Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN aPRAKTIKUM

KIMIA FARMASI KUALITATIF 1

PERCOBAAN II

ARGENOMETRI

DISUSUN OLEH:

NAMA : Putri Novianty


NIM : 61608100819073
TGL PRAKTIKUM : Kamis / 19 Maret 2021
KELAS : 2A Farmasi
DOSEN : Ghalib Syukurilah Syahputra S.Farm,M.Farm

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA

BATAM

2021
ARGENOMETRI

A. Tujuan Praktikum

Tujuan pada praktikum argentometri yaitu untuk menetapkan dan menentukan kadar NaCl
dengan menggunakan metode argentometri.

B. Teori Dasar

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum, yang berarti perak. Jadi
argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan
yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+. Pada
titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan
larutan standar garam perak nitrat AgNO3. Dengan mengukur volume larutan standar
yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam
larutan pemeriksaan dapat ditentukan. (Underwood, 2010).

Titrasi pengendapan adalah salah satu golongan titrasi dimana hasil reaksi titrasinya
merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dasarnya ialah reaksi
pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan titran, tidak
ada pengotor yang mengganggu serta diperlukan indikator untuk melihat titik akhir titrasi.
Hanya reaksi pengendapan yang dapat digunakan pada titrasi. (Khopkar, 2011).

Argentometri adalah penetapan kadar suatu zat dalam larutan berdasarkan


pengendapan  dengan memakai larutan AgNO3 sebagai standard.Pada reaksi
argentometri terbentuk endapan AgCl (perak klorida).Endapan adalah padatan yang tidak
larut dan terpisah dari larutan.Analisa argentometri ini biasanya digunakan untuk
penentuan kadar senyawa yang mengandung unsur halogen (SPU golongan VII A,
yaitu Cl, Br, I) karena reaksi antara ion Ag+ dan ion dari senyawa
tersebut dapat menghasilkan suatu endapan. Satu grek dalam metode ini adalah
kemampuan suatu zat untuk mengikat atau melepas 1 ion perak (Ag+) (Ershanggono,
1996). Dalam argentometri, yang dimaksud dengan larutan normal adalah larutan yang
ekivalen dengan 1 mol ion Ag+ tiap 1 mol AgNO3 (Underwood,2010).

Endapan terbentuk karena beberapa faktor. Antara lain  adalah kelarutan dari hasil
reaksi yang kecil, adanya efek ion senama, dan larutan sudah melewati titik jenuhnya saat
pencampuran (Khopkar, 2011).

Pada argentometri terdapat tiga metode yang dapat digunakan, antara lain metode Mohr,
metode Volhard, dan metode Fajans. Metode Mohr adalah salah satu cara dalam
argentometri yang merupakan metode paling baik untuk menentukan kadar klorida dari
suatu larutan. Indikator yang digunakan adalah K2CrO4, dan titran yang digunakan
AgNO3. Indikator menunjukan tercapainya titik akhir titrasi, dengan perubahan warna
larutan yang telah dicampur dengan indikator K2CrO4 terbentuk endapan yang berwarna
merah-bata (Fritz,2013).

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrode perak yang dicelupkan ke
dalam larutan analit. Titik akhir argentometri melibatkan penentuan arus yang diteruskan
antara sepasang mikroelektrode perak dalam larutan analit. Sedangkan titik akhir yang
dihasilkan indikator kimia, biasanya terdiri dari perubahan warna/muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi. Syarat indikator untuk titrasi pengendapan analog
dengan indikator titrasi netralisasi, yaitu : 

1.    Perubahan warna harus terjadi terbatas dalam range pada p-functiondari


reagen/analit.

2.    Perubahan Warna harus terjadi dalam bagian dari kurva titrasi untuk analit.(Skoog
et al.2012).

Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur
dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur volume larutan
standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+  dapat tepat diendapkan, kadar garam
dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan (Isnawati, 2010).

aktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat adalah:

1. pH

2. Temperatur

3. Jenis pelarut

4. Bentuk dan ukuran partikel

5. Konstanta dielektrik pelarut

6. Adanya zat-zat lain, misalnya surfaktan pembentuk komplek ion sejenis, dll.
(Pantang,2010)

Untuk larutan yang mengandung Ag, jika ditambahkan NaCI maka mula-mula
terbentuk suspensi yang kemudian terkoagulasi (membeku). Laju terjadinya koagulasi
menyatakan mendekamya titik ekivalen. Penambahan NaCI ditersukan sampai titik akhir
tercapai. Perubahan ini dilihat dengan tidak terbentuknya endapan AgCI pada cairan
supernatan. Akan tetapi sedikit NaCI harus ditambahkan untuk menyempurnakan titik
akhir. Penentuan Ag sebagai AgCI dapat dilakukan dengan pengukuran turbidimetri yaitu
dengan pembauran sinar (Underwood,2010).
C. Alat Dan Bahan
● Alat yang digunakan
- timbangan
- pipet tetes
- erlemeyer
- buret & statis
- gelas ukul
- beker glass

● Bahan yang digunakan


- NaCL 0,03 N
- AgNO3 0,1 N
- Indikator K2CrO4
- Aquadest

D. Uraian Bahan

a. Air suling(Dirjen,1979:96)

Nama resmi                      :Aqua Destillata

Nama lain                         :Air suling

Pemerian                          :Cairan   jernih,   tidak  berwarna,  tidak  berbau tidak
mempunyai rasa.

BM                                     :18,02

Penyimpanan                  :Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan                        :Sebagai indikator

b. AgNO3(Dirjen,1979:97)

Nama resmi                      :Argenti Nitras

Nama lain                         :Perak nitrat

Pemerian                           :Hablur    transparan    atau    serbuk     hablur  berwarna putih,
tidak berbau.

BM                                       :169,87        
Penyimpana         :Dalam  wadah  tertutup   baik,  terlindungi  dari cahaya
Kegunaan                        :Antiseptik ekstern, kaostikum

c. K2CrO4(Dirjen,1979:690)

Nama resmi                      : Kalii Cromas

Nama lain                         : Kalium kromat

Pemerian                          : Hablur, tidak berwarna berwarna putih

BM                                    : 104,0

Penyimpana                     : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan                           : Sebagai larutan indicator

E. Cara Kerja
● Pembuatan larutan garam

Menimbang 10 gr Garam dapur

Melarutkan 10 gr garam dapur dengan Aquadest 500 ml

● Pembuatan AgNo3 0,1 N

Menimbang 8,50 gr AgNO3

Melarutkannya dengan 200 Ml Aquadest dan Dipanaskan

Dimasukkan kedalam botol kaca


● Cara kerja percobaan

Memasukkan 5 ml larutan Garam dapur kedalam erlemeyer

Menambahkan 5 tetes Indikator K2CrO4

Mentitrasi dengan larutan AgNO3

Mencatat berapa banyak Larutan AgNO3 yang dibutuhkan

F. Hasil Pengamatan

Hasil Gambar
Setelah dilakukan percobaan dengan 5 ml
larutan garam ditambahkan dengan 4 tetes
Indikator K2CrO4 kemudian dititrasi dengan
33 ml larutan AgNO3 maka hasil yang
didapatkan Garam Dapur Mengandung
clorid. Ditunjukan dengan reaksi atau
perubahan warna dari bening menjadi warna
merah bata yang tidak tercampurkan
G. Pembahasan

 Argentometri adalah menetapkan kadar suatu sampel dengan menggunakan larutan


AgNO3.Dasar teori argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut antara
titran dan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana
Ag+ dari titran akan bereaksi dengan Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut.

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah metode mohr dengan
indikator K2CrO4. Penambahan indikator ini akan menjadikan warna larutan menjadi kuning.
Titrasi dilakukan hingga mencapai titik ekuivalen. Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya
warna larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen.

Adapaun alasan mengapa pada praktikum argentometri menggunakan larutan AgNO3 sebagai


titrasi yaitu karena AgNO3 merupakan larutan standar yang di pakai dalam titrasi argentometri.

Adapun manfaat yang dapat di peroleh dari praktikum argentometri yaitu digunakan untuk
menetapkan kadar garam dapur, pottasium, dan bromida.

Faktor kesalahan yang dapat terjadi pada praktikum argentometri yaitu apabila kita kjurang
teliti dalam penimbangan sampel, pada saat mentitrasi larutan kita kurang teliti dan apabila
larutan yang di pakai kurang bersih akan mempengaruhi larutan.

Adapun hubungan titrasi dengan argentometri dengan titrasi yaitu zat yang biasa digunakan
sebagai baku primer adalah NaCl, NaBr, KBr, atau KCl dengan kemurnian yang tinggi. Sebagai
baku sekunder digunakan larutan AgNO3.Hubungan yang terdapat pada titrasi ini adalah: jumlah
ekivalen Ag+ sama dengan jumlah ekivalen Cl–.Titrasi pengendapan yang paling banyak
dilakukan adalah titrasi dengan menggunakan larutan Ag+ sebagai pereaksi (argentometri). Oleh
karena itu pembahasan prinsip dasar titrasi pengendapan ini terbatas pada analisis
argentometri. Tentunya, pembahasan ini dapat pula diterapkan pada reaksi pengendapan
lain.Hubungan titrasi dengan reaksi oksidasi yaitu reaksi-reaksi kimia yang melibatkan oksidasi
reduksi dipergunakan secara luas oleh analisis titrimetrik. Ion-ion dari berbagai unsur dapat
hadir dalam kondisi oksidasi yang berbeda-beda, menghasilkan kemungkinan banyak reaksi
redoks. Banyak dari reaksi-reaksi ini memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam analisi
titrimetrik dan penerapan-penerapannya cukup banyak.Iodometri adalah analisa titrimetrik yang
secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator seperti besi III, tembaga II, dimana zat ini
akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan
ditentukn dengan menggunakan larutan baku tiosulfat .

Adapun alasan terbenuknya endapan merah pada argentometri yaitu karena memakai larutan
standar seperti AgNO3 yang mengandung garam-garam halogen dan cianida. Dan pada
argentometri juga di gunakan pelkarut pada titrasi yang cocok sehingga menghasilkan endapan
merah.
H. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. T itrasi argentometri merupakan titrasi yang dilakukan dengan
menggunakan menggunakan larutan AgNO3 sebagai  larutan standard dan kalium
kromat sebagai indikator.
2. Endapan warna merah bata terbentuk karena adanya reaksi antara NaCl yang dilakukan
titrasi dengan AgNO3 yang menggunakan indicator K2CrO4.
3. alasan terbenuknya endapan merah pada argentometri yaitu karena memakai larutan
standar seperti AgNO3 yang mengandung garam-garam halogen dan cianida.
4. Argentometri adalah menetapkan kadar suatu sampel dengan menggunakan larutan
AgNO3.
5. Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah metode mohr
dengan indikator K2CrO4.

I. Saran
Seorang praktikan harus teliti dalam melakukan titrasi dan pemberian indikator agar hasil yang
di dapatkan sesuai dengan yang di harapkan.
Daftar Pustaka

DIRJEN POM,1979. Farmakope Indonesia Edisi III. DEPKES RI ; Jakarta

Frits, G.J. 2013. Introduction Plant Physiology, Second Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc, Englewood
Clifts.

Rifai,Harrizul.2013.Asas Pemeriksaan Kimia.Padang.UI Press

Oxtoby,D.W.2011.Kimia Modern.Erlangga ;Jakarta

Proverawati, Ismawati.2010.Berat Badan Lahir Rendah(BBLR). Yogyakarta:Nuha Medika

Khopkar S.M,2011. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia        Jakarta

Pantang,M.A.2010.Kimia analisis.UI-Press.Jakarta

Petrucci,R.H.2011.Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.Erlangga:Jakarta

Skoog, Douglas A., et al. 2012. Fundamentals of Analytical Chemistry, Eight Edition. Kanada:
Brooks/Cole, Thomson Learning.

Shehla.G,2010. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro Edisi Ke Lima. Kalma
Media Pustaka;Jakarta

Syukri,S.2013.Kimia Dasar l.ITB.Press;Bandung

Underwood. 2010. Analisis Kimia Kuantitatif edisi kelima. Erlangga. Jakarta.


Lampiran

Larutan Garam Dapur Tahap pengambilan 5 ml Larutan Garam Dapur

Tahap pemberian 5 tetes Indikator Tahap Titrasi dengan Larutan AgNO3

Anda mungkin juga menyukai