Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN KONSERVASI

Oleh :

ZAHIRUL
M1A1 16 083

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN


UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau sekitar

17.508 pulau dan panjang pantai kurang lebih 81.000 km, memiliki sumberdaya

pesisir yang sangat besar, baik hayati maupun nonhayati. Pesisir merupakan

wilayah perbatasan antara daratan dan laut, oleh karena itu wilayah ini

dipengaruhi oleh proses-proses yang ada di darat maupun yang ada di laut.

Wilayah demikian disebut sebagai ekoton, yaitu daerah transisi yang sangat tajam

antara dua atau lebih komunitas . Sebagai daerah transisi, ekoton dihuni oleh

organisme yang berasal dari kedua komunitas tersebut, yang secara berangsur-

angsur menghilang dan digantioleh spesies lain yang merupakan ciri ekoton,

dimana seringkali kelimpahannya lebih besar dari dari komunitas yang

mengapitnya. Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove merupakan

ekosistem yang unik dan rawan. Ekosistem ini mempunyai fungsi ekologis dan

ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove antara lain : pelindung garis pantai,

mencegah intrusi air laut, habitat (tempat tinggal), tempat mencari makan (feeding

ground), tempat asuhan dan pembesaran (nursery ground), tempat pemijahan

(spawning ground) bagi aneka biotaperairan, serta sebagai pengatur iklim mikro.

Sedangkan fungsi ekonominya antara lain.


Pelestarian lingkungan hidup mempunyai konotasi bahwa lingkungan

hidup harus dipertahankan sebagaimana keadanya. sedangkan lingkungan hidup

itu justru di manfaatkan dalam kerangka pembangunan, hal ini berarti bahwa

lingkungan hidup mengalami proses perubahan. dalam proses perubahan ini perlu

di jaga agar ligkungan hidup itu tetap mampu menunjang kehidupan yang

normal.

Pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses dimana terdapat

pembelajaran yang menyadarkan manusia akan masalah lingkungan hidup di

sekitarnya. Pendidikan Lingkungan Hidup pada dasarnya adalah bertujuan untuk

meningkatkan sikap individu yang positif dalam melestarikan lingkungan hidup,

sehingga berguna untuk meningkatkan sikap peduli terhadap lingkungan hidup di

masyarakat. Lingkungan hidup yang dimaksud meliputi lingkungan alam hayati,

lingkungan alam nonhayati, lingkungan buatan, dan lingkungan sosial yang

mempengaruhi kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup

lainnya.

Masyarakat modern masa kini dengan berbagai aktivitasnya telah mengasilkan

sejumlah besar materi yang berakhir sebagai limbah karena kurangnya

infrastruktur pengolahan. Kondisi alam berubah secara signifikan selama 30

hingga 40 tahun terakhir sejak dikenalkannya materi sintetis seperti plastik.

Limbah masyarakat termasuk sintetis dan plastik yang tidak dapat terelakkan telah

menemukan jalan menuju samudra-samudra di seluruh dunia. Sampah-sampah

yang berada di samudera dan pantai disebut marine litter atau sampah lautan.

Secara mengejutkan, hal tersebut menjadi bukti bahwa sampah lautan adalah salah

satu permasalahan pencemaran yang paling luas pengaruhnya bagi lautan.


Sebanyak 3,2 juta ton sampah plastik dibuang ke laut. Mereka tidak akan bisa

terdegradasi dan masih tetap utuh selama ratusan tahun. Ikan-ikan kita juga

tercemar oleh sampah plastik ini karena mereka memakannya. Ini akan masuk ke

rantai makanan dan manusia juga terkontaminasi mikro plastik. Plastik telah

banyak membunuh ikan di lautan serta burung laut. Sifat menolak terhadap proses

degradasi alam menjadikan plastik sebagai materi yang membahayakan bagi

lingkungan.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari rumusan masalah di atas yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peran generasi muda dalam pelestarian lingkungan.

2. Mengetahui proses perubahan paradigm pengelolaan sampah

3. Untuk mengetahui peran generasi muda dalam perlindungan hewan laut


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peran Generasi Muda Dalam Pelestarian Lingkungan

Sampah merupakan salah satu permasalahan terbesar di Negara Indonesia.

Hampir di setiap sungai, jalan, tempat umum, dan selokan bahkan di dalam rumah

kitapun bisa kita temui sampah. Sampah yang kita temui saat ini jumlahnya

semakin hari semakin bertambah. Berbagai upaya penanganan sampah gencar

dilakukan oleh pemerintah, salah satunya melalui pengelolaan sampah. Di Era

globalisasi saat ini persoalan lingkungan dan sampah plastic menjadi isu global

(mendunia), salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah pencemaran

lingkungan yang disebabkan oleh limbah sampah plastik yang dihasilkan oleh

manusia. Sampah plastik menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian serius

semua pihak di tanah air.

Bertambahnya sampah erat kaitannya dengan peningkatan aktivitas

manusia dan bertambahnya jumlah penduduk serta keanekaragaman kehidupan

manusia. Hal ini berakibat menumpuknya sampah, terutama sampah plastik yang

secara otomatis tidak dapat diuraikan oleh alam, sehingga menimbulkan

pencemaran lingkungan. Manajemen sampah yang buruk, terutama di Negara-


negara berkembang menjadi salah satu pemicunya. Dinegara seperti Indonesia

contohnya angka pendaurulangan sampah termasuk rendah yakni dibawah 50%.

Masalah sampah plastik yang sering terjadi di Indonesia, menjadi sebuah

tantangan yang harus dijawab dan diselesaikan oleh generasi muda atau generasi

milenial melalui peningkatan akan pentingnya lingkungan hidup yang bersih

untuk kesehatan masyarakat.

Peran generasi milenial dalam pengelolaan sampah plastik sangat

dibutuhkan, generasi milenial harus menjadi pionir penyelesaian masalah sampah.

Sehingga Indonesia dapat terbebas dari sampah dan masyarakatnya dapat hidup

dengan bersih dan sehat. saat ini generasi milenial cenderung cuek dan tidak

memperdulikan lingkungan disekitar mereka. Mereka memiliki sifat yang apatis

akan lingkungannya karena mereka sudah memiliki sifat yang individualis. Sifat

individualis ini disebabkan karena mereka sudah memiliki gadget dan merasa

tidak bisa hidup tanpa gadgetnya, sudah dipastikan mereka tidak peduli akan

lingkungannya apalagi akan kelestarian lingkungan hidup karena mereka merasa

itu bukanlah tanggung jawab mereka.

Untuk itu generasi milenial saat ini harus disadarkan kembali akan

pentingnya kebersihan lingkungan yang hijau, bersih, dan sehat serta menguatkan

inisiatif generasi milenial dalam menjaga, memelihara, dan meningkatkan fungsi

lingkungan. Kemampuan generasi milenial dalam menjaga, memelihara, dan

meningkatkan fungsi lingkungan.

2.2 Perubahan Paradigma Pengelolaan Sampah

Pengelolaan Sampah di Indonesia Tahun 2018 :


Kompos dan Daur Ulang : 7%, Dibakar : 5%, Ditimbun : 10%, Lainnya: Sungai,

Jalan, taman, dll : 9%, dan TPA 69%

Paradigma umum yang dijumpai sampai saat ini dalam pengelolaan

sampah kota adalah :

1. KUMPUL– ANGKUT – BUANG.

Merupakan sistem pengelolaan konvensional dimana pengelolahan

sampah yang dilakukan hanya berupa tiga tahap yaitu kumpul, angkut dan buang

tanpa melalui rangkaian proses pengolahan.

2. KUMPUL – OLAH – ANGKUT – OLAH – BUANG.

Pola yang dikembangkan dalam pengelolaan persampahan pertama dengan

memasukkan kegiatan pengolahan sampah mulai dari hulu sampai hilir.

Pergeseran pola pengelolaan persampahan perlu dilakukan seperti Pola

Transformasi Waste to Source dan perlu dikembangkan sehingga sampah yang

saat ini kita anggap sebagai sesuatu yang tidak berguna akan menjadi sesuatu

yang memiliki nilai guna yang tinggi.

Penanganan sampah yang terintegrasi bertujuan untuk meminimalkan atau

mengurangi sampah yang terangkut menuju pemrosesan akhir. Pengelolaan

sampah yang hanya mengandalkan proses kumpul-angkut-buang dan proses

KUMPUL – OLAH – ANGKUT – OLAH – BUANG akan menyisakan

permasalahan dan kendala, antara lain untuk pembuangan akhir, maka salah satu

upaya yang dapat dilakukan adalah dengan konsep Transformasi Sampah melalui

reduksi volume sampah dan penyediaan sarana fasilitas sampah untuk


menghasilkan sumber daya yang bermanfaat seerti kompos dan metan sebagai

bahan baku sumber energi. Melalui Transformasi Sampah selain hasil akhir dari

pengelolaan yang diharapkan akan menghasilkan zero waste juga akan

menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi. Setiap Kota di Indonesia diperkirakan

pada tahun-tahun mendatang akan mengalami penambahan penduduk yang cukup

besar sehingga pembuangan sampah akan mengalami peningkatan yang signifikan

pula, terutama sampah organik yang merupakan jumlah sampah terbanyak.

Kita dapat memberikan dampak besar terhadap penggurangan sampah

plastik, dari masing-masing individu dapat melakukannya dengan mudah, Berikut

sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk berkontribusi terhadap pengurangan

sampah plastik:

1. Membawa Tas Belanja Sendiri Kemana-mana

2. Membawa Kotak Makan Sendiri

3. Mengurangi Penggunaan Tisu Basah

4. Menggunakan Produk dengan yang Dikemas dengan Beling Kaca atau Karton

5. Bawa Botol Minum Sendiri

6. Tidak Lagi Menggunakan Sedotan untuk Minuman di Restoran Cepat Saji,

Cafe atau Tempat Jualan Minuman

7. Belajar Cara Daur Ulang Sampah Plastik

Dari hal tersebut kita dapat mengurangi dari sekian persen penggunaan

plastic dalam kehidupan sehari-hari.


2.3. Peran Generasi Muda Dalam Perlindungan Hewan Laut

Indonesia memiliki 35 jenis cetacean( paus dan lumba-lumba) dan satu

jeni sirenia (dugong) dengan status dilindungi melalui PP 7 tahun 1999 tentang

pengawetan jenis tumbuhan dan satwa liar dan permen LHK No. P. 106 Tahun

2018 tentang jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi.

Definisi mamalia laut

Hewan dengan karakteristik:

1. Bernafas dengan menghirup oksigen yang terkandung di udara melalui lubang

nafas yang kemudian diolah di paru-paru.

2. Mengandung, melahirkan anak-anaknya dan menyusui anak-anaknya

3. Mengasuh anaknya

4. Memiliki rambut

5. Hidup diperairan laut

1. Regulasi nasional kep. MenKP No. 04/2014 pari manta (manta alfredi),

( manta birostris). Status perlindungam penuh dan tidak boleh dimanfaatkan.


2. Regulasi Nasional Peraturan MenKP No.34/2015. Larangan pengeluaran ikan

hiu koboi (carbarbinus longimanus) dan hiu martil ( spbyrna spp.) status dilarang

ekspor dan pemanfaatan dalam negri diperbolehkan.

3. Regulasi Nasional Kep. MenKP No. 18/2013 penetapan perlindungan ikan hiu

paus ( Rhincodon typus) status perlindungan penuh, tidak boleh dimanfaatkan.

4. PP No. 7/99 pengawetan tumbuhan dan satwa hiu/ pari gergaji (Pristis

microdon) status perlindungan penuh dan tidak boleh dimanfaatkan.

Point kepmen perlindungan 113 jenis hiu

 Dilarang menagkap hiu juvenile

 Dilarang menagkap hiu hamil

 Dilarang menangkap dikawasan konservasi

1. melakukan penelitan terkait hiu

 Ekologis

 Sosial ekonomi

 Spasial

 Tingkah laku

 Pemanpaatan perikanan dan wisata

 DNA

 Teknologi mitigasi
2. Stop pembelian hiu atau konsumsi produk hiu

3. share and action

 Menegur langsung atau mebgirim surat kepihak hotel/resto yang

menyajikan produk hiu.

 Mendukung program perlindungan hiu (petisi).

 Menjelaskan info ke teman dan keluarga

Berinteraksi dengan hiu dan pari Mengurangi dampak buruk seperti:

 Cidera

 Perubahan persebaran satwa

 Rentan

 Degradasi habitat
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perlunya pendidikan dan pemberian pengetahuan kepada generasi saat ini

tentang pentingnya kelestarian alam dijaga dari sampah plastik yang amat

berbahaya bagi kelangsungan kehidupan alam dan manusia.

Anda mungkin juga menyukai