Disusun oleh :
Nugraheni Dwi Septiani (10218058)
S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2021
LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidak dapat melakukan diri (Depkes, 2000).
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.Pemenuhan personal
hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan.Kebutuhan
personal hygiene ini diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang sakit
(Potter & Perry, 2006).
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang yang mengalami
gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri, seperti mandi,
berganti pakaian, makan, dan toileting (Nanda, 2012).
B. Klasifikasi
Menurut Nurjannah (2004, dalam Dermawan (2013) Jenis-jenis defisit perawatan diri
terdiri dari:
a. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktivitas mandi / kebersihan diri.
b. Kurang perawatan diri : mengenakan pakaian / berhias
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan
memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
c. Kurang perawatan diri : makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukkan aktivitas makan.
d. Kurang perawatan diri : toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan.
C. Etiologi
Penyebab kurang perawatan diri adalah:
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran
Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013), penyebab kurang defisit perawatan
diri adalah :
c. Faktor predisposisi
1) Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri
3) Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian
dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
4) Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
d. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013), faktor-faktor yang
mempengaruhi personal hygiene adalah:
1) Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
menderita diabetes melitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk
tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan
lain-lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya.
F. Manifestasi klinis
Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013) tanda dan gejala klien dengan defisit
perawatan diri adalah :
a. Fisik
1) Badan bau, pakaian kotor.
2) Rambut dan kulit kotor.
3) Kuku panjang dan kotor.
4) Gigi kotor disertai mulut bau.
5) Penampilan tidak rapi.
b. Psikologis
1) Malas, tidak ada inisiatif.
2) Menarik diri, isolasi diri.
3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial
1) Interaksi kurang.
2) Kegiataan kurang.
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
4) Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembaraang tempat, gosok
gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
G. Patofisiologi
H. WOC
I. Penatalaksanaan
Menurut Purba (2010) perencanaan tindakan keperawatan untuk pasien defisit
perawatan diri juga ditujukan untuk keluarga sehingga keluarga mampu mengarahkan
pasien dalam melakukan perawatan diri Tindakan keperawatan defisit perawat diri
sebagai berikut :
a. Tindakan keparawatan untuk pasien defisit perawatan diri
1) Tujuan dari tindakan keperawatan defisit perawatan diri
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias dan berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d. Pasien mampu melakukan buang air besar dan buang air kecil
secara mandiri
2) Tindakan keperawatan pasien defisit perawatan diri
Menurut Purba (2010), tindakan keperawatan pada pasien defisit
perawatan diri diantaranya :
a. Melatih pasien cara – cara perawatan kebersihan diri Untuk
melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri perawat harus dapat
melakukan tahapan tindakan yang meliputi :
1. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
2. Menjelaskan alat - alat untuk menjaga kebersihan diri
3. Menjelaskan cara melakukan kebersihan diri
4. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
b. Melatih pasien berhias atau berdandan
Perawat dapat melatih pasien berdandan, pasien laki – laki harus di
bedakan dengan wanita. Untuk pasien laki – laki meliputi :
berpakaian, menyisir rambut dan bercukur. Sedangkan untuk
pasien perempuan meliputi : berpakaian, menyisir rambut dan
berhias
c. Melatih pasien makan dan minum secara mandiri
Untuk melatih pasien perawat dapat melakukan tahapan sebagai
berikut :
1. Menjelaskan cara mempersiapkan makan dan minum
2. Menjelaskan cara makan dan minum yang tertib dan baik
3. Menjelaskan cara merapikan peralatan makan dan minum
setelah makan dan minum
4. Praktek makan dan minum sesuai dengan tahapan makan dan
minum yang baik
d. Mengajarkan pasien melakukan buang air besar dan buang air kecil
secara mandiri. Perawat dapat melatih pasien buang air besar dan
buang air kecil mandiri sesuai tahapan berikut :
1. Menjelaskan tempat buang air besar dan buang air kecil
2. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah buang air besar
dan buang air kecil
3. Menjelaskan cara membersihkan tempat buang air besar dan
buang air kecil
b. Tindakan keperawatan pada keluarga pasien defisit perawatan diri
1) Pentingnya tindakan keperawatan keluarga Keluarga merupakan orang
yang sangat dekat dengan pasien dan tahu dengan kondisi pasien
sehingga dukungan keluarga dalam penatalaksanaan pasien sangat
dibutuhkan. Menurut Fitria (2009) keluarga dapat meneruskan dan
melatih pasien dan mendukung agar kemampuan pasien dalam
perawatan diri meningkat namun dalam memberikan asuhan
keperawatan perlu di perhatikan tingkat kemandirian keluarga, dimana
setiap keluarga memiliki tingkat kemandirian yang berbeda – beda.
2) Tujuan tindakan keperawatan pada keluarga dengan pasien defisit
perawatan diri yaitu keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah defisit perawatan diri
3) Tindakan keperawatan pada keluarga dengan pasien defisit perawatan
diri perawat harus melakukan tindakan kepada keluarga agar keluarga
dapat meneruskan melatih pasien dan mendukung agar kemampuan
pasien dalam perawatan diri meningkat. maka perawat harus
melakukan intervensi diantaranya :
a. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri
yang dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri
pasien
b. Anjurkan keluarga untuk terlibat merawat diri pasien dan
membantu mengingatkan pasien dalam merawat diri (sesuai
jadwal yang telah disepakati)
c. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan
pasien dalam merawat diri
J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose medis.
b. Riwayat Kesehatan
Meliputi keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, dan
riwayat penyakit keluarga.
c. Riwayat Nyeri
-
d. Pemeriksaan Fisik
Meliputi tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu)
e. Pola Pemeliharaan Kesehatan
Meliputi pola kebutuhan nutrisi, pola eliminasi, pola kebutuhan istirahat tidur,
pola kebersihan dan perawatan diri.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Defisit perawatan diri
2) Intoleransi aktivitas
3) Gangguan memori
4) Gangguan presepsi sensori
5) Isolasi sosial
3. Intervensi
Edukasi
- Anjurkan mengunakan
pelembab (mis. Lotion,
serum)
- Anjurkan minum air yang
cukup
- Anjurkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
- Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrim
- Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya.
Formatat Asuhan Keperawatan
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny.O
Umur : 80 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/ Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh tani
Status Perkawinan : Menikah
Alamat :Kediri, Jawa Timur
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. A
Umur : 45 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMP
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Kediri, Jawa Timur
Hubungan dengan pasien : Anak kandung
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG → Kronologis dari penyakit yang diderita saat ini
mulai awal hingga di bawa ke RS secara lengkap meliputi (PQRST) :
MenurutAhency for Health Care Polcy and Research
No IntensitasNyeri Diskripsi
1 TidakNyeri Pasien mengatakan tidak nyeri
+
2 NyeriRingan Pasien mengatakan sedikit nyeri atau ringan
Pasien nampak gelisah
3 NyeriSedang Pasien mengatakan nyeri masih bias ditahan /
sedang
Pasien Nampak gelisah
Pasien mampu sedikit berpartisipasi dlm
keperawatan
4 NyeriBerat Pasien mengatakan nyeri tidak dapat ditahan / berat
Pasien sangat gelisah
Fungsi mobilitas dan perilaku pasien Berubah
5 NyeriSangatBerat Pasien mengataan nyeri tidak tertahankan / sangat
berat
Perubahan ADL yang mencolok (Ketergantungan)
putus asa
3. HEAD TO TOE
KEPALA
Bentuk kepala simetris tidak
Ketombe ada tidak
Kotoran pada kulit kepala ada tidak
Pertumbuhan rambut merata tidak
Lesi ada tidak
Nyeri tekan ya tidak
KULIT
Kulit ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi
Turgor kulit baik kurang jelek
Lesi ada tidak
Oedema ya tidak
Peradangan ya tidak
PENGLIHATAN
Bola mata simetris tidak
Pergerakan bola mata normal tidak
Refleks pupil terhadap cahaya normal tidak
Kornea bening tidak
Konjungtiva anemis tidak
Sclera ikterik tidak
Pupil isokor anisokor
ketajaman pengelihatan normal tidak
PENCIUMAN/PENGHIDUNG
Bentuk simetris tidak
Fungsi penciuman baik tidak
Peradangan ada tidak
Polip ada tidak
Perdarahan ya tidak
PENDENGARAN/TELINGA
Bentuk daun teling simetris tidak
Letak simetris tidak
Peradangan ada tidak
Fungsi pendengaran baik tidak
Serumen ada tidak
Cairan ada tidak
Perdarahan ya tidak
MULUT
Mulut bersih kotor berbau
Bibir pucat cyanosis merah
Mukosa bibir lembab kering stomatitis
Gigi bersih tidak
Gusi berdarah ya tidak
Tonsil radang tidak
Lidah tremor ya tidak
Fungsi pengecapan baik tidak
LEHER
Benjolan/massa ada tidak
Kekakuan ya tidak
Nyeri tekan ya tidak
Kedudukan trachea normal tidak
Gangguanbicara ada tidak
DADA/PERNAFASAN
PARU
Inspeksi
Keluhan : sesak nyeriwaktu nafas
Batuk produktif Kering Darah
Sekret: - Konsistensi : -
Warna : - Bau : -
Irama nafas teratur tidak teratur
Pola Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes
Bentuk dada Simetris Asimetris
Bentuk thorax Normal chest Pigeon chest Funnel chest
Barrel chest
Retraksi Intercosta ya tidak
RetraksiSuprasternal ya tidak
Pernafsncupinghidung ya tidak
Alatbantu napas ya tidak
Jenis................... Flow..............lpm
Palpasi
Pemeriksaantaktil / vokalfremitus :Getaran antara kanan dan kiri teraba ( sama / tidak
sama ), lebih bergetar pada sisi........................
Perkusi
Area paru : ( sonor / hipersonor / dulness )
Auskultasi
Suara nafas :
Area Vesikuler Bersih Halus Kasar
Area Brochial Bersih Halus Kasar
Area Bronkovesikuler Bersih Halus Kasar
Suara tambahan :
CraklesRochi Wheezing Pleural Friction rub
JANTUNG
Inspeksi
Ictus Cordis( +/ - ), pelebaran................. cm
Palpasi
Pulsasi pada dindingthoraxteraba( Lemah / Kuat / Tidakteraba )
Perkusi
Batas – batas jantung normal adalah :
Batas atas :................................( N = ICS II )
Batas bawah :................................( N = ICS V )
Batas Kiri :................................( N = ICS V MidclavikulaSinistra )
Batas Kanan :................................( N = ICS IV MidsternalisDextra )
Auskultasi
BJ I terdengar( tunggal/ganda ), (Keras/lemah ), (reguler/irreguler )
BJ II terdengar( tunggal/ganda ), Keras/lemah ), (reguler/irreguler )
Bunyi jantung tambahan :
BJ III ( + / - ), Gallop Rhythm ( + / - ), Murmur ( + / - )
Keluhan lain terkait dengan jantung :
a. Keluhannyeri dada ya tidak
b. Irama jantung reguler ireguler
S1/S2 tunggal ya tidak
c. CRT :.............detik
d. Akral hangat panas dingin kering
basah
e. JVP normal meningkat menurun
f. Clubbing Finger ya tidak
ABDOMEN
Bentuk simetris tidak
Abdomen tegang kembung ascites
Nyeri tekan ya tidak
Peristaltik usus : ..........................x/menit
Oedem ya tidak
REPRODUKSI
Radang pada genitaliaeksterna ya tidak
Lesi ya tidak
Siklus menstruasi teratur tidak
Pengeluaran cairan ya tidak
EKSTREMITAS ATAS/BAWAH
Pembatasan gerak ya tidak
Varises ada tidak
Tromboplebitis ada tidak
Nyeri ya tidak
Kemerahan ya tidak
Kelemahan tungkai/tidak ya tidak
Kekuatan otot
Oedem
e. Merokok ya tidak
f. Alkohol ya tidak
V.PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya
Cobaan Tuhan hukuman lainnya
b. Ekspresi klien terhadap penyakitnya
Murung/diam gelisah
tegang marah/menangis
c. Reaksi saat interaksi kooperatif
tidak kooperatif
curiga
d. Gangguan konsep diri ya tidak
Masalah Keperawatan :...........................................
B. Kimia Darah
Ureum :..........................( N : 10 – 50 mg / dl )
Creatinin :..........................( N : 07 – 1,5 mg / dl )
SGOT :..........................( N : 2 – 17 )
SGPT :..........................( N : 3 – 19 )
BUN :..........................( N : 20 – 40 / 10 – 20 mg / dl )
Bilirubin :..........................( N : 1,0 mg / dl )
Total Protein :..........................( N : 6,7 – 8,7 mg / dl )
GD Puasa :..........................( N : 100 mg / dl )
GD 2 JPP :..........................( N : 140 – 180 mg / dl )
C. Analisa aelektrolit
Natrium :..........................( N : 136 – 145 mmol / l )
Kalium :..........................( N : 3,5 – 5,0 mml / l )
Clorida :..........................( N : 98 – 106 mmol / l )
Calsium :..........................( N : 7,6 – 11,0 mg / dl )
Phospor :..........................( N : 2,5 – 7,07 mg / dl )
RENCANA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny.O
Dx Medis : Defisit Perawatan Diri : Mandi