Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
Annisaa Sittatunnikmah
P1337425217053
Semester VII
Halaman Judul
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan gigi merupakan bagian integral bagi
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email,
dentin dan sementum, yang disebabkan oleh aktifitas suatu jasad renik
dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Karies gigi yang disebut
juga lubang gigi merupakan suatu penyakit dimana bakteri merusak
struktur jaringan gigi yaitu email, dentin dan sementum. Jaringan tersebut
rusak dan menyebabkan lubang pada gigi. Karies gigi bersifat kronis dan
dalam perkembangannya membutuhkan waktu yang lama, sehingga
sebagian besar penderita mengalaminya seumur hidup.
Tanda – tanda terjadinya karies adalah adanya demineralisasi
jaringan karies gigi yang kemudian diikuti kerusakan bahan organiknya.
Terdapat banyak tanda awal pembusukan termasuk adanya bintik putih
kapur atau tanda dan gejala yang tidak nampak. Seiring kondisi berjalan,
bintik putih kapur akan berubah menjadi coklat atau hitam dan pada
akhirnya berubah menjadi rongga atau lubang di gigi.
Karies yang tidak dilakukan perawatan gigi sejak dini dapat
menyebabkan kerusakan gigi menjadi lebih parah dan akhirnya dicabut.
Seseorang yang kehilangan gigi akibat karies akan mengalami masalah
pengunyahan dan akan merasakan malu dalam tingkat tertentu pada
penampilan diri yang kemudian akan membatasi interaksi sosial dan
komunikasi. Selain mengganggu fungsi pengunyahan, karies gigi juga
dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Penyakit gigi dan mulut
juga dapat menjadi sumber infeksi yang dapat mengakibatkan ataupun
mempengaruhi beberapa penyakit sistemik. Lubang pada gigi merupakan
tempat jutaan bakteri. Jika bakteri masuk ke dalam perubahan pembuluh
darah bisa menyebar ke organ tubuh lainnya dan menimbulkan infeksi,
seperti masalah sistem pernafasan, otak dan jantung.
Berdasarkan data penjaringan yang dilakukan oleh penulis sebagai
mahasiswa PKL Jurusan Keperawatan Gigi selama masa PKL di wilayah
Desa Tanjungsari, Kec. Kajen, Kab. Pekalongan, pada 10 responden
didapatkan hasil kerusakan pada gigi tetap dengan persentase terbesar
yaitu pada kriteria tinggi sebesar 40% dan rata – rata DMF-T adalah 3,3
dengan kriteria tinggi. Berdasarkan data diatas maka kejadian karies pada
wilayah RT 03/RW 03 Desa Tanjungsari, Kajen, Pekalongan tergolong
tinggi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis sebagai
mahasiswa PKL Jurusan Keperawatan Gigi di Desa Tanjungsari tertarik
untuk menganalisis faktor risiko kejadian karies pada masyarakat
khususnya pada kelompok Ibu PKK Desa Tanjungsari, Kajen, Kabupaten
Pekalongan.
B. Masalah
Berdasarkan hasil Survei Mawas Diri (SMD) mengenai kesehatan
gigi dan mulut pada masyarkat RT 03/RW 03 Desa Tanjungsari, Kec.
Kajen, Kabupaten Pekalongan, didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Angka rata-rata OHIS pada RT 03/RW 03 Desa Tanjungsari, Kajen,
Pekalongan yaitu sebesar 2,6 dengan kriteria sedang.
2. Angka rata-rata DMF-T pada RT 03/ RW 03 Desa Tanjungsari, Kajen,
Pekalongan yaitu sebesar 3,3 dengan kriteria sedang.
3. Angka PTI pada RT 03/ RW 03 Desa Tanjungsari adalah 47%
4. Masyarakat RT 03/RW 03 desa Tanjungsari tidak pernah melakukan
pemeriksaaan gigi di posyandu karena belum adanya kader kesehatan
gigi seerta UKGM.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui permasalahan penyakit gigi dan mulut yang dialami
oleh masyarakat kelompok ibu PKK di wilayah Desa Tanjungsari.
2. Untuk mengetahui faktor resiko permasalahan penyakit gigi dan mulut
yang dialami oleh masyarakat kelopok ibu PKK di Desa Tanjungsari.
D. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Etiologi Karies
Karies merupakan hasil dari beberapa faktor pencetus, yaitu host,
substrat, bakteri dan waktu.
1. Host
Host atau tuan rumah merupakan gigi tersebut, dijelaskan
beberapa hal yang berhubungan dengan karies pada gigi adalah faktor
morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel, faktor kimia
dan kristalografis. Pit dan fisur yang dalam pada morfologi gigi
belakang, disertai permukaan gigi yang kasar sangat mempengaruhi
penumpukan sisa makanan dan perlekatan plak yang membantu proses
karies. Enamel gigi memiliki susunan kimia komplek yang
mengandung 97% mineral, 1% air, dan 2% bahan organik. Enamel
yang memiliki banyak mineral maka kristal enamel semakin padat dan
enamel akan semakin resisten (Pintauli dan Hamada, 2008). Kualitas
gigi yang buruk, seperti hipomineralisasi enamel dapat meningkatkan
resiko karies serta mengubah jumlah dan kualitas saliva (Cameron dan
Widmer, 2008).
2. Substrat
Substrat merupakan hasil fermentasi karbohidrat. Bakteri
memerlukan substrat sebagai sumber energi dan akhir dari produk
metabolisme bakteri yaitu asam (Cameron dan Widmer, 2008).
Komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri
menjadi asam adalah asam laktat dan asetat (Putri, dkk.,2012).
Makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat (sukrosa) akan
di metabolisme oleh bakteri di dalam plak, yang menyebabkan pH plak
asam sehingga terjadi demineralisasi email. Proses pH kembali
menjadi normal memerlukan waktu sekitar 30-60 menit, jika konsumsi
karbohidrat secara berulang akan mempertahankan pH tetap dalam
keadaan asam (Kidd dan Bechal, 2013).
3. Bakteri
Rongga mulut terdiri dari beragam organisme termasuk
Eubacteria, Archaea, Fungi, Mycoplasmas, Protozoa dan mungkin
flora virus yang dapat bertahan dari waktu ke waktu.Bakteri di dalam
rongga mulut diklasifikasikan sebagai organismegram positif dan
organisme gram negatif, dan yang kedua menurut kebutuhan oksigen
yaitu anaerobik atau anaerob fakultatif (Samarayanake, 2012).
Bakteri yang dapat menjadi pencetus terjadinya karies yaitu
Streptococcus mutan dan Lactobacillus yang dapat membuat asam dari
karbohidrat. Bakteri tersebut memiliki kemampuan membuat
polisakarida ekstra seluler yang membantu bakteri melekat pada gigi
dan satu sama lain di dalam plak (Kidd dan Bechal, 2013). Awal
pembentukan plak bakteri kokus gram positif banyak ditemukan
seperti Streptococcus mutans, Streptococcus sanguis, Streptococcus
mitis dan Streptococcus salivarius adalah yang paling banyak
ditemukan. Penelitian lain juga mengemukakan bahwa Lactobacillu
ditemukan pada plak gigi penderita karies aktif dengan jumlah berkisar
104-105 sel/mg plak (Pintauli dan Hamada, 2008).
4. Waktu
Keadaan asam yang terjadi berulang akan menyebabkan
hilangnya kristal enamel dan dilanjutkan rusaknya permukaan enamel
dengan memerlukan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun
(Cameron dan Widmer, 2008). Awal dekalsifikasi terjadi di subsurface
selama 1-2 tahun sebelum menjadi kavitas (Putri, dkk.,2012).
BAB III
Hasil dan Pembahasan
Kategori
Baik Sedang Buruk
Perilaku
DMF-T OHI-S
D M F DI CI
2,3 0,3 0,7 1,4 1,2
Rata-rata
3,3 2,6
Kategori sedang sedang
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data yang telah didapatkan, maka dapat
diidentifikasi masalah kesehatan gigi dan mulut sebagai berikut:
a. Rata-rata DMF-T pada kelompok Ibu PKK Desa Tanjungsari
adalah 3,3 (kriteria sedang) dengan D = 2,3 (KME = 16; KMD =
6; KMA = 1) ; M = 0,3 ; dan F = 0,7. Sedangkan menurut target
nasionel adalah DMF-T ≤ 2, berarti kondisi Decay Missing
Filling-Total kelompok Ibu PKK di wilayah Desa Tanjungsari
tidak sesuai dengan target nasional.
b. Rata-rata OHI-S pada kelompok Ibu PKK desa Tanjungsari
adalah 2,6 (kriteria sedang) dengan DI = 1,4 dan CI = 1,2.
Sedangkan menurut target nasional adalah OHI-S ≤ 1,2 berarti
kondisi Oral Hygiene Index-Simplify kelompok Ibu PKK di
wilayah Desa Tanjungsari tidak sesuai dengan target nasional.
c. Rata-rata PTI Kelompok Ibu PKK = 47%, sedangkan menurut
target nasional adalah PTI ≥ 20%, berarti kondisi Performed
Treatment Index kelompok berkebutuhan khusus di wilayah
Desa Tanjungsari sesuai target nasional, namun masih perlu
dilaksanakan penanganan preventif dan kuratif.
d. Tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut adalah sedang namun tidak diiringi
dengan sikap dan tindakan yang maksimal sehingga tingkat
OHI-S dan DMF-T masih belum memenuhi target nasional.
3. Prioritas Masalah
Berdasarkan data masalah yang ada, maka didentukan
prioritas masalah kesehatan gigi dan mulut yang ada di Desa
Tanjungsari.
Tabel 7: Penentuan Prioritas Masalah
3. OHI-S 5 3 3 11 II
4. PTI 4 3 3 10 III
Keterangan :
Skor U = 0 - 5 (tidak penting – sangat penting)
Skor S = 0 - 5 (tidak serius - sangat serius)
Skor G = 0 - 5 (tidak berdampak – sangat berdampak)
4. Intervensi Masalah
No Jenis Tindakan Sasara Tujuan Tanggal
. Pelayan n Pelaksana
an an
1. Promotif Penyuluha Ibu Memberikan 30 Oktober
n cara PKK pengetahuan 2020
menjaga tentang
kebersihan kebersihan
gigi dan gigi dan
mulut mulut
Penyuluha Memberikan 30 Oktober
n penyakit pengetahuan 2020
karang tentang cara
gigi penyebab
karang gigi,
pencegahan
dan
penangana
karang gigi.
Penyuluha Memberikan 30 Oktober
n tentang pengetahuan 2020
karies gigi tentang
penyebab,
pencegahan
dan
penanganan
karies gigi
2. Preventi Demonstra Mampu 30 Oktober
f si melakukan 2020
menggoso gosok gigi
k gigi dengan benar
Scalling Menghilangk 31 Oktober
an karang 2020
gigi yang ada
pada gigi
3 Kuratif Rujukan Melakukan 31 Oktober
rujukan 2020
untuk kasus
yang
memerlukan
penambalan
dan
pencabutan
BAB IV
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
3. Rencana Kuratif
a. Dilakukan penambalan GIC dengan diagnosa karies mencapai
email (KME) dan karies mencapai dentin (KMD) untuk
mengembalikan bentuk dan fungsi gigi seperti semula serta
mencegah perluasan kerusakan gigi (karies gigi).
b. Dilakukan rujukan ke dokter gigi untuk dilakukan perawatan
saluran akar, pulp capping dan tumpatan resin komposit agar
pasien mengalami perawatan lanjutan serta mengembalikan bentuk
dan fungsi gigi seperti semula.
c. Dilakukan pencabutan gigi dengan diagnosa persistensi untuk
memberi ruang dan jalan bagi gigi pengganti agar tumbuh dengan
baik.
d. Dilakukan rujukan ke dokter gigi untuk dilakukan pencabutan gigi
dengan diagnosa GP dan GR untuk mencegah terjadinya fokal
infeksi.
B. Penatalaksanaan
Berdasarkan survey hasil pemeriksaan pada 79 pasien
berkebutuhan khusus di wilayah Puskesmas Pringsurat, maka telah
dilakukan tindakan sebagai berikut:
1. Upaya Promotif
Telah dilakukan penyuluhan tentang pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut pada saat survey pemeriksaan, dengan topik:
a. Cara menggosok gigi yang baik dan benar
b. Karies gigi
c. Karang gigi
d. Makanan yang menyehatkan gigi
2. Upaya Preventif
Tidak ada upaya preventif yang dilakukan.
3. Upaya Kuratif
Tidak ada upaya kuratif yang dilakukan.
C. Hambatan
Upaya preventif dan upaya kuratif tidak dapat terlaksana karena
keterbatasan waktu dan tempat.
D. Solusi
Telah dilaksanakan kegiatan pelatihan kader posyandu di Desa
Ngipik yang diikuti oleh sebanyak 24 kader pada tanggal 25 – 26 Oktober
2019. Pelatihan kader ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Agar kader mampu untuk mengelola posyandu dalam bidang
kesehatan gigi dan mulut,
2. Agar kader mampu untuk melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan
mulut pada masyarakat,
3. Agar kader mampu untuk melakukan pemeriksaan sederhana tentang
masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi di masyarakat,
4. Agar kader mampu untuk melakukan rujukan kesehatan gigi dan mulut
ke puskesmas.
E. Evaluasi
1. Promotif
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan kesadaran
masyarakat dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut maka diberikan
beberapa pertanyaan sebelum dan sesudah penyuluhan. Setelah
mahasiswa memberikan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat
menjawab pertanyaan yang diberikan dan masyarakat dapat
mendemonstrasikan kembali cara menggosok gigi dengan teknik yang
baik dan benar.
2. Preventif
Tidak ada evaluasi untuk tindakan preventif.
3. Kuratif
Tidak ada evaluasi untuk tindakan kuratif.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan survei hasil pemeriksaan, maka diperoleh rata-rata
DMF-T pada ibu hamil = 3,88 (sedang); lansia = 7,96 (sangat tinggi); rata-
rata def-t anak TK = 6,92 (sangat tinggi), sedangkan menurut target
nasionel adalah DMF-T dan def-t ≤ 2, berarti tidak sesuai dengan target
nasional. Rata-rata OHI-S ibu hamil = 1,30 (sedang); anak TK = 1,38
(sedang); lansia = 1,86, sedangkan menurut target nasional adalah OHI-S
≤ 1,2 berarti tidak sesuai dengan target nasional. Rata-rata PTI ibu hamil,
anak TK dan lansia = 0%, sedangkan menurut target nasional adalah PTI ≥
20%, berarti tidak sesuai target nasional.
Dari masalah yang didapat, dapat disimpulkan bahwa telah
dilakukan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut berupa tindakan
promotif berupa penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan
topik karies gigi, karang gigi, dan cara menggosok gigi yang baik dan
benar. Tindakan preventif dan kuratif tidak dapat dilakukan karena
keterbatasan waktu dan tempat. Maka dari itu, dilaksanakan pelatihan
kader kesehatan gigi dan mulut di wilayah Puskesmas Pringsurat sebagai
solusi untuk mengatasi masalah yang ada.
B. Saran
1. Bagi masyarakat berkebutuhan khusus (ibu hamil, anak TK, dan
lansia), perlu ditingkatkan kebersihan gigi dan mulut dengan
menggosok gigi secara baik dan benar, serta wajib mengontrol
kesehatan gigi dan mulut tiap 6 bulan sekali.
2. Bagi kader kesehatan gigi dan mulut, agar mampu untuk mengelola
posyandu dalam bidang kesehatan gigi dan mulut, mampu untuk
melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat,
mampu untuk melakukan pemeriksaan sederhana tentang masalah
kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi di masyarakat, serta
mampu untuk melakukan rujukan kesehatan gigi dan mulut ke
puskesmas.
1. Data Hasil Penjaringan
a. Data hasil kuesioner
Pengetahuan Sikap Tindakan
Umu
No Nama Kriteria
r Jumlah Kriteria Jumlah Jumlah Kriteria
M
Sedang 36%
Buruk 47%
53% D
60%