Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
199306162020122012
REGIONAL BANDUNG
RANCANGAN AKTUALISASI
Disusun oleh:
199306162020122012
REGIONAL BANDUNG
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI
NIP. : 199306162020122012
Coach, Mentor,
iii
7. Keluarga besar RSUD Gunung Jati atas dukungan dan kerjasamanya
8. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan VII
atas inspirasi, kekompakan, bantuan, dan dukungannya.
Penulis berharap semoga rancangan aktualisasi ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak dan dapat memberikan contoh
tentang implementasi nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dengan prinsip Manajemen
Aparatur Sipil Negara (ASN), Pelayanan Publik dan Whole of Government
dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kerja dan masyarakat.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada
rancangan ini, oleh karena itu penulis berharap kepada semua pihak
untuk memberikan saran dan masukan serta kritik yang membangun
untuk penyempurnaan rancangan aktualisasi ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
A. LATAR BELAKANG..........................................................................1
C. PROFIL INSTANSI...........................................................................4
ALTERNATIF SOLUSI....................................................................12
E. RANCANGAN AKTUALISASI.........................................................17
iv
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
GRAFIK 1..................................................................................................10
TABEL 1......................................................................................................7
TABEL 2 ...................................................................................................14
TABEL 3................................................................................................... 15
v
A. LATAR BELAKANG
1
datang memeriksakan kesehatannya di tempat penyelenggara
medis, seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, dokter, perawat,
bidan dan petugas medis lainnya.
Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Kota Cirebon,
merupakan rumah sakit tipe B dan telah ditetapkan sebagai rumah
sakit rujukan regional, serta sebagai rumah sakit pendidikan utama.
Rumah sakit ini memiliki pelayanan dan fasilitas kesehatan
terlengkap di kota cirebon. Seiring dengan adanya pandemi Covid-
19 yang menyebar di seluruh belahan dunia, pada bulan Maret
2020 rumah sakit ini menerima rujukan dan merawat pasien Covid-
19 untuk regional Cirebon. Namun dalam perjalanannya di tahun ini
juga, kunjungan pasien IGD di rumah sakit Gunung Jati semakin
menurun. Mulai dari bulan Januari 2020 sebanyak 3754 kunjungan,
di pertengahan tahun yaitu bulan Juni sebanyak 1778 kunjungan
dan akhir tahun bulan Desember sebanyak 1533 kunjungan,
bahkan jumlah terendah terdapat pada bulan Oktober yaitu
sebanyak 1305 kunjungan. Hal ini tentu dipengaruhi dari berbagai
faktor, mulai dari sistem/kebijakan, SDM, sarana dan fasilitas,
faktor masyarakat, dan faktor mutu pelayanan di IGD.
Adanya isu tersebut perlu digali lebih lanjut agar dapat
ditemukan solusi sehingga rumah sakit Gunung Jati dapat tetap
mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang profesional dan
bermutu terutama di wilayah cirebon, sehingga tentunya membantu
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
terutama di bidang kesehatan.
2
B. TUJUAN, MANFAAT DAN RUANG LINGKUP
1. Tujuan
Penulis mampu mengiternalisasikan nilai-nilai dasar ANEKA
(Akuntablitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi) untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan di IGD
RSUD Gunung Jati sehingga bisa memberi kontribusi visi, misi,
dan nilai di RSUD Gunung Jati.
2. Manfaat
Manfaat kegiatan pengaktualisasian nilai-nilai dasar ASN adalah
sebagai berikut :
a. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
Meningkatkan pemahaman dan mampu untuk
mengimplementasikan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi)
sebagai landasan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
b. Bagi instansi
Membantu Optimalisasi pelayanan kesehatan di IGD RSUD
Gunung Jati.
c. Bagi masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pelayanan kesehatan
dan fasilitasdi IGD RSUD Gunung Jati..
d. Bagi Pemerintah
Membantu walikota dalam penyelenggaraan pemerintah kota di
bidang teknis kesehatan dengan metode atau cara penyembuhan
maupun pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu
melalui kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
3. Ruang Lingkup
Kegiatan ini terdiri dari menyusun rancangan aktualisasi,
mempersentasikan rancangan aktualisasi, melaksanakan aktualisasi,
3
menyusun laporan aktualisasi dan mempersentasikan laporan kegiatan
aktualisasi yang dikaitkan dengan nilai-nilai dasar PNS (ANEKA) serta
peran dan kedudukan PNS di dalam NKRI.
Pelaksanaan aktualisasi (habituasi) ini dilaksanakan pada saat off
kampus selama 30 hari di mulai dari tangga 20 Mei sampai 9 Juli 2021.
Kegiatan aktualisasi dilakukan di IGD RSUD Gunung Jati Cirebon.
4
C. PROFIL INSTANSI
Sejarah Rumah Sakit
Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Kota
Cirebon, awalnya diajukan oleh Dewan Kota pada tahun 1919 dan
kemudian pada tanggal 14 Maret 1920 dilaksanakan peletakan batu
pertama pembangunan gedung rumah sakit yang terletak di Jalan
Kesambi. Rumah sakit selesai dibangun dan diresmikan pada tanggal
31 Agustus 1921 oleh De Burgermeester Van Cheribon "J. H Johan",
sehingga tanggal 31 Agustus 1921 ditetapkan sebagai hari lahir RSUD
Gunung Jati Kota Cirebon. Pembangunan rumah sakit pada waktu itu
dinilai sangat mewah dan mahal, biayanya adalah f.544.00,- (lima
ratus empat puluh empat gulden) yang diperoleh dari Gemeente Van
Cheribon ditambah dana dari pabrik gula sewilayah Cirebon serta dana
para dermawan. Rumah sakit mulai berfungsi pada tanggal 1
September 1921 sebagai Gemeemtelijk Ziekenhuis dengan nama
"Oranje Ziekenhuis", dibawah pimpinan dr. E. Gottlieb sebagai kepala
rumah sakit yang pertama.
Rumah Sakit "ORANJE" pada saat itu mempunyai kapasitas 133
tempat tidur yang terdiri dari ruang direktur, ruang tata usaha, ruang
portir, ruang apotek, ruang poliklinik, ruang laboratorium, ruang kamar
bedah, ruang dapur, ruang cucian, ruang generator listrik, kamar
mayat, ruang zuster-huis, ruang hooftzuster-huis, asrama putri,
ruangan rawat dengan kapasitas 133 tempat tidur yang terbagi
menjadi 7 tempat tidur kelas 1, 16 tempat tidur kelas 2, 24 tempat tidur
kelas 3, 56 tempat tidur kelas 4, 16 tempat tidur untuk penyakit
setengah menular dan 16 tempat tidur untuk penyakit menular. Data
mengenai perkembangan selanjutnya antara tahun 1922-1929 didapat
dari buku peringatan 50 Tahun Kota Besar Tjirbon, yang
mengutarakan perkembangan jumlah hari perawatan dari 4 macam
kelas perawatan dari tahun 1922 sampai 1929. Perkembangan
5
selanjutnya antara tahun 1930 sampai dengan 1940 tidak banyak
diketahui.
Visi
Terwujudnya Rumah Sakit Daerah Gunung Jati Kota Cirebon Sebagai
Rumah Sakit Rujukan Terdepan Di Jawa Barat Tahun 2023 .
Misi
1. Meningkatkan Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien;
2. Meningkatkan pemenuhan Sarana Prasarana dan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas;
3. Meningkatkan Mutu Rumah Sakit Daerah Gunung Jati Kota Cirebon
sebagai Rumah Sakit Pendidikan.
Moto
Nilai
1. Jujur
Merupakan kekuatan moral seluruh pegawai RSUD Gunung Jati
Kota Cirebon sebagai individu yang unggul berkualitas dalam
melaksanakan tugasnya melayani masyarakat dan memajukan
RSUD Gunung Jati Kota Cirebon.
2. Profesional
Berkinerja dengan berbasis kompetensi dan dengan penuh rasa
tanggung jawab, sesuai dengan sistem dan panduan yang berlaku.
3. Berani
Berani melangkah, berani mengambil keputusan, berani beresiko
dalam melaksanakan tugasnya, sesuai dengan ketentuan dan
aturan yang berlaku.
6
Perkembangan RSUD Gunung Jati
1921 31 Agustus 1921, awal berdirinya RSUD Gunung Jati
1979 20 Februari 1979, menjadi RS tipe C
1987 21 Januari 1987, menjadi RS tipe B
1999 21 April 1999, peresmian RSUD tipe B pendidikan oleh
Gubernur Jawa Barat
2011 2 Agustus 2011, akreditasi 16 pelayanan
2013 10 Juni 2013, ditetapkan menjadi rumah sakit
pendidikan utama oleh Menteri Kesehtana
2014 Ditetapkan menjadi rumah sakit rujukan regional Jawa
Barat bagian Timur
2015 Meraih akreditasi Paripurna versi 2012
2016 8-9 Desember 2016, survei verifikasi akreditasi
2017 5-6 dan 13 Desember 2017, survei verifikasi akreditasi
dan akreditasi terfokus
2019 29 Juli 2019, meraih akreditasi Paripurna SNARS Edisi I
Tabel 1. Perkembangan RSUD Gunung Jati
7
4. Pelaksanaan pelayanan rujukan.
5. Pelaksanaan pelayanan pedidikan dan pelatihan.
6. Pelaksanaan pelayanan penelitian dan pengembangan.
7. Pelaksanaan pelayanan pelayanan administrasi umum dan
keuangan.
Struktur Organisasi
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Kota Cirebon
dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Deawan Pengurus BLUD
yang selanjutnya disebut Dewan Pengawas yaitu organ BLUD yang
bertugas melakukan pengawasan terhadap pengelolaan BLUD yaitu
Komite profesi. Komite profesi yaitu kelompok tenaga profesi yang
keanggotaanya dipilih dari anggota. Staff profesi yang bersangkutan
antara lain:
1. Komite Medik yaitu kelomppok tenaga professional yang
mempunyai tugas membantu Direktur dalam menyusun
pelayanan medic dan pelayanan lain dan membantu
melaksanakan pembinaan etika profesi anggota Staf Medik
Fungsional (SMF) Mengembangkan program pelayanan
pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.
2. Komite Keperawatan adalah kelompok profesi dan bidan yang
anggotnya terdiri dari para perawat dan bidan, mempunyai tugas
membantu Direktur dalam menyusun standar keperawatan dan
pembinaaan etika profesi keperawatan.
3. Staf Medik yang selanjutnya disebut SMF adalah kemompok
dokter yang bekerja pada Instalasi dalam jabatan fungsional,
mempunyai tugas melaksanakan diagnosis, pengobatan,
pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan
kesehatan, penyuluhan kesehatan, pendidikan dan pelatihan,
penelitian dan pengembangan serta dalam melaksanakan
tugasnya Staf Medik Fungsional dikelompokkan sesuai dengan
Keahliannya.
8
4. Staf Keperawatan Fungsional yang selanjutnya disebut SKF
adalah kelompok perawat yang bekerja pada instalasi dala
jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan asuhan
keperawatan dari mulai pengkajian, merumuskna diagnose
keperawatan, intervensi, implementasi sampai evaluasi,
pencegahan akibat penyakit, peingkatan dan pemulihan
kesehatan, penyuluhan kesehatan, pendidikan dan pelatihan,
penelitian dan pengembangan serta dalam melaksanakan
tugasnya staff keperawatan fungsional dikelompokkan sesuai
dengan keahlianya.
5. Staf Paramedis non Keperawatan Fungsional adalah petugas
fungsional yang bertugas di instalasi non keperawatan.
6. Tenaga non medis adalah tenaga yang bertugas di Instalasi
yang berkaitan langsung dnengan pelayanan terhadap pasien,
yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada
Instalasi.
7. Satuan pengawas Intern yang selanjutnya disebut SPI adalah
kelompok fungsional yang bertugas melaksanakan pengawasan
terhadap pengelolaan sumber daya RSUD yang ditetapkan
Direktur.
8. Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang yang mendapat
legalitas dari Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu.
Jenis Pelayanan
9
4. Pelayanan rawat inap psikiatri
5. Pusat pelayanan maternal dan perinatal
6. Pelayanan radiodiagnbostik (CT Scan, MRI)
7. Klinik khusus ODC (One Day Care) dan hemodialisa
8. Pendidikan dan penelitian
9. Bedah umum, bedah otopedi, bedah saraf, bedah plasti, bedah
anak, bedah digestif, bedah urologi, bedah mulut, dan bedah mata
10. Pusat pelayanan terpadu
11. Cath Lab
12. Klinik HOT (hematologi, onkologi dan talasemia)
13. Pelayanan geriatri
14. Klinik sakura
15. Rawat inap teratai
4000
3500
3000
2500
2000
Column2
1500
1000
500
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des
Pada awal tahun 2020 yaitu bulan Januari didapatkan jumlah kunjungan
pasien sebanyak 3754 kunjungan, kemudian penurunan mulai terjadi di
bulan April dengan jumlah kunjungan menjadi 1748, jumlah kunjungan
terendah terdapat pada bulan Oktober yaitu sebanyak 1305 kunjungan.
10
Pada akhir tahun di bulan Desember didapatkan jumlah kunjungan
sebanyak 1533 kunjungan.
11
Rancangan aktualisasi ini di susun berdasarkan identifikasi dari
beberapa isu yang ditemukan di instansi tempat bekerja, yaitu di IGD
RSUD Gunung Jati. Isu-isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi
ini bersumber dari tiga aspek: (1) Whole of Goverment, (2) Pelayanan
Publik, (3) Manajemen ASN. Sumber isu yang diangkat berasal dari
tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), Sasaran Kerja Pegawai (SKP),
penugasan oleh atasan dan inisiatif saya sendiri yang sudah disetujui
oleh atasan.
12
16. Membuat catatan medik rawat jalan
17. Membuat catatan medik rawat inap
18. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
19. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
20. Menguji kesehatan individu
21. Menjadi tim penguji kesehatan
22. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana
23. Menjadi saksi ahli
24. Melakukan tugas jaga panggilan/on call
25. Melakukan tugas jaga di temppat/rumah sakit
26. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehtan
tingkat sederhana
13
USG (Urgency, Seriousness, Growth). Metode USG merupakan salah
satu cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode teknik
scoring. Proses untuk metode USG dilaksanakan dengan
memperhatikan urgensi dari masalah, keseriusan masalah yang
dihadapi, serta kemungkinan bekembangnya masalah tersebut
semakin besar. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Urgency, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan
melihat dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja,
pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau
tidak.
3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah
masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit
untuk dicegah.
Penentuan kualitas kriteria isu dengan metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth) dilakukan dengan pembobotan 1 sampai 5
untuk setiap kriterianya, adapun keterangan dari setiap bobot, yaitu
pada Tabel 1 :
Tabel 2
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
14
Tabel 3
15
kesehatan di IGD RSUD Gunung Jati
Berdasarkan isu yang diangkat dari isu yang diangkat, maka
gagasan pemecahan isu yang di usulkan adalah “Optimalisasi
Pelayanan Kesehatan di IGD RSUD Gunung Jati”.
16
E. RANCANGAN AKTUALISASI
RANCANGAN AKTUALISASI
Unit kerja : IGD RSUD Gunung Jati
Identifikasi isu : 1. Menurunnya Kunjungan Pasien di IGD RSUD Gunung Jati
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan di RSD Gunung
Jati
3. Pasien menunggu terlalu lama di IGD RSUD Gunung Jati
Isu yang diangkat : Pasien menunggu terlalu lama di IGD RSUD Gunung Jati
Gagasan pemecahan isu : Optimalisasi Pelayanan Kesehatan di RSUD Gunung Jati
18
tim kurang dari 5 Melakukan Mengetahui Etika publik mutu Berani
menit pemeriksaan fisik keadaan umum Komitmen pelayanan dan
singkat pasien mutu keselamatan
Identifikasi Menentukan pasien
penyakit pasien triase pasien Moto: cepat
dan ilmiah
3 Sosialisasi alur Menjelaskan Pasien/wali Akuntabilitas Misi: Jujur
pasien masuk IGD kategori penyakit mengetahui Nasionalisme meningkatkan Profesional
kepada pasien/wali pasien kepada kategori Etika publik mutu Berani
pasie/wali penyakit pasien Komitmen pelayanan dan
Menejelaskan alur Pasien/wali mutu keselamatan
masuk sesuai mengetahui alur Anti korupsi pasien
kategori pasien masuk IGD Moto: ramah,
Menanyakan Pasien/wali cepat, ilmiah
kesedian menentukan dan
pasien/wali setuju atau tidak menangani
mengikuti alur IGD setuju dengan dengan hati
alur masuk IGD
yang berlaku
19
4 Melakukan Melakukan Mementukan Akuntabilitas Misi: Jujur
screening pasien anamnesa dan kategori pasien Nasionalisme meningkatkan Profesional
IGD sesuai SOP pemeriksaan fisik (non covid- Etika publik mutu Berani
IGD RSUD lebih lanjut 19/suspek Komitmen pelayanan dan
Gunung Jati Melakukan covid- mutu keselamatan
tatalaksana 19/terkonfirmas Anti korupsi pasien
emergency yang i covid-19) Moto: ramah,
rasional dan Kegatan pasien cepat, ilmiah
pemeriksaan teratasi dan
penunjang yang Hasil menangani
sesuai pemeriksaan dengan hati
Melakukan penunjnag
konsultasi dengan yang sesuai
konsulen (dokter membantu
spesialis menegakan
penanggungjawab diagnosis
) Menentukan
tatalaksana
lebih lanjut
20
Menentukan
derajat klinins
pasien
Menenukan
kebutuhan
ruangan pasien
5 Melakukan Edukasi dan Pasien dan wali Akuntabilitas Misi: Jujur
edukasi serta konseling tentang mengetahui Nasionalisme meningkatkan Profesional
konseling yang penyakit pasien tentang Etika publik mutu Berani
optimal kepada Menjelaskan penyakit pasien Komitmen pelayanan dan
pasien dan protokol 5M dan secara mutu keselamatan
keluarga meminta agar menyeluruh Anti korupsi pasien
selalu menerapkan Pasien dan Moto: ramah,
dimanapun pasien keluarga cepat, ilmiah
dan keluarga mematuhi dan
pasien berada protokol 5M menangani
dengan hati
6 Melakukan Eavaluasi dengan Data berapa Akuntabilitas Misi: Jujur
evaluasi kegiatan kuisioner/google banyak Etika publik meningkatkan Profesional
21
form pasien/wali Komitmen mutu
memahami mutu pelayanan dan
edukasi yang Anti korupsi keselamatan
telah diberikan pasien
oleh dokter Moto: ramah,
cepat, ilmiah
dan
menangani
dengan hati
22
F. FRAMEWORK RANCANGAN AKTUALISASi
24
No Kegiatan Pelaksanaan
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
.
20-21 mei 22-23 mei 24 mei-30 31 mei- 6 7 juni-9
mei juni juni
1 Melakukan diskusi dengan mentor dan
kepala ruangan IGD RSUD Gunung Jati
25
26