IT 13 - Komunikasi Dalam Tatalaksana Gangguan Endokrin
IT 13 - Komunikasi Dalam Tatalaksana Gangguan Endokrin
SKDI 4A: Mampu menegakkan diagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas.
Tuntas: Bisa melakukan edukasi secara sempurna (bukan hanya diagnosis dan tatalaksana).
IT 13 - RMD January 26, 2021
{Edukasi = Komunikasi}
• Komunikasi? Pertukaran informasi, pikiran, ide, dan perasaan diantara dua atau lebih
individu.
• Komunikasi dalam bidang kesehatan disebut sebagai komunikasi teraupetik.
• Komunikasi teraupetik? Komunikasi yang direncanakan secara profesional, tujuannya
adalah untuk kesembuhan pasien.
1. Antar individu harus saling membuka diri. Jika salah satu menutup diri, maka komunikasi
tidak akan berjalan.
a. Dokter harus membuka diri dan pasien harus diajak untuk membuka diri untuk
menerima informasi yang akan diberikan, agar tercipta hubungan 2 arah.
2. Harus ada fokus dari percakapan, agar tidak ada pembahasan yang menyimpang dari
pembahasan.
a. Fokus dari percakapan harus diketahui oleh pasien. Misalnya, kita akan
mengedukasi pasien tentang pemeriksaan gula darah puasa. Kita harus
menginformasikan tentang apa itu gula darah puasa.
3. Ketepatan dari topik.
a. Dokter dan pasien harus sepakat tentang informasi yang akan dibicarakan.
4. Hubungan pengalaman dari topik.
a. Adanya keterlibatan dan penggunaan pengetahuan dokter secara langsung
IT 13 - RMD January 26, 2021
5. Orientasi waktu
a. Orientasi waktu saat itu juga, dokter dan pasien tidak akan berbicara dengan
kondisi masa lalu.
6. Penghargaan terhadap individu.
a. Dokter harus mengakui respon dari pasien, apa yang menjadi keluhan, kesulitan,
atau ketidakpahaman dari pasien.
Jadi, perbedaannya:
1. Komunikasi sosial tidak memiliki tujuan yang spesifik dan pelaksanaan komunikasi terjadi
begitu saja.
2. Sedangkan, pada komunikasi teraupetik memiliki tujuan untuk mencapai kesembuhan
pasien melalui perubahan perilaku/persepsi pasien melalui apa yang kita edukasikan.
Misalnya: Pasien datang ke dokter dengan keluhan kaki bernanah, dan pasien menyebutnya
“diabetes basah”. Dokter ingin mengubah persepsi pasien tentang diabetes kering dan diabetes
basah.
Dokter ingin meluruskan persepsi ini, bahwa yang ada itu merupakan DM tipe 2. Kemudian,
dokter akan menganalisis IMT pasien, apakah normal atau overweight. Kemudian, dokter juga
akan melihat apakah gula darah pasien terkontrol atau tidak. Sehingga, edukasi yang diberikan
dokter adalah bahwa pasien menderita DM tipe 2, yang terjadi pada dewasa muda pada kondisi
tubuh overweight, kadar gula darah puasa tidak terkontrol, dan dengan komplikasi kaki diabetes.
{Memberikan Informasi}
Dalam memberikan informasi, kita harus:
Pertanyaan Terbuka
Agar pasien merasa diperhatikan. Makanya, dalam catatan medik pasien itu harus ditulis
assessment, diagnosis, pengobatan, dan apa yang harus dievaluasi dari pasien.
Modal edukasi utama, bahwa DM merupakan penyakit progresif, akan selalu memburuk. Maka
dari itu, tahap pre-diabetes merupakan golden time penyembuhan agar tidak masuk ke tahap
diabetes. Pada tahap diabetes, maka akan menjadi penyakit progresif menuju ke komplikasi akut
dan komplikasi kronis.
IT 13 - RMD January 26, 2021
1. Patofisiologi DM
2. Terapi non farmakologi, yaitu modifikasi gaya hidup (nutrisi, olahraga)
3. Terapi farmakologi (obat)
4. Bagaimana melakukan perawatan kaki
5. Komplikasi akut dan kronik yang akan pasien alami nantinya
6. Mengajarkan bagaimana melakukan pemeriksaan glukosa darah mandiri
7. Mengajarkan bagaimana menghadapi kondisi khusus, misalnya tanda-tanda hipoglikemia
Monitong
Aktivitas Fisik
Prinsip FITT:
1. Continuous
IT 13 - RMD January 26, 2021
2. Rhytmic
3. Interval
4. Progressive
5. Endurace/Aerobic
Jangan tiba-tiba diubah dari OAD ke insulin tanpa pemberitahuan sebelumnya. Kita harus
mengedukasikan kepada pasien atas dasar apa kita memberikan terapi insulin.
1. HbA1c > 9% (Edukasi apa itu HbA1c, apa makna dan tujuan pemeriksaannya, jika hasilnya
>9 apa maknanya dan apa tindakannya)
2. Penurunan BB yang drastis/cepat (dekompensasi metabolik berat, seperti lipolysis berat,
proteolysis berat, gluconeogenesis yang berat)
3. Hiperglikemia berat dengan ketosis
4. Krisis hiperglikemia
5. Penggunaan OHO dosis optimal dengan kombinasi, tapi gula darah belum mencapai target
6. Stress berat (stress metabolik seperti infeksi, diare berat, pneumonia berat, serangan
MCI)
7. Hamil dengan DM atau DM Gestasional
8. Gangguan fungsi hati atau ginjal
9. Alergi atau kontraindikasi diberikan OHO
10. Kondisi perioperative (sebelum operasi)
Paling mudah dengan menggunakan prinsip inisiasi diet program “Healthy Plate Models”
IT 13 - RMD January 26, 2021
Menggunakan piring bulat. Untuk
mencapai penurunan berat badan,
maka gunakan model piring huruf
T. Separuh piring dengan sayur,
kaki T separuh dengan
karbohidrat dan separuhnya lauk
(protein), tapi ngisinya gaboleh
tinggi, tetep datar. Jika sudah
normal, gunakan model piring
huruf Y, sama rata. Sepertiga lauk, sepertiga karbohidrat, dan sepertiga sayuran.
Kaki Diabetik
Edukasi
1. Cara potong kuku: Jangan terlalu dalam, harus sejajar dengan daging, jangan runcing.
2. Jika terjadi kalus, maka tipiskan dengan scalpel (oleh dokter atau perawat). Jika dalam
dan bernanah, perlu tindakan operatif.