Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI SUATU PROPESI”


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Etika Propesi Konselor Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Ade Nurzaman,S.Kom, I,M.A


.

Disusun Oleh :

Cucu Fatimah

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH NAHDLATUL ‘ULAMA

(STITNU) AL-FARABI PANGANDARAN

JL. Cigugur Km.03 Pasirkiara Karangbenda Parigi Pangandaran

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat taufik dan juga hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang “Pengertian Dan Ciri-Ciri suatu Propesi”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Etika Propesi Konselor


Pendidikan Islam, Penyusunan makalah ini tidak mungkin diselesaikan tanpa
dukungan dan partisipasi dari semua pihak. Untuk itu perkenankan  penulis
menyampaikan terima kasih kepada Bapak Ade Nurjaman,S.Kom,I.M.A sebagai
dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk dan bimbinganya. Serta
kepada teman – teman di Program Study BKPI yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak


kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk
kesempurnaan makalah ini di kesempatan yang akan datang.

Parigi, 06 maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A.    Latar Belakang............................................................................... 1

B.     Rumusan Masalah.......................................................................... 2

C.     Tujuan............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3

A. Pengertian Propesi.......................................................................... 3
B. Ciri-Ciri Suatu Propesi.................................................................. 6

BAB III PENUTUP......................................................................................... 9

A. Kesimpulan........................................................................................ 9

B. Saran.................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen penting dalam
suatu sekolah. Peran penting dari bimbingan dan konseling sendiri adalah
membantu peserta didik mencapai keoptimalan diri sesuai dengan potensi yang
dimiliki serta mengentaskan masalah yang tengah dialami. Layanan bimbingan
dan konseling tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Ahli atau orang yang
berkecimpung dalam bimbingan dan konseling disebut dengan istilah konselor.
Konselor sekolah merupakan seorang ahli yang membantu peserta didik
mencapai perkembangannya serta mengentaskan masalahnya. Demikianlah
kerja dari seorang konselor.
Pekerjaan sebagai konselor bisa disebut sebagai sebuah profesi dimana
tidak semua dari pekerjaan bisa disebut sebagai profesi. Prayitno (2004)
menyatakan bahwa profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang
menuntut keahlian dari para petugasnya. Artinya, pekerjaan yang disebut
profesi tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan
khusus terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan itu. Sebuah profesi harus
memenuhi etika atau memiliki ciri-ciri tertentu. Bimbingan konseling hanya
bisa dilakukan oleh seorang konselor.
Akan tetapi pada kenyataannya banyak sekolah yang tidak memperhatikan
profesi konselor sekolah tersebut. Ada beberapa sekolah tidak menunjukan
profesi konselor sebagaimana mestinya. Salah satu contohnya adalah dengan
menjadikan orang lain yang bukan konselor untuk menjadi konselor. Juga
beberapa tidak memenuhi syarat atau ciri-ciri sebagai seorang konselor yang
berpegang pada profesi. Idealnya seorang konselor harus dipegang oleh
seseorang yang benar-benar memiliki latar belakang pendidikan bimbingan dan
konseling.
Dasar Pemikiran Standarisasi Profesi Konselor dalam sistem pendidikan
nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik,sejajar dengan
kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor,widyaiswara, fasilitator, dan

1
instruktur (UU No. 20 Tahun 2003Pasal 1 Ayat 6). Kesejajaran posisi ini
tidaklah berarti bahwasemua tenaga pendidik itu tanpa keunikan konteks tugas
danekspektasi kinerja. Demikian juga konselor memiliki keunikan konteks
tugas dan ekspektasi kinerja yang tidak persis samadengan guru. Hal ini
mengandungimplikasi bahwa untukmasing-masing kualifikasi pendidik,
termasuk konselor, perludisusun standar kualifikasi akademik dan kompetensi
berdasarkan pada konteks konselor masing-masing.
Dengan mempertimbangkan berbagai kenyataan serta pemikiran yang
telah dikaji, bisa ditegaskan bahwa pelayanan ahli bimbingan dan konseling
yang diampu oleh Konselorberada dalam konteks tugas “kawasan pelayanan
yangbertujuan memandirikan individu dalam menavigasi perjalananhidupnya
melalui pengambilan keputusan tentang pendidikantermasuk yang terkait
dengan keperluan untuk memilih, meraihserta mempertahankan karir untuk
mewujudkan kehidupanyang produktif dan sejahtera.
ekspektasi kinerja konselor yang mengampu pelayanan bimbingan dan
konseling selalu digerakkan oleh motif altruistik dalam arti selalu
menggunakanpenyikapan yang empatik, menghormati keragaman, serta
mengedepankan kemaslahatan pengguna pelayanannya, dilakukan dengan
selalu mencermati kemungkinan dampak jangka panjang dari tindak
pelayanannya itu terhadap pengguna pelayanan, sehingga pengampu pelayanan
profesional itu juga dinamakan “the reflective practitioner”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Itu Pengertian Etika Profesi?


2. Apa Saja Yanag Menjadi Ciri-Ciri Suatu Etika Propesi?

C. Tujuan

1. Mengetahui Apa Itu Pengertian Etika Profesi?


2. Mengetahui Apa Saja Yanag Menjadi Ciri-Ciri Suatu Etika Propesi?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Propesi
Menurut Waddington (1996), istilah profesi pada awalnya berarti sejumlah
pekerjaan terbatas yaitu pekerjaan-pekerjaan yang hanya ada dalam era pra-
industri di eropa, yang membuat orang-orang berpenghasilan mampu hidup
tanpa tergantung pada perdagangan atau pekerjaan manual.
Istilah “profesi” memang selalu menyangkut pekerjaan, tetapi tidak semua
pekerjaan dapat disebut profesi. Untuk mecegah kesimpang-siuran tentang arti
profesi dan hal-hal yang bersangkut paut dengan itu, berikut ini dikemukakan
beberapa istilah dan ciri-ciri profesi. “Profesi” adalah suatu jabatan atau
pekerjaan yang menuntut keahlian dari para petugasnya. Artinya, pekerjaan
yang disebut profesi, tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan
tidak disiapkan secara khusus terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan itu.
[1]
Profesi adalah  pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang
profesi tersebut.[2]
Secara estimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris
yaitu profession atau bahasa latin profecus yang artinya mengakui, adanya
pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan.
Sedangkan secara terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan yang
mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada
pekerjaan mental; yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai
instrumen untuk melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual.[3]

 Syamsu Yusuf, Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah/Madrasah. Bandung :


1

CV Bani Qureys, 2005, hal :103

2
Dikutip dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Profesi

3
 http://www.kawankuliah.com/download/semester%20VII/etika%20danprofesi/etika

3
1. Propesi menurut beberapa pendapat
a. Profesi merupakan suatu pekerjaan atau atau jabatan yang menuntut
keahlian dari para petugasnya (Prayitno dan Erman Amti, 2004: 38).
b. Profesi merupakan pekerjaan atau karir yang bersifat pelayanan bantuan
keahlian dengan tingkat ketepatan yang tinggi untuk    kebahagiaan
pengguna berdasarkan norma-norma yang berlaku (Dirjen Dikti
Depdiknas, 2004: 5).

Jadi suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan,
keahlian, dan persiapan akademik. Kata Profesi dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan
keahlian (ketrampilan, kejuruan, dsb) tertentu. Di dalam profesi dituntut
adanya keahlian dan etika khusus serta standar layanan. Pengertian ini
mengandung implikasi bahwa profesi hanya dapat dilakukan oleh orang-orang
secara khusus di persiapkan untuk itu. Dengan kata lain profesi bukan
pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak memperoleh
pekerjaan lain. Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan
tugasnya memerlukan/menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-
teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga
pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat
dipertanggungjawabkan.[4]

Profesi mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila


artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan “apa saja”
dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu
keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang
dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya
pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.

Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan


kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi
4
Syamsu Yusuf & Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan & Konseling,
Bandung :  Remaja Rosdakarya, 2010,hal : 32

4
kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang
benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan
dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas,
mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya serta
adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok
anggota yang menyandang profesi tersebut.[5]

Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, namun tidak setiap pekerjaan


adalah profesi. Seorang petugas staf administrasi bisa berasal dari berbagai
latar ilmu, namun tidak demikian halnya dengan Akuntan, Pengacara, Dokter
yang membutuhkan pendidikan khusus. Profesi merupakan suatu pekerjaan
yang mengandalkan keterampilan dan keahlian khusus yang tidak didapatkan
pada pekerjaan-pekerjaan sebelumnya. Secara tradisional ada 4 profesi yang
sudah dikenal yaitu kedokteran, hukum, pendidikan, dan kependetaan[6]. Ada
beberapa istilah yang berkaitan dengan profesi, antara lain :

a. Profesi adalah jabatan yang menuntut keahlian seseorang walau profesi


tersebut tidak bersifat komersial.
b. Profesional mengacu pada dua hal yaitu, pertama orang yang menyandang
suatu profesi. Kedua, penanpilan seorang dalam melakukan pekerjaan sesuai
profesinya.
c. Profesionalisme adalah suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu
rangkaian kwalitas yang menandai atau melukiskan coraknya suatu
“profesi”. Profesionalisme mengandung pula pengertian menjalankan suatu
profesi untuk keuntungan atau sebagai sumber penghidupan.
d. Profesionalitas merupakan kemampuan sikap seorang anggota profesi untuk
bertindak secara professional.

5
Syamsu Yusuf, Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah/Madrasah. Bandung : CV
Bani Qureys, 2005, hal :107

: http://www.kawankuliah.com/download/semester%20VII/etika%20danprofesi/etika
6

5
e. Profesionalisasi meruju kepada suatu proses pengembangan keprofesionalan
para anggota suatu profesi.[7]
B. Ciri-Ciri Suatu Preopesi

Suatu jabatan atau pekerjaan disebut profesi apabila ia memiliki syarat-


syarat atau ciri-ciri tertentu. Sejumlah ahli seperti McCully, 1963; Tolbert,
1972; dan Nugent, 1981) telah merumuskan syarat-syarat atau ciri-ciri dari
suatu profesi. Dari rumusan-rumusan yang mereka kemukakan, dapat
disimpulkan syarat-syarat atau ciri-ciri utama dari suatu profesi sebagai berikut
(Prayitno : 2004):

1. Suatu profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang memiliki fungsi
dan kebermaknaan sosial yang sangat menentukan.
2. Untuk mewujudkan fungsi tersebut pada butir di atas para anggotanya
(petugasnya dalam pekerjaan itu) harus menampilkan pelayanan yang
khusus yang didasarkan atas teknik-teknik intelektual, dan ketrampilan-
ketrampilan tertentu yang unik.
3. Penampilan pelayanan tersebut bukan hanya dilakukan secara rutin saja,
melainkan bersifat pemecahan masalah atau penanganan situasi kritis yang
menuntut pemecahan dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.
4. Pada anggotanya memiliki kerangka ilmu yang sama yaitu didasarkan atas
ilmu yang jelas, sistematis, dan eksplisit; bukan hanya didasarkan atas akal
sehat (common sense) belaka.
5. Untuk dapat menguasai kerangka ilmu itu diperlukan pendidikan dan latihan
dalam jangka waktu yang cukup lama.
6. Para anggotanya secara tegas dituntut memiliki kompetensi minimum
melalui prosedur seleksi, pendidikan dan latihan, serta lisensi atau
sertifikasi.
7. Dalam menyelenggarakan pelayanan kepada pihan yanng dilayani, para
anggota memiliki kebebasan dan tanggung jawab pribadi dalam
memberikan pendapat dan pertimbangan serta membuat keputusan tentang

7
http://himitsuqalbu.wordpress.com/2011/11/15/bimbingan-dan-konseling-sebagai-
profesi/

6
apa yang akan dilakukan berkenaan dengan penyelenggaraan pelayanan
profesional yang dimaksud.
8. Para anggotanya, baik perorangan maupun kelompok, lebih mementingkan
pelayanan yang bersifat sosial daripada pelayanan yang mengejar
keuntungan yang bersifat ekonomi.
9. Standar tingkah laku bagi anggotanya dirumuskan secara tersurat (eksplisit)
melalui kode etik yang benar-benar diterapkan; setiap pelanggaran atas kode
etik dapat dikenakan sanksi tertentu.
10. Selama berada dalam pekerjaan itu, para anggotanya terus-menerus
berusaha menyegarkan dan meningkatkan kompetensinya dengan jalan
mengikuti secara cermat literatur dalam bidang pekerjaan itu,
menyelenggarakan dan memahami hasil-hasil riset, serta berperan serta
secara aktif dalam pertemuan-pertemuan sesama anggota.
Profesi merupakan suatu pekerjaan tetapi tidak setiap pekerjaan
merupakan profesi. Adapun pekerjaan yang tergolong profesi memiliki
beberapa ciri yakni, Profesi adalah pekerjaan yang menuntut keahlian bagi para
pelaku, baik keahlian teoritis maupun keahlian dalam praktik, Keahlian
tersebut dipersiapkan secara khusus melalui pendidikan yang khusus sesuai
dengan profesi tersebut. Profesi merupakan pekerjaan yang dibutuhkan oleh
masyarakat, Tenaga professional dalam melakukan tugasnya terikat oleh kode
etik profesi dan para tenaga professional tergabung dalam suatu organisasi
profesi.
Selain rumusan dari McCully, Tolbert dan Nugent beberapa ciri secara
umum atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :
1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini
dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya
setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi
harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan
selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, di mana nilai-nilai

7
kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan
sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu
ada izin khusus.
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan
dengan kepentingan pribadi.[8]

Di lain pihak, D. Westby Gibson (1965) menjelaskan ada empat ciri yang
melekat pada profesi, [9] yaitu :

1. Pengakuan oleh masyarakat terhadap layanan tertentu yang hanya dapat


dilakukan oleh kelompok pekerja dikategorikan sebagai suatu profesi.
2. Dimilikinya sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan sejumlah
teknik dan prosedur yang unik.
3. Diperlukannya persiapan yang sengaja dan sistematik sebelum orang
mampu melaksanakan suatu pekerjaan professional.
4. Dimilikinya organisasi profesional yang disamping melindungi
kepentingan anggotanya dari saingan kelompok luar, juga berfungsi tidak
saja menjaga, akan tetapi sekaligus selalu berusaha meningkatkan kualitas
layanan kepada masyarakat, termasuk tindak-tindak etis profesional kepada
anggotanya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Profesi adalah  pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang
8
Syamsu Yusuf, Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah/Madrasah. Bandung :
CV Bani Qureys, 2005, hal :110-112

9
http://himitsuqalbu.wordpress.com/2011/11/15/bimbingan-dan-konseling-sebagai-
profesi/

8
profesi tersebut. Profesi harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan,
keahlian, dan persiapan akademik. Secara umum ada beberapa ciri atau sifat
yang selalu melekat pada profesi, yaitu ; Adanya pengetahuan khusus, Adanya
kaidah dan standar moral yang sangat tinggi, Mengabdi pada kepentingan
masyarakat, Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi.
Pengembangan profesi bimbingan dan konseling antara lain
melalui  standardisasi untuk kerja profesional konselor dan standardisasi
penyiapan konselor. Perkembangan Gerakan bimbingan di Indonesia Pada
dasarnya terdapat tiga periode perkembangan bimbingan dan konseling di
Indonesia yakni periode prawacana (1960-1970), periode pemasyarakatan
(1970-1990), periode konsolidasi (1990-sekarang).
B. Saran
Dari makalah penulis yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat
bagi kita semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan
yang buruk datangnya dari kami. Dan kami sedar bahwa makalah kami ini jauh
dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi penulis
harapkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan
makalah-makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Syamsu Yusuf & Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan & Konseling, Bandung:


Remaja Rosdakarya, 2010.

Syamsu Yusuf, Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah/Madrasah.


Bandung : CV Bani Qureys, 2005, hal :107

9
http://www.kawankuliah.com/download/semester%20VII/etika
%20danprofesi/etika

http://id.wikipedia.org/wiki/Profesi

ABKIN. 2007. Naskah Akademik Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan


dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal dan Non Formal

Anonim. http://kiflipaputungan.wordpress.com/2010/06/13/bimbingan-dan-
konseling-sebagai-profesi-2/

10

Anda mungkin juga menyukai