PROPOSAL PENELITIAN
Disusun oleh:
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Green construction atau konstruksi hijau adalah sebuah gerakan berkelanjutan
yang mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan
dan pemakaian produk konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam
pemakaian energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah. Gerakan konstruksi
hijau ini juga identik dengan sustainbilitas yang mengedepankan keseimbangan
antara keuntungan jangka pendek terhadap resiko jangka panjang, dengan bentuk
usaha saat ini yang tidak merusak kesehatan, keamanan dan kesejahteraan masa
depan. Perencanaan konstruksi hijau ini menghasilkan desain sistem bangunan
yang effisien dalam menggunakan energi, menggunakan material yang dapat
diperbaharui, didaur ulang, dan digunakan kembali serta mendukung konsep
efisiensi energy. Pemilihan material yang dapat diperbaharui, di daur ulang dan
digunakan kembali diharapkan dapat meninggalkan jejak yang sesedikit mungkin
pada lingkungan. Semua konsep keberpihakan terhadap lingkungan tersebut juga
mempertimbangkan efektivitas biaya dan kemudahan pemeliharaan, sehingga
memberikan keuntungan bagi para stake holder proses konstruksi tersebut.
Aplikasi dari konstruksi hijau pada tahap perencanaan terlihat pada beberapa
desain konstruksi yang memperoleh award sebagai desain bangunan yang hemat
energy, dimana system bangunan yang didesain dapat mengurangi pemakaian
listrik untuk pencahayaan dan tata udara. Selain itu berbagai terobosan baru dalam
dunia konstruksi juga memperkenalkan berbagai material struktur yang saat ini
menggunakan limbah sebagai salah satu komponennya, seperti pemakaian fly ash,
silica fume pada beton siap pakai dan beton pra cetak. Selain itu terobosan sistem
pelaksanaan konstruksi juga memperkenalkan material yang mengurangi
ketergantungan dunia konstruksi pada pemakaian material kayu sebagai
perancah.
Contoh bangunan hijau yang ada di Indonesia, masih sangat terbatas. sebagai
salah satu contoh yang paling spektakuler akhir - akhir ini adalah gedung
perpustakaan Universitas Indonesia. Gedung perpustakaan ini dirancang dengan
konsepsustainable building, menggunakan sumber energi terbarukan berupa
4
energi matahari, dan anti penggunaan plastik dalam gedung. Area baru ini
ditetapkan bebas asap rokok, hijau, dan hemat listrik, air dan kertas.
5
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka topik Green Construction atau Konstruksi Hijau
menjadi menarik untuk dikaji, baik dari segi perencanaan, pelaksanaan, maupun
perawatan dari bangunan yang telah menerapkan konsep Green Construction atau
Konstruksi Hijau, terutama perpustakaan Universitas Indonesia.
Dengan demikian, dalam penelitian ini secara sistematis penulis dapat merumuskan
sebagai berikut:
6
Untuk mengetetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh faktor
ketanggapan (Responsiveness) dari konsep Green Construction atau
Konstruksi Hijau perpustakaan terhadap lingkungan sekitar perpustakaan
Universitas Indonesia.
Berikut adalah sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat yang
didapat dari penelitian untuk pihak-pihak terkait serta sistematika penulisan.
7
BAB II : Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi landasan teori dan konsep apa yang akan digunakan sebagai
referensi untuk melakukan penelitian, penelitian terdahulu yang digunakan
sebagai acuan dalam pembentukan hipotesis, kerangka pemikiran yang akan
menjelaskan mengenai garis besar penelitian ini, dan pengembangan hipotesis
yang digunakan di penelitian ini.
BAB V : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian, kelemahan di dalam
penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dapat dikatakan bahwa saat ini, sangatlah diperlukan sebuah desain yang
sustainable, yaitu desain yang memiliki kemampuan untuk menjalankan fungsinya
secara terus menerus, meningkatkan taraf hidup pemakainya dan environmental
friendly. Environmental friendly berarti tidak menggangu ekosistem, dapat didaur
ulang.
9
2.1.2 TEORI BANGUNAN HIJAU
10
2.1.3 TEORI SUSTAINABLE BUILDING
Banyak laporan PBB, yang terakhir adalah laporan dari KTT Dunia 2005,
yang menjabarkan pembangunan berkelanjutan terdiri dari tiga tiang utama
(ekonomi, sosial, dan lingkungan) yang saling bergantung dan memperkuat.
11
Skema pengembangan pembangunan berkelanjutan.
Beberapa riset memulai dari definisi ini untuk berargumen bahwa lingkungan
merupakan kombinasi dari alam dan budaya. Network of Excellence "Sustainable
12
Development in a Diverse World" SUS.DIV, sponsored by the European Union,
bekerja pada jalur ini. Mereka mengintegrasikan kapasitas multidisiplin dan
menerjemahkan keragaman budaya sebagai kunci pokok strategi baru bagi
pembangunan berkelanjutan.
13