PENDAHULUAN
berperan terhadap fungsi dari pergerakan dan mobilitas seseorang. Salah satu
disebut dengan patah tulang. Fraktur merupakan patah tulang yang disebabkan
oleh trauma atau tenaga fisik, sudut tenaga fisik dan kekuatan, keadaan itu
sendiri, serta jaringan lunak disekitar tulang yang akan menentukan apakah
tulang dan gangguan penuh atau sebagian pada kontuinitas struktur tulang,
fraktur terjadi karena adanya hantaman langsung sehingga tekanan lebih besar
dari pada yang bisa diserap. Ketika tulang mengalami fraktur maka struktur
kurang lebih 15 juta orang dengan angka pravelensi 3,2%. Fraktur pada tahun
2018 terdapat kurang lebih 20 juta orang dengan angka pravelensi 4,2% dan
jantung koroner dan tuberkulosis. Menurut data yang dihimpun oleh Wrong
Asia Tenggara yang mengalami kejadian fraktur terbanyak dengan jumlah 1,3
juta setiap tahunnya dari jumlah pendudukanya yang berkisar 238 juta. Kasus
2018, bagian tubuh yang sering terkena cedera adalah ekstremitas bagian
bawah (67%), ekstremitas bagian atas (32%), cedera kepala (11,9%), cedera
punggung (6,5%), cedera dada (2,6%), dan cedera perut (2,2%). Serta tiga
urutan terbanyak yang terjadi kecacatan fisik permanen adalah bekas luka
gerak badan (0,6%), dan panca indera yang tidak berfungsi (0,5%). Pada tahun
dibandingkan dengan dijalan raya (31,4%), tempat kerja (9,1%) dan sekolah
(6,5%).
awal pada fraktur berupa tindakan reduksi dan imobilisasi. Tindakan reduksi
nyeri yang sudah diterima sebagai pengalaman sensori dan emosional yang
kognitif dan kebutuhan sosial individu (Yanuar, A. 2015). Terapi musik klasik
dan enkefalin yang memiliki sifat seperti morfin yaitu untuk mengurangi nyeri
subjek yang diteliti 22 orang yang merupakan pasien post operasi fraktur
sebelum diberikan terapi distraksi terapi musik klasik 4,41 (95% CI: 3,90-
4,91), dengan standar deviasi 1,141. Nilai intensitas nyeri terendah 2 dan
tertinggi 6. Dari estimasi rasio disimpulkan rata-rata nyeri pada pasien post
operasi fraktur sebelum diberikan terapi musik adalah 3,90 sampai 4,91.
Setelah diberikan distraksi terapi musik hasil penelitian menunjukan 22
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pasien post operasi fraktur dengan
distraksi terapi musik klasik terhadap intensitas skala nyeri sedang pada
operasi fraktur.
2) Mengetahui keberhasilan teknik distraksi terapi musik
1.4 Manfaat
operasi fraktur.
operasi fraktur
Keperawatan.
4) Bagi pasien
keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fraktur
Tulang terdiri dari hampir 50% air dan bagian padat, selebihnya
merupakan bahan mineral yaitu kalsium sekitar 67% dan bahan seluler
mencapai 33%.
bagian-bagian tubuh yang lunak dan juga sebagai penunjang tubuh. Tulang
2017).
dasar dari tubuh manusia. Semua organ, otot, darah, cairan dan udara yang
terkandung dalam tubuh dapat stabil dan kuat karena sistem rangka ini
1) Tulang rawan
a) Tulang rawa hialin, bersifat kuat dan elastis terdapat pada ujung
tulang pipa
faring.
Proses pembentukan tulang rawan sejak umur embrio 6-7 minggu dan
adalah tulang rawan yang berasal dari jaringan mesenkim. Kemudian akan
rawan. Setiap satuan sel-sel tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan
komponen yaitu :
aliran limfe.
sampai ke osteon.
2.1.2 Definisi
penyakit invasif atau suatu proses biologis yang merusak (Kenneth et al.,
2015 ).
maupun sebagian. Kekuatan dan sudut tenaga fisik, keadaan tulang itu
2.1.3 Klasifikasi
Menurut Suriya dan Zuriati (2019), secara umum keadaan tulang patah
1. Berdasarkan Tempat
Fraktur femur, humerus, tibis, ulna, radius, crucis, dan yang lainnya.
b. Fraktur Tidak Komplit (bila garis patah tidak melalui seluruh garis
penampang tulang).
a. Fraktur Komunitif : fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan
saling berhubungan.
b. Fraktur Segmental : fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi
tidak berhubungan.
c. Fraktur Multiple : fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi
tempat fraktur tidak tercemar oleh lingkungan atau dunia luar. Pada
1. Derajat I
- Luka < 1 cm
remuk.
- Kontinuitas minimal
2. Derajat II
- Laserasi >1 cm
- Kontaminasi sedang.
3. Derajat III
neurovascular.
2.1.4 Etiologi
1) Penyebab intrinsik
Farktur tulang yang berasal dari daya tahan tulang seperti kapasitas
kekerasan tulang.
2) Faktor ekstrinsik
2.1.5 Patofisiologi
bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar
hebat disekitar fraktur. Sel-sel darah putih dan sel-sel anast berkamulasi
osteblast terangsang dan terbentuk tulang baru yang disebut dengan callus.
cidera
fraktur
Pre operasi
Fraktur terbuka Fraktur tertututp
operasi
Sebagai faktor resiko, usia dan jenis kelamin adalah penyebab terbesar
patah tulang. Wanita lebih mungkin mengalami patah tulang dari pada
pria, hal ini dikarenakan tulang tulang wanita (usia-25-30) umunya lebih
kecil dan kurang padat daripada tulang pria. Selain itu wanita kehilangan
kepadatan tulang lebih banyak daripada pria saat mereka menua karena
kehilangan estrogen saat monopouse. Pada pria, patah tulang terjadi diatas
50 tahun.
perubahan metabolic kadar gula darah yang tinggi (Rudi Haryono dan
Gejala yang khas dan bisa dirasakan langsung dari kondisi fraktur
jaringan yang berada disekitar tulang, mati rasa dan kesemutan, masalah
tungkai bawah dilapisi oleh jaringan fasia yang keras dan tidak ada
pembengkakan.
terjadi utamanya pada fraktur diproksimal dari leher femur. Hal ini
kelurusan tulang yang tidak tepat sebagai akibat dari tarikan otot
dimulai.
darah yang tidak cukup dan tekanan berulang yang tidak terkontrol
ini.
selama pengobatan.
2. Reduksi
kesejajaran garis tulang yang dapat dicapai dengan reduksi terbuka dan
tersebut anatara lain pen, kawat, skrup, dan plat. Alat-alat tersebut
3. Retensi
1. Pemeriksaan Rontgen
bermakna pada sisi fraktur) perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau
5. Kreatinin
6. Profil kagulasi
cedera hati.
(Lynda, 2015).
Nyeri akut adalah nyeri yang sering terjadi setelah cedera akut,
penyakit atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat dengan
2013).
Nyeri akut akan timbul sebagai bentuk respon sensori setelah menerima
medis seperti operasi. Ada empat penyebab utama dari nyeri adalah
kanker, osteao, reumathoid atritis , operasi dan trauma , seta masalah spina
a. Nyeri Akut
b. Nyeri Kronis
(Potter & Parry, 2012). Nyeri kronis pasca bedah lenih sulit diatasi
(Suseno, 2017).
a. Nyeri Perifer
3. Nyeri Alih : Nyeri yang terasa didaerah lain jauh dari sumber
nyeri.
b. Nyeri Sentral
c. Nyeri Psikogenik
Setiap nyeri hebat tidak dikelola dengan baik akan mengubah fungsi
otak , jika lebih dari 3 hari berturut-turut nyeri dibiarkan tanpa diberikan
terapi, perlahan lahan proses ini akan menyebabkan gangguan pola tidur,
yakni sindrom yang terdiri dari insomnia, anxietas, depresi, anorexia, dan
berubah sifatnya sesuai jenis dan intensitas input kerusakan jaringan atau
rangsangan ini akan mengakibatkan Ca+ masuk kedalam sel melalui Ca+
2) Kualitas ( Quality )
secara langsung oleh pasien dengan kalimat: tajam, perih, tertusuk, dan
dirasakan berbeda-beda.
3) Lokasi ( Region )
Mengetahui nyeri secara spesifik, maka perawat meminta pasien untuk
menunjukan lokasi atau daerah nyeri dan titik yang paling nyeri,
kemungkinan nyeri sulit untuk dikaji jika nyeri tersebut bersifat difus (
menyebar).
4) Keparahan ( Severe )
5) Durasi ( Time )
yang berawal lama hal itu untuk menentukan waktu dan durasi. Lama
dapat berupa Numeric Pain Scale, Visual Analogue, dan Wong Baker
motorik.
1) Budaya
Budaya dan latar belakang etnis sudah dikenal sebagai faktor yang
2) Jenis Kelamin
lain.
3) Usia
Anak yang masih kecil memiliki kesulitan memahami nyeri dan
(Potter & Parry). Pada usia dewasa yang lenbih siap melakuakan dan
(Adha,2014).
4) Makna Nyeri
5) Kepercayaan Spiritual
spiritual.
6) Perhatian
7) Kecemasan
8) Keletihan
tidur, prrsepsi nyeri bahkan dapat terasa lebih berat lagi. Nyeri sering
kali berkurang ketika individu tidur yang lelap menurut Potter& Parry
non-farmakologi.
konstipasi.
c. Obat tambahan atau adjuvat (koanalgesik):
pelemas otot.
maksimum analgesik 1-2 jam. Dan durasi kerja sekita 6-8 jam
(Permata,2014).
relaksasi otot.
d. Distraksi
pendengaran.
e. Teknik Relaksasi
Teknik relaksasi ini dapat berupa napas dalam. Teknik ini dapat
fraktur.
f. Imajinasi Terbimbing
terhadap nyeri.
g. Terapi Musik
(Yanuar, 2015).
manajemen nyeri, hal ini dikarenakan musik klasik memiliki tempo 69-80
(Astutik&Merdekawati, 2016).
Musik bekerja pada sistem syaraf otonom yaitu bagian sistem syaraf
untuk menurunkan nyeri yang dirasakan pada bagian tubuh yang sakit
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arif & Sari (2018) dari
sebelum diberikan terapi musik berada pada katagori nyeri berat dan
yaitu telinga karena stimulus atau gelombang suara dari musik akan masuk
No Kegiatan Cheklist
Ya Tidak
Tahap pra Interaksi
PASIEN 1 PASIEN 2
(diberikan terapi musik) (tidak diberikan terapi musik)
Hari/ waktu SKALA NYERI (NPS) SKALA
Hari/ waktu NYERI
PRE POST TERAPI (NPS)
TERAPI
1 1
2 2
3 3