Anda di halaman 1dari 7

“ MAKALAH EKOSISTEM ”

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN


KESEHATAN JAKARTA II

KELOMPOK 1
TIM PENYUSUN
Amelia Damayanti
Arifah Elda Trisnantri
Lutfikar Irhamma
Ridho Afriansyah
Rizhandika Yulia Nurlisa
Syifa Fitriani
A. Pengertian Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga
suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan
hidup yang saling memengaruhi.

Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan


interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi
menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara
organisme dan anorganisme.

Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan


oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus
berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut
dengan hukum toleransi. Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu,
namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bamboo. Dengan
demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam
ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya. Berbeda dengan
makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena
kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam

B. Kaidah-Kaidah Ekosistem
1. Suatu ekosistem diatur dan dikendalikan secara ilmiah

2. Suatu ekosistem mempunyai daya kemampuan yang secara optimal dalam keadaan
berimbang. Di atas kemampuan tersebut ekosistem tidak lagi terkendali, dengan akibat
menimbulkan perubahan-perubahan lingkungan atau krisis lingkungan yang tidak lagi
berada dalam keadaan lestari bagi kehidupan organisme.

3. Terdapat interaksi antara seluruh unsur-unsur lingkungan yang saling mempengaruhi


dan bersifat timbal balik

4. Interaksi terjadi antara:

Komponen komponen biotis dengan komponen komponen abiotis

Sesama komponen biotik

Sesama komponen komponen abiotik


5.Interaksi itu selalu terkontrol menurut dinamika yang stabil, untuk mencapai suatu
optimum mengikuti setiap perubahan yang dapat ditimbulkan terhadapnya dalam ukuran
batas-batas kesanggupannya.

6. Setiap ekosistem memiliki sifat-sifat yang khas di samping yang umum secara
bersama-sama dengan ekosistem lainnya mempunyai peranan terhadap ekosistem
keseluruhannya (biosfer).

7. Tiap ekosistem tergantung dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor, tempat, waktu dan
masing masing membentuk basis-basis perbedaan di antara ekosistem itu sendiri sebagai
pencerminan sifat-sifat yang khas.

8. Antara satu dengan lainnya, tiap-tiap ekosistem juga mengikutsertakan diri untuk
memilih interaksinya pula secara tertentu.

C. Komponen Penyusun Ekosistem


Komponen Biotik

Komponen biotik adalah komponen hidup yang ada pada suatu ekosistem.
Komponen hidup ini meliputi tumbuhan, hewan, jamur, dan mikroorganisme. Makhluk
hidup dalam ekosistem tersusun dalam organisasi kehidupan mulai dari yang sederhana
hingga kompleks. Organisasi kehidupan makhluk hidup adalah sebagai berikut.
 Individu, merupakan unit satuan terkecil dalam ekosistem. Individu adalah satu makhluk
hidup tunggal misalnya seekor ikan, seekor katak, dan sebatang rumput.
 Populasi, merupakan kumpulan dari individu-individu yang sejenis. Misalnya adalah
sekelompok rusa, sekelompok singa, dan serumpun bambu.
 Komunitas, merupakan kumpulan dari beberapa populasi yang menempati tempat
tertentu. Misalnya adalah suatu padang rumput yang dihuni sekumpulan rusa,
sekumpulan burung, dan sekumpulan singa.
 Ekosistem, adalah interaksi antara makhluk hidup dan benda tak hidup yang ada di suatu
tempat tertentu. Misalnya ekosistem sungai, ekosistem padang rumput, dan ekosistem
hutan. Istilah ekosistem pertamakali diungkapkan oleh Tansley pada tahun 1935.

Makhluk hidup beraktivitas dan mencari makan pada suatu tempat tertentu yang disebut
habitat. Makhluk hidup juga memiliki status fungsional yang berhubungan dengan tempat
tinggal, tingkah laku, dan sifat-sifat khas lainnya yang disebut dengan niche/relung
Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan sesuatu di luar makhluk hidup yang ada di tempat
tertentu. Komponen-komponen abiotik pada suatu ekosistem adalah sebagai berikut.

 Cahaya, merupakan komponen abiotik yang sangat penting dan berperan sebagai sumber
energi utama di bumi. Cahaya merupakan sumber energi untuk terjadinya fotosintesis
yang membuat tumbuhan mampu menghasilkan makanan sendiri (organisme autotrof).
Hewan tidak dapat hidup tanpa tumbuhan, dan tumbuhan tidak dapat bertahan tanpa
cahaya matahari.
 Suhu (meliputi panas dan dingin) sangat berpengaruh pada ekosistem. Suhu yang terlalu
tinggi dapat mematikan organisme. Misalnya saja, suhu gurun yang sangat tinggi dapat
menyebabkan hewan menjadi dehidrasi dan mati. Suhu yang terlalu rendah juga dapat
memberikan dampak negatif bagi hewan dan tumbuhan yang tidak terbiasa. Hewan dan
tumbuhan memiliki batas toleransi tertentu terhadap perubahan suhu yang dapat
diterimanya.
 Air, adalah molekul pelarut dan penyusun tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup yang
kekurangan air dapat dehidrasi dan akhirnya mati. Air juga menjadi habitat temat tinggal
banyak organisme seperti ikan, udang, berudu, dan lain-lain.
 Udara yang dihirup makhluk hidup menjadi sumber kehidupan bagi makhluk hidup
tersebut. oksigen di dalam udara berperan dalam proses menghasilkan energi. Karbon
dioksida digunakan tumbuhan sebagai bahan baku fotosintesis untuk menghasilkan
karbohidrat.
 Topografi atau tinggi dan rendahnya suatu wilayah tertentu juga mempengaruhi makhluk
hidup. Tempat yang tinggi akan memiliki kadar oksigen yang lebih rendah dan suhu yang
lebih dingin. Suhu dan kadar oksigen sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
organisme.
 Tanah, adalah tempat hidup tumbuhan dan beberapa hewan tanah. Tanah menjadi tempat
mengikat air dan mineral yang akan diserap tumbuhan untuk dapat hidup dan melakukan
proses fotosintesis dan proses-proses lainnya.
D. Pengertian Homeostatis Dan Kelentingan

HOMEOSTATIS
Ekosistem mempunyai keteraturan sebagai wujud dari kemampuan
ekosistem dalam memelihara diri sendiri, dan dengan sendirinya mengadakan
keseimbangan kembali. Keseimbangan yang terdapat dalam suatu ekosistem
disebut homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai
perubahan dalam sistem secara keseluruhan (Resosoedarmo dkk., 1986).
Homestatis berasal dari kata homeo yang berarti sama dan statis artinya
berdiri. Oleh karena itu, homeostatis sesungguhnya berarti kestabilan yang
dinamis, karena perubahan perubahan yang terjadi pada ekosistem akan tetap
mengarah kepada tercapainya keseimbangan yang baru.
Keseimbangan ekosistem diatur oleh berbagai faktor yang rumit. Faktor
faktor yang terlibat dalam mekanisme keseimbangan ekosistem antara lain
mencakup mekanisme yang mengatur penyimpanan bahan bahan, pelepasan hara,
pertumbuhan organisme dan populasi, proses produksi, serta dekomposisi bahan
bahan organik.
Dalam keseimbangan ekosistem dikenal istilah daya tahan ekosistem. Daya
tahan ini berbanding lurus dengan umur ekosistem itu sendiri. Ekosistem yang
muda tentu memiliki daya tahan yang lebih rendah dibandingkan dengan
ekosistem yang telah dewasa (tua). Daya tahan ekosistem yang besar menunjukkan
bahwa ekosistem mampu menghadapi gangguan, sehingga perubahan-perubahan
yang terjadi akibat gangguan itu masih ditolerir bahkan ekosistem mampu pulih
kembali dan menuju kepada kondisi keseimbangan.

KELENTINGAN
Berkaitan dengan daya tahan ekosistem seperti tersebut, di dalam ekologi
terdapat istilah yang dikenal sebagai daya lenting ekosistem.
Daya lenting atau resilience menunjukkan kemampuan ekosistem untuk
pulih setelah terkena gangguan. Makin cepat kondisi ekosistem itu pulih berarti
makin pendek masa pulih. Semakin besar gangguan yang dapat ditanggulangi oleh
suatu ekosistem berarti daya lenting ekosistem tersebut juga makin tinggi.
Menurut Irwan (1992), daya lenting merupakan sifat suatu ekosistem yang
memberikan kemungkinan ekosistem tersebut pulih kembali ke keseimbangan
semula setelah mengalami gangguan.
Oleh karena itu, suatu ekosistem yang mendapat gangguan kemungkinan
kembali pada kondisi keseimbangan seperti semula atau juga berkembang menuju
kepada keseimbangan baru yang berbeda dengan kondisi awal, hal demikian
bergantung kepada besar kecilnya gangguan yang dialami dan bergantung kepada
besar kecilnya daya lenting yang dimiliki oleh ekosistem.
Adapun dengan gangguan yang jauh melampaui daya lenting suatu
ekosistem, akan menciptakan dinamika yang mengarah kepada terbentuknya
kondisi ekosistem yang menyimpang atau berbeda dengan ekosistem sebelumnya.

E. Mekanisme Terjadinya Keseimbagan Dalam Ekosistem


Secara umum, penyebab terganggunya keseimbangan ekosistem atau lingkungan
dibagi ke dalam dua garis besar, yakni:

 Faktor penyebab yang terjadi sebagai akibat bencana alam. Misalnya saja
terjadinya banjir, terjadinya gempa bumi, gunung yang meletus, bencana
tsunami, dan masih banyak lagi lainnya. Bencana yang terjadi secara
alamiah ini akan memicu kacaunya keseimbangan ekosistem yang
berdampak pada kacaunya interaksi komponen-komponen di dalam
ekosistem tersebut.
 Faktor penyebab yang terjadi akibat ulah manunsia. Tindakan yang
dilakukan oleh anusia bisa memicu terganggunya keseimbangan di dalam
lingkungan ekosistem. Contoh dari kegiatan manusia yang merusah
ekosistem adalah
- Kegiatan penambangan pohon juga pembakaran hutan. Dua kegiatan ini
bisa menimbulkan kerusakan yang sangat serius bagi ekosistem. Tak
hanya menyebabkan banjir juga longsor, berkurangnya pohon yang
merupakan paru-paru dunia ini akan membuat iklim di bumi terganggu.
- Perburuan hewan yang tak terkendali. Terkadang banyak manusia yang
menangkap hewan hanya untuk dipelihara dan dijual demi tujuan
komersil misalnya bahan garmen dan semacamnya. Hal ini sangat buruk
dan berdampak pada kelangkaan hewan tertentu. Hilangnya satu
organisme hewan dalam satu lingkungan akan berdampak pada
keseimbangan ekosistem.
- Kegiatan pemakaian pupuk yang berlebihan. Aktivitas pertanian
manusia juga terkadang bisa mengganggu keseimbangan alam.
Penggunaan pupuk alami tidak membahayakan organisme lainnya
sementara itu penggunaan pupuk buatan atau insektisida misalnya, jika
digunakan secara berlebihan akan berbahaya bagi organisme lainnya
misalnya saja burung yang tidak mengganggu tanaman sama sekali.
- Kegiatan pembuangan sampah juga limbah. Sebut saja limbah dari
rumah tangga, transportasi, pertanian, hingga limbah industri. Apabila
tidak diurai secara cermat makan limbah dan sampah ini akan
mengganggu keseimbangan ekosistem dan mengancam nyawa
organisme lainnya.
- Kegiatan yang mencemari lingkungan. Cakupan poin ini adalah
pencemaran terhadap tanah, pencemaran terhadap udara, pencemaran
terhadap suara, dan juga pencemaran terhadap air. Pencemaran tanah
terjadi dengan cara menciptakan limbah yang tak bisa diurai hingga
ribuan tahun lamanya, misalnya saja plastik. Pencemaran suara misalnya
oleh suara bising yang merusak pendengaran organisme. Pemcemaran
air misalnya dengan masuknya bahan padat maupun cair di dalam air
yang membahayakan organisme di dalam air. Sedangkan pencemaran
udara adalah masuknya berbagai polutan ke udara baik itu dari asap
kendaraan, debu juga jelaga.

Anda mungkin juga menyukai