Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pendidikan Anak, Vol 3, No 2, Tahun 2017.

E-ISSN 2580-9504

Gaya Pengasuhan Orang Tua pada Anak usia Dini

Ariyanti Novelia Candra*, Ari Sofia2*, Gian Fitria Anggraini2*


1
FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1
*e-mail: Ariyantinoveliac@gmail.com
Telp: +6282253532460

The problem of this research was that there were many parents who applied less limitations and
rules to their children. This study aimed to determine the parenting style of early childhood in
Purbolinggo Lampung Timur district. This research quantitative descriptive research type.
Population was 1.148 people. The sampling technique was used cluster rendom sampling
sampled were 166 parents from 3 selected vilages out of 12 villages. Data were analyzed by
using formula precentage. The research results showed that 87 respondents who had
educational backgrounds from ungraduated elementary school, graduate from elementary
school, junior high school and senior high school, used permissive parenting. 68 respondents
who had educational backgrounds from senior high school, diploma III, undergraduate and
postgraduate used authoritative parenting style. 11 respondents who had educational
backgrounds from ungraduated elemtary school, graduated from elementary school and junior
high school used authoritarian parenting.

Masalah dalam penelitian ini adalah masih banyak orang tua yang kurang memberikan batasan
dan aturan kepada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya pengasuhan orang tua
pada anak usia 4-6 tahun di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian analisis deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini
berjumlah 1.148 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling
dari 12 desa terpilih 3 desa dengan jumlah orang tua sebanyak 166 orang tua yang dijadikan
sampel. Analisis data menggunakan rumus persentase. Hasil Penelitian menunjukan bahwa
orang tua yang menggunakan gaya pengasuhan permisif sebanyak 87 orang dengan latar
belakang pendidikan tidak tamat SD, SD, SMP dan SMA, orang tua yang menggunakan gaya
pengasuhan demokratis sebanyak 68 orang dengan latar belakang pendidikan menengah SMA
dan D3, S1, S2 dan orang tua yang menggunakan gaya pengasuhan otoriter sebanyak 11
orang lakang belakang pendidikan tidak tamat SD,SD dan SMP.

Kata Kunci: anak usia dini, gaya pengasuhan, orang tua


Jurnal Pendidikan Anak, Vol 3, No 2, Tahun 2017. E-ISSN 2580-9504

PENDAHULUAN sebaik-baiknya karena masa ini dapat


sangat menentukan kualitas manusia
dimasa depan.
Bangsa indonesia saat ini sedang
mengalami krisis moralitas dimana Wiyani (2016) menyatakan bahwa
banyak perilaku anak-anak yang
50% kecerdasan manusia terjadi ketika
menyimpang. Fenomena yang terjadi
usia 4 tahun, lalu 80% telah terjadi
pada anak usia dini saat ini anak-anak ketika berusia 8 tahun, dan mencapai
sangat menyukai hal-hal yang berkaitan titik kulminasi 100% ketika anak berusia
dengan orang dewasa yang mereka 8-18 tahun. Anak-anak pada masa usia
peroleh dari media televisi dan gadget
ini memerlukan berbagai macam
seperti menonton sinetron orang
layanan dan bantuan orang dewasa,
dewasa lalu menirukan perkataan dan
dari kebutuhan jasmani dan rohani,
perilaku kurang baik yang mereka lihat dimana bentuk layanan tersebut
dari sinetron tersebut. Hal itu terjadi diarahkan untuk dapat memfasilitasi
karena orang tua kurang memberikan pertumbuhan dan perkembangan
pengawasan kepada anak sehingga sebagai pondasi awal anak dalam
anak melihat dan menerima informasi
melanjutkan proses hidup dan
yang kurang baik dengan mudah. Anak kehidupannya. Layanan dan bantuan
usia dini mudah mendapatkan dan awal yang pertama diterima oleh anak
meniru informasi yang mereka dapat berasal dari lingkungan keluarga.
dari lingkungannya. Stimulus baik atau Keluarga merupakan lingkungan
buruk yang orang dewasa berikan akan pertama dan utama anak dalam
dengan mudah diterima oleh anak.
memperoleh pendidikan. Keluarga terdiri
dari seorang ayah, ibu, kakak, adik, dan
Anak usia dini yang mendapatkan lain-lain. Orang tua yaitu ayah dan ibu
stimulasi yang terarah akan berkembang memiliki tanggung jawab dalam
lebih optimal dibandingkan dengan anak
memperhatikan kebutuhan anak seperti
yang kurang mendapat stimulasi.
pendidikan, kesehatan dan kasih sayang
Stimulasi didapatkan anak melalui
serta memperhatikan pertumbuhan dan
lingkungan keluarga dan lingkungan perkembangan anak.
sekolah. Menurut undang-undang No 20
tahun 2003 Pasal 1 Butir 14 tentang Setiap orang tua memiliki gaya
Sistem Pendidikan Nasional : Anak usia
pengasuhan yang berbeda dalam
dini adalah suatu upaya pembinaan mendidik anak mereka. Pengasuhan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir yang diberikan oleh orang tua
sampai usia enam tahun yang dilakukan berpengaruh terhadap pembentukan
melalui pemberian rangsangan karakter dan perilaku anak. Karakter dan
pendidikan untuk membantu perilaku yang dibentuk sangat
pertumbuhan dan perkembangan
menentukan kematangan seseorang
jasmani dan rohani agar anak memiliki dalam melakukan sebuah tindakan atau
kesiapan dalam memasuki pendidikan dalam menyelesaikan masalah. Hal
lebih lanjut. tersebut yang menjadikan pola
pengasuhan menjadi unsur penting di
Menurut Depkes (2016) Anak didik
dalam pendidikan anak usia dini.
TK adalah anak berumur 4-6 tahun.
Pada masa ini anak sedang mengalami
Perbedaan gaya pengasuhan yang
proses pertumbuhan dan perkembangan
orang tua terapkan dipengaruhi oleh
yang cepat, serta peka bagi peletakan
beberapa faktor salah satunya adalah
dasar-dasar kepribadian. Hurlock (2003)
pendidikan. Pendidikan orang tua dalam
menyatakan bahwa “dasar-dasar
hal merawat anak adalah suatu hal yang
permulaan adalah sikap kritis, sikap
cukup penting yang akan mempengaruhi
kebiasaan dan pola prilaku yang
kesiapan mereka dalam menjalankan
dibentuk selama tahun-tahun pertama,
peran pengasuhan. Penelitian Susanti
sangat menentukan seberapa jauh
(2016) menunjukan bahwa orang tua
individu-individu berhasil menyesuaikan
yang memiliki pendidikan tinggi dan
diri dalam kehidupan ketika mereka
orang tua yang tidak berpendidikan atau
bertambah tua. Masa ini dimanfaatkan
Jurnal Pendidikan Anak, Vol 3, No 2, Tahun 2017. E-ISSN 2580-9504

berpendidikan rendah berbeda pola METODE


pengasuhanya. Orang tua yang
berpendidikan tinggi lebih Penelitian ini menggunakan analisis
berpengetahuan luas mempunyai deskriptif kuantitatif. Populasi pada
informasi yang mereka dapat dan penelitian ini adalah seluruh orang tua di
mereka dapat menyampaikan informasi kecamatan purbolinggo yang
tersebut dengan mudah dan baik. menyekolahkan anaknya pada lembaga
PAUD yang terdaftar di UPTD dengan
Selain faktor pendidikan orang tua, jumlah orang tua 1.148 orang tua.
gaya pengasuhan juga dapat Teknik pengambilan sampel tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti menggunakan cluster random sampling,
yang dipaparkan Tridhonanto (2014) karena untuk menentukan sampel bila
yaitu 1) pengalaman orang tua dalam objek yang akan diteliti atau sumber
mengasuh anak, 2) keterlibatan orang data sangat luas. Sampel yang diambil
tua dalam mengasuh anak, 3) dalam penelitian ini dari 12 desa terpilih
pendidikan orang tua, 4) usia orang tua, 3 desa dan 3 lembaga PAUD dengan
5) setress orang tua, dan 6) hubungan jumlah sebanyak 166 orang tua.
suami istri. Menurut Santrock (2013) Teknik pengumpulan data
gaya pengasuhan juga bisa disebabkan dilakukan dengan cara kuesioner/angket
oleh etnis, budaya, dan sosial-ekonomi dan dokumentasi. Angket yang disajikan
keluarga. Menurut Brooks (2011) tersebut dibedakan menjadi dua
pengasuhan anak adalah suatu proses kelompok pernyataan yaitu pernyataan
interaksi yang berlangsung secara terus positif dan pernyataan negatif.
menerus yang tidak hanya dipengaruhi Pernyataan positif adalah pernyataan
anak tetapi dipengaruhi orang tua. yang mendukung variabel, sedangkan
pernyataan negatif adalah pernyataan
Berdasarkan hasil Pra-observasi yang tidak mendukung variabel.
adalah masih banyak orang tua
berbicara kasar dan beribicara dengan Angket dalam penelitian ini
nada kepada anak. Orang tua kurang menggunakan angket gaya pengasuhan
tanggap terhadap kebutuhan pendidikan orang tua dengan 4 alternatif jawaban
bagi anak mereka. Mereka yatiu, Selalu (SL), Sering (SR), Kadang
mempersilahkan anak untuk menonton (KD), dan Tidak Pernah (TP). Skor untuk
televisi tanpa pengawasan mereka setiap jawaban pernyataan berkisar 1
terkadang orang tua mengajak anak sampai 4. Cara skoring untuk setiap
untuk melihat bersama tontonan televisi jawaban pada setiap kelompok-
yang kurang baik bagi anak. Beberapa kelompok pernyataan. Pernyataan
orang tua membebaskan anak untuk positif jawaban Selalu (SL) diberi skor 4,
bermain dengan siapa saja, mereka jawaban Sering (SR) diberi skor 3,
tidak memberikan batasan dan aturan. jawaban Kadang (KD) diberi skor 2,
jawaban Tidak Pernah (TP) diberi skor
Sedangkan data Pra-observasi 1, untuk pernyataan negatif jawaban
yang diperoleh peneliti pada anak Selalu (SL) diberi skor 1, jawaban
adalah masih banyak anak yang kurang Sering (SR) diberi skor 2, jawaban
berkembang sosial emosionalnya Kadang (KD) diberi skor 3, jawaban
seperti tidak mau bekerja sama dalam Tidak Pernah (TP) diberi skor 4.
bermain, anak tidak mau membereskan Instrumen gaya pengasuhan orang
mainan setelah bermain. Anak juga dalam penelitian ini diuji menggunkan uji
sering mengeluarkan kata-kata kasar. validitas dan uji reliabilitas. Uji reliabilitas
menggunakan rumus Alpha Cronbach,
Berdasarkan latar belakang dari 40 item pernyataan ada 9 item
masalah tersebut peneliti ingin pernyataan yang gugur dan 31 item
mengetahui bagaimana gaya yang valid. Hasil uji reliabilitas sebesar
pengasuhan orang tua di Kecamatan 0,805. Hasil tersebut menunjukan
Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. bahwa sebaran data gaya pengasuhan
orang tua valid dan reliabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jurnal Pendidikan Anak, Vol 3, No 2, Tahun 2017. E-ISSN 2580-9504

Hasil No Tingkat n %
Pendidkan
Terdapat tiga jenis gaya 1 Tidak Tamat SD, 66 83,54
pengasuhan orang tua yaitu gaya SD, SMP
pengasuhan demokratis, permisif dan 2 SMA 21 28,77
otoriter. 3 D3, S1, S2 0 0

Tabel 1. Distribusi frekuensi responden Berdasarkan tabel di atas dari 79


berdasarkan tingkat orang tua yang berpendidikan tidak
pendidikan orang tua tamat SD, SD dan SMP 66 orang tua
No Tingkat N %
Pendidkan menggunakan gaya pengasuhan
1 Tidak Tamat SD, 79 47,60 permisif. Sedangkan dari 73 orang tua
SD, SMP yang berpendidikan SMA ada sebanyak
2 SMA 73 43,97 21 orang tua yang menggunakan gaya
3 D3, S1, S2 14 8,43 pengasuhan permisif dan untuk orang
Total 166 100,00 tua berpendidikan D3, S1 dan S2 dari 14
orang tua tidak ada yang menggunakan
Berdasarkan tabel distribusi gaya pengasuhan permisif.
frekuensi tingkat pendidikan orang tua,
orang tua yang tidak tamat SD,SD dan Tabel 4. Gaya pengasuhan otoriter
SMP sebanyak 79 orang. Orang tua berdasarkan tingkat
berpendidikan SMA 73 dan orang tua pendidikan
berpendidikan D3, S1 dan S2 sebanyak No Tingkat n %
14 orang. Pendidkan
1 Tidak Tamat SD, 11 13,92
Tabel 2. Gaya pengasuhan demokratis SD, SMP
berdasarkan tingkat 2 SMA 0 0
pendidikan 3 D3, S1, S2 0 0
No Tingkat n %
Pendidkan Berdasarkan tabel diatas orang tua
1 Tidak Tamat SD, 2 2,54 yang menggunakan gaya pengasuhan
SD, SMP otoriter hanya orang tua berpendidikan
2 SMA 52 71,23 tidak tamat SD, SD dan SMP yaitu
3 D3, S1, S2 14 100 sebanyak 10 orang dari jumlah
keseluruhan orang tua berpendidikan
Berdasarkan tabel di atas dapat rendah 79 orang tua.
diketahui dari 79 orang tua
berpendidikan tidak tamat SD, SD dan Tabel 5. Gaya Pengasuhan Orang Tua
SMP hanya 2 orang tua yang
No Gaya n %
menggunakan gaya pengasuhan Pengasuhan
demokratis. Sedangkan dari 73 orang 1 Demokratis 68 40,97
tua berpendidikan SMA ada 52 orang 2 Permisif 87 52,41
tua yang menggunakan gaya 3 Otoriter 14 6,62
pengasuhan demokratis dan untuk 14 Total 166 100,00
orang tua berpendidikan D3, S1 dan S2
keseluruhan menggunakan gaya Berdasarkan tabel diatas dapat
pengasuhan demokratis dalam dilihat bahwa sebagian besar orang tua
mengasuh anak mereka. di kecamatan purbolinggo menggunakan
gaya pengasuhan permisif sebanyak 87
Tabel 3. Gaya pengasuhan permisif orang, orang tua yang menggunakan
berdasarkan tingat gaya pengasuhan demokratis sebanyak
pendidikan 68 orang dan orang tua yang
Jurnal Pendidikan Anak, Vol 3, No 2, Tahun 2017. E-ISSN 2580-9504

menggunakan gaya pengasuhan otoriter pengasuhan yang digunakan oleh orang


sebanyak 11 orang. tua dengan latar belakang pendidikan
orang tua rendah yaitu tidak tamat SD,
Pembahasan SD, dan SMP sedangkan hanya
beberapa orang yang berlatar belakang
pendidikan SMA menggunakan gaya
Berdasarkan hasil penelitian pengasuhan permisif.
mengenai gaya pengasuhan orang tua
bahwa orang tua di Kecamatan Gaya Pengasuhan Demokratis,
Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur berdasarkan hasil penelitian bahwa
tidak hanya menggunakan satu gaya orang tua yang menerapkan gaya
pengasuhan tetapi mengkombinasikan 2 pengasuhan demokratis sebagian besar
sampai 3 gaya dalam pengasuhan anak. berlatar belakang pendidikan D3, S1
Kombinasi gaya pengasuhan tersebut dan S2 dan pendidikan SMA. Beberapa
yaitu mengkombinasikan gaya orang tua berlatar belakang pendidikan
pengasuhan authoritarian dengan tidak tamat SD, SD dan SMP
permissive, authoritative dengan menggunakan gaya pengasuhan
permissive, authoritarian dengan demokratis. Hasil tersebut senada
autoritative, dan mengkombinasikan dengan hasil penelitian Kharmina (2011)
ketiga gaya pengasuhan autoritative, bahwa orang tua Desa Losari Kidul
autoritarian dan permissive. Kecamatan Losari Kabupaten Brebes
berlatar belakang pendidikan SLTP,
Hal tersebut senada dengan SLTA, dan Sarjana. Orang tua dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rahma latar belakang SLTA dan Sarjana
dan yusuf (2012) yang berjudul menerapkan pola asuh demokratis
gambaran pola asuh orang tua pada sedangkan orang tua berlatar belakang
masyarakat pesisir pantai. Pola asuh SLTP hanya beberapa yang
yang terlihat dari penelitian ini yaitu menerapkan gaya pengasuhan
orang tua menggunakan kombinasi demokratis.
bentuk pola asuh seperti authoritarian,
dengan permissive, authoritative dengan Orang tua dengan gaya
permissive, dan ada yang pengasuhan demokratis memiliki kasih
mengkombinasikan ketiganya yaitu sayang tinggi dan kontrol tinggi, orang
authoritarian, authoritative dan tua memberikan dorongan dan
permissive. menghargai tingkah laku anak,
mendorong anak untuk berpendapat,
Berdasarkan perolehan hasil skor dan memberikan peraturan yang jelas
pengkategorian dari setiap gaya orang sesuai kesepakatan bersama. Menurut
tua dan latar belakang pendidikan orang santrock (2013) perilaku anak dengan
tua di Kecamatan Purbolinggo gaya pengasuhan demokratis adalah
Kabupaten Lampung Timur, orang tua mandiri, sering bergembira, berorientasi
yang menggunakan gaya pengasuhan pada prestasi, mampu berhubungan
demokratis dengan latar belakang baik dengan teman sebaya, dan dapat
pendidikan orang tua SMA, D3, S1, dan menangani stress dengan baik.
S2, orang tua menggunakan gaya Pendapat tersebut selaras dengan
pengasuhan otoriter berlatar belakang pendapat Puspitawati (2012) yang
pendidikan tidak tamat SD, SD, dan menyatakan bahwa anak dengan orang
SMP dan orang tua yang menggunakan tua demokratis memiliki sikap mandiri,
gaya pengasuhan permisif berlatar memiliki kontrol diri dan percaya diri
belakang pendidikan tidak tamat SD, yang kuat, berhubungan baik dengan
SD, SMP, dan SMA. Berdasarkan teman sebaya, mampu mengatasi
pembahasan di atas, terlihat bahwa stress, berminat pada situasi baru,
gaya pengasuhan permisif lebih banyak bersifat kooperatif dengan orang-orang
diterapkan oleh orang tua dari pada dewasa, penurut/patuh, punya tujuan
gaya pengasuhan demokratis. Hal dan berorientasi pada prestasi.
tersebut senada dengan penelitian yang
dilakukan betsy (2013) bahwa gaya
Jurnal Pendidikan Anak, Vol 3, No 2, Tahun 2017. E-ISSN 2580-9504

Orang tua yang menggunakan tersebut senada dengan pendapat


gaya pengasuhan otoriter sebagian Puspitawati (2013) yang menyatakan
besar memiliki latar belakang pendidikan bahwa orang tua dengan gaya
tidak tamat SD, SD dan SMP. Orang tua pengasuhan ini tidak memaksakan
yang menggunakan gaya pengasuhan peraturan, menyerah pada
otoriter lebih sedikit dibandingkan paksaan/rengekan/tangisan anak, tidak
dengan orang tua yang menggunakan konsisten dalam penerapan disiplin,
gaya pengasuhan demokratis dan tidak menuntut anak untuk mandiri, tidak
permisif. mengkomunikasikan dengan jelas
peraturan, menerima tingkah laku anak
Orang tua dengan gaya yang buruk dan relatif memberikan
pengasuhan otoriter memiliki kontrol kehangatan.
tinggi tetapi kasih sayang rendah, orang
tua berorientasi pada hukuman fisik atau Orang tua dalam menerapkan gaya
verbal, dan orang tua memberikan pengasuhan dipengaruhi oleh beberapa
peraturan serta menuntut anak untuk faktor. Menurut pendapat Tridhonotanto
patuh. Perilaku anak yang muncul dari (2014) ada beberapa faktor yang
orang tua yang menggunakan gaya mempengaruhi gaya pengasuhan orang
pengasuhan otoriter menurut Santrock tua, yaitu: a) Usia orang tua, jika
(2013) anak sering tidak bahagia, takut, menikah terlalu muda atau tua, tidak
ingin membandingkan dirinya dengan akan dapat menjalankan peran-peran
orang lain, dan mememiliki komunikasi secara optimal karena diperlukan
yang lemah. Pendapat tersebut senada kekuatan fisik dan psikososial. b)
dengan pendapat Puspitawati (2013) Keterlibatan orang tua, kedekatan ibu
yang menyebutkan perilaku anak dan anak sama pentingnya dengan
dengan gaya pengasuhan authoritarian kedekatan ayah dan anak walaupun
adalah penakut, pencemas, menarik diri, secara kodrati akan ada perbedaan,
mudah terpengaruh mood, tetapi tidak mengurangi makna penting
menjengkelkan, licik, kurang adaptif, dalam hubungan tersebut. c) Pendidikan
mudah curiga pada orang lain, mudah orang tua, pendidik dan pengalaman
mengalami stress dan kurang orang tua akan mempengaruhi dalam
mempunyai tujuan. Pendapat tersebut menjalankan pengasuhan. Supaya lebih
senada dengan penelitian Zazimah siap dalam menjalankan peranya, orang
(2015) bahwa orang tua yang tua terlibat aktif dalam upaya pendidikan
menggunakan gaya pengasuhan otoriter anak, mengamati sesuatu yang
anak mereka memiliki agresifitas tinggi. berorientasi pada masalah anak,
menjaga kesehatan anak, serta
Orang tua yang menggunakan menyediakan waktu untuk anak dan
gaya pengasuhan permisif sebagian memantau perkembanganya. d)
besar berlatar belakang pendidikan tidak Pengalaman dalam mengasuh anak,
tamat SD, SD, SMP dan hanya hasil penelitian menunjukan bahwa
beberapa orang tua dari latar belakang orang tua yang telah berpengalaman
SMA yang menggunakan gaya sebelumnya dalam merawat anak akan
pengasuhan permisif. lebih siap menjalankan peran
pengasuhan. e) Stress orang tua, stress
Orang tua dengan gaya yang dialami orang tua akan
pengasuhan permisif memiliki kasih berpengaruh terhadap kemampuan
sayang tinggi tetapi kontrol rendah, orang tua dalam mengasuh anak,
orang tua memberikan kebebasan tanpa terutama dalam strategi menghadapi
batasan dan aturan kepada anak, orang masalah yang dialami anak. f)
tua tidak memberikan hukuman atas Hubungan suami istri, Hubungan yang
kesalahan yang anak lakukan. Dampak kurang harmonis suami istri akan
pengasuhan permisif menurut Papalia berpengaruh dalam menjalankan
(2009) yaitu anak agresif, tidak patuh peranya sebagai orang tua dalam
pada orang tua, kurang mandiri, anak merawat dan mengasuh anak.
belum matang, tidak memiliki kontrol diri
dan tidak suka bereksplorasi. Pendapat
Jurnal Pendidikan Anak, Vol 3, No 2, Tahun 2017. E-ISSN 2580-9504

Setiap gaya pengasuhan memiliki sehingga anak dengan gaya


dampak terhadap perilaku anak. Anak pengasuhan demokratis akan memiliki
dengan gaya pengasuhan demokratis perilaku dan akan berkembang dengan
memiliki perilaku mandiri, sering optimal. Menurut penelitian Lokoyi
bergembira, berorientasi pada prestasi, (2015) Gaya pengasuhan dikaitkan
mampu berhubungan baik dengan dengan masalah perilaku agresif. Gaya
teman sebaya, dan dapat menangani pengasuhan demokratis terus
stress dengan baik. Anak dengan gaya berpengaruh bagi perkembangan anak-
pengasuhan otoriter memiliki perilaku anak secara positif pada masa kanak-
cemas, menarik diri, tidak bahagia, kanak dan juga masa remaja. Orang tua
memiliki banyak masalah, kurang yang tanggap memainkan peran penting
mandiri dan kurang dalam prestasi. dalam mengasuh anak-anak dengan
Sedangkan, anak dengan gaya masalah perkembangan. Orang tua
pengasuhan permisif memiliki perilaku harus melakukan pengawasan yang
kurang bertanggung jawab, suka memadai terlepas dari jenis kelamin,
memberontak dan menentang, kurang lokasi sekolah dan usia. Cinta orang tua
gigih dalam bersaing, antisosial, labil, yang cukup, Kehangatan, perhatian,
kurang prestasinya. perhatian adalah faktor untuk mengasuh
anak secara efektif.
Gaya pengasuhan berperan
penting bagi pertumbuhan dan Penelitian yang dilakukan lidyasari
perkembangan anak. Sesuatu yang (2013) Pola asuh otoritatif menjadi jalan
diberikan oleh orang tua dimasa kanak- terbaik dalam pembentukan karakter
kanak akan menentukan bagi anak. Karena pola asuh otoritatif ini
keberhasilan anak dimasa depan. Hal ini bercirikan orang tua bersikap
senada dengan penelitan Vasilyeva & demokratis, menghargai dan memahami
Shcherbakov (2016) sebagai elemen keadaan anak dengan kelebihan
struktur hubungan orang tua dan anak, kekurangannya sehingga anak dapat
hubungan orang tua dan peran menjadi pribadi yang matang, supel, dan
pengasuhan memiliki dampak signifikan bisa menyesuaikan diri dengan baik .
terhadap emosional dan pribadi anak Hasil tersebut senada dengan penelitian
prasekolah. Hal ini senada dengan Pertiwi (2014) yang menyatakan bahwa
penelitian Thomson & Jaque (2017) hasil dari pola pengasuhan yang
Gaya pengasuhan mencerminkan cenderung demokratis adalah
bagaimana orang tua mendisiplinkan menghasilkan anak yang memiliki
dan mensosialisasikan anak. Kesulitan perkembangan karakter yang memiliki
masa kanak-kanak adalah hasil dari kematangan jiwa, emosi stabil, memiliki
fungsi keluarga yang kurang baik seperti rasa tanggung jawab yang besar,
pelecehan (fisik, seksual, emosional), mudah bekerjasama dengan orang lain,
pengabaian (fisik, emosional), dan mudah menerima saran orang lain,
disfungsi keluarga (perceraian, penyakit mudah di atur, dan taat peraturan atas
jiwa, kecanduan, pemenjaraan, kesadaran sendiri. Penerapan pola
kekerasan dalam rumah tangga). Hal itu pengasuhan yang cenderung
terkait dengan konsekuensi negatif demokratis dipadukan dengan sifat
jangka panjang yang dialami anak. kekeluargaan yang diterapkan di
Pengalaman masa kecil yang yayasan Tunas Rajawali sehingga
mengganggu menambah tekanan perkembangan karakter anak asuh
psikologis melampaui tuntutan menjadi lebih baik dan tanpa ada
penampilan, terutama bagi anak yang paksaan dari siapapun untuk merubah
masih belum terselesaikan terkait dirinya menjadi lebih baik. Pengasuh
penganiayaan masa lalu mereka. mempunyai kompetensi untuk
mengembangkan karakter anak asuh
Gaya pengasuhan yang baik akan menjadi lebih baik dan berbudi luhur.
dapat mengoptimalkan perkembangan
dan menjadikan baik perilaku anak. Pengasuhan yang dilakukan
Gaya pengasuhan demokratis memiliki kepada anak tidak terlepas dari peran
kontrol dan kehangatan yang tinggi kedua orang tua, pengasuhan yang baik
Jurnal Pendidikan Anak, Vol 3, No 2, Tahun 2017. E-ISSN 2580-9504

dilakukan oleh ayah dan ibu. Lampung Timur, dapat disimpulkan


Komunikasi yang baik yang dilakukan bahwa orang tua yang menggunakan
oleh kedua orang tua memiliki dampak gaya pengasuhan demokratis sebanyak
besar dalam gaya pengasuhan yang 68 orang (40,97%) dengan latar
mereka gunakan. Hal ini sejalan dengan belakang pendidikan orang tua SMA,
penelitian yang dilakukan Kordi & D3, S1, dan S2, orang tua yang
Baharudin (2010) Sikap dan gaya orang menggunakan gaya pengasuhan otoriter
tua memiliki dampak kuat pada anak- sebanyak 11 orang (6,62%) dengan
anak mereka. Karena itu, prestasi anak latar belakang pendidikan tidak tamat
bisa jadi tercermin dari sikap dan gaya SD, SD dan SMP, serta 87 orang
orang tua mereka. Karena itu, (52,41%) yang menggunakan gaya
ketidakseimbangan antar anggota pengasuhan permisif dengan latar
keluarga bisa tercipta masalah bagi belakang pendidikan tidak tamat SD,
mereka, terutama bagi remaja dan anak- SD, SMP, dan SMA.
anak. Temuan lain menunjukan bahwa
prestasi anak-anak dapat tercermin dari Hasil penelitian menunjukan bahwa
sikap dan gaya orang tua mereka. gaya pengasuhan permisif lebih banyak
digunakan oleh orang tua dengan latar
Orang tua dengan latar belakang belakang pendidikan tidak tamat SD, SD
pendidikan D3, S1 dan S2 cenderung dan SMP. Pendidikan dapat menambah
menggunkan gaya pengasuhan pengetahuan dan mengembangkan
demokratis, melalui pendidikan yang kemampuan pola pikir seseorang.
telah orang tua miliki dan pengalaman Kurangnya pengetahuan dapat
dalam proses pendidikan tersebut membuat orang tua kurang memahami
membuat pola pikir orang tua lebih perkembagan anak, sehingga mereka
terbuka terhadap pengasuhan. Mereka membiarkan apapun yang dilakukan
memiliki pengalaman dan keterampilan oleh anak tanpa adanya batasan dan
dalam mengasuh anak. Berbeda dengan aturan.
orang tua yang latar belakang
pendidikannya tidak tamat SD, SD dan Penelitian ini memiliki keterbatasan
SMP cenderung menggunakan gaya yaitu varian responden hanya berada
pengasuhan permisif dan otoriter. dalam satu domisili saja dan peneliti
Mereka memiliki sedikit pemahaman hanya melihat gaya pengasuhan dari
tentang gaya pengasuhan, pengetahuan latar belakang pendidkan orang tua.
yang mereka dapat hanya melalui
pengalaman dan lingkungan tanpa SARAN
adanya proses pendidikan.
Saran yang dikemukakan dalam
Pendidikan akan dapat penelitian ini antara lain orang tua
mempengaruhi seseorang, termasuk diharapkan dapat menerapkan gaya
cara mereka dalam mendidik dan pengasuhan demokratis. Gaya
mengasuh anak. Semakin tinggi tingkat pengasuhan demokratis yaitu jenis
pendidikan seseorang, semakin mudah pengasuhan yang cenderung tegas
orang tersebut menerima informasi akan tetapi bersikap hangat dan tegas.
sehingga semakin banyak pengetahuan Orang tua yang menerapkan gaya
yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan pengasuhan demokratis akan dapat
yang rendah akan menghambat mengoptimalkan pertumbuhan dan
seseorang dalam menerima nilai-nilai perkembangan anak. Peneliti lain,
yang baru diperkenalkan. diharapkan dapat menjadikan hasil
penelitian ini sebagai referensi agar
KESIMPULAN dapat menyusun penelitian yang lebih
baik lagi mengenai gaya pengasuhan
Berdasarkan perolehan hasil skor orang tua dengan mengambil sampel
pengkategorian dari setiap gaya penelitian yang lebih variatif lagi bisa
pengasuhan orang tua dan latar diambil dari beberapa domisili serta
belakang pendidikan orang tua di dapat melihat faktor-faktor lain yang
Kecamatan Purbolinggo Kabupaten
Jurnal Pendidikan Anak, Vol 3, No 2, Tahun 2017. E-ISSN 2580-9504

mempengaruhi gaya pengasuhan orang http://journal.unnes.ac.id/sju/ind


tua. ex.php/jnfc. [diakses pada 20
November 2017].
DAFTAR RUJUKAN
Puspitawati, H. 2013. Gender dan
Betsy, D. 2013. Pola Asuh Anak Pada Kluarga Konsep dan Realita di
Keluarga Mangat Baru Indonesia. Bogor: IPB Press.
Kecamatan Dadi Kabupaten
Sintang. Tersedia di Rahma, P L & Yusuf, A. 2015. Jurnal
http://jurnal.untan.ac.id..3993/2/ Gambaran Pola Asuh Orang
10/2017. [diakses pada 15 Tua pada Masyarakat Pesisir
November 2017]. Pantai. Tersedia di
http://jurnal.usu.ac.id. [diakses
Depkes. Data dan Informasi Profil pada 20 November 2017].
Kesehatan Indonesia 2016.
Tersedia di Santrock, J W. 2013. Life-Span
http://www.depkes.go.id. Development Fourteenth.
[diakses pada 20 November McGraw-Hill. New York:
2017]. Companies Edition Americas.

Hurlock, E B. 2003. Psikologi Susanti, E. 2016. Korelasi Tingkat


Perkembangan. Edisi Kelima. Pendidikan Orang Tua dan Pola
Jakarta: Erlangga. Asuh terhadap Kemandirian
Anak dalam Keluarga. Tersedia
Kordi, A & Baharudin R. 2010. Parenting di
Attitude and Style and Its Effect http://eprints.uny.ac.id/45692/20
on Children’s School 17/04/15. [diakses pada 29
Achievements. Tersedia di November 2017].
https://ccsnet.org. [diakses pada
20 November 2017]. Tridhonanto, A. 2014. Mengembangkan
Pola Asuh Demokratis. Jakarta:
Lidyasari, A T. 2013. Pola Asuh Otoritatif Gramedia.
Sebagai Sarana Pembentukan
Karakter Anak dalam Setting Thomson, P & Jaque, S V. 2017.
Keluarga. Tersedia di Attachment, parenting, and
Http://staff.new.uny.ac.id>uploa childhood adversity. Tersedia di
d>penelitian. [diakses pada 2 https://www.sciencedirect.com/s
Desember 2017]. cience/article/pii/B97801280405
15000111. [diakses pada 29
Lokoyi, O. L. O. 2015. Parenting Styles November 2017].
as Correlates of Aggressive
Behaviour AmongIn-School Vasilyeva, E N & Shcherbakov, A V
Adolescent with Mild Intellectual (2016). Parental Roles and
Disability. Tersedia di Types of Parentings as
http://article.sciencepublishinggr Determinants of a Preschooler's
oup.com/html/10.11648.j.pbs.20 Emotional and Personal Well-
150403.12.html. [diakses pada being. Tersedia di
20 November 2017]. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.
2016.10.172. [diakses pada 29
Papalia, D. E, Sally O & Ruth, F. 2009. November 2017].
Human Development. Jakarta:
Salemba Humanika.
Wiyani, N A. 2016. Bina Karakter Anak
Pertiwi, S. (2014). Journal of Non Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Formal Education and Media.
Community Empowerment.
Tersedia di Zazimah. 2015. Pengaruh Pola Asuh
Otoriter terhadap Tingkat
Jurnal Pendidikan Anak, Vol 3, No 2, Tahun 2017. E-ISSN 2580-9504

Agresivitas anak usia 4-6 Tahun


di RA Insan Harapan,
Kecamatan Pandak, Kabupaten
Bantul. tersedia di
http://lib.unnes.ac.id/22612/1160
1411035-s.pdf. [diakses pada 04
desember 2017].

Anda mungkin juga menyukai