Anda di halaman 1dari 7

Nama : Nada Hilma Husnia

NIM : 152201058

Kelas : B (S1 Kebidanan Reguler transfer)

SISTEM RUJUKAN

A. Sistem Rujukan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus penyakit atau
masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal
dalam arti satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan
lainnya, maupun secara horisontal dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang
sama.
1. Sifat Rujukan
Secara umum, rujukan dilakukan apabila tenaga dan perlengkapan di suatu
fasilitas kesehatan tidak mampu menatalaksana komplikasi yang mungkin terjadi.
Dalam pelayanan kesehatan maternal dan perinatal. Berdasarkan sifatnya, rujukan
dibedakan menjadi:
a. Rujukan kegawatdaruratan
Rujukan kegawatdaruratan adalah rujukan yang dilakukan sesegera mungkin
karena berhubungan dengan kondisi kegawatdaruratan yang mendesak.
b. Rujukan berencana
Rujukan berencana adalah rujukan yang dilakukan dengan persiapan yang
lebih panjang ketika keadaan umum ibu masih relative lebih baik, misalnya
dimasa antenatal atau awal persalinan ketika didapati resiko komplikasi.
Karena tidak dilakukan dalam kondisi gawat darurat, rujukan ini dapat
dilakukan dengan pilihan modalitas transportasi yang lebih beragam, nyaman,
dan aman bagi pasien.
2. Tingkatan Rujukan
Tingkatan rujukan berdasarkan pada bentuk pelayanan :
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care).
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan
dan masyarakat sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi
kesehatan. Oleh karena jumlah kelompok ini didalam suatu populasi sangat
besar (kurang lebih 85%), pelayanan yang diperlukan oleh kelompok ini
bersifat pelayanan kesehatan dasar (basib health services). Bentuk pelayanan
ini di Indonesia adalah puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling
dan balkesmas.
b. Pelayanan Kesehatan tingkat kedua (secondary health services)
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang
memerlukan perawatan nginap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh
pelayanan kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini misalnya Rumah Sakit tipe
C dan D dan memerlukan tersedianya tenaga spesialis
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services)
Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien
yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder.
Pelayanan sudah komplek, dan memerlukan tenaga-tenaga super spesialis.
Contoh di Indonesia: RS tipe A dan B.
3. Keperluan dalam Rujukan
a. Bidan
Pastikan bahwa ibu dan/atau bayi baru lahir didampingi oleh penolong
persalinan yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk menatalaksana
kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir untuk dibawa ke fasilitas
rujukan
b. Alat
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas dan
bayi baru lahir (tabung suntik, selang IV, dll) bersama ibu ke tempat rujukan.
Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu
melahirkan sedang dalam perjalanan.
c. Keluarga
Beri tahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan/atau bayi dan
mengapa ibu dan/atau bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan
keperluan upaya rujukan tersebut. Suami atau anggota keluarga yang lain
harus menemani ibu dan/atau bayi baru lahir ke tempat rujukan.
d. Surat
Berikan surat ke tempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi
mengenai ibu dan/atau bayi baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan uraikan
hasil pemeriksaan, asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu dan/atau bayi
baru lahir. Lampirkan partograf kemajuan persalinan ibu pada saat rujukan.
e. Obat
Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke tempat rujukan. Obat-
obatan mungkin akan diperlukan selama perjalanan.
f. Kendaraan
Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam
kondisi yang cukup nyaman. Selain itu pastikan bahwa kondisi kendaraan itu
cukup baik untuk. mencapai tempat rujukan dalam waktu yang tepat.
g. Uang
Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk
membeli obat-obatan yang diperiukan dan bahan-bahan kesehatan lain yang
diperlukan selama ibu dan/atau bayi baru lahir tinggal di fesilitas rujukan.
h. Darah
Siapkan darah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien.
Keperluan untuk merujuk ibu dapat diringkas menjadi BAKSOKUDA (Bidan,
Alat, Keluarga, Surat, obat, Kendaraan, Uang dan Darah).
4. Perencanaan Rujukan
a. Komunikasikan rencana merujuk dengan ibu dan keluarganya, karena rujukan
harus mendapatkan persetujuan dari ibu dan/ keluarga. Tenaga kesehatan
perulu memberikan kesempatan, apabila situasi memungkinkan untuk
menjawab pertimbangan dan pertanyaan ibu serta keluarganya. Beberapa hal
yang disampaikan sebaiknya meliputi:
 Diagnosis dan tindakan medis yang diperlukan
 Alasan untuk merujuk ibu
 Resiko yang dapat timbul bila rujukan tidak dilakukan
 Resiko yang dapat timbul selama rujukan dilakukan
 Waktu yang tepat untuk merujuk dan durasi yang dibutuhkan untuk
merujuk
 Tujuan rujukan
 Modalitas dan cara transportasi yang digunakan
 Nama tenaga kesehatan yang akan menemani ibu
 Jam operasional dan nomor telepon rumah sakit/pusat layanan
kesehatan yang dituju
 Perkiraan lamanya waktu perawatan
 Perkiraan biaya dan system pembiayaan (termasuk dokumen
kelengkapan untuk jampersal, jamkesmas, atau asuransi kesehatan)
 Petunjuk arah dan cara menuju tujuan rujukan dengan menggunakan
modalitas transportasi lain
 Pilihan akomodasi untuk keluarga
b. Hubungi pusat layanan kesehatan yang menjadi tujuan rujukan dan sampaikan
kepada tenaga kesehatanyang akan menerima pasien hal-hal berikut:
 Indikasi rujukan
 Kondisi ibu dan janin
 Rencana terkait prosedur teknis rujukan (termasuk kondisi lingkungan
dan cuaca menuju tujuan rujukan)
 Kesiapan sarana dan prasarana di tujuan rujukan
 Penatalaksanaan yang sebaiknya dilakukan selama dan sebelum
transportasi, berdasarkan pengalaman-pengalaman rujukan sebelumnya
c. Hal yang dicatat oleh pusat layanan kesehatan yang akan menerima pasien:
 Nama pasien
 Nama tenaga kesehatan yang merujuk
 Indikasi rujukan
 Kondisi ibu dan janin
 Penataaksanaan yang telah dilakukan sebelumnya
 Nama dan prosfesi tenaga kesehatan yang mendampingi pasien
d. Saat berkomunikasi lewat telepon, pastikan hal-hal tersebut telah dicatatn dan
diketahui oleh pusat layanan kesehatan yang akan menerima pasien.
e. Lengkapi dan kirim berkas-berkas berikut sesegera mungkin:
 Formulir rujukan pasien (minimal berisi identitas ibu, hasil
pemeriksaan, diagnosis kerja, terai yang telah diberikan. Tujuan
rujukan, serta nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberi
pelayanan)
 Fotokopi rekam medis kunjungan antenatal
 Fotokopi rekam medis yang berkaitan dengan kondisi saat ini
 Hasil pemeriksaan penunjang
 Berkas-berkas lain untuk pembiayaan menggunakan jaminan kesehatan
f. Pastikan ibu yang dirujuk telah menggunakan gelang identifikasi,
g. Bila terdapat indikasi, pasien dapat dipasang jalur intravena dengan kanul
berukuran 16 atau 18.
h. Mulai penatalaksanaan dan pemberian obat-obatan sesuai indikasi segera
setelah berdiskusi dengan tenaga kesehatan di tujuan rujukan. Semua
resusitasi, penanganan kegawatdaruratan dilakukan sebelum memindahkan
pasien.
i. Periksa kelengkapan alat dan perlengkapan yang akan digunakan untuk
merujuk, dengan mempertimbangkan juga kemungkinan yang dapat terjadi
selama transportasi.
j. Selalu siap sedia untuk kemungkinan terburuk.
k. Nilai kembali kondisi pasien sebelum merujuk.
l. Catat dengan jelas semua hasil pemeriksaan berikut nama tenaga kesehatan
dan jam pemeriksaan terakhir.
B. Contoh Kasus Rujukan Masa Nifas (Tetanus)
1. Definisi
Tetanus merupakan penyakit yang langka dan fatal yang mempengaruhi susunan
saraf pusat dan menyebabkan kontraksi otot yang nyeri.
2. Diagnosis
a. Trismus
b. Kaku kuduk, wajah
c. Punggung melengkung
d. Perut kaku seperti papan
e. Spasme spontan
3. Faktor predisposisi
a. Imunisasi tidak lengkap/ tidak imunisasi
b. Luka tusuk
c. Sisa paku atau kayu yang menusuk tertinggal didalam
d. Adanya infeksi bakteri lainnya
4. Tatalaksana
a. Tatalaksana umum:
 Rujuk ibu ke rumah sakit
b. Tatalaksana khusus
 Selama persiapan rujukan
- Miringkan ibu ke samping agar tidak terjadi aspirasi.
- Jaga jalan nafas tetap terbuka.
- Atasi kejang dengan diazepam 10 mg IV selama 2 menit. Jauhkan ibu
dari bising dan cahaya.
- Pasang jalur intravena untuk memberikan cairan, jangan berikan cairan
lewat mulut.
- Berikan antibiotika benzyl penisilin 2 jt unit IV setiap 4 jam selama 48
jam. Lalu lanjutkan dengan ampisilin 500 mg 3 kali sehari selama 10
hari.
- Berikan anitoksin tetanus 3000 unit IM.
 Di fasilitas kesehatan yang lebih lengkap cari tahu dan singkirkan
penyebab infeksi (misalnya jaringan yang terinfeksi)
 Ventilasi mekanik mungkin diperlukan.
Daftar Pustaka

Kementrian Kesehatan RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan. Kementrian Kesehatan RI; 2013.

Buku pedoman Imunisasi Tetanus toksoid pada Wanita Usia Subur. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia; 2009.

http://manajemen-pelayanankesehatan.net/naskah-akademis-sistem-kesehatan-provinsi-
riau/bab-v-sistem-rujukan/

Anda mungkin juga menyukai