Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Buku pengayaan adalah buku yang digunakan sebagai rujukan standar pada mata
pelajaran tertentu. Karakteristik buku pengayaan yakni sumber materi ajar berupa referensi baku
mapel tertentu yang disusun sistematis & sederhana disertai petunjuk pembelajaran. Dalam buku
tersebut termuat materi yang dapat meningkatkan, mengembangkan, dan memperkaya
kemampuan siswa (Pusat Perbukuan 2008:12). Pendapat lainnya, buku pengayaan atau buku
pelajaran adalah jenis buku yang digunakan dalam aktivitas belajar dan mengajar.
Berdasarkan dominasi materi/isi yang disajikan di dalamnya, buku pengayaan dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu kelompok buku pengayaan: (1) pengetahuan, (2)
keterampilan, dan (3) kepribadian. Setiap jenis buku pengayaan kadang-kadang sulit dibedakan,
namun jika dikaji berdasarkan materi/isi yang mendominasi di dalamnya maka dapat ditetapkan
ke dalam salah satu jenis buku pengayaan.
Buku pengayaan pengetahuan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya
penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, dan menambah kekayaan wawasan
akademik pembacanya.Contoh judul buku pengayaan pengetahuan adalah: Tanaman Obat
Penyembuh Ajaib karya Herminia de Guzman-Ladion, Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi
Geografis karya Eddy Prahasta.
Buku pengayaan keterampilan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya
penguasaan keterampilan bidang tertentu.Contoh judul buku pengayaan keterampilan
adalah:Membuat Mesin Tetas Elektronik karya Kelly S, Budidaya Ayam Bangkok karya Dudung
Abdul Muslim, Petunjuk Perawatan Anggrek karya Hadi Iswanto.
Buku pengayaan kepribadian adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya
kepribadian atau pengalaman batin seseorang.Contoh judul buku pengayaan kepribadian:Layar
Terkembang karya St. Takdir Alisyahbana, Merakit dan Membina Keluarga Bahagia karya W. Jay
Batra dkk.
Pengertian Drama
Drama adalah genre (jenis) sastra yang menggambarkan gerak kehidupan manusia. Istilah
untuk drama di masa penjajahan Belanda di Indonesia disebut tonil itu. Tonil kemudian diganti
dengan istilah-play yang dikembangkan oleh PKG Mangku VII. Drama berasal dari kode dalam
bahasa Jawa dan wara. Sandi berarti rahasia, sementara wara (warah) berarti mengajar. Maka
istilah menyiratkan ajaran teater yang dilakukan oleh simbol.
Pengertian Drama Menurut Para Ahli
Moulton, Drama adalah kisah hidup digambarkan dalam bentuk gerak (disajikan
langsung dalam tindakan).
Balthazar Vallhagen, Drama adalah seni yang menggambarkan alam dan sifat manusia
dalam gerakan.
Ferdinand Brunetierre, Menurut drama harus melahirkan keinginan oleh aksi atau
gerakan.
Budianta dkk (2002), Drama adalah genre sastra yang menunjukkan penampilan fisik
secara lisan setiap percakapan atau dialog antara pemimpin di sana.
Tim Matrix Media Literata, Drama adalah bentuk narasi yang menggambarkan
kehidupan dan alam manusia melalui perilaku (akting) yang dipentaskan.
Seni Handayani, Drama adalah bentuk komposisi berdasarkan dua cabang seni, seni
sastra dan seni pertunjukan sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam
bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan.
Wildan, Drama adalah komposisi berdasarkan beberapa cabang seni, sehingga drama
dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan.
Anne Civardi, Drama adalah sebuah kisah yang diceritakan melalui kata-kata dan
gerakan.
Menurut KBBI : drama memiliki beberapa pengertian. Pertama, drama diartikan sebagai
komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak
melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Kedua, cerita atau kisah
terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan
teater. Ketiga, kejadian yan menyedihkan.
Bentuk-bentuk Drama
1. Berdasarkan bentuk sastra cakapannya, drama dibedakan menjadi dua
1. Drama puisi, yaitu drama yang sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi
atau menggunakan unsur-unsur puisi.
2. Drama prosa, yaitu drama yang cakapannya disusun dalam bentuk prosa.
2. Berdasarkan sajian isinya
1. Tragedi (drama duka), yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau muram, yang
terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tidak menguntungkan. Keadaan tersebut
mengantarkan tokoh pada keputusasaan dan kehancuran. Dapat juga berarti drama serius
yang melukiskan tikaian di antara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa, yang berakhir
dengan malapetaka atau kesedihan.
2. Komedi (drama ria), yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, walaupun selorohan di
dalamnya dapat bersifat menyindir, dan yang berakhir dengan bahagia.
3. Tragikomedi (drama dukaria), yaitu drama yang sebenarnya menggunakan alur dukacita
tetapi berakhir dengan kebahagiaan.
3. Berdasarkan kuantitas cakapannya
1. Pantomim, yaitu drama tanpa kata-kata
2. Minikata, yaitu drama yang menggunakan sedikit sekali kata-kata.
3. Doalogmonolog, yaitu drama yang menggunakan banyak kata-kata.
4. Berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni lainnya
1. Opera/operet, yaitu drama yang menonjolkan seni suara atau musik.
2. Sendratari, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi.
3. Tablo, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi.
5. Bentuk-bentuk lain
1. Drama absurd, yaitu drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar konversi alur,
penokohan, tematik.
2. Drama baca, naska drama yang hanya cocok untuk dibaca, bukan dipentaskan.
3. Drama borjuis, drama yang bertema tentang kehidupan kam bangsawan (muncul abad
ke-18).
4. Drama domestik, drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa.
5. Drama duka, yaitu drama yang khusus menggambarkan kejathan atau keruntuhan tokoh
utama
6. Drama liturgis, yaitu drama yang pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian
gereja (di Abad Pertengahan).
7. Drama satu babak, yaitu lakon yang terdiri dari satu babak, berpusat pada satu tema
dengan sejumlah kecil pemeran gaya, latar, serta pengaluran yang ringkas.
8. Drama rakyat, yaitu drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festival rakyat
yang ada (terutama di pedesaan).
Hakikat Drama
Drama sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang berarti berbuat, bertindak, dan
sebagainya. Kata drama dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan. Secara umum,
pengertian drama merupakan suatu karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dan dengan
maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dapat dikenal dengan
istilah teater. Drama juga dapat dikatakan sebagai cerita yang diperagakan di panggung dan
berdasarkan sebuah naskah.
Pada umumnya, drama memiliki 2 arti, yaitu drama dalam arti luas serta drama dalam arti sempit.
Pengertian drama dalam arti luas adalah semua bentuk tontonan atau pertunjukkan yang
mengandung cerita yang ditontonkan atau dipertunjukkan di depan khalayak umum. Sedangkan
pengertian drama dalam arti sempit ialah sebuah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang
diproyeksikan di atas panggung.
Prolog
Seorang murid baru (Nisya) pindahan dari Jakarta sedang memasuki gerbang sekolah,tiba-tiba
datanglah Katrin.
Drama cenderung memiliki pengertian ke seni sastra. Didalam seni sastra, drama setaraf denagn
jenis puisi, prosa/esai. Drama juga berarti suatu kejadian atau peristiwa tentang manusia. Apalagi
peristiwa atau cerita tentang manusia kemudian diangkat kesuatu pentas sebagai suatau bentuk
pertunjukan maka menjadi suatu peristiwa Teater. Kesimpulan teater tercipta karena adanya
drama.
Struktur Drama
1. Tema, tema merupakan gagasan sentral yang menjadi dasar disusunya atau dibuatnya
drama;
2. Plot atau alur, merupakan jalinan cerita dari awal sampai akhir cerita. Jalinan cerita ini berupa
jalannya cerita dalam drama yang berupa permasalahan, konflik, klimaks cerita atau
permasalahan, dan akhir atau penyelesaian permasalahan;
3. Penokohan dan perwatakan, penokohan atau perwatakan merupakan jati diri seorang tokoh.
Apakan seoarang tokoh itu baik, jahat, buruk, pendengki atau memiliki watak lainya.
Perwatakan atau penokohan dalam pementasan drama dapat dilihat secara langsung oleh
penonton pementasan tersebut dari sikap, ucapan, tingkah laku, suara serta tingkah laku
lainya.
Namun secara teori, drama sendiri mengungkapkan penokohan atau perwatakan yang dimiliki
seorang tokoh yang dilakukan secara eksplisit dan implisit. Eksplisit dari pendapat atau
komentar tokoh lain dalam cerita, dan implisit dari tingkah polah tokoh itu sendiri;
4. Dialog, dialog atau percakapan merupakan unsure utama yang membedakan drama dengan
cerita lain. Dialog dalam drama merupakan dialog yang digunaknan dalam kehidupan sehari-
hari sesuai hakikat drama yang merupkan tiruan kehidupan masyarakat.
Dialog merupakan hal yang sangat vital bagi sukses tidaknya sebuah drama yang
dipentaskan, apabila pemeran tokoh dapat menyampaikan dialog dengan penuh penghayatan
niscaya keindahan dan tujuan pementasan dapat tercapai;
5. Setting, setting merupakan latar terjadinya cerita. Setting meliputi setting waktu, setting waktu
tempat, dan setting ruang;
6. Amanat, merupakan pesan yang hendak disampaikan pengarang lewar drama yang
diciptakan. Amanat sebuah drama dapat kita ketahui setelah kita mengapresiasi drama
tersebut;
7. Petunjuk teknis, petunjuk teknis merupakan petunjuk mementaskan atau
mengaudiovisualkan naskah drama. Petunjuk teknis juga biasa disebut teks samping;
8. Drama sebagai interpretasi kehidupan, unsur ini bukan merupakan unsure fisik melainkan
lebih pada unsure idea atau pandangan dasar dalam menyusun drama yang merupakan tiruan
kehidupan manusia atau miniature kehidupan manusia yang dipentaskan.
Bermain Peran
Ada 2 teknik bermain peran yakni:
1. Teknik menghapal, dapat dilakukan dengan menghapalkan teks naskah drama yang sudah
jadi. Sudah dalam bentuk dialog-dialog.
2. Teknik improvisasi, kita cukup memahami jalan cerita saja sedangkan dialog disusun secara
spontan di atas panggung. Improvisasi adalah gerakan, vocal akan perilaku pemeran dalam
pementasan drama yang dilakukan secara spontan terlepas dari naskah drama.