BIOKIMIA KLINIS
PERCOBAAN III
DISUSUN OLEH:
BATAM
2020
PEMERIKSAAN SEDIMEN URIN
BAB 1. PENDAHULUAN
Bobot jenis urin berhubungan erat dengan dieresis . makin kecil atau rendah bobot jenis
makin besar dieresis dan sebaliknya . bobot jenis urin adalah 1,005 – 1,026 pada suhu
kamar . Bj rendah biasanya dijumpai pada penyakit ginjal seperti glomerunofritis ,
defisiensi ADH , gangguan metabolik pada DM , hidrasi berat berkepanjangan ,
sebaliknya BJ urin tinggi di jumpai pada keadaan puasa dan glukosuria ( anonim ,
2012 ) .
Pada umumnya warna urin ditentukan oleh besarnya dieresis , makin besar dieresis
makin muda warna urin . biasanya warna normal urin berkisar antara kuning muda dan
kuning tua . warna urin disebabkan oleh beberapa macam zat warna , terutama urochrom
dan urobilin ( anonim , 2012 ) .
4. Pemeriksaan pH urin
Terjadinya kelainan pada pH urin dapat diakibatkan oleh infeksi saluran kencing .
Contoh : urin asam disebabkan oleh bakteri E.coli . urin basa karena perombakan ureum
menjadi amoniak oleh bakteri Proteus ( Shargel , 2002 )
Pada urin normal , tidak ditemukan eritrosit , sedangkan leukosit ditemukan dalam
jumlah kecil yaitu 0-5/LPK . adanya eritrosit dalam urin disebut hematuria sedangkan
leukosit yang melebihi batas normal disebut piuria (Sherwood, 2001 ) .
Urinalisis berguna untuk mendiagnosa penyakit ginjal dan infeksi saluran kemih dan
untuk mendeteksi penyakit gangguan metabolism yang tidak berhubungan dengan ginjal.
Banyak pemeriksaan rutin urinalisis dilakukan ditempat praktik dokter ( Joyce,1997 ) .
Dalam pemeriksaan sedimen yang diperiksa adalah zat sisa metabolisme yang berupa
kristal, granula termasuk juga bakteri. Dengan pemeriksaan sedimen maka keberadaan
suatu benda normal ataupun tidak normal yang terdapat dalam urin kita akan dapat
menunjukkan keadaan organ tubuh. Dalam urin yang ditemukan jumlah eritrosit jauh
diatas angka normal bisa menunjukkan terjadinya perdarahan di saluran kemih bagian
bawah. Begitu juga dengan ditemukannya kristal-kristal abnormal dapat diprediksi jika
seseorang beresiko terkena batu ginjal, karena kristal-kristal dalam urin merupakan
pemicu utama terjadinya endapan kristal dalam saluran kemih terutama ginjal yang
jika dibiarkan berlanjut akan membentuk (Djojodibroto, 2001)
Ca Fosfat
Asam Urat
Tuang Bronchus
Ca Oksalat
Leukosit
Eritrosit
Cystine
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai uji kandungan urin, yang merupakan cairan sisa
yang diekskresikan oleh ginjal dan kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui proses urinasi. Urin yang dikeluarkan tubuh terdiri dari berbagai unsu
seperti : air, protein, amoniak, glukosa, sedimen, dan sebagainya. Unsur-unsur
yang dikeluarkan dari urine tersebut sangat bervariasi perbandingannya pada
orang yang berbeda.
Urin adalah salah satu hasil ekskresi dari organ ginjal. Urin terbentuk
melalui 3 tahap yaitu proses filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi. Setelah ketiga
tahap tersebut selesai maka urin akan masuk ke pelvis/rongga => ureter =>
kantong urin/vesika urinaria => uretra dan selanjutnya akan dikeluarkan. Setiap
hasil ekskresi yang dikeluarkan oleh organ tertentu mengandung beberapa zat
seperti keringat: air, garam, urea, dll. Begitu juga dengan hasil ekskresi organ
ginjla yaitu urin. Untuk mengetahui kandungan yang ada dalam urin maka
dilakukan uji kandungan urin, yaitu:
1. Uji pH urin
Uji pH urin dilakukan dengan memasukkan kertas indicator pH universal ke
dalam urin dan mengamati perubahan warnanya. Ternyata urin yang diuji
mempunyai pH=8 yang artinya basa. Karena jika pH asam, pH=7 =>netral, pH>7
=>basa. Basa tersebut disebabkan adanya urea, amoniak dan beberapa zat lainnya
yang terkandung dalam urin yang mempunyai sifat basa. Seharusnya urin normal
bersifat netral (pH=7).
BAB V.PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Urine atau air seni atau air kencing merupakan cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui proses urinasi
2. Glukosa urine adalah gugus gula sederhana yang masih ada di urine
setelah melewati berbagai proses di ginjal. Kalau ada glukosa di urine,
berbahaya berarti ada yang tidak beres waktu proses urinisasi
3. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein
lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, misalnya protein
yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam
sistem imun sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon,
sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi
hara.
4. Evaluasi skrining terhadap fungsi ginjal dapat dilakukan dengan cara
urinanalisis menggunakan carik uji atau reagent strip.
5. Faktor yang utama terbentuknya formasi kristal tripel fosfat adalah
konsentrasi amoniak
5.2 Saran
Semoga kedepannya mahasiswa dapat memperhatikan dengan serius selama
praktikum berlangsung dan memahami apa saja yang di praktekkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Tuntunan Praktikum Kimia Klinik. Universitas Muslim Indondesia : Makassar.
Guyton. 2003. Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta.
Sherwood. 2001. Anatomi dan Fisiologi Manusia Untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran :
Jakarta.
LAMPIRAN