulul Azmi, dan siapakah Rosul-rosul yang memiliki gelar „Ulul
Azmi?
5. Bagaimana cara mengimani para Nabi secara teoritis dan praktis?

1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari Nabi dan Rosul
2. Untuk mengetahui sifat-sifat dan tugas Rosul
3. Untuk mengetahui mukjizat dari para Nabi dan Rosul
4. Untuk mengetahui pengertian dari „Ulul Azmi, dan mengetahui Rosul-rosul yang
memiliki gelar „Ulul Azmi
5. Untuk mengetahui cara mengimani para Nabi secara teoritis dan praktis.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari Nabi dan Rosul

Secara etimologi, kata 'Nabi' berasal dari kata 'naba' yang berarti 'dari tempat yang
tinggi'. Sementara itu, pengertian Nabi secara umum ialah Hamba Allah SWT yang mendapat
kepercayaan berupa wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri.Jadi, wahyu yang
diturunkan kepada Nabi kemudian tidak disampaikan kepada umatnya. Tetapi, wahyu yang
didapat Nabi tersebut diamalkan oleh dirinya sendiri dan tidak ada kewajiban menyampaikan
kepada umat atau kaumnya.
Sementara kata 'rasul' berasal dari kata 'risala' yang berarti 'penyampaian'. Rasul
adalah seseorang yang diberikan wahyu dan kepercayaan oleh Allah SWT, yang kemudian
diamalkan dan berkewajiban menyampaikan wahyu tersebut kepada umat-Nya.

Persamaan Nabi dan Rosul


 Pertama, Nabi dan Rasul adalah utusan Allah kepada siapa wahyu diberikan. Yang
didasarkan pada firman Allah SWT di QS. Haji AL: 52
 Setiap Nabi dan Rasul yang dikirim oleh Allah adalah laki-laki karena Al-Qur'an juga
menjelaskan bahwa tidak ada Nabi dan Rasul wanita.
 Ketika Nabi dan Rasul dilahirkan ke dunia sampai kematiannya, dia tidak memiliki
sifat tercela karena nabi dan rasul memiliki sifat yang diselamatkan dari dosa.
 Shiddiq atau benar, yang berarti bahwa semua kegiatan atau hal yang dilakukan oleh
Nabi dan Rasul adalah benar.
 Dapat dipercaya atau amanah untuk memberikan wahyu yang diterima Nabi dan
Rasul dapat dipercaya.
 Cerdas atau fathonah yang berarti bahwa Nabi dan Rasul adalah makhluk pintar dan
cerdas dalam menyampaikan hukum Islam.
 Menyampaikan atau tabligh yang berarti bahwa Nabi dan Rasul diutus oleh Allah
SWT untuk memberikan wahyu kepada umat-Nya.

6
Perbedaan Nabi dan Rosul

Untuk jumlah Nabi dan Rasul ada yang berpendapat, jumlah Nabi sebanyak 124 ribu
orang, sedangkan jumlah Rasul ada 312. Namun, dalam Al-Qur'an hanya ada beberapa nama
Nabi dan Rasul yang disebutkan, seperti penjelasan yang tercantum dalam surat Al-Ghafir
ayat 787 berikut: "Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di
antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak
Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat
melainkan dengan seizin Allah." (Qs. Al-Ghafir: 787).
Sementara itu, terdapat 25 Nabi dan Rasul dalam Al-Qur'an dan Hadits yang wajib
dipercayai setiap Muslim. Nabi dan Rasul yang perlu diketahui antara lain: Adam AS, Idris
AS, Nuh AS, Hud AS, Saleh AS, Ibrahim AS, Luth AS, Ismail AS, Ishak (Ishaq) AS, Yaqub
AS, Yusuf AS, Syu'aib AS, Ayyub AS, Dzulkifli AS, Musa AS, Harun AS, Daud AS,
Sulaiman AS, Ilyas AS, Ilyasa' AS, Yunus AS, Zakaria AS, Yahya AS, Isa AS, Muhammad
SAW.

2.2 Sifat-sifat dan tugas Rosul

 Sifat-Sifat Rosul
Sifat-Sifat Rasul-Rasul Allah. Sebagai utusan Allah untuk menyampaikan wahyu
kepada umat, rasul memiliki sifat-sifat mulia dan agung. Sifat utama yang dimiliki itu adalah
sidik, amanah, tablig dan fatanah.
a. Sidik
artinya benar atau jujur. Artinya setiap rasul mempunyai sifat jujur dalam menyatakan
suatu yang benar atau salah. Kejujuran itu dilakukan semata-mata karena ketaatannya
kepada Allah Swt dan kecintaannya kepada umat manusia ungkapan yang
dikatakannya tidak ada yang dusta atau mengandung hal-hal yang akan mencelakakan
manusia. Kejujuran inilah yang menyebabkan rasul dapat dipercaya umatnya.
b. Amanah
maksudnya ialah kepercayaan yang dilimpahkan Allah Swt kepada rasul untuk
menjadi penuntun manusia. Tak ada seseorang rasul pun yang berkhianat karena sifat
khianat bertentangan dengan kedudukannya sebagai makhluk yang mulai dan utama.
c. Tabligh
berarti menyampaikan. Maksudnya rasul itu menyampaikan segala sesuatu yang
diperintahkan Allah Swt untuk disampaikan kepada umat. Tidak ada satu pun yang

7
disimpan atau disembunyikan (kitman) , meskipun hal yang disampaikan itu pahit
didengar orang.
d. . Fathanah
artinya bijaksana. Seorang rasul harus memiliki sifat Fatanah sehingga ia akan mampu
melaksanakan tugas dengan baik dan menyelesaikan setiap persoalan dengan baik
pula. Tugas Rasul-Rasul Allah.
 Tugas-Tugas Rosul
a. Mentauhidkan Allah Swt
Sebagai Tuhan bagi seluruh makhluk yang ada di atas dunia. Rasul memiliki tugas
untuk menjelaskan kebesaran Allah Swt di dalam berbagai aspeknya, termasuk
mengenai ketinggian kadarNya, kekuasaan-Nya, kemuliaan-Nya, dan iradah-Nya.
Rasul bertugas untuk menegaskan tentang kepercayaan manusia yang benar yaitu
hanya mengabdi pada Tuhan (tauhid) . Allah Swt berfirman : ‫سى ٍل‬ ُ ‫س ْلٌَا ِه ْي قَ ْبلِلَ ِه ْي َز‬
َ ‫َو َها أَ ْز‬
َٰ
ِ ‫ىحي إِلَ ْي ِه أًَاهُ ََّل إِلَهَ إِ اَّل أًََا فَا ْعبُد‬
‫ُوى‬ ِ ًُ ‫ إِ اَّل‬Anda belum mahir membaca Qur'an? Ingin Segera
Bisa? Klik disini Sekarang! “Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum
kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan ( yang
hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”.” (QS. Al-
Anbiya : 25)
b. Memberikan kabar baik (basyir) dan ancaman kepada masingmasing umatnya.
Kabar baik dan ancaman tersebut, ditujukan untuk mengajak manusia supaya
memiliki moral yang baik, akhlak mulia, dan hidup beradab. Firman Allah Swt : ‫إِ اًا‬
‫ِيسا ۚ َو ِإ ْى ِه ْي أ ُ اه ٍة ِإ اَّل خ َََل فِي َها ًَرِيس‬
ً ‫ِيسا َوًَر‬ ِ ّ ‫س ْلٌَاكَ ِب ْال َح‬
ً ‫ق بَش‬ َ ‫“ أ َ ْز‬Sesungguhnya Kami mengutus kamu
dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan. dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang
pemberi peringatan”. (QS. Al-Fatir : 24).
c. Menerjemahkan pesan-pesan Allah
Firman Allah Swt : َ‫س ْلٌَاكَ ِإ اَّل َزحْ َوةً ِل ْلعَالَ ِويي‬
َ ‫“ َو َها أَ ْز‬Dan Tiadalah Kami mengutus
kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (QS. Al-Anbiya : 107)
Pesan-pesan itu kemudian dirumuskan dalam bentuk aturan-aturan kehidupan
manusia untuk dijadikan sebagai pedoman hidup dalam memelihara manusia dari hal-
hal yang merugikan diri sendiri. Aturanaturan itu merupakan hukum dari Allah yang
harus ditaati baik yang terkait dengan aturan pergaulan dengan sesama
manusia (muamalah) , perkawinan (munakahat), pidana (jinayah) maupun aturan
lainnya.
8
d. Menjelaskan cara-cara kepada manusia untuk memuliakan dan membesarkan Allah
Swt
Dalam bentuk kegiatan ibadah dan menjauhi larangan Allah serta perbuatan jahat.
Rasul juga menjelaskan tentang pahala dan dosa. ‫ىب ْال َو ْىتُ إِذْ قَا َل‬ َ ‫ش َهدَا َء إِذْ َح‬
َ ُ‫ض َس يَ ْعق‬ ُ ‫أ َ ْم ُم ٌْت ُ ْن‬
ِ ‫ِين َوإِ ْس َوا ِعي َل َوإِ ْس َحاقَ إِ َٰلَ ًها َو‬
َ‫احدًا َوًَحْ يُ لَهُ ُه ْس ِل ُوىى‬ َٰ َٰ
َ ‫ِلبٌَِي ِه َها ت َ ْعبُد ُوىَ ِه ْي بَ ْعدِي قَالُىا ًَ ْعبُد ُ إِلَ َهلَ َوإِلَهَ آبَائِلَ إِب َْساه‬
“Adakah kamu hadir ketika Ya‟qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata
kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” mereka menjawab:
“Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan
Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”.
(QS. Al-Baqarah : 133)
e. Menyeru pada umat untuk beriman kepada Allah tanpa pengkultusan terhadap para
rasul itu.
f. Mengajarkan seluruh umat agar senantiasa mempelajari kitab suci yang diturunkan
kepada rasul sebagai pedoman .

2.3 Mukjizat para Nabi dan Rosul


Bagi umat Islam, nabi dan rasul merupakan sosok yang dijadikan suri teladan. Semua
tingkah laku nabi maupun rasul pantas dijadikan contoh setiap manusia dalam menjalani
kehidupan sehari-hari. Berikut merupakan mukjizat dari para nabi dan rasul:
1. Nabi Adam
Nabi Adam merupakan nabi pertama sekaligus manusia pertama yang Allah ciptakan.
Sebelumnya, Nabi Adam tinggal di surga dengan pasangannya, Hawa. Namun, atas bujukan
iblis, Adam dan Hawa memakan buah khuldi yang telah dilarang oleh Allah. Meski telah
bertobat, Allah tetap memerintahkan mereka turun ke bumi. Beberapa mukjizat Nabi Adam
adalah:
 Menjadi khalifah pertama di bumi.
 Diajarkan oleh Allah segala hal tentang nama benda dan makhluk di bumi.
 Memiliki umur yang panjang dan bisa memberikan 40 tahun untuk Nabi Daud.
Memiliki tinggi 60 hasta.
 Dikaruniai keturunan kembar berpasang-pasangan.

9
2. Nabi Idris
Nabi Idris adalah keturunan keenam Nabi Adam yang terkenal dengan kecerdasannya.
Banyak pesan kebaikan yang disampaikan Nabi Idris, seperti nasihat untuk menjadikan salat
jenazah sebagai penghormatan, untuk selalu bersyukur, menghindari hasad dan dengki,
melarang menumpuk harta yang tak bermanfaat, dan mematuhi perintah Allah dengan ikhlas,
baik dalam salat, berpuasa, dan amalan lainnya. Nabi Idris memiliki mukjizat sebagai berikut:
 Memiliki kecerdasan mengamati fenomena alam dan mengartikan wahyu Allah.
 Manusia pertama yang bisa membaca dan menulis.
 Manusia pertama yang bisa menjahit pakaian, Nabi Idris bisa menggunakan pakaian
yang terindah sementara saat itu orang-orang masih menggunakan kulit binatang.
 Nabi Idris pernah merasakan sakaratul maut dan dihidupkan kembali atas izin Allah.
 Pernah melihat surga dan neraka.
3. Nabi Nuh
Nabi Nuh adalah salah satu di antara nabi yang masuk golongan Ulul Azmi. Semasa
dakwahnya, Nabi Nuh menerima banyak tantangan dan penolakan, termasuk dari anak dan
istrinya Ketika kaumnya tetap bertindak zalim, Allah pun membinasakan mereka dalam
banjir besar. Namun, Nabi Nuh juga mendapatkan mukjizat, yakni mampu membuat perahu
dengan ukuran panjang 300 hasta dan 50 hasta. Setiap makhluk baik manusia maupun
binatang yang ada di perahu tersebut selamat dari banjir.
4. Nabi Hud
Nabi Hud diutus Allah bagi kaum 'Ad, kaum yang ahli membuat menara namun
senang melakukan kemaksiatan dan menghamburkan harta. Kaum 'Ad terus mengingkari
dakwahnya hingga akhirnya Nabi Hud berdoa pada Allah. Allah kemudian menurunkan badai
dengan awan yang penuh petir yang membinasakan kaum 'Ad. Mukjizat Nabi Hud antara
lain:
 Mampu menurunkan hujan atas izin Allah, kala itu kaum 'Ad dilanda kekeringan
hingga tanaman mati dan tak ada sumber air.
 Selamat dari badai petir yang dahsyat
5. Nabi Shaleh
Sekitar kurun waktu 200 tahun, Allah mengutus Nabi Sholeh untuk kaum Tsamud
yang masih merupakan keturunan dari kaum 'Ad. Satu di antara mukjizat Nabi Shaleh adalah
memunculkan unta betina yang hamil 10 bulan dari batu besar yang terbelah. Kejadian itu
membuat sebagian kaum Tsamud menerima dakwah Nabi Shaleh dan menjadi pengikutnya.

10
Namun, sebagian lagi masih ingkar, bahkan membunuh unta yang menjadi mukjizat tersebut.
Setelah berhasil membunuh unta, Allah pun membinasakan mereka dengan hantaman petir di
malam hari.
6. Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim merupakan satu di antara nabi yang kisahnya banyak diceritakan dalam
Al-Qur'an. Mulai bagaimana Nabi Ibrahim menemukan Tuhan, melawan kedzaliman Raja
Namrud, hingga kisahnya dengan kedua anaknya yakni Ismail dan Ishaq. Nabi Ibrahim juga
memiliki mukjizat antara lain:
 Tetap hidup meski dibakar dengan api.
 Menyaksikan burung dihidupkan kembali.
 Mengubah pasir menjadi makanan.
 Memiliki anak saat usia 99 tahun.
7. Nabi Luth
Nabi Luth merupakan keponakan dari Nabi Ibrahim. Dia diutus Allah untuk
berdakwah kepada kaum Sodom, kaum yang rusak dan terkenal dengan perilaku seks sesama
jenis. Dakwah Nabi Luth pun ditentang oleh mereka. Sesaat setelah mereka mengusir Nabi
Luth, Allah membinasakan mereka dengan bencana gempa bumi dan angin kencang.
8. Nabi Ismail
Nabi Ismail merupakan anak Nabi Ibrahim dan istrinya, Hajar. Satu di antara mukjizat
Nabi Ismail masih bisa kita lihat hingga sekarang, yakni air zamzam. Nabi Ismail juga sempat
menerima perintah Allah untuk disembelih oleh ayahnya sendiri. Namun, ketika Nabi
Ibrahim mengeluarkan benda tajam untuk menyembelihnya, Allah menggantikan Nabi Ismail
dengan kambing. Peristiwa itulah yang pada akhirnya menjadi awal mula kurban pada Hari
Raya Iduladha.
9. Nabi Ishaq
Nabi Ishaq merupakan anak dari Nabi Ibrahim dengan Sarah. Dia lahir 14 tahun
setelah Nabi Ismail. Dia juga selalu mengikuti ayahnya dalam berdakwah. Dalam Al-Qur'an
disebutkan Nabi Ishaq adalah hamba yang memiliki ilmu, akhlak, dan perbuatan yang baik.
Dari keturunannya lahir nabi-nabi yang berasal dari Bani Israil.
10. Nabi Yaqub
Nabi Yakub merupakan anak Nabi Ishaq. Dalam beberapa riwayat, Nabi Yaqub
digambarkan sebagai sosok yang memiliki karakter kuat dan keimanan luar biasa. Bahkan

11
sebelum Nabi Yaqub wafat dan terbaring lemah pun, dia berwasiat kepada para putra untuk
tetap menjalankan perintah Allah.
11. Nabi Yusuf
Nabi Yusuf merupakan anak Nabi Yaqub. Dia pernah mendapat mimpi di mana
bulan, matahari, dan bintang bersujud padanya. Sejak itulah, Nabi Yaqub mengetahui bahwa
putranya akan menjadi orang besar. Nabi Yusuf juga memiliki mukjizat antara lain:
 Memiliki paras yang tampan. Bahkan dalam kisahnya, para wanita pernah mengiris
jarinya sendiri saat terpesona dengan ketampanan Nabi Yusuf.
 Mampu menafsirkan mimpi. Nabi Yusuf perah menafsirkan mimpi Raja dan
akhirnya diangkat sebagai pejabat di Mesir.
12. Nabi Ayub
Nabi Ayub adalah seorang nabi yang memiliki banyak harta, keturunan, dan
berakhlak mulia. Meski begitu, Nabi Ayub tak pernah sombong dan terus berbuat baik. Allah
pun menguji Nabi Ayub dengan cobaan yang berat. Dia kehilangan harta, anak-anaknya, dan
menderita penyakit kulit. Namun, dalam kondisi tersebut Nabi Ayub tetap bersabar dan
berserah diri pada Allah. Beberapa mukjizat Nabi Ayub antara lain:
 Memiliki kesabaran yang luar biasa.
 Mampu mengeluarkan air dari tanah yang bisa menyembuhkan penyakitnya.
13. Nabi Syuaib
Nabi Syuaib diutus Allah pada kaum Madyan, kaum yang suka menipu dan membangkang.
Lantaran tetap ingkar dan tak mengikuti Nabi Syuaib, maka Allah memberikan ujian berupa
badai panas, mendatangkan awan hitam, hingga gempa bumi yang membinasakan.
14. Nabi Musa
Nabi Musa merupakan Nabi yang memerangi Raja Firaun yang tamak. Dia mempimpin Bani
Israil agar menyembah Allah. Atas izin Allah, Nabi Musa juga memiliki mukjizat antara lain:
 Mampu menghidupkan orang mati.
 Memiliki tongkat yang bisa berubah menjadi ular.
 Mampu membelah laut Merah.
 Dianugerahi Kitab Taurat yang berisi tentang 10 firman Allah bagi Bani Israil.
15. Nabi Harun
Kisah Nabi Harun sering dikaitkan dengan kisah Nabi Musa. Nabi Harun merupakan seorang
nabi yang dikaruniai kemampuan bahasa yang sangat baik. Nabi Harun juga berjuang untuk
memberantas berhala yang dipimpin oleh Samiri, tukang sihir dari kerajaan milik Firaun.

12
16. Nabi Dzulkifli
Nabi Dzulkifli merupakan nabi yang tinggal Irak. Tak banyak kisah yang menceritakan Nabi
Dzulkifli, namun dia dikenal tetap tegar mengajarkan untuk menyembah Allah meski sempat
mendapat siksaan, dirantai, hingga dipenjara.
17. Nabi Daud
Nabi Daud merupakan keuturunan Nabi Ibrahim ke-12. Nabi Daud menjadi raja setelah
terbunuhnya raja Thalut. Beberapa di antara mukjizat Nabi Daud adalah:
 Dianugerahi kitab Zabur.
 Memiliki suara yang merdu.
 Saat Nabi Daud membaca kitab Zabur, suaranya mampu membuat orang sakit
menjadi sembuh, membuat air dan angin menjadi tenang, hingga bukit-bukit turut
memuji Allah.
18. Nabi Sulaiman
Nabi Sulaiman adalah satu di antara nabi yang terkenal sebagai raja yang kaya dan memiliki
kekuasaan yang besar. Atas izin Allah, Nabi Sulaiman juga memiliki mukjizat antara lain:
 Memiliki kekayaan yang berlimpah. Bahkan dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa
istana Nabi Sulaiman sangat luas dan bertabur batu mulia.
 Dapat berbicara dengan binatang.
 Mampu menundukkan angin.
 Memiliki bala tentara dari kalangan manusia, jin, dan hewan.
 Mengalirkan tembaga dari perut bumi.
19. Nabi Ilyas
Masih di kalangan bani Israel, Nabi Ilyas menghadapi kaum yang gemar menyembah berhala
bernama Ba'al. Meski telah menerima dakwah dari Nabi Ilyas, mereka tetap ingkar hingga
Allah pun menurunkan azab berupa kekeringan yang panjang.
20. Nabi Ilyasa
Nabi Ilyasa adalah anak angkat dari Nabi Ilyas. Nabi Ilyasa diberikan tugas untuk
melanjutkan dakwah dari sang ayah untuk Bani Israil. Satu di antara mukjizat Nabi Ilyasa
adalah menghidupkan orang mati atas izin Allah.
21. Nabi Yunus
Nabi Yunus adalah nabi yang diutus untuk menyadarkan kaum Assyira penyembah berhala di
kota Niniwe. Ketika menaiki kapal bersama pengikutnya, awan hitam dan badai besar terjadi.
Para penumpang kapal pun mengorbankan Nabi Yunus dan menenggelamkannya ke laut.

13
Meski sempat ditelan paus, Allah tetap menyelamatkan Nabi Yunus. Hal inilah yang menjadi
satu di antara mukjizat Nabi Yunus.
22. Nabi Dzakaria
Nabi Dzakaria merupakan keturunan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman. Tak banyak kisah
mengenai Nabi Dzakaria, namun menurut beberapa riwayat, Nabi Dzakaria juga memiliki
sikap yang rendah hari dan selalu bersyukur kepada Allah. Seperti Nabi Ibrahim, Nabi
Dzakaria mendapat keturunan saat usianya tak lagi muda.
23. Nabi Yahya
Nabi Yahya adalah putra dari Nabi Dzakaria. Dia disebut sebagai salah seorang yang benar
terhormat dan suci. Allah menganugerahi Nabi Yahya dengan kemampuan untuk mengetahui
syariat. Nabi Yahya merupakan seorang yang sangat rajin dan gemar membaca. Sejak kecil,
Nabi Yahya sudah bisa memutuskan perkara dan mencari jalan keluar untuk segala persoalan.
24. Nabi Isa
Nabi Isa adalah nabi yang tak memiliki ayah dan lahir dari seorang wanita suci bernama
Maryam. Beberapa mukjizat Nabi Isa antara lain:
 Bisa berbicara saat bayi.
 Menghidupkan burung dari tanah liat.
 Menghidupkan orang yang sudah mati.
 Menyembuhkan orang buta dan penyakit sopak.
 Menurunkan hidangan dari langit.
 Dianugerahi kitab Injil.
25. Nabi Muhammad
Nabi Muhammad merupakan nabi terakhir sekaligus penutup. Tak ada lagi nabi lain setelah
Nabi Muhammad wafat. Ketika kelahiran Nabi Muhammad, banyak peristiwa besar terjadi,
seperti runtuhnya berhala dekat Ka'bah dan padamnya api yang disembah oleh kaum Majusi.
Nabi Muhammad SAW memiliki mukzijat, antara lain:
 Mukjizat terbesar adalah Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam.
 Mampu membelah bulan.
 Mengalirkan air dari jemari tangannya.
 Mampu menurunkan hujan.
 Di atasnya selalu dinaungi awan.
 Melakukan perjalanan ke Sidratul Muntaha saat Isra Miraj, dan masih banyak

14
2.4 Pengertian dari „Ulul Azmi, dan Rosul-rosul yang memiliki gelar „Ulul Azmi

Pengertian Ulul Azmi adalah sebuah gelar khusus yang diberikan pada beberapa nabi
serta rosul yang mempunyai ketabahan serta tingkat kesabaran yang sangat luar biasa,
khususnya saat mereka sedang menjalankan dakwah dalam menyebarkan agama Islam.
Istilah Ulul Azmi sendiri berasal dari dua kata, yaitu ulul dan azmi. Arti dari kata ulu atau uli
yaitu memiliki. Sedangkan azmi berarti tekad atau keteguhan hati yang kuat. Maka bisa
dikatakan jika arti dari Ulul Azmi yaitu seorang yang memiliki ketabahan, kesabaran dan
keuletan yang luar biasa dalam menjalankan tugas sucinya sebagai rasul, meskipun harus
menghadapi berbagai rintangan berat di depannya. Allah SWT menetapkan ke 5 Nabi dan
Rasul Ulul Azmi, tepatnya pada QS. Al-Ahzab ayat 7 dengan arti: “Dan (ingatlah) ketika
Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (Muhammad), dari Nuh, Ibrahim,
Musa, dan Isa putera Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang
teguh.” (Q.S. Al-Ahzab ayat 7). Berikut merupakan 5 nabi yang mendapat julukan Ulul
Azmi:

1. abi Nuh AS

Nabi Nuh AS adalah yang pertama mendapatkan wahyu dan wajib menyampaikannya
pada umatnya. Nabi Nuh AS mendapat gelar Ulul Azmi karena kesabaran dan ketabahan
beliau saat menyebarkan agama islam, meski banyak ditentang dan dihina. Hal ini menjadi
bukti bahwa Nabi Nuh AS termasuk golongan Nabi yang sangat tabah serta sabar untuk
berdakwah menyampaikan risalah Islam. Meski bertahun-tahun, Nabi Nuh AS berhenti
menyeru untuk keluarganya sendiri, kerabat terdekatnya serta kaumnya saat itu, anak Nabi
Nuh AS yang bernama Kan‟an dan istrinya menentang ajaran Nabi Nuh AS. Kaum Nabi Nuh
AS sendiri yang merupakan salah satu generasi terkeji yang pernah hidup dalam sejarah
manusia, menimbulkan kezaliman dan selalu menentang ajaran Nabi Nuh AS. Berdasar
sejarah, kekejian kaum tersebut masih diwariskan pada generasi selanjutnya secara turun-
temurun. Ketika ajaran Nabi Nuh AS sudah ditentang oleh kaumnya, Nabi Nuh AS berdo‟a
supaya kaumnya diberi petunjuk, dan apabila mereka tetap ingkar, maka janji Allah SWT
pasti akan datang, yaitu azab yang sangat pedih. Dalam sekejap, Allah SWT mengabulkan
doa Nabi Nuh AS, berupa azab banjir bah yang menenggelamkan seluruh isi bumi kecuali

15
yang ada di dalam bahtera Nabi Nuh AS. Hingga setelah 7 hari 7 malam akhirnya air surut,
dan yang ada di dalam bahtera Nabi Nuh AS dengan izin Allah SWT semuanya selamat.
2. Nabi Ibrahim AS

Nabi Ibrahim AS dikenal sebagai ayah dari para Nabi. Nabi Ibrahim AS dihormati
pemeluk tiga agama, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi. Nabi Ibrahim AS yang membangun
Ka‟bah di Makkah. Keyakinan yang kuat terhadap Islam dimulai dari pencariannya terhadap
Tuhan. Dirinya tidak bisa terima pada orang-orang yang menyembah berhala di bawah
pimpinan raja Namruj. Sehingga Nabi Ibrahim AS dibakar hidup-hidup oleh raja Namruj.
Akan tetapi, Allah SWT memberi mukjizat pada beliau untukselamat dari kobaran api
tersebut.

3. Nabi Musa AS

Nabi Musa AS hidup pada zaman kerajaan Firaun. Pada zaman tersebut, semua
manusia harus tunduk dan menyembah Firaun. kecuali Nabi Musa AS dan pengikutnya.
Dengan tabah dan berani, Nabi Musa AS menyampaikan ajaran yang benar, yaitu agama
Islam. Meski banyak cobaan yang Nabi Musa AS dan pengikutnya terima, menjadi bukti
Nabi Musa AS bisa mendapatkan gelar Ulul Azmi. Salah satu mukjizat Nabi Musa AS yang
terkenal yaitu tongkatnya bisa berubah menjadi ular saat diajak adu tanding oleh penyihir-
penyihir Firaun. Bahkan, tongkat Nabi Musa AS bisa membelah laut merah saat Nabi Musa
AS dan pengikutnya dikejar raja Firaun yang hendak membunuhnya.

4. Nabi Isa AS

Nabi Isa AS merupakan satu-satunya Nabi yang dilahirkan tanpa ayah. Saat itu ibunya
yang bernama Siti Maryam mendapat banyak fitnah dari kaum Yahudi. Kemudian, di tengah
cacian dan hinaan yang diberikan, Nabi Isa AS yang masih bayi seketika diberi mukjizat agar
mampu berbicara dan menjelaskan apa yang terjadi. Nabi Isa AS adalah satu dari Nabi yang
mendapat gelar Ulul Azmi karena tabah dan sabar selama menyebarkan ajaran agama Islam.
Hhal tersebut dibuktikan saat Nabi Isa AS dituduh sebagai penista kaum Yahudi. Hingga tiba
di mana muridnya berkhianat dan hendak dibunuh oleh bangsa Romawi. Nabi Isa tetap
mendoakan mereka supaya diberi petunjuk Allah SWT.

16
Mukjizat Nabi Isa AS yang tidak kalah terkenal yaitu dapat menghidupkan orang mati, dapat
membentuk burung hidup dari tanah liat, mampu menurunkan makanan dari langit, serta
mukjizat yang paling besar yaitu kitab Injil.

5. Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW merupakan nabi dan rasul terakhir, sekaligus sebagai penutup
nabi terdahulu. Nabi Muhammad SAW menyempurnakan ajaran-ajaran islam dan diberi
mukjizat yaitu Al-Qur‟an. Mukjizat tersebut menjadi pedoman utama kehidupan manusia
hingga saat ini. Ada peristiwa Isra Mi‟raj yang membawanya bertemu pada Allah SWT, serta
dari peristiwa tersebut akhirnya turun perintah untuk melaksanakan 5 waktu sholat.
Dakwahnya bukan tanpa halangan. Nabi selalu mengalami hinaan dan cacian dari kaum Kafir
Quraisy karena dianggap menyebarkan ajaran yang bertentangan dengan tradisi. Meski
begitu, Allah selalu memberi pertolongan dan keselamatan untuk Nabi Muhammad SAW dan
pengikutnya. Hingga dengan ketabahan dan kesabaran beliau, maka disematkanlah gelar Ulul
Azmi.

2.5. Mengimani para Nabi secara teoritis dan praktis

Allah Ta‟ala berfirman (yang artinya): ”Telah berkata orang-orang A‟raab (Arab
gunung/Arab badui, saat baru masuk Islam): ”kami telah beriman”. Sampaikanlah (wahai
Muhammad): kalian masih belum beriman, namun katakanlah bahwa, kami telah berislam.
Karena sebenarnya iman masih belum masuk kedalam hati kalian…” (QS. Al-Hujuraat: 14).
Hasil dari tadabbur dan perenungan terhadap kandungan firman Allah diatas, bisa
disimpulkan bahwa, keimanan itu mempunyai dua sisi atau aspek, dimana satu sama lain
saling melengkapi dan menyempurnakan:

 Pertama: Aspek keimanan akal pikiran yang berupa pemahaman keilmuan dan
pembenaran logika yang bersifat teoritis (iman „aqli ‟ilmi nadzari). Yakni berupa
penguasaan pemahaman teoritis terhadap prinsip-prinsip keimanan dan aqidah Ahlus
Sunnah wal Jama‟ah berdasarkan Al-Qur‟an dan As-Sunnah. Seperti pemahaman,
penerimaan dan pembenaran secara logika terhadap enam rukun iman dengan segala
rincian kandungannya. Nah, keimanan tahap atau jenis inilah yang baru dimiliki oleh
orang-orang A‟raab itu saat baru pertama kali masuk Islam. Yakni keimanan yang
baru sebatas pengakuan dan penerimaan secara logika dan akal pikiran terhadap
kebenaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‟alaihi wasallam.

17
Dan aspek teoritis inilah yang akan menghasilkan keimanan atau aqidah yang benar
(iman shahih atau aqidah shahihah). Dimana dengan bekal dan perisai aspek
keimanan dan aqidah teoritis ini, seorang mukmin atau mukminah akan mampu
bertahan dan membentengi diri sehingga tidak mudah terpengaruh dan terkontaminasi
oleh beragam bentuk penyimpangan pemikiran dan ideologi yang ada. Bahkan
dengannya pula ia akan mampu melawan arus berbagai syubhat ideologi dan serangan
pemikiran yang selalu datang silih berganti. Disamping penyimpangan aqidah dalam
aspek teoritisnya ini pulalah yang umumnya memunculkan kelompok-kelompok
Islam sempalan dan firqah-firqah menyimpang sejak awal sejarah Islam sampai
sekarang dan sampai seterusnya.

 Kedua: Aspek keimanan yang berupa keyakinan dan rasa hati yang bersifat praktis
serta menghasilkan amal nyata (iman qalbi dzauqi ‟amali). Dan aspek keimanan
praktis inilah yang akan membuahkan iman atau aqidah yang kokoh dan kuat (iman
qawiy atau ‟aqidah qawiyyah). Jika aspek pertama berbicara tentang ilmu dan teori
keimanan, maka aspek kedua ini tentang rasa (dzauq), buah, pengaruh dan bukti
keimanan. Sehingga disamping wajib diketahui bingkai ilmu dan teorinya, tidak kalah
pentingnya keimanan juga harus bisa dirasakan buah lezat dan manisnya serta
dibuktikan hasil dan pengaruh positifnya, baik dalam sifat, karakter, pola pikir,
prilaku, sikap dan lain-lain pada diri pribadi setiap individu muslim dan muslimah,
maupun dalam pergaulan kehidupan umum dengan berbagai aspeknya di tengah-
tengah masyarakat.

Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata,“Iman bukanlah hanya angan–angan


belaka, juga bukan sekadar hiasan semata! Namun ia adalah keyakinan kuat yang
terhunjam dalam hati, dan dibuktikan dengan amal”. Diriwayatkan pula bahwa,
seseorang pernah bertanya kepada Imam Al-Hasan Al Bashri rahimahullah,”Wahai
Abu Sa‟id! Adakah Anda seorang mukmin ?” Beliau menjawab, ”Iman itu ada dua
macam. Jika yang kamu tanyakan adalah iman (secara teoritis) kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, Surga, Neraka, Hari
Berbangkit dan Hari Penghisaban, maka aku adalah orang yang beriman kepada itu
semua. Namun jika yang kamu tanyakan adalah tentang firman Allah (dalam QS Al-
Anfaal : 2-4), maka demi Allah aku tidak tahu apakah aku benar-benar sudah
termasuk dalam kategori mereka ataukah belum”. Berikut merupakan gambaran

18
umum dan global tentang dua aspek keimanan di dalam Islam, yang wajib
diwujudkan, direalisasikan dan dipenuhi secara proporsional oleh setiap orang
beriman. Tidak boleh salah satunya saja tanpa yang lainnya. Karena pemaduan antara
keduanyalah yang akan menghasilkan aqidah atau iman yang haq (QS. Al – Anfaal 8 :
4 & 74) atau iman yang shadiq itu (QS. Al – Hujurat 49 : 15).

Tentang enam rukun iman seperti; Seseorang telah memiliki tingkat keimanan yang
baik secara teoritis dan normatif jika ia telah menguasai dan memahami dengan benar
prinsip-prinsip dasar masing-masing rukun berikut penjabarannya minimal secara
global, berdasarkan kaidah-kaidah keimanan yang disepakati oleh para imam dan
ulama Ahlus Sunnah Waljamaah. Tentu saja syarat utamanya, bahwa pemahaman dan
penguasaan teoritis tersebut harus didasarkan pada sikap pengakuan, penerimaan dan
pembenaran dari yang bersangkutan. Itulah aspek ilmu teoritis dari keimanan terhadap
enam rukun iman di dalam Islam. Terdapat aspek rasa yang bersifat praktis dari
keimanan terhadap keenam rukun, adalah ketika seseorang telah bisa mendapatkan,
merasakan dan menikmati secara riil buah manis dan pengaruh positif dari
keimanannya itu di dalam hati, jiwa dan perasaannya, yang kemudian terekspresikan
dalam sifat, sikap, karakter dan prilaku dalam diri dan kehidupannya, yang serba
positif dan konstruktif. Sehingga orang lainpun juga bisa ikut menangkap dan
merasakan bukti adanya keimanan itu dalam diri yang bersangkutan. Misal rukun
iman yang ke empat yakni Beriman Kepada Rasul-rasul Allah. Iman kepada rasul
berarti meyakini bahwa Allah telah memilih di antara manusia, beberapa orang yang
bertindak sebagai utusan Allah (rasul) yang di tugaskan untuk menyampaikan segala
wahyu yang diterima dari Allah melalui malaikat Jibril, dan menunjukkan mereka
ke jalan yang lurus, serta membimbing umatnya ke jalan yang benar agar selamat di
dunia dan akhirat. Pengertian rasul dan nabi berbeda. Rasul adalah manusia pilihan
yang diberi wahyu oleh Allah untuk dirinya sendiri dan mempunyai kewajiban untuk
menyampaikan kepada umatnya. Sedangkan Nabi adalah manusia pilihan yang diberi
wahyu oleh Allah untuk dirinya sendiri tetapi tidak wajib menyampaikan pada
umatnya. Dengan demikian seorang rasul pasti nabi tetapi nabi belum tentu rasul.
Meskipun demikian kita wajib meyakini keduanya.50 Firman Allah:

Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiaptiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu". Maka di antara umat itu ada

19
orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang
yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
(Q.S. an-Nahl/16: 36)51.

Iman kita terhadap para Nabi dan Rasul itu cukup secara global atau umum saja.
Artinya kita hanya wajib percaya bahwa Allah telah mengutus beberapa Nabi dan
Rasul sebelum Nabi Muhammad, tetapi kita tidak wajib
mengetahui berapa jumlah seluruhnya, siapa namanamanya, dan di mana masing-
masing dari mereka bertugas.52 Firman Allah:
Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah
telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (Q.S. an-Nisa>‟/4: 164)53

20
BAB III
KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

Nabi dan rosul adalah hamba Allah yang luar biasa yang diutus oleh Allah agar
mengajarkan manusia untuk selalu berada pada jalan yang lurus, sehinggaumat manusia bisa
terarah ke jalan yang di ridhoi Allah. Utusan yang diperintahkan Allah mempunyai tantangan
dalam dakwahnya. Bahkan nyawa pun mereka pertaruhkan demi menjaga kesucian agama
Allah yang agung ini.

Allah tidak membiarkan tantangan itu dapat melemahkan mereka, oleh karena sebab
itu Allah menurunkan mukjizat agar para Nabi dan Rasul tetap melanjutkan dakwahnya serta
kuat menghadapi tantangan dari umat. Mulai dari nenek moyang umat manusia yaitu nabi
Adam a.s yang lahir tanpa ayah dan ibu, diciptakan Hawa dari laki-laki tanpa wanita, kecuali
Isa a.syang diciptakan dari wanita tanpa laki-laki (ayah). Hal ini menunjukan tanda bagi
manusia tentang kekuasaan Allah. Peristiwa ini lahirnya Isa a.s diceritakan dalam Alquran.

21
DAFTAR PUSTAKA
Faozan Tri Nugroho. 2021. “Pengertian Nabi Dan Rasul, Persamaan Serta Perbedaannya
Yang Perlu Dipahami,” Bola.com (Bola)
<https://m.bola.com/ragam/read/4467179/pengertian-nabi-dan-rasul-persamaan-serta-
perbedaannya-yang-perlu-dipahami> (diakses pada 8 Mei 2021)

bacaanmadani. 2021. “Sifat Sifat Rasul Allah Dan Tugas Rasul Allah,” Bacaan Madani |
Bacaan Islami Dan Bacaan Masyarakat
Madani<https://www.bacaanmadani.com/2017/08/sifat-sifat-rasul-allah-dan-tugas-
rasul.html> (diakses pada 8 Mei 2021)

Faozan Tri Nugroho. 2021. "Kisah 25 nabi lengkap berserta mukjizatnya," Bola.com, Jakarta.
https://m.bola.com/ragam/read/4415316/kisah-25-nabi-lengkap-beserta-mukjizatnya

Fakhriyan Ardyanto. 2021. "Pengertian Ulul Azmi, Ciri-ciri dan Lima Nabi yang
Mendapatkan Gelar Tersebut," Liputan6.com, Jakarta.
https://m.liputan6.com/hot/read/4448710/pengertian-ulul-azmi-ciri-ciri-dan-lima-nabi-
yang-mendapatkan-gelar-tersebut

(Oleh: KH. Ahmad Mudhofar Jufri). "Antara Iman Teoritis dan Praktis,"
http://stidkiarrahmah.ac.id/artikel-536-
Antara%20Iman%20Teoritis%20dan%20Praktis.html

M. Afifuddin. 2013.http://eprints.walisongo.ac.id/1596/3/093111082_Bab2.pdf

22

Anda mungkin juga menyukai